Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani
151. Musa berdoa: "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah
kami ke dalam rahmat Engkau, dan Engkau adalah Maha Penyayang di antara para
penyayang."
152. Sesungguhnya
orang-orang yang menjadikan anak lembu (sebagai sembahannya), kelak akan
menimpa mereka kemurkaan dari Tuhan mereka dan kehinaan dalam kehidupan di
dunia. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang membuat-buat
kebohongan.
153. Orang-orang yang
mengerjakan kejahatan, kemudian bertaubat sesudah itu dan beriman; sesungguhnya
Tuhan kamu sesudah taubat yang disertai dengan iman itu adalah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.
154. Sesudah amarah Musa
menjadi reda, lalu diambilnya (kembali) luh-luh (Taurat) itu; dan dalam
tulisannya terdapat petunjuk dan rahmat untuk orang-orang yang takut kepada
Tuhannya.
155. Dan Musa memilih
tujuh puluh orang dari kaumnya untuk (memohonkan taubat kepada Kami) pada waktu
yang telah Kami tentukan. Maka ketika mereka digoncang gempa bumi, Musa
berkata: "Ya Tuhanku, kalau Engkau kehendaki, tentulah Engkau membinasakan
mereka dan aku sebelum ini. Apakah Engkau membinasakan kami kerana perbuatan
orang-orang yang kurang akal di antara kami? Itu hanyalah cubaan dari Engkau,
Engkau sesatkan dengan cubaan itu siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau beri
petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki[573]. Engkaulah
Yang memimpin kami, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkaulah
Pemberi ampun yang sebaik-baiknya."
[573]. Perbuatan mereka membuat patung
anak lembu dan menyembahnya itu adalah suatu cubaan Allah untuk menguji mereka,
siapa yang sebenarnya kuat imannya dan siapa yang masih ragu-ragu. Orang-orang
yang lemah imannya itulah yang mengikuti Samiri dan menyembah patung anak lembu
itu. Akan tetapi orang-orang yang kuat imannya, tetap dalam keimanannya.
156. Dan tetapkanlah untuk kami kebajikan di dunia ini dan di akhirat; sesungguhnya kami kembali (bertaubat) kepada Engkau. Allah berfirman: "Siksa-Ku akan Kutimpakan kepada siapa yang Aku kehendaki dan rahmatKu meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmatKu untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami."
157. (Iaitu) orang-orang
yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di
dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka
mengerjakan yang makruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan
menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala
yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada
pada mereka[574]. Maka orang-orang yang beriman kepadanya.
memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan
kepadanya (al Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung.
[574]. Maksudnya: dalam syari'at yang
dibawa oleh Muhammad itu tidak ada lagi beban-beban yang berat yang dipikulkan
kepada Bani Israil. Umpamanya: mensyari'atkan membunuh diri untuk sahnya
taubat, mewajibkan kisas pada pembunuhan baik yang disengaja atau tidak tanpa
membolehkan membayar diat, memotong anggota badan yang melakukan kesalahan,
membuang atau menggunting kain yang kena najis.
158. Katakanlah:
"Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, iaitu
Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu
kepada Allah dan RasulNya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada
kalimat-kalimatNya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat
petunjuk."
159. Dan di antara kaum
Musa itu terdapat suatu umat yang memberi petunjuk (kepada manusia) dengan hak
dan dengan yang hak itulah mereka menjalankan keadilan[575].
[575]. Maksudnya: mereka memberi
petunjuk dan menuntun manusia dengan berpedoman kepada petunjuk dan tuntunan
yang datang dari Allah s.w.t. dan juga dalam hal mengadili perkara-perkara,
mereka selalu mencari keadilan dengan berpedomankan petunjuk dan tuntunan
Allah.
160. Dan mereka Kami
bagi menjadi dua belas suku yang masing-masingnya berjumlah besar dan Kami
wahyukan kepada Musa ketika kaumnya meminta air kepadanya: "Pukullah batu
itu dengan tongkatmu!" Maka memancarlah dari padanya duabelas mata air.
Sesungguhnya tiap-tiap suku mengetahui tempat minum masing-masing. Dan Kami
naungkan awan di atas mereka dan Kami turunkan kepada mereka manna dan salwa[576].
