Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Sabtu, 28 Disember 2019

U 50 : JADIKANLAH AMALMU SEBAGAI KEKASIHMU

Hatim -rohimahulloh- mengatakan:

“Aku telah memperhatikan semua makhluk, kudapati setiap orang memiliki kekasih, tapi jika sampai ke kuburnya, kekasih itu pun meninggalkannya. Oleh kerana itu, aku jadikan kekasihku adalah amal-amal baikku, agar dia di alam kubur bersamaku.”
[Sumber : Mukhtashor Minhajul Qoshidin, hal:28]

Penterjemah :
Ustadz DR. Musyaffa’ Ad-Dariny, MA


U 49 : USTADZ ARIFIN ILHAM MENULIS PESAN SAAT DIRAWAT DI PENANG MALAYSIA

Berikut ini kalimat-kalimat pesan religius dari Ustaz Arifin Ilham di Facebook yang dibanjiri simpati, tangis dan doa.
Assalaamu‘alaikum wa rahmatullahi wa barkaatuhu.
Siapa aku? Ya, aku dari tiada, sekarang ada, itu juga hanya sebentar, kembali lagi tiada. Aku berasal dari ayah ibu, datuk nenek, terus ke atas hingga mendarat di datuk manusia, Nabi Adam dan Bunda Hawa. Ujung-ujungnya kita harus menyebut kita adalah bani Adam, keturunan Adam ‘alaihis salam.
Sementara bahan dasar moyang kita itu dari tanah, sekarang di atas tanah, semua yang kulihat dari tanah, tidak lama lagi aku pun masuk ke dalam tanah. Ya, aku yang selalu apik merawat tubuh ini, ternyata calon bangkai yang berkalang tanah.
Aku akan masuk ruang sunyi senyap berbantal tanah, kepala utara, kaki selatan miring ke kiblat. Belatung, cacing, bau busuk menyerengai dalam daging tulang yang selalu kurawat saat hidup. Harapan kita tentu Allah menjadikan kuburan kita, Taman SyurgaNya. Aamiin.
Astaghfirullah, inilah yang membuat aku terus-menerus memohon ampunanNya. Inilah yang membuatku semangat dalam beribadah, bernikmat dalam solat, bahagia berlama-lama sujud di penghujung malam, menangis, dan menyelimuti diri dengan rasa takut akan murka dan azabNya.
Allahu Akbar, inilah yang membuat gelora asa terpatri kuat dalam memburu redha dan SyurgaNya; inilah yang mendesakkan rasa rindu berjumpa denganNya. Inilah energi amal solehku, dakwahku.
Inilah yang menjadi asbab bersemangat dalam mencari rejeki yang halal, kuat bestari dalam beramal silaturahim, sayang pada keluarga, sayang pada semua apalagi pada yang papa lebih-lebih pada saudara-saudara yang tertindas.
Merenungi siapa aku, menjadikan diri ini disibukkan dengan perbaikan diri, dan sama sekali tidak tertarik mencari aib orang lain, aib diri saja seabrek abrek. Lunglai sudah jika teringat akan siapa diri ini. Tertatih jasad ini dalam mengimbangi gelora ruh dan hati yang terus berjibaku menujuNya.
Terluap "khouf" rasa takut hebat kepadaNya dan "rojaa" berharap sangat kepadaNya. Bergelayut sedih berbaur bahagia. Putaran waktu di dunia ini terlalu sebentar untuk mengumpulkan bekal hidup selama-lamanya. Sebentar, tetapi menentukan keadaan di Akhirat kelak. Dunia bukan untuk main-main apalagi maksiat. Umurku tidak sepanjang perjuanganku. Sementara dosaku banyak, ilmuku kurang, keadaan inilah membuat waktu hidup ini terasa semakin sebentar.
Duhai kalian, Abah yang telah berpulang, Mama, anak-anakku, isteri-isteriku, anak-anak yatimku, anak-anak santriku, keluargaku, guru-guruku, para sahabatku, jamaah zikir, juga kalian sahabat FBku, instgramku, saudara-sauadaraku di Palestin, Afghan, Irak, Suriah, Yaman, Mesir, Afrika Tengah, Ughur China, Khasmir, Rohingya, Patani, Moro dan seluruh umat, juga negeri Indonesia tercinta ini, telah masuk merenggut hati dan fikiranku.
Diri ini, demi Allah, sayang semua, cinta semua kerana Allah. Rasanya tidak disebut doa, kecuali kalian semua bahagian doaku. Aku ingin semua damai dalam naungan SyariatNya dan hidup bahagia dalam Sunnah NabiNya, sehingga negeri tercinta kita Indonesia hidup damai aman dalam penuh berkah Allah.
"Allahumma ya Allah ampunilah diri ini, dan semua kami. Selamatkanlah kami dari semua fitnah dunia dan kezaliman, dan terimalah mereka yang wafat sebagai syuhada disisiMu...
SubhanAllah air mata ini terus mengalir dalam oase hati ini kerana sayangnya abang pada antum semua kerana Allah.


