Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Ahad, 2 Jun 2013

Bab 170 Apa-Apa Yang diucapkan apabila seseorang itu menaiki kenderaannya untuk berpergian




Allah Taala berfirman:

Yang Bermaksud : “Allah menjadikan untukmu semua kapal dan binatang ternak itu sebagai kenderaan untukmu, agar supaya engkau semua dapat duduk di atas punggungnya, kemudian ingatlah akan kenikmatan Tuhanmu, ketika engkau semua telah tetap di atasnya dan supaya engkau mengucapkan yang ertinya: "Maha Suci Zat Allah yang telah menundukkan semua ini untuk kita dan kita semua tidak dapat mengendalikannya  kecuali dengan pertolongan Tuhan. Dan sesungguhnya kita semua akan kembali kepada Tuhan kita."
(az-Zukhruf: 12-14)

969. Daripada Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahawasanya Rasulullah s.a.w. apabila berada di atas punggung untanya untuk keluar bepergian, maka beliau s.a.w. itu bertakbir dulu sebanyak tiga kali, kemudian mengucapkan yang ertinya: "Maha Suci Zat Allah yang menundukkan kenderaan ini pada kita dan kita tidak kuasa rnengendalikannya melainkan dengan pertolongan Allah dan sesungguhnya kita akan kembali kepada Allah. Ya Allah, sesungguhnya kita memohonkan kepadaMu dalam bepergian kita ini akan kebajikan dan ketakwaan juga apa-apa yang Engkau redhai dari amal perbuatan. Ya Allah, mudahkanlah segala sesuatu untuk kita dalam bepergian kita ini dan lipatlah, dekatkanlah mana-mana yang jauh. Engkau adalah kawan dalam perjalanan, pengganti yang mengawas-awasi dalam keluarga. Ya Allah, sesungguhnya saya mohon perlindungan kepadaMu dari kesukaran perjalanan, kesedihan, pandangan dan buruknya keadaan ketika kembali, baik mengenai harta, keluarga ataupun anak."

Selanjutnya apabila beliau s.a.w. kembali lalu mengucapkan kalimat-kalimat di atas itu pula dan menambahkan dengan ucapan yang ertinya:

"Kita telah kembali, kita semua bertaubat kepada Allah, menyembah kepada Tuhan kita serta mengucapkan puji-pujian padaNya."
(Riwayat Muslim)

970. Daripada Abdullah bin Sarjis r.a., katanya:

Yang Bermaksud : "Rasulullah s.a.w. itu apabila bepergian, beliau s.a.w. mohon perlindungan kepada Allah daripada kesukaran perjalanan, kesedihan keadaan waktu kembali, adanya kekurangan sesudah berlebihan, juga dari doa orang yang teraniaya, buruknya pandangan dalam keluarga dan harta."
(Riwayat Muslim)

Demikianlah yang terdapat dalam kitab Shahih Muslim, iaitu Alhaur ba'dal kaun dengan nun, demikian pula yang diriwayatkan Oleh Imam-imam Termidzi dan Nasa'i. ImamTermidzi mengatakan: "Ada yang meriwayatkan dengan lafaz alkaur dengan ra' dan keduanya itu mempunyai wajah masing-masing."
Para alim ulama berkata: "Maknanya dengan nun dan ra' semuanya ialah kembali dari ketetapan dan kelebihan menjadi kekurangan." Mereka mengatakan: "Riwayat ra' - kaur - itu diambil dari kata mentakwirkan sorban ertinya ialah melipat dan mengumpulkannya, sedang riwayat nun ialah dari kata kaun, sebagai mashdarnyakana yakunu kaunan, jikalau didapatkan dan menetap."

971. Daripada Ali bin Rabi'ah, katanya:

"Saya menyaksikan Ali bin Abu Thalib r.a. diberi seekor kenderaan untuk dinaiki olehnya. Ketika ia meletakkan kakinya pada sanggurdi, ia berkata yang ertinya: "Dengan nama Allah (Bismillah)." Setelah berada di punggungnya, lalu mengucapkan yang ertinya: "Segenap puji bagi Allah yang menundukkan kenderaan ini untuk kita dan kita tidak kuasa mengendalikannya tanpa pertolongan Allah. Sesungguhnya kita akan kembali kepadaNya." Selanjutnya ia mengucapkan yang ertinya: "Segenap puji bagi Allah (Alhamdulillah)," tiga kali. Seterusnya mengucapkan yang ertinya: "Allah adalah Maha Besar (Allahu Akbar)," tiga kali. Kemudian mengucapkan pula yang ertinya: "Maha Suci Engkau, sesungguhnya saya menganiaya diri saya sendiri, maka berikanlah pengampunan kepada saya, sesungguhnya saja tidak ada yang dapat memberikan pengampunan melainkan Engkau."
Setelah mengucapkan semua itu lalu Ali r.a. ketawa. Kepadanya ditanyakan: "Ya Amirul mukminin, mengapa anda ketawa?" la menjawab: "Saya pernah melihat Nabi s.a.w. mengerjakan sebagaimana yang saya kerjakan itu, lalu beliau s.a.w. ketawa. Saya bertanya: "Ya Rasulullah, kerana apakah Tuan ketawa?" Beliau s.a.w. menjawab:
"Sesungguhnya Tuhanmu yang Maha Suci itu merasa hairan terhadap hambaNya apabila ia mengucapkan: "Ampunkanlah untukku dosa-dosaku," ia mengetahui bahawasanya memang tidak ada yang kuasa mengampuni dosa selain daripadaKu."

Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Daud serta Termidzi dan Termidzi mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan, sedang dalam sebahagian naskah dianggap hasan shahih. Hadis seperti di atas adalah lafaznya Imam Abu Daud.






















Tiada ulasan:

Catat Ulasan