(Kami berfirman): "Makanlah yang baik-baik dari apa yang telah Kami rezekikan
kepadamu." Mereka tidak menganiaya Kami, tapi merekalah yang selalu
menganiaya dirinya sendiri.
[576]. Lihat no. [53]. Salah satu nikmat Tuhan kepada mereka
ialah: mereka selalu dinaungi awan di waktu mereka berjalan di panas terik
padang pasir. Manna ialah: makanan manis sebagai madu. Salwa ialah: burung
sebangsa puyuh.
161. Dan (ingatlah),
ketika dikatakan kepada mereka (Bani Israil): "Diamlah di negeri ini saja
(Baitul Maqdis) dan makanlah dari (hasil bumi)nya di mana saja kamu
kehendaki." Dan katakanlah: "Bebaskanlah kami dari dosa kami dan
masukilah pintu gerbangnya sambil membungkuk, nescaya Kami ampuni
kesalahan-kesalahanmu." Kelak akan Kami tambah (pahala) kepada orang-orang
yang berbuat baik.
162. Maka orang-orang
yang zalim di antara mereka itu mengganti (perkataan itu) dengan perkataan yang
tidak dikatakan kepada mereka[577], maka Kami timpakan kepada
mereka azab dari langit disebabkan kezaliman mereka.
[577]. Mereka diperintah untuk
mengucap: hiththatun (bererti: mohon dilepaskan dari dosa), namun mereka
mengubahnya sambil mencemuh dan mengucap: hinthatun sya'iirah (bererti:
gandum).
163. Dan tanyakanlah
kepada Bani Israil tentang negeri[578] yang terletak di dekat
laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu[579], di
waktu datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka
terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan
itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami mencuba mereka disebabkan
mereka berlaku fasik.
[578]. Iaitu kota Eliah yang terletak
di pantai laut Merah antara kota Mad-yan dan bukit Thur.
[579]. Menurut aturan itu mereka tidak
boleh bekerja pada hari Sabtu, kerana hari Sabtu itu dikhususkan hanya untuk
beribadat.
164. Dan (ingatlah)
ketika suatu umat di antara mereka berkata: "Mengapa kamu menasihati kaum
yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat
keras?" Mereka menjawab: "Agar kami mempunyai alasan (pelepas
tanggungjawab) kepada Tuhanmu[580], dan supaya mereka
bertakwa.
[580]. Alasan mereka itu ialah bahawa
mereka telah melaksanakan perintah Allah untuk memberi peringatan.
165. Maka tatkala mereka
melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang
yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang
zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik.
166. Maka tatkala mereka
bersikap sombong terhadap apa yang dilarang mereka mengerjakannya, Kami katakan
kepadanya: "Jadilah kamu kera yang hina[581].
[581]. Lihat no. [60]. Sebahagian ahli
tafsir memandang bahawa ini sebagai suatu perumpamaan, ertinya hati mereka
menyerupai hati kera, kerana sama-sama tidak menerima nasihat dan peringatan.
Pendapat Jumhur mufassir ialah mereka betul-betul berubah menjadi kera, hanya
tidak beranak, tidak makan dan minum, dan hidup tidak lebih dari tiga hari.
167. Dan (ingatlah),
ketika Tuhanmu memberitahukan, bahawa sesungguhnya Dia akan mengirim kepada
mereka (orang-orang Yahudi) sampai hari kiamat orang-orang yang akan menimpakan
kepada mereka azab yang seburuk-buruknya. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat
siksaNya, dan sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
168. Dan Kami bahagi-bahagi
mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan; di antaranya ada orang-orang
yang soleh dan di antaranya ada yang tidak demikian. Dan Kami cuba mereka
dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka
kembali (kepada kebenaran).
169. Maka datanglah
sesudah mereka generasi (yang jahat) yang mewarisi Taurat, yang mengambil harta
benda dunia yang rendah ini, dan berkata: "Kami akan diberi ampun." Dan
kelak jika datang kepada mereka harta benda dunia sebanyak itu (pula), nescaya
mereka akan mengambilnya (juga). Bukankah perjanjian Taurat sudah diambil dari
mereka, iaitu bahawa mereka tidak akan mengatakan terhadap Allah kecuali yang
benar, padahal mereka telah mempelajari apa yang tersebut di dalamnya? Dan
kampung akhirat itu lebih bagi mereka yang bertakwa. Maka apakah kamu sekalian
tidak mengerti?
