Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Selasa, 14 Januari 2014

O 35 : LIMA PERKARA YANG RASULULLAH SAW TAKUTI

Sesungguhnya Rasul kita yang mulia Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam adalah merupakan uswah, menjadi tauladan dalam kehidupan kita.

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِير

Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suatu tauladan yang baik bagimu (iaitu) bagi orang-orang yang mengharapkan rahmat Allah dan keselamatan di hari kiamat dan banyak mengingat Allah.
(Surah 33,  AL AHZAB  : ayat 21)

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan kepada umatnya perkara-perkara yang diperintahkan oleh Allah dan mempraktikkannya agar umatnya dapat mengamalkannya. Di antaranya adalah doa setelah tasyahud akhir sebelum salam. Doa itu sentiasa Rasulullah ajarkan kepada umatnya agar sentiasa dibaca setiap sebelum salam. Begitu pentingnya hal ini sehingga disunnahkan setiap kali solat untuk berdoa memohon perlindungan kepada Allah dari empat perkara, iaitu :

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ، وَمِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ  ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ

Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksaan kubur, siksa neraka Jahanam, fitnah kehidupan dan setelah mati, serta dari kejahatan fitnah Almasih Dajjal.
(HR. Bukhari-Muslim)

Dalam riwayat yang lain,

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ . اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ

Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksa kubur. Aku berlindung kepadaMu dari fitnah Almasih Dajjal. Aku berlindung kepadaMu dari fitnah kehidupan dan sesudah mati. Ya Allah, Sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari perbuatan dosa dan hutang.”
(HR. Bukhari-Muslim)

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menganjurkan kepada umat beliau untuk memohon perlindung dari empat perkara ini di setiap kali kita solat dan diulang-ulang setiap harinya. Hal ini menunjukkan betapa penting dan agungnya doa ini.

Yang pertama, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam berlindung dari azab Jahanam.

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ

Jahannam, ia adalah merupakan tempat kembali seburuk-buruknya tempat kembali. Neraka Jahanam yang disebutkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam memiliki panas 70 kali lipat dari api dunia. Hal itu telah digambarkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,

(Panasnya) api yang kalian (Bani Adam) nyalakan di dunia ini merupakan sebahagian dari tujuh puluh bahagian panasnya api neraka Jahanam.” Para sahabat bertanya, “Demi Allah, api dunia itu sudah cukup wahai Rasulullah!” Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “sesungguhnya panasnya api neraka melebihi panas api dunia sebanyak enam puluh kali lipat.”
(HR. Muslim no. 2843)

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam kemudian menyebutkan betapa seramnya azab neraka. Penduduknya dijadikan berbadan sebesar-besarnya sampai-sampai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan bahawasanya gigi penduduk neraka sebesar Gunung Uhud. Yang demikian itu agar penduduk neraka lebih merasakan azab.

Daripada Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

Jarak antara kedua pundak orang kafir (di neraka) seperti jarak orang yang menaiki kenderaan dengan cepat selama tiga hari.
(HR. Bukhari : 5661, Muslim : 2582).

Daripada Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam  bersabda,

(Besar) gigi geraham orang kafir atau gigi taringnya (di neraka) seperti gunung uhud, dan tebal kulitnya sejarak perjalanan tiga hari.
(HR. Muslim : 2851).

Kulit mereka yang begitu tebal dibakar dengan api yang menyala-nyala hingga kulit itupun hangus. Dan apabila kulit itu hangus lalu Allah akan menggantinya dengan kulit yang lain.

Allah Taala berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُواْ بِآيَاتِنَا سَوْفَ نُصْلِيهِمْ نَاراً كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُودُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُوداً غَيْرَهَا لِيَذُوقُواْ الْعَذَابَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَزِيزاً حَكِيماً

Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan ke dalam neraka. Setiap kulit tubuh mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, agar mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” 
(Surah 4,. An-Nisa : ayat 56)

Maka dari itu, sudah selayaknya kita berlindung kepada Allah dari  keburukan azab neraka jahanam.

Yang kedua, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam berlindung dari azab kubur.

وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ

Azab kubur merupakan kehidupan akhirat yang pertama kali. Azab kubur adalah penentuan bagi seorang hamba. Jika ia selamat di dalam kuburnya, maka ia akan lebih selamat lagi di hari akhirat kelak. Dan sebaliknya, apabila ia tidak selamat di dalam kuburnya, lebih-lebih dia tidak akan selamat di dalam kehidupan akhirat kelak.
Pada saat Uthman bin Affan radhiyallahu ‘anhu melihat kuburan ketika berziarah, beliaupun menangis. Lalu ditanya oleh sahabatnya, ”Wahai Uthman, dituturkan syurga neraka engkau tidak menangis, sekarang melihat kuburan engkau menangis!” Uthman menjawab, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam pernah berkata,

Kuburan adalah rintangan pertama kali akhirat, siapa yang sekarang berhasil di situ setelahnya lebih mudah, siapa yang celaka di situ, maka setelahnya akan lebih susah. Tidaklah aku melihat suatu pandangan yang lebih mengerikan dibandingkan kuburan.
(HR. Ahmad-Tirmidzi)

Maka sudah sepatutnya kita berlindung dari azab kubur. Dan sudah sepatutnya pula kita berlindung kepada Allah Subhanahu wa Taala sambil kita menjauhi perkara-perkara yang dapat menyebabkan kita diazab di dalam kubur. Tahukah engkau wahai saudariku, apa yang menyebabkan seorang hamba diazab di dalam kuburnya? Ada dua sebab, sebab yang umum dan sebab yang khusus. Di antara sebab yang umum wahai saudariku, adalah setiap kemaksiatan kepada Allah. Itulah penyebab seorang hamba di azab di dalam kubur. Adapun sebab yang khusus wahai saudariku, maka yang ditunjukkan oleh dalil-dalil syariat. Disebutkan di dalam hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada Jibril dan Mikail  ‘alaihissalam sebagaimana disebutkan dalam hadits yang panjang,

فَأَخْبِرَانِي عَمَّا رَأَيْتُ. قَالَا: نَعَمْ، أَمَّا الَّذِي رَأَيْتَهُ يُشَقُّ شِدْقُهُ فَكَذَّابٌ يُحَدِّثُ بِالْكَذْبَةِ فَتُحْمَلُ عَنْهُ حَتَّى تَبْلُغَ الْآفَاقَ فَيُصْنَعُ بِهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَالَّذِي رَأَيْتَهُ يُشْدَخُ رَأْسُهُ فَرَجُلٌ عَلَّمَهُ اللهُ الْقُرْآنَ فَنَامَ عَنْهُ بِاللَّيْلِ وَلَمْ يَعْمَلْ فِيهِ بِالنَّهَارِ يُفْعَلُ بِهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَالَّذِي رَأَيْتَهُ فِي الثَّقْبِ فَهُمُ الزُّنَاةُ، وَالَّذِي رَأَيْتَهُ فِي النَّهْرِ آكِلُوا الرِّبَا

Beritahukanlah kepadaku tentang apa yang aku lihat.” Keduanya menjawab,”Ya. Adapun orang yang engkau lihat dirobek mulutnya, dia adalah pendusta. Dia berbicara dengan kedustaan lalu kedustaan itu dinukil darinya sampai tersebar luas. Maka dia disiksa dengan siksaan tersebut hingga hari kiamat. Adapun orang yang engkau lihat dipecah kepalanya, dia adalah orang yang telah Allah ajari al Quran, namun dia tidur malam (dan tidak bangun untuk solat malam). Pada siang haripun dia tidak mengamalkannya. Maka dia disiksa dengan siksaan itu hingga hari kiamat. Adapun yang engkau lihat orang yang disiksa dalam tungku, mereka adalah pezina. Adapun orang yang engkau lihat di sungai darah, dia adalah orang yang makan harta dari hasil riba.”
(HR. Al-Bukhari no. 1386 dari Jundub bin Samurah radhiyallahu ‘anhu)

Itulah sebahagian azab kubur yang diperlihatkan kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Maka dari itu wahai saudara dan saudariku, mohonlah perlindungan kepada Allah dari siksa kubur, kerana ia merupakan siksa pedih sebelum kita melanjutkan perjalanan menuju akhirat.

Yang ketiga, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam berlindung dari fitnah kehidupan dan sesudah kematian.

وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ

Aku berlindung kepadaMu dari fitnah kehidupan dan sesudah mati.