U 48 : AMALAN ZIKIR

Zikir dengan menggunakan lafaz “Subhanallah wa bihamdihi subhanallahil adzim,” merupakan salah satu kalimat yang banyak dianjurkan di dalam hadits-hadits Nabi SAW, antara lain sebagai berikut :

Rasulullah SAW bersabda :
“Dua kalimat yang ringan diucapkan lidah, berat dalam timbangan (timbangan amal hari kiamat) dan disukai oleh (Allah) Yang Maha Pengasih, iaitu kalimat Subhanallah wa bihamdihi subhanallahil adzim (Maha Suci Allah dengan segala Puji bagiNya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung).”
(HR. Bukhari 7/168 dan Muslim 4/2072).

Rasulullah Saw bersabda :

“Sesungguhnya sebaik-baik ucapan kepada Allah SWT adalah kalimat Subhanallah wa bihamdihi.”
(HR. Muslim dan Tirmidzi).

Diriwayatkan daripada Abu Dzar. Rasulullah pernah ditanya,
“perkataan apa yang paling utama?” Beliau menjawab, “yang dipilih oleh Allah bagi para Malaikat dan hamba-hambaNya, iaitu Subhanallah wa bihamdihi (Maha Suci Allah dengan segala Puji bagiNya).”
(HR. Muslim).

Rasulullah Saw bersabda :
“Barangsiapa mengucapkan Subhanallah wa bihamdihi seratus kali dalam sehari, ia akan diampuni segala dosanya sekalipun dosanya itu sebanyak buih di laut.”
(HR. Muslim dan Tirmidzi).

Ibnu Umar ra meriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah Saw berkata kepada para sahabatnya, “Ucapkanlah Subhanallah wa bihamdihi sebanyak seratus kali. Barangsiapa mengucapkannya satu kali maka tertulis baginya sepuluh kebaikan, barang siapa mengucapkannya sepuluh kali maka tertulis baginya seratus kebaikan, barang siapa mengucapkannya seratus kali maka tertulis baginya seribu kebaikan, barang siapa menambahnya maka Allah pun akan menambahnya dan barang siapa memohon ampun, niscaya Allah akan mengampuninya.”

Dalam Musnad Imam Ahmad diceritakan bahwa ketika menjelang ajal Rasulullah Saw, Beliau memanggil putrinya dan berkata, “Aku perintahkan engkau agar selalu mengucapkan Subhanallah wa bihamdihi, karena kalimat tersebut merupakan doa seluruh makhluk dan dengan kalimat itulah semua makhluk mendapat limpahan rezeki.”


U 47 : JADILAH MANUSIA TERBAIK

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَفَ عَلَى أُنَاسٍ جُلُوسٍ فَقَالَ : " أَلَا أُخْبِرُكُمْ بِخَيْرِكُمْ مِنْ شَرِّكُمْ " قَالَ : فَسَكَتُوا فَقَالَ ذَلِكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ فَقَالَ رَجُلٌ : بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ أَخْبِرْنَا بِخَيْرِنَا مِنْ شَرِّنَا قَالَ : " خَيْرُكُمْ مَنْ يُرْجَى خَيْرُهُ وَيُؤْمَنُ شَرُّهُ وَشَرُّكُمْ مَنْ لَا يُرْجَى خَيْرُهُ وَلَا يُؤْمَنُ شَرُّهُ "