170. Dan orang-orang
yang berpegang teguh dengan al Kitab (Taurat) serta mendirikan solat, (akan
diberi pahala) kerana sesungguhnya Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang
yang mengadakan perbaikan.
171. Dan (ingatlah),
ketika Kami mengangkat bukit ke atas mereka seakan-akan bukit itu naungan awan
dan mereka yakin bahawa bukit itu akan jatuh menimpa mereka. (Dan Kami katakan
kepada mereka): "Peganglah dengan teguh apa yang telah Kami berikan
kepadamu, serta ingatlah selalu (amalkanlah) apa yang tersebut di dalamnya
supaya kamu menjadi orang-orang yang bertakwa."
PENGKHIANATAN
ORANG-ORANG YAHUDI TERHADAP PERJANJIAN MANUSIA DENGAN ALLAH
Ketauhidan
sesuai dengan fitrah manusia
172. Dan (ingatlah),
ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan
Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):
"Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau
Tuhan kami), kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di
hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah
orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan),"
173. atau agar kamu
tidak mengatakan: "Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan
Tuhan sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang)
sesudah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami kerana perbuatan
orang-orang yang sesat dahulu[582]?"
[582]. Maksudnya: agar orang-orang
musyrik itu jangan mengatakan bahawa bapa-bapa mereka dahulu telah
mempersekutukan Tuhan, sedang mereka tidak tahu menahu bahawa mempersekutukan
Tuhan itu salah, tak ada lagi jalan bagi mereka, hanyalah meniru orang-orang
tua mereka yang mempersekutukan Tuhan itu. Kerana itu mereka menganggap bahawa
mereka tidak patut disiksa kerana kesalahan orang-orang tua mereka itu.
174. Dan demikianlah
Kami menjelaskan ayat-ayat itu, agar mereka kembali (kepada kebenaran).
Perumpamaan
orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah
175. Dan bacakanlah
kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami
(pengetahuan tentang isi al Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari pada
ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), maka jadilah
dia termasuk orang-orang yang sesat.
176. Dan kalau Kami
menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (darjat)nya dengan ayat-ayat itu,
tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah,
maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya
dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah
perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada
mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.
177. Amat buruklah
perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan kepada diri mereka
sendirilah mereka berbuat zalim.
Sifat-sifat
penghuni neraka
178. Barangsiapa yang
diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa
yang disesatkan Allah[583], maka merekalah orang-orang yang
merugi.
[583]. Lihat no. [34]. Disesatkan
Allah bererti: bahawa orang itu sesat berhubung keingkarannya dan tidak mahu
memahami petunjuk-petunjuk Allah. Dalam ayat ini, kerana mereka itu ingkar dan
tidak mahu memahami apa sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai perumpamaan,
maka mereka itu menjadi sesat.
179. Dan sesungguhnya
Kami jadikan untuk (isi neraka Jahanam) kebanyakkan dari jin dan manusia,
mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat
Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat
(tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang
ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
Kedatangan
azab Allah kepada orang-orang yang mendustakan ayat-ayat-Nya dengan cara
istidraj[584]
180. Hanya milik Allah
asmaa-ul husna[585], maka bermohonlah kepadaNya dengan
menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari
kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya[586]. Nanti mereka
akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.
[584]. Iaitu: dengan membiarkan orang
itu bergelimang dalam kesesatannya, hingga orang itu tidak sedar bahawa dia
didekatkan secara beransur-ansur kepada kebinasaan.
[585] Maksudnya: nama-nama yang agung
yang sesuai dengan sifat-sifat Allah.
[586] Maksudnya: janganlah dihiraukan orang-orang yang menyembah Allah dengan nama-nama yang tidak sesuai dengan sifat-sifat dan keagungan Allah, atau dengan memakai asmaa-ul husna, tetapi dengan maksud menodai nama Allah atau mempergunakan asmaa-ul husna untuk nama-nama selain Allah.
[586] Maksudnya: janganlah dihiraukan orang-orang yang menyembah Allah dengan nama-nama yang tidak sesuai dengan sifat-sifat dan keagungan Allah, atau dengan memakai asmaa-ul husna, tetapi dengan maksud menodai nama Allah atau mempergunakan asmaa-ul husna untuk nama-nama selain Allah.
