151. Akan Kami masukkan
ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka mempersekutukan
Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang
itu. Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-buruk tempat
tinggal orang-orang yang zalim.
Sebab-sebab
kekalahan umat Islam dalam perang Uhud
152. Dan sesungguhnya
Allah telah memenuhi janjiNya kepada kamu, ketika kamu membunuh mereka dengan
izinNya sampai pada saat kamu lemah dan berselisih dalam urusan itu[237]
dan mendurhakai perintah (Rasul) sesudah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang
kamu sukai[238]. Di antaramu ada orang yang menghendaki dunia
dan di antara kamu ada orang yang menghendaki akhirat. Kemudian Allah
memalingkan kamu dari mereka[239] untuk menguji kamu, dan
sesunguhnya Allah telah memaafkan kamu. Dan Allah mempunyai kurnia (yang
dilimpahkan) atas orang orang yang beriman.
[237]. Yakni: urusan pelaksanaan
perintah Nabi Muhammad s.a.w. karena beliau telah memerintahkan agar regu
pemanah tetap bertahan pada tempat yang telah ditunjukkan oleh beliau dalam
keadaan bagaimanapun.
[238]. Yakni: kemenangan dan harta
rampasan.
[239]. Maksudnya: kaum muslimin tidak
berhasil mengalahkan mereka.
153. (Ingatlah) ketika
kamu lari dan tidak menoleh kepada seseorangpun, sedang Rasul yang berada di
antara kawan-kawanmu yang lain memanggil kamu, kerana itu Allah menimpakan atas
kamu kesedihan atas kesedihan[240], supaya kamu jangan
bersedih hati terhadap apa yang luput dari pada kamu dan terhadap apa yang
menimpa kamu. Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
[240]. Kesedihan kaum muslimin
disebabkan mereka tidak mentaati perintah Rasul yang mengakibatkan kekalahan
bagi mereka.
154. Kemudian setelah
kamu berdukacita, Allah menurunkan kepada kamu keamanan (berupa) kantuk yang meliputi
segolongan dari pada kamu[241], sedang segolongan lagi[242]
telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri, mereka menyangka yang tidak benar
terhadap Allah seperti sangkaan jahiliyah[243]. Mereka
berkata: "Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam
urusan ini?" Katakanlah: "Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di
tangan Allah." Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak
mereka terangkan kepadamu; mereka berkata: "Sekiranya ada bagi kita barang
sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, nescaya kita tidak akan dibunuh
(dikalahkan) di sini." Katakanlah: "Sekiranya kamu berada di rumahmu,
nescaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga)
ke tempat mereka terbunuh." Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa
yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah
Maha Mengetahui isi hati.
[241]. Iaitu: orang-orang Islam yang
kuat keyakinannya.
[242]. Iaitu: orang-orang Islam yang
masih ragu-ragu.
[243]. Ialah: sangkaan bahawa kalau
Muhammad s.a.w. itu benar-benar nabi dan rasul Allah, tentu dia tidak akan
dapat dikalahkan dalam peperangan.
155. Sesungguhnya
orang-orang yang berpaling di antaramu pada hari bertemu dua pasukan itu[244],
hanya saja mereka digelincirkan oleh syaitan, disebabkan sebahagian kesalahan
yang telah mereka perbuat (di masa lampau) dan sesungguhnya Allah telah memberi
maaf kepada mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.
[244]. Dua pasukan itu ialah
pasukan kaum muslimin dan pasukan kaum musyrikin.
Menanamkan
jiwa berkorban dan berjihad
156. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu seperti orang-orang kafir (orang-orang munafik) itu, yang mengatakan kepada saudara-saudara mereka apabila mereka mengadakan perjalanan di muka bumi atau mereka berperang: "Kalau mereka tetap bersama-sama kita tentulah mereka tidak mati dan tidak dibunuh." Akibat (dari perkataan dan keyakinan mereka) yang demikian itu, Allah menimbulkan rasa penyesalan yang sangat di dalam hati mereka. Allah menghidupkan dan mematikan. Dan Allah melihat apa yang kamu kerjakan
157. Dan sungguh kalau kamu gugur di jalan Allah atau meninggal[245], tentulah ampunan Allah dan rahmatNya lebih baik (bagimu) dari harta rampasan yang mereka kumpulkan.