Daripada Abu Hurarirah RA berkata, “Nabi SAW melewati sekelompok orang yang sedang duduk. Baginda SAW bersabda, “Mahukah aku beritahu kalian, orang yang terbaik di antara yang terburuk dalam kalangan kalian?” Mereka pun terdiam. Rasulullah SAW pun mengulangi pertanyaan tersebut sampai tiga kali. Kemudian mereka pun menjawab, “Ya, wahai Rasulullah! Beritahu kepada kami siapakah orang yang terbaik di antara yang terburuk di antara kami.” Rasulullah SAW kemudian bersabda,

“Manusia terbaik di antara kalian adalah yang diharapkan kebaikannya dan orang lain merasa aman dari gangguannya. Manusia terburuk di antara kalian adalah yang tidak diharapkan kebaikannya dan orang lain juga tidak merasa aman dari gangguannya.”
(HR. Tirmidzi no. 2263, Ahmad no. 8812, dan Ibnu Hibban no. 528. Dinilai sahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 2603).

Pengajaran:

1. Manusia yang terbaik adalah yang sentiasa mendatangkan kebaikan kepada orang lain dan orang lain merasa aman dari gangguannya. 

2. Manusia terburuk adalah yang tidak mendatangkan kebaikan kepada orang lain malah orang lain merasa tidak aman dari gangguannya.

3. Jadikanlah kehadiran kita di tengah-tengah masyarakat sebagai orang yang bermanfaat dan dirasai oleh orang lain. Rasulullah SAW bersabda:

خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ


Sebaik-baik manusia adalah orang paling bermanfaat bagi orang lain.
(HR Ibn Hibban No: 2/48) 


4. Orang yang paling dicintai Allah SWT adalah orang yang paling bermanfaat pada orang lain. Sabda Rasulullah SAW:


أحَبُّ النَّاسِ إلى اللهِ أنفَعُهم للنَّاسِ


Orang paling dicintai Allah adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain.
(Riwayat at-Tabrani) Al-Mu’jam Al-Ausot, no.hadits dan juzu’ : 6/139

5. Jauhilah diri dari menjadi orang yang buruk akhlak dan orang lain tidak merasa aman dengan kehadiran kita di dalam masyarakat.

Moga kita berusaha menjadi orang yang bermanfaat.




U 46 : BERDOALAH DENGAN PRASANGKA BAIK

Sebahagian orang berdoa kepada Allah SWT hanya ketika sedang perlu saja. Tak jarang kemudian mereka kehilangan harapan dan berkata, “Aku telah berdoa kepada Allah tapi jawapannya ditunda” atau “Allah tidak menjawab doaku.” 
Ini bukan contoh orang-orang yang bersabar dan bersyukur. Melainkan contoh orang-orang yang berfikir bahawa dia lebih mengetahui daripada Allah SWT. Mungkin ia tidak sedar tentang konsekuensi yang mungkin terjadi jika Allah mengabulkan doanya saat itu. Sebab Allah SWT lebih mengetahui bila waktu yang paling tepat.
Terkadang sebuah doa ditunda kerana belum saatnya kau mendapatkan apa yang kau inginkan. Allah Azza wa Jalla selalu menjagamu, Dia menginginkan yang terbaik untukmu, Dia tidak ingin hal buruk menimpamu. Tapi sering kali kita tidak sabar. Ingin segalanya serba segera.
Ketika kita berdoa pada Allah, teruslah berdoa dan jangan pernah berhenti, jangan pernah mengatakan “Doaku belum dijawab” atau “Doaku ditunda”, tetapi katakanlah “Doaku akan dijawab pada saat yang paling baik untukku.”


