Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Sabtu, 22 Februari 2020

V 8 : ZIKIR, SENJATA AMPUH MELAWAN SYAITAN


Syaitan akan terus menerus menggoda kita, di mana pun dan dalam kondisi apa pun. Oleh sebab itu, kita harus terus berzikir agar diselamatkan dari godaan syaitan. ALLAH SUBHANAHU WA TAALA berfirman dalam Al Quran:
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ

“(iaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring…”

Syaitan berupaya membuat kita lupa kepada ALLAH SUBHANAHU WA TAALA. Dengan kelupaan, kita akan melakukan kealpaan, kekhilafan, kemaksiatan, dan kezaliman. dalam Al Quran di terangkan:
اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنْسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ ۚ أُولَٰئِكَ حِزْبُ الشَّيْطَانِ ۚ أَلَا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُونَ

“Syaitan berusaha membuat mereka lupa berzikir kepada Allah. Mereka itulah kelompok syaitan. Ingatlah sesungguhnya kelompok syaitan (golongan yang) merugi.” 
(Al-Mujadalah[58]: 19)

Dengan segala kekuatannya, syaitan berupaya membuat manusia lupa kepada ALLAH SUBHANAHU WA TAALA, apa pun yang ada pada fikiran kita akan dijadikan oleh syaitan sebagai penggoda. Kekayaan, kekuasaan, populariti, ilmu, gengsi, kecantikan, dan keluarga. Semuanya akan dijadikan senjata oleh syaitan, agar kita lupa kepada ALLAH SUBHANAHU WA TAALA. Dengan semua kenikmatan yang ALLAH SUBHANAHU WA TAALA berikan kepada kita, syaitan berusaha membuat agar kita lupa bahawa semua nikmat itu berasal dari ALLAH SUBHANAHU WA TAALA.
Berbagai macam cara akan dilakukan untuk membuat kita lupa kepada ALLAH SUBHANAHU WA TAALA. Orang yang lupa berzikir kepada ALLAH SUBHANAHU WA TAALA, maka ALLAH SUBHANAHU WA TAALA jadikan syaitan sebagai sahabat di dalam hidupnya.

Rasulullah SAW bersabda :

“Syaitan menempatkan belalainya atau muncungnya kepada setiap hati Bani Adam, tatkala hati Bani Adam itu ingat Allah, maka ia tarik belalainya atau muncungnya dari Bani Adam itu, tapi tatkala hati Bani Adam itu lupa kepada Allah, maka ia ikatkan belalainya, ia dekatkan muncungnya kepada hati Bani Adam itu, lalu ia alirkan bisikkan-bisikkan, kemungkaran, kesesatan, kemaksiatan dan kezaliman.” 
(H.R. Abu Ya’la dari Anas bin Malik)

Hamba yang selalu berzikir kepada ALLAH SUBHANAHU WA TAALA akan selalu taat akan perintahNya. Sebaliknya, orang yang lalai dan lupa berzikir kepada ALLAH SUBHANAHU WA TAALA akan melakukan berbagai kemaksiatan. Syaitan membuat kita lupa kepada ALLAH SUBHANAHU WA TAALA. Oleh kerana itu, teruslah berzikir kepada ALLAH SUBHANAHU WA TAALA agar selamat dari godaan syaitan yang terkutuk.
  
Sumber : Tausiyah Ustad Arifin Ilham (KH. M. Arifin Ilham)
Oleh : Ning Silviana Sholeha
Redaktur : Aminatul Jannah

V 7 : KEISTIMEWAAN ISTIGHFAR

Istighfar merupakan sebuah kalimat yang sangat pendek, akan tetapi memiliki makna yang sangat besar, dahsyat, indah, dan agung dalam hidup di dunia dan juga di akhirat. Keistimewaan istighfar atau kalimat istighfar ini memiliki dua makna, yakni sebagai berikut:

1. Satara yang mempunyai maksud ghafaro.
Setiap kali kita mengucapkan astaghfirullahaladzim, bererti kita meminta ampun kepada ALLAH SUBHANAHU WA TAALA, agar dimaafkan kesalahan kita dan ditutupi aib-aib kita. Semakin sering kita beristighfar, maka semakin bersih diri kita dari dosa, dari kesalahan dan segala macam aib. Kerana itu, ALLAH SUBHANAHU WA TAALA sangat mencintai hambaNya yang selalu beristighfar. ALLAH SUBHANAHU WA TAALA berfirman : 

“Sesungguhnya Allah sangat menyukai hambanya yang selalu bertaubat atau beristighfar.” 
(Al-Baqaroh [2] : 222)

Sebagai manusia biasa, kita tidak pernah luput dari dosa, dengan kita melanggengkan istighfar maka dosa-dosa yang ada dalam diri kita akan dibersihkan oleh ALLAH SUBHANAHU WA TAALA. Istighfar merupakan suatu kewajipan dan keperluan kita semua, agar ALLAH SUBHANAHU WA TAALA mengampuni dosa kita, memaafkan kesalahan kita, dan menutupi aib-aib kita.