181. Dan di antara
orang-orang yang Kami ciptakan ada umat yang memberi petunjuk dengan hak, dan
dengan yang hak itu (pula) mereka menjalankan keadilan.
182. Dan orang-orang
yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka dengan beransur-ansur
(ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui.
183. Dan Aku memberi
tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencanaKu amat teguh.
184. Apakah (mereka
lalai) dan tidak memikirkan bahawa teman mereka (Muhammad) tidak berpenyakit
gila. Dia (Muhammad itu) tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan lagi
pemberi penjelasan.
185. Dan apakah mereka
tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala sesuatu yang diciptakan
Allah, dan kemungkinan telah dekatnya kebinasaan mereka? Maka kepada berita
manakah lagi mereka akan beriman sesudah al Quran itu?
186. Barangsiapa yang
Allah sesatkan[587], maka baginya tak ada orang yang akan
memberi petunjuk. Dan Allah membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan.
[587]. Lihat no. [34]. Disesatkan Allah bererti: bahawa
orang itu sesat berhubung keingkarannya dan tidak mahu memahami
petunjuk-petunjuk Allah. Dalam ayat ini, kerana mereka itu ingkar dan tidak mahu
memahami apa sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai perumpamaan, maka mereka
itu menjadi sesat.
187. Mereka menanyakan
kepadamu tentang kiamat: "Bilakah terjadinya?" Katakanlah:
"Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku;
tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat
itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu
melainkan dengan tiba-tiba." Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu
benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: "Sesungguhnya pengetahuan tentang
bari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui."
188. Katakanlah:
"Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula)
menolak kemudaratan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku
mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan
aku tidak akan ditimpa kemudaratan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan,
dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman."
Tuhan
mengingatkan manusia kepada asal usul kejadiannya
189. Dialah Yang
menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya Dia menciptakan isterinya,
agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, isterinya itu
mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa
waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami-isteri) bermohon
kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya jika Engkau memberi
kami anak yang soleh, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur."
190. Tatkala Allah
memberi kepada keduanya seorang anak yang sempurna, maka keduanya[588]
menjadikan sekutu bagi Allah terhadap anak yang telah dianugerahkanNya kepada keduanya
itu. Maka Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka persekutukan.
[588]. Maksudnya: orang-orang musyrik
itu menjadikan sekutu bagi Tuhan dalam menciptakan anak itu dengan erti bahawa
anak itu mereka pandang sebagai hamba pula bagi berhala yang mereka sembah. Kerana
itulah mereka menamakan anak-anak mereka dengan Abdul Uzza, Abdu Manaah, Abdu
Syam dan sebagainya.
191. Apakah mereka
mempersekutukan (Allah dengan) berhala-berhala yang tak dapat menciptakan
sesuatupun? Sedangkan berhala-berhala itu sendiri buatan manusia.
192. Dan berhala-berhala
itu tidak mampu memberi pertolongan kepada penyembah-penyembahnya dan kepada
dirinya sendiripun berhala-berhala itu tidak dapat memberi pertolongan.
193. Dan jika kamu (hai
orang-orang musyrik) menyerunya (berhala) untuk memberi petunjuk kepadamu,
tidaklah berhala-berhala itu dapat memperkenankan seruanmu; sama saja
(hasilnya) buat kamu menyeru mereka ataupun kamu berdiam diri.
Berhala
tidak patut disembah
194. Sesungguhnya
berhala-berhala yang kamu seru selain Allah itu adalah makhluk (yang lemah)
yang serupa juga dengan kamu. Maka serulah berhala-berhala itu lalu biarkanlah
mereka mmperkenankan permintaanmu, jika kamu memang orang-orang yang benar.
195. Apakah
berhala-berhala mempunyai kaki yang dengan itu ia dapat berjalan, atau
mempunyai tangan yang dengan itu ia dapat memegang dengan keras[589],
atau mempunyai mata yang dengan itu ia dapat melihat, atau mempunyai telinga
yang dengan itu ia dapat mendengar? Katakanlah: "Panggillah
berhala-berhalamu yang kamu jadikan sekutu Allah, kemudian lakukanlah tipu daya
(untuk mencelakakan)-ku. tanpa memberi tangguh (kepada-ku)."
[589]. Kata yabthisyuun di sini
diertikan bertindak dengan keras; maksudnya: menampar, merosak, memukul, meragut
dengan kasar dan sebagainya.