U 45 : LELAKI YANG SOLATNYA TIDAK PERNAH DITOLAK DAN DOANYA SENTIASA DIMAKBULKAN ALLAH SWT

Seorang manusia boleh berbangga apabila ia terkenal di seluruh dunia, tetapi itu tidak menjamin dirinya menjadi terkenal di kalangan penduduk langit. Dalam sebuah hadis disebutkan bahawa di langit ada ribuan malaikat yang selalu mengucapkan kalimat pujian kepada ALLAH SWT.
Khususnya dengan adanya Takhta Tuhan di sana, ia menjadikan kedudukan langit menjadi sangat istimewa dalam Islam. Ternyata ada kelas manusia yang sangat terkenal di kalangan penduduk langit.
Bukan artis, atau selebriti, dia hanya manusia biasa yang bekerja sebagai kawanan kambing miskin dan miskin yatim piatu. Walau bagaimanapun, RASULULLAH SAW mengatakan bahawa semua penghuni langit mengenalnya, bahkan doanya selalu diberikan oleh ALLAH SWT. Siapa dia? Berikut adalah kajian semula.
Adakah Uwais Al Qarni, seorang lelaki yang namanya terkenal di kalangan penduduk langit. Bahkan Nabi Muhammad SAW memerintahkan Ali bin Abu Talib dan Umar bin Khattab meminta doa oleh Uwais Al Qarni, kerana solatnya tidak pernah ditolak oleh ALLAH SWT.
Al-Uwais Al-Qarni hidup begitu teruk, tetapi dia tidak pernah mengadukan dan menguji dengan sabar. Lelaki muda ini datang dari Yaman dan menderita pen yakit Kopak atau tubuhnya terperangkap.
Keadaan ini tidak memisahkannya dari Tuhan. Ia adalah badan Uwais Al Qarni yang tepat menjadi lebih soleh dan sangat mengabdikan kepada satu-satunya ibu bapa yang memiliki ibu.
Ternyata keadaan ibunya tidak kurang khawatir. Ibunya tua mengalami lumpuh, memerlukan Uwais untuk menjaga dan memenuhi semua permintaan.
Walau bagaimanapun, terdapat satu permintaan Ibu yang kelihatan sukar untuk diberikan, iaitu untuk menunaikan haji ke tanah suci. Bagaimanakah Uwais yang miskin dapat menghantar ibu ke ziarah?
Sementara untuk boleh sampai ke sana harus melewati gurun pasir tandus yang panas dengan perbekalan yang tidak sedikit. Namun Allah SWT tentu memiliki cara untuk mengundang Hamba-hamba pilihanNya.
“Anakku, mungkin Ibu tak lama lagi akan bersama dengan kamu, ikhtiarkan agar Ibu dapat mengerjakan haji,” pinta Ibunya.
Meski terkejut dengan permintaan sang ibu, namun Ia tidak patah arang. Ia kemudian berfikir tentang bagaimana mencari jalan keluar. Kemudian Ia membeli seekor anak lembu.
Ternyata Uwais membuatkan kandang di puncak bukit. Setiap pagi beliau bolak balik menggendong anak lembu itu naik turun bukit. Tindakan ini membuat orang desa begitu heran, bahkan sebagian menganggapnya aneh dan gi la.
Lembu tersebut semakin hari semakin besar, sehingga membutuhkan tenaga yang besar pula untuk bisa mengangkatnya. Namun kerana sudah terbiasa setiap hari, lembu tersebut tidak terasa berat lagi.
Setelah 8 bulan berlalu, sampailah musim Haji. Lembu Uwais telah mencapai 100 kg, begitu juga dengan otot Uwais yang makin membesar.
Ia menjadi kuat mengangkat barang. Tahulah sekarang orang-orang apa maksud Uwais menggendong lembu setiap hari. Ternyata ia latihan untuk menggendong Ibunya.
Saat musim haji tiba, Ia benar-benar menggendong ibunya dari Yaman menuju Mekah. Masya Allah. Begitu besarnya kasih sayang Uwais kepada sang Ibu. Ia rela menempuh perjalanan jauh dan sulit, demi memenuhi keinginan ibunya.
Uwais berjalan tegap menggendong ibunya tawaf di Kaabah. Ibunya terharu dan bercucuran air mata telah melihat Baitullah. Di hadapan Kaabah, ibu dan anak itu berdoa.
“Yaa Allah, ampuni semua dosa ibu,” kata Uwais. “Bagaimana dengan dosamu?” tanya ibunya hairan. Uwais menjawab, “Dengan terampunnya dosa Ibu, maka Ibu akan masuk syurga. Cukuplah ridha dari Ibu yang akan membawa aku ke syurga.”
Subhanallah, itulah keinganan Uwais yang tulus dan penuh cinta. Allah SWT pun memberikan kurnianya, Uwais seketika itu juga disembuhkan dari penyakit sopaknya.
Hanya tertinggal bulatan putih ditengkuknya. Hikmahnya adalah agar mudah ditemukan oleh Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib. Kerana saat masih hidup Rasulullah SAW berpesan agar kedua sahabat Nabi itu menemukan Uwais dan meminta didoakan kerana doanya sangat makbul.
“Di zaman kamu nanti akan lahir seorang manusia yang doanya sangat makbul. Kamu berdua pergilah cari dia. Dia akan datang dari arah Yaman, dia dibesarkan di Yaman. Dia akan muncul di zaman kamu, carilah dia. Kalau berjumpa dengan dia minta tolong dia berdua untuk kamu berdua.”
“Sesungguhnya Allah SWT mengharamkan atas kamu, durhaka pada ibu dan menolak kewajipan, dan meminta yang bukan haknya, dan membunuh anak hidup-hidup, dan Allah SWT membenci padamu banyak bicara dan banyak bertanya demikian pula memboroskan harta (menghamburkan kekayaan).”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Pertemuan Uwais Al-Qarni dengan Umar bin Khattab dan Ali bin Abu Thalib
Dalam hidupnya, Uwais Al-Qarni sangat mecintai Rasulullah SAW. Ia begitu sedih saat melihat tetangganya kembali dari Madinah dan boleh menemui kecintaannya itu.