2. Aslaha
Setiap kita mengucapkan astaghfirullah, bererti kita meminta kepada ALLAH SUBHANAHU WA TAALA dan memohon kepadaNya agar ALLAH SUBHANAHU WA TAALA memperbaiki hidup kita, menguatkan aqidah kita, membuat kita nikmat dalam ibadah (khusyuk), dan menjadikan akhlak kita mulia.
Subhanallah. Satu ucapan tetapi memiliki dua keinginan. Kerana itu, tidak hairan jika hamba Allah yang sungguh-sungguh beristighfar, kehidupannya semakin berkah, membawa kebaikan dan perbaikan, bahagia, tenang, senang, dan menyenangkan, baik di dunia mahupun di akhirat.

Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa yang melazimkan dirinya beristighfar kepada Allah, maka Allah mudahkan saat ia sulit, Allah gembirakan saat ia sedih, dan Allah beri rezeki dari jalan yang tak pernah ia sangka.” 
(H.R Abu Daud)

Kemudian dijelaskan dalam Al Quran:

“Maka aku katakan kepada mereka; Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha pengampun, nescaya Dia akan menurunkan hujan kepadamu denngan lebat dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan pula (di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” 
(Nuh [71]:10-12)

Allahu akbar. Istighfar bukan saja kewajipan tetapi juga keperluan kita. Kerana itu RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAMtidak bangun dari tempat duduk beliau kecuali beristighfar kepada Allah 70 kali. Padahal, beliau maksum orang yang sudah dijamin masuk surga, bebas dari dosa Tetapi beliau sangat rajin beristighfar kepada Allah. Seharusnya, kita yang banyak dosa mengambil contoh ketauladanan beliau. Astaghfirullahhalazhim; ampunilah dosa kami yaa Allah. Sebagaimana diceritakan dalam sebuah hadist: Abu Bakar berkata bahawa RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM bersabda: 

“Sungguh akan teguh hati seseorang yang beristighfar meskipun dilakukan dalam sehari sebanyak 70 kali.”

Dalam sebuah hadits lain diceritakan bahkan sampai 100 kali :

Ibnu Umar berkata, “Aku duduk bersama Rasulullah SAW dan aku mendengarnya beristighfar sebanyak 100 kali. Kemudian beliau mengucapkan: Yaa Allah, Ampunilah aku, kasihanilah aku, dan bukakanlah pintu taubat kepadaku. Sesungguhnya Engkau Maha Pemberi Taubat dan Maha Penyayang atau Sesungguhnya Engkau Maha Pemberi Taubat lagi Pengampun.”

Semoga kita digolongkan hamba yang pandai bertaubat. Aamiin.
  
Tausiyah : Ustaz Muhammad Arifin Ilham
Oleh :  Ning Silviana Sholeha
Redaktur : Aminatul Jannah



V 6 : TANDA ORANG SOLEH


Syaqiq Ibnu Ibrahim ditanya, “Bagaimana dapat mengetahui sayakah orang soleh tersebut. Apakah disebabkan orang-orang berkata, ‘Saya orang soleh?”
Syaqiq Ibnu Ibrahim menjawab, “Tunjukkan rahsiamu pada orang soleh bila mereka reda kamu termasuk golongan mereka.” Tawarkan dunia pada nuranimu. Jika kau menolaknya, itulah salah satu tanda.
Hadapkanlah maut pada dirimu. Apabila kau berani menerima, maka kaulah orang soleh itu.
Bila ketiganya ada pada dirimu mintalah pada Tuhan selalu jauhkanlah riak dari amalmu supaya tak dirosak dan lebur jadi debu.”