[245]. Maksudnya: meninggal di jalan
Allah bukan kerana peperangan.
158. Dan sungguh jika
kamu meninggal atau gugur, tentulah kepada Allah saja kamu dikumpulkan.
Akhlak
dan beberapa sifat nabi Muhammad s.a.w.
159. Maka disebabkan
rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu
bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Kerana itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermesyuaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246]. Kemudian
apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepadaNya.
[246]. Maksudnya: urusan peperangan
dan hal-hal duniawiah lainnya, seperti urusan politik, ekonomi, kemasyarakatan
dan lain-lainnya.
160. Jika Allah menolong
kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan
kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong
kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Kerana itu hendaklah kepada Allah saja
orang-orang mukmin bertawakal.
161. Tidak mungkin
seorang nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang. Barangsiapa yang
berkhianat dalam urusan rampasan perang itu, maka pada hari kiamat ia akan
datang membawa apa yang dikhianatkannya itu, kemudian tiap-tiap diri akan
diberi pembalasan tentang apa yang ia kerjakan dengan (pembalasan) setimpal,
sedang mereka tidak dianiaya.
162. Apakah orang yang
mengikuti keredhaan Allah sama dengan orang yang kembali membawa kemurkaan
(yang besar) dari Allah dan tempatnya adalah Jahanam? Dan itulah seburuk-buruk
tempat kembali.
163. (Kedudukan) mereka
itu bertingkat-tingkat di sisi Allah, dan Allah Maha Melihat apa yang mereka
kerjakan.
164. Sungguh Allah telah
memberi kurnia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara
mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada
mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada
mereka al Kitab dan al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu,
mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.
Beberapa sifat orang-orang munafik
165. Dan mengapa ketika
kamu ditimpa musibah (pada peperangan Uhud), padahal kamu telah menimpakan
kekalahan dua kali lipat kepada musuh-musuhmu (pada peperangan Badar), kamu
berkata: "Dari mana datangnya (kekalahan) ini?" Katakanlah: "Itu
dari (kesalahan) dirimu sendiri." Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu.
166. Dan apa yang
menimpa kamu pada hari bertemunya dua pasukan, maka (kekalahan) itu adalah
dengan izin (takdir) Allah, dan agar Allah mengetahui siapa orang-orang yang
beriman.
167. Dan supaya Allah
mengetahui siapa orang-orang yang munafik. Kepada mereka dikatakan:
"Marilah berperang di jalan Allah atau pertahankanlah (dirimu)."
Mereka berkata: "Sekiranya kami mengetahui akan terjadi peperangan,
tentulah kami mengikuti kamu"[247]. Mereka pada hari itu
lebih dekat kepada kekafiran daripada keimanan. Mereka mengatakan dengan
mulutnya apa yang tidak terkandung dalam hatinya. Dan Allah lebih mengetahui
dalam hatinya. Dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan.
[247]. Ucapan ini ditujukan kepada
Nabi dan sahabat-sahabat beliau sebagai ejekan, kerana mereka memandang Nabi
tidak tahu taktik berperang, sebab beliau melakukan peperangan ketika jumlah
kaum muslimin sedikit. Ucapan ini dapat digunakan untuk mengelakkan cercaan
yang ditujukan kepada diri orang-orang munafik sendiri.
168. Orang-orang yang
mengatakan kepada saudara-saudaranya dan mereka tidak turut pergi berperang:
"Sekiranya mereka mengikuti kita, tentulah mereka tidak terbunuh."
Katakanlah: "Tolaklah kematian itu dari dirimu, jika kamu orang-orang yang
benar."
Pahala
orang-orang yang mati syahid
169. Janganlah kamu
mengira bahawa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka
itu hidup[248] disisi Tuhannya dengan mendapat rezeki.