Saat itu, berita tentang patahnya gigi Nabi Muhammad SAW saat perang Uhud terdengar ke berbagai negeri. Ia pun kemudian menggetok salah satu giginya dengan batu hingga patah sebagai ungkapan rasa cintanya kepada Nabi Muhammmad SAW.
Ternyata kerinduan Uwais memuncak. Akhirnya Ia mendekati ibunya untuk meminta izin pergi menemui Rasul. Mendengar permohonan sang anak, Ibu Uwais mengizinkannya pergi.
“Pergilah wahai Uwais, anakku! Temuilah Nabi di rumahnya. Dan bila telah berjumpa dengan Nabi, segeralah engkau kembali pulang.”
Hati Uwais begitu gembira. Ia segera berkemas dan meninggalkan Yaman. Namun Ia terlebih dahulu mempersiapkan segala keperluan sang Ibu, serta berpesan kepada tetangganya agar dapat menemani ibunya selama ia pergi. Sesudah berpamitan sembari mencium ibunya, berangkatlah Uwais Al-Qarni menuju Madinah.
Perjalanan pun dimulai, jauhnya Madinah ternyata tidak menyurutkan niatnya. Setelah sampai di Madinah, sampailah Uwais di rumah Nabi.
Sayang, pada saat itu Nabi tengah dalam peperangan dan hanya ditemukan Aisyah ra. Betapa kecewanya hati Uwais. Dari jauh ia datang untuk berjumpa langsung dengan Nabi saw, tetapi Nabi SAW tidak dapat dijumpainya.
Dalam hati Uwais Al-Qarni bergolak perasaan ingin menunggu kedatangan Nabi SAW dari medan perang. Tapi bilakah Nabi pulang? Sedangkan masih terngiang di telinganya pesan ibunya yang sudah tua dan sakit-sakitan itu, agar ia cepat pulang ke Yaman.
Akhirnya, kerana ketaatannya kepada ibunya, pesan ibunya mengalahkan suara hati dan kemahuannya untuk menunggu dan berjumpa dengan Nabi SAW.
Kerana hal itu tidak mungkin, Uwais Al-Qarni dengan terpaksa pamit kepada Siti Aisyah ra untuk segera pulang kembali ke Yaman, dia hanya menitipkan salamnya untuk Nabi SAW. Setelah itu, Uwais Al-Qarni pun segera berangkat mengayunkan langkahnya dengan perasaan amat haru.
Setelah peperangan selesai, Nabi Muhammad SAW kemudian kembali ke Madinah. Sesampainya di rumah, Nabi bertanya kepada Siti Aisyah perihal siapa yang datang mencarinya.
Nabi mengatakan bahawa Uwais Al-Qarni anak yang taat kepada ibunya, adalah penghuni langit. Mendengar perkataan Nabi SAW, Siti Aisyah ra dan para sahabat tertegun.
Menurut keterangan Siti Aisyah ra, memang benar ada yang mencari Nabi SAW dan segera pulang kembali ke Yaman, kerana ibunya sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan ibunya terlalu lama.
Nabi Muhammad SAW melanjutkan keterangannya tentang Uwais Al-Qarni, penghuni langit itu, kepada para sahabatnya, “Kalau kalian ingin berjumpa dengan dia, perhatikanlah ia mempunyai tanda putih di tengah telapak tangannya.”
Sesudah itu Nabi SAW memandang kepada Ali ra dan Umar ra seraya berkata, “suatu ketika apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah doa dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit, bukan orang bumi.”
Waktu terus berganti, dan Nabi SAW kemudian wafat. Kekhalifahan Abu Bakar pun telah digantikan pula oleh Umar bin Khatab. Suatu ketika, khalifah Umar teringat akan sabda Nabi SAW tentang Uwais Al-Qarni, penghuni langit.
Beliau segera mengingatkan kembali sabda Nabi SAW itu kepada sahabat Ali bin Abi Thalib ra. Sejak saat itu setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, Khalifah Umar ra dan Ali ra selalu menanyakan tentang Uwais Al Qarni, si fakir yang tak punya apa-apa itu, yang kerjanya hanya menggembalakan domba dan unta setiap hari? Mengapa khalifah Umar ra dan sahabat Nabi, Ali ra, selalu menanyakan dia?
Rombongan kalifah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang dagangan mereka. Suatu ketika, Uwais Al-Qarni turut bersama mereka.
Rombongan kalifah itu pun tiba di kota Madinah. Melihat ada rombongan kalifah yang baru datang dari Yaman, segera khalifah Umar ra dan Ali ra mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais Al-Qarni turut bersama mereka.
Rombongan kafilah itu mengatakan bahawa Uwais Al-Qarni ada bersama mereka, dia sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan kota. Mendengar jawapan itu, khalifah Umar ra dan Ali ra segera pergi menjumpai Uwais Al-Qarni.
Sesampainya di khemah tempat Uwais berada, khalifah Umar ra dan Ali ra memberi salam. Tapi rupanya Uwais sedang solat.
Setelah mengakhiri solatnya dengan salam, Uwais menjawab salam khalifah Umar ra dan Ali ra sambil mendekati kedua sahabat Nabi SAW ini dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman.
Sewaktu berjabatan, Khalifah Umar ra dengan segera membalikkan tangan Uwais, untuk membuktikan kebenaran tanda putih yang berada di telapak tangan Uwais, seperti yang pernah dikatakan oleh Nabi SAW. Memang benar! Nampaklah tanda putih di telapak tangan Uwais Al-Qarni.
Wajah Uwais Al-Qarni bersinar. Memang benar seperti yang dikatakan Rasulullah bahawa dia adalah penghuni syurga. Khalifah Umar ra dan Ali ra meminta namanya, dan menjawab, “Abdullah.”