Orang yang soleh tersebut bukanlah orang yang hanya sekadar dikatakan soleh oleh orang lain. Apalagi belum tentu seseorang yang bernama soleh. Kesolehannya seseorang adalah disamping terlihat dari amal perbuatannya, juga harus dapat memenuhi kriteria yang diajukan sebagaimana oleh Syaqiq Ibnu Ibrahim di bawah ini.
Apabila di antara mereka/ orang yang soleh, kita membuka rahsia hidup yang selama ini kita jalani, apa-pun bentuknya, apabila mereka reda maka kita termasuk di antara golongan mereka. Ini ertinya perbuatan kita sama halnya atau tidak jauh berbeza dengan perilaku mereka.
Apabila terdapat kemaksiatan yang masih kita lakukan, sementara mereka tersebut tidak pernah melakukannya, jelas mereka tidak akan reda. Mereka akan menyingkirkan kita dari komunitinya. Misalnya pada suatu jamaah zikir kita bercerita kepada jamaah zikir tersebut perihal hal buruk kita, yakni bahawasanya kalau tiap malam kita sering pergi ke nite club. Pastinya jamaah zikir tersebut  akan berusaha mengambil jarak dengan kita. Akan tetapi apabila kita menceritakan kebiasaan baik, kita melakukan puasa Isnin Khamis atau kita mengelola TPA (Taman Pengajian Al Quran) dan lain sebagainya sebagainya, maka kita akan dianggap kelompoknya.
Apabil datang kepada kita seseorang untuk menawarkan sesuatu pekerjaan, dengan fasiliti dan gaji yang jauh lebih baik, tapi pekerjaannya amat menyita waktu dan berhubungan dengan hal-hal yang sifatnya subahah. Apakah kita akan menerima pekerjaan tersebut? Sedangkan pada saat ini kita bekerja di sebuah perusahaan di mana gaji dan tunjangannya tersebut sebetulnya sudah sangat cukup. Lalu kita masih punya waktu untuk ketemu dengan anak dan isteri. Juga masih ada waktu luang untuk dakwah di perusahaan saat ini kerana ada Kerohanian Islam (Rohis)nya.
Memang tawaran yang sangat duniawi tersebut memang sangatlah mengiurkan. Akan tetapi orang yang soleh akan mempertimbangkan apakah pekerjaan yang baru tersebut lebih mendekatkan atau justeru menjauhkan dirinya (sebagai seorang hamba) daripada ALLAH SUBHANAHU WA TAALA. Sudah jelas apabila tawarannya seperti di atas, maka automatik nurani orang yang soleh tersebut akan mengatakan ‘”Tidak, Terima kasih.”
Ciri orang yang soleh adalah mereka tidak takut akan mati. Sebab mati bagi orang yang soleh adalah gerbang yang harus ia lalui untuk berjumpa dengan Sang kekasih sejati yakni ALLAH SUBHANAHU WA TAALA.
Seperti misal, Bagaimana mungkin kita bertemu dengan seorang gadis di dalam rumah tanpa kita mengetuk pintu, masuk, dan menemuinya. Kadangkala, kerana badan kita masih kotor dengan baju berpalit lumpur kita belum siap menemui seorang gadis pujaan tersebut kita membersihkan diri terlebih dulu agar pertemuan berlangsung demikian indah. Seperti Itulah halnya orang yang soleh. Ia akan mempersiapkan kesucian hatinya sehingga, Ia tidak saja tidak takut akan mati, tapi justeru siap Ia menyongsong kematian untuk berjumpa dengan yang Maha Indah.
Satu lagi syarat yang sebagaimana telah dikemukakan oleh Syaqiq Ibnu Ibrahim, iaitu janganlah riak. Apabila kita sudah berada dalam golongan orang yang soleh, kita sudah tidak tergiur dengan tawaran dunia yang menghambat dan menjauhkan kita dalam beribadah kepada ALLAH SUBHANAHU WA TAALA, juga tidak takut mati, jangan hal tersebut dipamerkan kepada orang lain. Cukup itu tulus ikhlas semata-mata untuk mendapatkan keredaan daripada ALLAH SUBHANAHU WA TAALA semata.
Janganlah sampai hanya kerana kita ingin dianggap sebagai orang yang soleh kerana berkumpul dengan orang yang soleh, juga bukan kerana kita menolak tawaran sehingga datanglah pujian, terlebih ingin dipuji bahawa kita siap mati. Untuk itulah saudaraku yang kami cintai, marilah mulai dari sekarang kita perbaiki diri ini dengan selalu menegakkan ibadah kita dan selalu berdoa kepada ALLAH SUBHANAHU WA TAALA agar kita beserta keluarga kita dijauhkan dari dari penyakit riak.
Semoga ALLAH SUBHANAHU WA TAALA selalu menjadikan kita golongan Hamba yang soleh dan selalu dalam keredaanNya. Aamiin.

Oleh : Ning Silviana Sholeha
Redaktur : Aminatul Jannah

V 5 : BERLEBIHAN YANG DIBENCI DAN DICINTAI ALLAH SWT


Ada beberapa hal yang tidak disukai oleh ALLAH SUBHANAHU WA TAALA dan RasulNya, sebagaimana berikut ini:

Pertama, Katsratul Anam (terlalu banyak gaul)
Ke sana ke mari hanya bergaul (kecuali untuk perihal silaturahmi). Janganlah banyak bergaul dengan siapa pun, kecuali kepada orang mukmin innama al-mu’minuuna ikhwah (al-Hujarat:10), khasnya orang yang beriman mempunyai saudara hamba-hamba ALLAH yang beriman. Kebaikan akan menular sebagaimana keburukan juga akan menular (su’ul khulqi yufshi).