Fitnah hidup berupa syubahat dan syahwat. Seorang hamba diuji oleh Allah dengan syubahat(kesesatan pemahaman) dan syahwatnya. Ujian berupa fitnah syubahat merupakan seberat beratnya ujian bagi seorang hamba kerana hal itu bboleh merosak agamanya. Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wasallam saja berlindung dari fitnah-fitnah tersebut duhai saudariku. Beliau berlindung kepada Allah agar tidak dijadikan musibah dalam agamanya. Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam pun berdoa,

وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَا

(Wahai Allah), dan janganlah engkau jadikan musibah menimpa agama kami.
(HR. at-Tirmidzi)

Kerana sesungguhnya ini adalah seburuk-buruk musibah. Seorang hamba yang berbuat maksiat, merupakan musibah dalam agamanya. Seorang hamba yang berbuat bidaah, merupakan musibah dalam agamanya. Seorang hamba yang melanggar larangan-larangan Allah, ia pun merupakan musibah di dalam agamanya. Musibah yang menimpa seorang hamba dalam perkara dunia itu lebih ringan wahai saudara dan saudariku. Seseorang diberi kefakiran, seseorang diberikan penyakit, seseorang diberikan kelaparan, barangkali itu tidak merubah agamanya. Akan tetapi, ketika seseorang diberi ujian syubahat dan syahwat lalu ia ikuti hal tersebut, ketahuilah hal ini boleh menghancurkan agamanya. Itulah musibah yang paling besar. Wal iyyadzubillah.

Yang keempat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam berlindung dari keburukan fitnah masihud Dajjal.

Dajjal, makhluk yang akan datang di akhir zaman yang diberikan oleh Allah sebagai fitnah yang besar kepada manusia. Sampai-sampai kata Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, tidak ada seorang pun nabi, kecuali memperingatkan umatnya dari bahaya Dajjal.

Daripada Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma,

قَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي النَّاسِ فَأَثْنَى عَلَى اللهِ بِمَا هُوَ أَهْلُهُ ثُمَّ ذَكَرَ الدَّجَّالَ فَقَالَ: إِنِّي أُنْذِرُكُمُوْهُ وَمَا مِنْ نَبِيٍّ إِلاَّ قَدْ أَنْذَرَهُ قَوْمَهُ، لَقَدْ أَنْذَرَهُ نُوْحٌ قَوْمَهُ وَلَكِنْ سَأَقُوْلُ لَكُمْ فِيْهِ قَوْلاً لَمْ يَقُلْهُ نَبِيٌّ لِقَوْمِهِ، تَعْلَمُوْنَ أَنَّهُ أَعْوَرُ وَأَنَّ اللهَ لَيْسَ بِأَعْوَرَ

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam berdiri di hadapan manusia, menyanjung Allah Subhanahu wa Taala dengan sanjungan yang merupakan hakNya, kemudian menyebut Dajjal dan berkata, ‘Aku memperingatkan kalian darinya, tidaklah ada seorang nabi kecuali pasti akan memperingatkan kaumnya tentang Dajjal. Nuh ‘alaihissalam telah memperingatkan kaumnya. Akan tetapi aku akan sampaikan kepada kalian satu ucapan yang belum disampaikan para nabi kepada kaumnya. Ketahuilah dia itu buta sebelah, adapun Allah Subhanahu wa Taala tidaklah demikian.”
(HR. Ahmad, Al-Bukhari dan Muslim no. 2930)

Dajjal adalah fitnah yang sangat besar. Bagaimana tidak wahai saudariku, Dajjal mengaku sebagai rabb, memerintahkan hujan untuk turun, lalu turunlah hujan (dengan izin Allah-ed), memerintahkan bumi untuk menumbuhkan tanaman, lalu tumbuh tanaman, menghidupkan orang mati dan yang lainnya sebagai fitnah bagi kaum muslimin (dengan izin Allah-ed). Bayangkan wahai saudariku?
Maka dari itu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan, bahawasanya yang menjadi pengikut dajjal adalah orang-orang yang bodoh terhadap agama mereka. Betapa tidak, orang-orang awam banyak yang tertipu dan terfitnah oleh para dukun. Orang-orang awam banyak yang terfitnah oleh kuburan-kuburan yang dianggap “kuburan wali.” Orang-orang awam banyak terfitnah dengan keris-keris pusaka dan yang lainnya. Apabila dengan dajjal kecil saja tertipu, bagaimana dengan Dajjal yang sangat besar fitnahnya.
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan tentang kisah seorang pemuda yang dibunuh oleh Dajjal. Dalam riwayat Imam Muslim (2938) dari hadits Abu Sai’id al-Khudri terdapat kisah menarik tentang pertarungan antara Dajjal dengan seorang mukmin, ringkasnya:

Ada seorang pemuda beriman datang kepada Dajjal seraya berkata padanya, “Wahai manusia, ini adalah Dajjal yang telah diceritakan Rasulullah dalam haditsnya!”
Dajjal berkata, ” Apakah kamu beriman padaku?”
Jawab pemuda itu, “Kamu adalah pendusta”.
Pemuda itu kemudian digergaji sehingga terbelah menjadi dua, lalu Dajjal melewati dua potongan badannya kemudian menyuruhnya berdiri.
Pemuda itupun berdiri lagi seraya berkata, “Saya malah bertambah mantap tentang dirimu bahawa engkau adalah Dajjal yang dikabarkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam!”
Setelah itu, Dajjal ingin membunuhnya tetapi tidak boleh.”
Bayangkan wahai saudariku, si pemuda tersebut telah memiliki pengentahuan bahawasanya Dajjal akan datang. Ini menunjukkan bahawa orang yang memahami ilmu agama, in sya Allah dia akan diselamatkan dari fitnah Dajjal. Maka dari itu wahai saudariku, kita berkewajipan untuk berlindung dari fitnah dajjal. Ia adalah fitnah yang sangat besar.

Dan terakhir Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam berdoa memohon perlindungan dari perbuatan dosa dan hutang.

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ

Dosa dan hutang, terkadang seorang hamba menganggapnya kecil dan remeh, padahal itu akan dibayar dengan amalan di akhirat kelak. Ketika Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan bahawasanya orang yang mati syahid diampuni semua dosa-dosanya, kemudian Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam pun memberikan pengecualian, yakni kecuali hutang. Daripada ‘Abdillah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يُغْفَرُ لِلشَّهِيدِ كُلُّ ذَنْبٍ إِلاَّ الدَّيْنَ

“Semua dosa orang yang mati syahid akan diampuni kecuali hutang.” 
(HR. Muslim no. 1886)

Daripada Ibnu ‘Umar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ دِينَارٌ أَوْ دِرْهَمٌ قُضِىَ مِنْ حَسَنَاتِهِ لَيْسَ ثَمَّ دِينَارٌ وَلاَ دِرْهَمٌ

Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) kerana di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham.” 
(HR. Ibnu Majah no. 2414. Syaikh Al Albani mengatakan bahawa hadits ini shohih. Ibnu Majah juga membawakan hadits ini pada Bab “Peringatan Keras Mengenai Hutang.”)

Demikianlah keadaan orang yang mati dalam kondisi masih membawa hutang dan belum juga dilunaskan, maka untuk membayarnya akan diambil pahala kebaikannya. Itulah yang terjadi ketika hari kiamat kerana di sana tidak ada lagi dinar dan dirham untuk melunasi hutang. Kenapa Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam sering berlindung dari hutang ketika solat?

Ibnul Qoyyim dalam Al Fawa’id (hal. 57, Darul Aqidah) mengatakan,

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta perlindungan kepada Allah dari berbuat dosa dan banyak hutang kerana banyak dosa akan mendatangkan kerugian di akhirat, sedangkan banyak hutang akan mendatangkan kerugian di dunia.” Inilah doa yang seharusnya kita amalkan agar terlindung dari hutang:
ALLAHUMMA INNI A’UDZU BIKA MINAL MA’TSAMI WAL MAGHROM
(Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari berbuat dosa dan banyak hutang).

Maka dari itu wahai saudariku, janganlah seorang hamba bermudah-mudah untuk berhutang. Dan jangan pula seorang hamba berbuat zalim dengan tidak membayar hutang. Sesungguhnya hutang itu akan dibayar di akhirat, bukan dibayar dengan dinar, bukan dibayar dengan rupiah, bukan dibayar dengan dirham, akan tetapi akan dibayar dengan amalan kita. Padahal amalan kita adalah modal utama menuju syurga.

Wa shollallahu ‘ala nabiyyiina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.

Penulis: Ummu Izzah Hilda
Muraja’ah: Ust. Aris Munandar hafidzahullah
Maraji’:




Tiada ulasan:

Catat Ulasan