[248]. Iaitu hidup dalam alam yang
lain yang bukan alam kita ini, di mana mereka mendapat kenikmatan-kenikmatan di
sisi Allah, dan hanya Allah sajalah yang mengetahui bagaimana keadaan hidup
itu.
170. Mereka dalam
keadaan gembira disebabkan kurnia Allah yang diberikanNya kepada mereka, dan
mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang
belum menyusul mereka[249], bahawa tidak ada kekhuatiran
terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
[249]. Maksudnya ialah teman-temannya
yang masih hidup dan tetap berjihad di jalan Allah s.w.t.
171. Mereka bergirang
hati dengan nikmat dan kurnia yang yang besar dari Allah, dan bahawa Allah
tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman.
172. (Iaitu) orang-orang
yang mentaati perintah Allah dan RasulNya sesudah mereka mendapat luka (dalam
peperangan Uhud). Bagi orang-orang yang berbuat kebaikan di antara mereka dan
yang bertakwa ada pahala yang besar.
173. (Iaitu) orang-orang
(yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang
mengatakan: "Sesungguhnya manusia[250] telah
mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, kerana itu takutlah kepada mereka,"
maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah
Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung."
[250]. Maksudnya: orang Quraisy.
174. Maka mereka kembali
dengan nikmat dan kurnia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana
apa-apa, mereka mengikuti keredhaan Allah. Dan Allah mempunyai kurnia yang
besar[251].
[251]. Ayat 172,
173,
dan 174,
di atas membicarakan tentang peristiwa perang Badar Shughra (Badar kecil) yang
terjadi setahun sesudah perang Uhud. Sewaktu meninggalkan perang Uhud itu, Abu
Sufian pemimpin orang Quraisy menentang Nabi dan sahabat-sahabat beliau bahawa
dia bersedia bertemu kembali dengan kaum muslimin pada tahun berikutnya di
Badar. Tetapi kerana tahun itu (4 H) musim paceklik
dan Abu Sufian sendiri waktu itu merasa takut, maka dia beserta tenteranya
tidak jadi meneruskan perjalanan ke Badar, lalu dia menyuruh Nu'aim Ibnu Mas'ud
dan kawan-kawan pergi ke Madinah untuk menakut-nakuti kaum muslimin dengan
menyebarkan kabar bohong, seperti yang disebut dalam ayat 173.
Namun demikian Nabi beserta sahabat-sahabat tetap maju ke Badar. Oleh kerana
tidak terjadi perang, dan pada waktu itu di Badar kebetulan musim pasar, maka
kaum muslimin melakukan perdagangan dan memperoleh laba yang besar. Keuntungan
ini mereka bawa pulang ke Madinah seperti yang tersebut pada ayat 174.
175. Sesungguhnya mereka
itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan
kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), kerana itu janganlah kamu takut
kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang
beriman.
Ayat-ayat
untuk menenteramkan hati Nabi Muhammad s.a.w.
176. Janganlah kamu
disedihkan oleh orang-orang yang segera menjadi kafir[252];
sesungguhnya mereka tidak sekali-kali dapat memberi mudarat kepada Allah
sedikitpun. Allah berkehendak tidak akan memberi sesuatu bahagian (dari pahala)
kepada mereka di hari akhirat, dan bagi mereka azab yang besar.
[252]. Yakni: orang-orang kafir Mekah
atau orang-orang munafik yang selalu merongrong(mengganggu/menyusahkan)
agama Islam.
177. Sesungguhnya
orang-orang yang menukar iman dengan kekafiran, sekali-kali mereka tidak dapat
memberi mudarat kepada Allah sedikitpun; dan bagi mereka azab yang pedih.
178. Dan janganlah
sekali-kali orang-orang kafir menyangka, bahawa pemberian tangguh Kami kepada
mereka[253] adalah lebih baik bagi mereka. Sesungguhnya Kami
memberi tangguh kepada mereka hanyalah supaya bertambah-tambah dosa mereka; dan
bagi mereka azab yang menghinakan.
[253]. Yakni: dengan memperpanjang
umur mereka dan membiarkan mereka berbuat dosa sesuka hatinya.