U 44 : NASIHAT IMAM SYAFIE

Sentiasalah rasa benci dengan apa yang salah, tetapi jangan benci siapa yang salah. Bencilah dosa dengan seluruh hatimu, tetapi maafkanlah dan kasihanilah si pendosa. Tugas kita adalah menghapus penyakit, bukan pesakit.


U 43 : OMONG KOSONG


Kau cakap akan mengikuti perintah Allah SWT dan Rasulnya, Tapi faktanya engkau malah berdusta dan mengingkari perintah Allah SWT dan Rasulnya di setiap malam tahun baru. OMONG KOSONG!

Kau cakap cinta kepada saudaramu, Tapi di kala saudara-saudaramu banyak yang bersedih kerana tertimpa bencana, namun kau di sini asyik bergembira, ketawa-ketawa, huha-huha, merayakan tahun baru. OMONG KOSONG!

Kau cakap peduli dan mahu bersedekah, Tapi faktanya tak sedikitpun engkau membantu mereka, Namun wangmu kau belanjakan untuk beli bunga api, pesta, menginap di hotel, membeli makanan lazat. OMONG KOSONG!

Kau mengaku beragama Islam dan sampai matipun tetap Islam, Tapi faktanya kau mengikuti dan meniru kebiasaan orang-orang kafir, OMONG KOSONG!

Kau cakap, ulama adalah penerus nabi, guru dan orang yang soleh, Tapi faktanya ketika engkau dinasihati dan diingatkan jangan merayakan malam tahun baru, Namun engkau malah menentangnya dan mengabaikan nasihatnya, OMONG KOSONG!