196. Sesungguhnya
pelindungku ialahlah Yang telah menurunkan al Kitab (al Quran) dan Dia
melindungi orang-orang yang soleh.
197. Dan berhala-berhala
yang kamu seru selain Allah tidaklah sanggup menolongmu, bahkan tidak dapat
menolong dirinya sendiri.
198. Dan jika kamu
sekalian menyeru (berhala-berhala) untuk memberi petunjuk, nescaya
berhala-herhala itu tidak dapat mendengarnya. Dan kamu melihat berhala-berhala
itu memandang kepadamu padahal ia tidak melihat.
Dasar-dasar
al-akhlaqul kariimah
199. Jadilah engkau
pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah dari pada
orang-orang yang bodoh.
200. Dan jika kamu
ditimpa sesuatu godaan syaitan maka berlindunglah kepada Allah[590]
[590]. Maksudnya: membaca A'udzubillahi
minasy-syaithaanir-rajiim.
201. Sesungguhnya
orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka
ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.
202. Dan teman-teman
mereka (orang-orang kafir dan fasik) membantu syaitan-syaitan dalam menyesatkan
dan mereka tidak henti-hentinya (menyesatkan).
ADAB
MENDENGAR PEMBACAAN AL QURAN DAN BERZIKIR
203. Dan apabila kamu
tidak membawa suatu ayat al Quran kepada mereka, mereka berkata: "Mengapa
tidak kamu buat sendiri ayat itu?" Katakanlah: "Sesungguhnya aku
hanya mengikut apa yang diwahyukan dari Tuhanku kepadaku. Al Quran ini adalah
bukti-bukti yang nyata dari Tuhanmu, petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang
beriman."
204. Dan apabila
dibacakan al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan
tenang agar kamu mendapat rahmat[591].
[591]. Maksudnya: jika dibacakan al
Quran kita diwajibkan mendengar dan memperhatikan sambil berdiam diri, baik
dalam solat mahupun di luar solat, terkecuali dalam solat berjamaah makmum
boleh membaca al Faatihah sendiri waktu imam membaca ayat-ayat al Quran.
205. Dan sebutlah (nama)
Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak
mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk
orang-orang yang lalai.
206. Sesungguhnya
malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah
Allah dan mereka mentasbihkanNya dan hanya kepadaNya-lah mereka bersujud[592].
[592]. Ini salah satu ayat sajdah yang
disunatkan kita bersujud setelah membacanya atau mendengarnya, baik di dalam solat
mahupun di luar solat. Sujud ini dinamakan sujud tilawah.
Surah
al A'raaf dimulai dengan pengutaraan tentang kewajipan manusia mengikuti rasul
serta akibat-akibat mengingkarinya. Selanjutnya diterangkan tentang
perselisihan antara Nabi Adam dan iblis di syurga yang juga merupakan permulaan
perselisihan antara golongan yang taat kepada perintah Allah dan golongan yang
mengingkari sebagaimana yang terjadi pada nabi-nabi dahulu dengan umat-umatnya.
Kemudian surah ini ditutup dengan adab-adab orang mukmin, adab-adab
mendengarkan ayat-ayat Allah dan bagaimana cara berdoa dan berzikir kepadaNya.
HUBUNGAN ANTARA SURAH AL A'RAAF DENGAN SURAH AL ANFAAL
1. Akhir surah al A'raaf mengemukakan keadaan beberapa orang rasul sebelum Nabi Muhammad s.a.w. dalam menghadapi kaumnya, sedang permulaan surah Al Anfaal menerangkan keadaan Nabi Muhammad s.a.w. dalam menghadapi umatnya.
2. Permusuhan antara Adam dan iblis di syurga kemudian dilanjutkan dengan permusuhan antara manusia yang menerima petunjuk Allah dengan yang mengingkarinya, hal ini diterangkan dalam surah al A'raaf. Hal yang serupa diterangkan lebih jelas dalam surah al Anfaal sebagaimana pertentangan ke dua golongan itu, serta tingkah laku mereka dalam peperangan Badar.
Surah al A'raaf termasuk surah yang banyak persesuaiannya dengan surah-surah al Quran yang lain: seperti dengan surah al Baqarah, Ali 'Imran, at Taubah, Yunus dan sebagainya.