179. Allah sekali-kali
tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini[254],
sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dari yang baik (mukmin). Dan
Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kamu hal-hal yang ghaib,
akan tetapi Allah memilih siapa yang dikehendakiNya di antara rasul-rasulNya[255].
Kerana itu berimanlah kepada Allah dan rasul-rasulNya; dan jika kamu beriman
dan bertakwa, maka bagimu pahala yang besar.
[254]. Iaitu: keadaan kaum muslimin
bercampur baur dengan kaum munafikin.
[255]. Di antara rasul-rasul, Nabi Muhammad s.a.w. dipilih oleh Allah dengan memberi keistimewaan kepada beliau berupa pengetahuan untuk menanggapi isi hati manusia, sehingga beliau dapat menentukan siapa di antara mereka yang betul-betul beriman dan siapa pula yang munafik atau kafir.
[255]. Di antara rasul-rasul, Nabi Muhammad s.a.w. dipilih oleh Allah dengan memberi keistimewaan kepada beliau berupa pengetahuan untuk menanggapi isi hati manusia, sehingga beliau dapat menentukan siapa di antara mereka yang betul-betul beriman dan siapa pula yang munafik atau kafir.
Kebakhilan
dan dusta serta balasannya
180. Sekali-kali
janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka
dari kurniaNya menyangka, bahawa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya
kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan
dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala
warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
181. Sesungguhnya Allah
telah mendengar perkataan orang-orang yang mengatakan: "Sesunguhnya Allah
miskin dan kami kaya." Kami akan mencatat perkataan mereka itu dan
perbuatan mereka membunuh nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan Kami akan
mengatakan (kepada mereka): "Rasakanlah olehmu azab yang membakar."
182. (Azab) yang
demikian itu adalah disebabkan perbuatan tanganmu sendiri, dan bahawasanya
Allah sekali-kali tidak menganiaya hamba-hambaNya.
183. (Iaitu) orang-orang
(Yahudi) yang mengatakan: "Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada
kami, supaya kami jangan beriman kepada seseorang rasul, sebelum dia
mendatangkan kepada kami korban yang dimakan api." Katakanlah:
"Sesungguhnya telah datang kepada kamu beberapa orang rasul sebelumku
membawa keterangan-keterangan yang nyata dan membawa apa yang kamu sebutkan,
maka mengapa kamu membunuh mereka jika kamu adalah orang-orang yang
benar."
184. Jika mereka
mendustakan kamu, maka sesungguhnya rasul-rasul sebelum kamupun telah
didustakan (pula), mereka membawa mukjizat-mukjizat yang nyata, Zabur[256]
dan kitab yang memberi penjelasan yang sempurna[257].
[256]. Zabur ialah
lembaran-lembaran yang berisi wahyu yang diberikan kepada nabi-nabi sebelum
Nabi Muhammad s.a.w. yang isinya mengandung hikmah-hikmah.
[257]. Yakni: kitab-kitab yang diturunkan kepada nabi-nabi yang berisi hukum syariat seperti Taurat, Injil dan Zabur.
[257]. Yakni: kitab-kitab yang diturunkan kepada nabi-nabi yang berisi hukum syariat seperti Taurat, Injil dan Zabur.
185. Tiap-tiap yang
berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke
dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain
hanyalah kesenangan yang memperdayakan.
186. Kamu
sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu
sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu
dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang
menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang
demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan.
187. Dan (ingatlah),
ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu):
"Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu
menyembunyikannya," lalu mereka melemparkan janji itu[258]
ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit.
Amatlah buruknya tukaran yang mereka terima.
[258]. Di antara keterangan yang
disembunyikan itu ialah tentang kedatangan Nabi Muhammad s.a.w.
188. Janganlah
sekali-kali kamu menyangka, bahawa orang-orang yang gembira dengan apa yang
telah mereka kerjakan dan mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang
belum mereka kerjakan janganlah kamu menyangka bahawa mereka terlepas dari
siksa, dan bagi mereka siksa yang pedih.
189. kepunyaan Allah-lah
kerajaan langit dan bumi, dan Allah Maha Perkasa atas segala sesuatu.