Kau berdoa dan berharap kepada Allah SWT agar tahun depan menjadi insan yang lebih baik lagi, Tapi faktanya engkau sendiri tak berusaha menjadi lebih baik, namun diawal tahun baru engkau banyak melakukan dosa dan maksiat. OMONG KOSONG!

Lengkap sudah KEBOHONGANMU dalam semalam:
Terompet kau tiup = Khas Yahudi
Perayaan Tahun Baru kau ramaikan = Khas Nasrani
Kembang Api kau nyalakan = Kebanggaan Majusi
Dan...
Engkau tak merasa sedih, Syariat agamamu kau tinggalkan.
Oh, alangkah dustanya lisanmu, antara ucapan dan tindakanmu tak sesuai.
Lengkap sudah OMONG KOSONG setahun sekali.
Mari kita renungi wahai generasi Islam, mahu sampai bila engkau begini terus, sedangkan kain kafan terus ditenun. Renungkanlah!!



U 42 : FIKIR-FIKIRKAN, SEMOGA MENJADI PERINGATAN BUAT DIRI INI YANG SENTIASA LUPA

Pertandingan bola: 90 minit
Filem bersiri: 60 minit
Filem aksi: 130 minit 
Solat: 5 – 7 minit, kalau sehari lima kali, dalam 30 minit.

Neraka Jahannam: 
SEPANJANG HIDUP (selama-lamanya)

Syurga : 
SEPANJANG HIDUP (selama-lamanya)

Mari kita merenung
Whatsapp: 300 kawan
Kontak: 80 kawan
Kawan di kampung: 50 org
Kawan di masa sulit: 1
Kawan di jenazahmu: keluarga dan saudaramu
Kawan di kubur: kau sendirian
Jangan merasa aneh, inilah kehidupan.

Hakikatnya: 
TAK ADA YANG MEMBERIMU MANFAAT SELAIN SOLATMU.
Jika kau mendapati debu di mushafmu (Kitab Al Quran), Maka Tangisilah dirimu sendiri!
Barangsiapa yang tidak membaca Al Quran selama 3 hari tanpa ada uzur maka ia dinamakan Hajir / seorang yang meninggalkan Al Quran.

Ulasan:
Aku tidak memaksamu untuk menyebar luaskan tulisan ini.
Akan tetapi sebagai kepatuhan pada Firman Allah SWT:

"Peringatkanlah kerana peringatan akan memberikan manfaat pada kaum mukminin."

Alam yang aneh,

Jenazah disusul dengan jenazah. Kematian disusul dengan kematian berikutnya.
Berita tentang kematian berterusan. Ada yang mati kerana kecelakaan, ada kerana sakit, ada yang tiba-tiba mati tanpa sebab, semuanya tinggalkan dunia ini dan mereka semua kami kuburkan dan itu pasti.

Hariku dan harimu pasti akan tiba persiapkanlah bekal untuk perjalanan yang tak dapat kembali.

Wahai orang yang menunda Taubat dengan alasan kerana masih muda.
Maaf.....
Kuburan bukanlah tempat untuk orang dewasa saja.
(Kuburan tempat manusia segala usia)

Sesungguhnya Dunia itu hanya 3 hari:

Hari Kelmarin:
Kita hidup di situ, dan tidak akan kembali lagi.

Hari ini:
Kita jalani namun tak berlangsung lama.

Esok:
Kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi dan tidak ada jaminan kita boleh hidup sampai esok.
Maka saling memaafkan dan bersedekahlah.

Kerana:
Aku, engkau dan mereka, AKAN PERGI meninggalkan gemerlapnya dunia selamanya...
Yaa Allah, kami memohon kepadaMu, husnulkhatimah dan beruntung dengan mendapatkan syurga dan selamat dari api neraka. Aamiin ya robbal alamiin…

Saudaraku yang mulia :
Barangsiapa yang hidup dalam suatu kebiasaan maka ia akan mati dengan kebiasaan itu....
Dan barangsiapa yang mati dalam suatu keadaan maka ia akan dibangkitkan dalam keadaan tersebut....