Oleh kerana itu, menjaga ketakwaan kepada ALLAH SUBHANAHU WA TAALA ialah bergaul dengan sahabat yang soleh. Jadilah hamba ALLAH yang selalu bersama ALLAH SUBHANAHU WA TAALA. Kalau tidak, mendekatlah, bersahabatlah, dan bergaullah dengan hamba ALLAH yang selalu bersama ALLAH SUBHANAHU WA TAALA, kerana ianya akan mengajakmu ke jalan ALLAH SUBHANAHU WA TAALAShiraathalmustaqiim….

Kedua, Katsratul Kalam (banyak bicara)
Orang yang banyak bicara cenderung tidak berwibawa. Banyak bicara banyak salahnya, banyak dustanya (katsratul kalam katsratul kidzb, salamatul insan fi hifdzil lisan; selamatnya seseorang tergantung pada kemampuannya menjaga lisannya). Bahkan banyak bicara merupakan salah satu tanda penyakit nifaq atau karaktor orang munafik. Dalam sebuah hadits diterangkan. Daripada Abu Umamah ra daripada RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM bersabda;

“Rasa malu dan sedikit bicara merupakan dua cabang iman, sedangkan berkata kotor dan banyak bicara merupakan dua cabang kemunafikan.” 
(HR. At-Tirmidzi)

Ketiga, Katsratul Akl (banyak makan)
Makan yang berlebihan dan terlalu banyak sangat tidak disukai ALLAH SUBHANAHU WA TAALA dan RasulNya. Sederhanakanlah dalam makan, minum, dan berpakaian kerana hal itu disukai oleh ALLAH SUBHANAHU WA TAALA dan RasulNya. Sebagaimana ALLAH SUBHANAHU WA TAALA berfirman dalam Al Quran :

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya ALLAH tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” 
(Al-A’raf [7]: 31)

Keempat, Katsratud Dhahak ai Katsratul mizah (banyak tertawa, banyak bercanda)
Orang yang sering tertawa dan bercanda maka hatinya akan keras. Hati yang keras sangat sulit untuk khusyuk. Daripada Abu Hurairah berkata; RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM bersabda;

“Janganlah kalian banyak tertawa, kerana banyak tertawa dapat mematikan hati.” 
(H.R. Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Kelima, Katsratul Naum (banyak tidur)
Sifat malas sangat tidak disukai oleh ALLAH SUBHANAHU WA TAALA dan RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM. Waktu tidur yang paling tidak disukai RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM adalah tidur setelah subuh. Orang yang tidur setelah subuh, RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM memperingatkan sebagai alamatul faqir (ciri dari orang fakir).

Keenam, ishraf dan mubadzir.
Banyak memiliki sesuatu tapi sedikit manfaatnya. Subhanallah. Banyak pakaian tapi banyak yang tidak terpakai, punya banyak kenderaan tapi hanya satu yang dipakai, membazir! Begitu pula menumpuk-numpuk duit tapi tidak diinfakkan dan tidak disedekahkan, maka akan menjadi kurang manfaatnya.

Sedangkan sesuatu yang banyak dan dicintai oleh ALLAH SUBHANAHU WA TAALA dan RasulNya adalah zikrullah (zikir kepada ALLAH SUBHANAHU WA TAALA). Kita disuruh agar memperbanyak zikir kepada ALLAH SUBHANAHU WA TAALA sebagaimana firmanNya, berikut ini:

“Wahai orang-orang yang beriman perbanyaklah zikir kepada ALLAH sebanyak-banyaknya dan bertasbihlah kalian kepada ALLAH sebanyak-banyaknya dan bertasbihlah kalian kepada ALLAH di waktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan MalaikatNya (memohonkan ampunan untukmu). Supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.” 
(Al-Ahzab [33]: 41-43)

Semoga kita semua bukanlah termasuk golongan hamba-hamba yang dibenci oleh ALLAH SUBHANAHU WA TAALA. Apabila ALLAH SUBHANAHU WA TAALA tidak lagi melihat kita dengan pandangan rahmatNya, Maka kepada siapa lagi kita berharap?
  
Sumber : Tausiyah Ustadz M. Arifin Ilham
Oleh : Ning Silviana Sholeha
Redaktur : Aminatul Jannah