Faedah
selalu ingat kepada Allah dan merenungkan ciptaanNya
190. Sesungguhnya dalam
penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
191. (iaitu) orang-orang
yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau
menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari
siksa neraka.
192. Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa
yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan
tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.
193. Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar
(seruan) yang menyeru kepada iman, (iaitu): "Berimanlah kamu kepada
Tuhanmu," maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami
dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan
wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti.
194. Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah
Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan
janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak
menyalahi janji."
195. Maka Tuhan mereka
memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): "Sesungguhnya Aku tidak
menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik lelaki atau
perempuan, (kerana) sebahagian kamu adalah turunan dari sebahagian yang lain[259].
Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang
disakiti pada jalanKu, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akanKu hapuskan
kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam syurga
yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. Dan
Allah pada sisiNya pahala yang baik."
[259]. Maksudnya sebagaimana lelaki
berasal dari lelaki dan perempuan, maka demikian pula halnya perempuan berasal
dari lelaki dan perempuan. Kedua-duanya sama-sama manusia, tak ada kelebihan
yang satu dari yang lain tentang penilaian iman dan amalnya.
Kesenangan
sementara bagi orang-orang kafir dan kebahagiaan abadi bagi orang-orang mukmin
196. Janganlah
sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak[260]
di dalam negeri.
[260]. Yakni: kelancaran dan kemajuan
dalam perdagangan dan perusahaan mereka.
197. Itu hanyalah
kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahanam; dan Jahanam
itu adalah tempat yang seburuk-buruknya.
198. Akan tetapi orang-orang
yang bertakwa kepada Tuhannya, bagi mereka surga yang mengalir sungai-sungai di
dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya sebagai tempat tinggal (anugerah)[261]
dari sisi Allah. Dan apa yang di sisi Allah adalah lebih baik bagi orang-orang
yang berbakti[262].
[261]. Yakni: tempat tinggal beserta
perlengkapan-perlengkapannya seperti makanan, minuman dan lain-lain.
[262]. Maksudnya ialah penghargaan
dari Allah disamping tempat tinggal beserta perlengkapan-perlengkapannya itu,
adalah lebih baik daripada kesenangan duniawi yang dinikmati orang-orang kafir
itu.
199. Dan sesungguhnya di
antara ahli kitab ada orang yang beriman kepada Allah dan kepada apa yang
diturunkan kepada kamu dan yang diturunkan kepada mereka sedang mereka berendah
hati kepada Allah dan mereka tidak menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang
sedikit. Mereka memperoleh pahala di sisi Tuhannya. Sesungguhnya Allah amat
cepat perhitunganNya.
200. Hai orang-orang
yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap
siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu
beruntung.
Surah Ali 'Imran mengandung
dalil-dalil dan alasan-alasan untuk membantah kaum nasrani yang memperTuhankan
Nabi Isa a.s., menerangkan peperangan Badar dan Uhud, agar kemenangan di
peperangan Badar dan kekalahan di peperangan Uhud yang dialami kaum muslimin
itu, dapat dijadikan pelajaran.
HUBUNGAN SURAH ALI 'IMRAN DENGAN SURAH AN NISAA'
1. Surah Ali 'Imran disudahi dengan perintah bertakwa, sesuai dengan permulaan surah An Nisaa'.
2. Dalam surah Ali 'Imran disebutkan peperangan Badar dan Uhud dengan sempurna, keterangan mana sebahagiannya diulangi dalam surah An Nisaa'.
3. Dalam surah Ali 'Imran dikisahkan peperangan Hamraa-ul Asad yang terjadi setelah perang Uhud, dan peperangan itu disinggung pula dalam surah An Nisaa'.
4. Dalam surah Ali 'Imran disebutkan bahawa banyak yang gugur di kalangan kaum muslimin sebagai Syuhadaa,' yang bererti mereka meninggalkan anak-anak dan isteri-isteri mereka, maka dalam bahagian permulaan surah An Nisaa' disebutkan perintah memelihara anak yatim serta pembahagian harta pusaka.