Jika kau sudah membaca tulisan ini kau sudah mendapatkan pahalanya, namun bila kau menyebarkannya dan orang lain mendapakan manfaat juga maka akan dilipat gandakan pahalamu. In Syaa Allah.
(Ust. Bachtiar Nasir)



U 41 : JANGAN REMEHKAN KESYIRIKAN

Tidaklah cukup seseorang hanya mengenal tauhid dan mengamalkannya.
Pengetahuan tentang syirik pun mutlak diperlukan agar seseorang tidak terjerumus ke dalamnya. Sayangnya, banyak orang tidak memahami hakikat kesyirikan dan betapa dahsyat bahayanya sehingga mereka pun meremehkannya. Padahal semakin kuat tauhid seseorang, seharusnya dia semakin takut akan syirik dan kuatir menjadi pelakunya. Sebaliknya seseorang yang tidak memahami hakikat tauhid akan meremehkannya sehingga tidak ada sedikipun rasa takut di hatinya. Semoga penjelasan ringkas ini, menggugah kesedaran kita agar tidak lagi meremehkan dosa yang sangat besar ini.

Dahsyatnya Bahaya Syirik. Cukuplah ayat berikut menggambarkan dahsyatnya dosa kesyirikan. Allah SWT berfirman,

إِنَّ اللهَ لاَيَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَادُونَ ذَلِكَ لِمَن يَشَآءُ وَمَن يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا {48}

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendakiNya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.”
(QS. An Nisaa’:48)

Tidak ada seorang pun yang terlepas dari gelimang dosa. Ampunan dosa merupakan rahmat Allah SWT yang diberikan kepada semua hamba. Namun, hal ini dikecualikan bagi orang-orang musyrik (jika sampai mati ia masih membawa dosa syiriknya tanpa bertaubat ), kerana begitu besarnya dosa syirik. Ini menunjukkan bahawa dosa syirik merupakan dosa yang sangat besar.
Dalam ayat lain Allah SWT menjelaskan bahawa pelaku kesyirikan diharamkan masuk ke dalam syurga, padahal syurga adalah tujuan akhir seorang hamba. Allah SWT berfirman,

… إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَالِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ {72}

“…Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.”
(QS. Al Maidah:72)

Daripada Ibnu Mas’ud radliyallah ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ مَاتَ وَهْوَ يَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ نِدًّا دَخَلَ النَّارَ

“Barangsiapa yang mati dalam keadaan menyembah selain Allah, pasti ia masuk ke dalam neraka.”[1].

Sungguh, benar-benar mengerikan bahaya kesyirikan. Na’udzu billahi min dzaalik. Seluruh Rasul Mengingatkan Bahaya Syirik. Setiap Rasul yang diutus oleh Allah SWT pasti menyeru tentang bahaya syirik. Mereka semua mendakwahkan tauhid dan memperingatkan tentang syirik. Hal ini sebagaimana dijelaskan Allah SWT :

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أَمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ …{36}

“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja) dan jauhilah Thaghut itu.”
(QS. An Nahl:36).

Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan tentang ayat ini, “Seluruh para rasul menyeru untuk beribadah hanya kepada Allah SWT dan melarang untuk menujukan ibadah kepada selainNya.
Allah SWT tidak mengutus seorang rasul pun sejak terjadinya kesyirikan pada kaum Nuh yang diutus rasul kepada mereka kecuali untuk tujuan tersebut (hanya beribadah kepada Allah SWT semata).
Rasul yang pertama diutus ke muka bumi sampai penutup para Rasul, Muhammad shalallahu ‘alaihi wa salaam, semuanya mendakwahkan sebagaimana yang Allah SWT perintahkan :

وَمَآأَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلاَّنُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لآ إِلَهَ إِلآ أَنَا فَاعْبُدُونِ {25}

“Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahawasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.”
(QS. Al Anbiya’:25)”[2].

Jelaslah bahawa kesyirikan adalah dosa yang sangat besar sehingga seluruh Rasul diperintahkan untuk memperingatkan umatnya dari dosa ini. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam Berlindung dari Kesyirikan. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam mengajari kita untuk berlindung dari kesyirikan. Beliau berdoa:

وَأَنَا أَعْلَمُ وَأَسْتَغْفِرُك لِمَا لَا أَعْلَمُ اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِك أَنْ أُشْرِكَ بِك

“Yaa Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari perbuatan syirik (menyekutukanMu) sedangkan aku mengetahuinya. Dan aku memohon ampun kepadaMu terhadap kesyirikan yang tidak aku ketahui.”[3].

Bagaimana mungkin kita tidak takut terjerumus syirik padahal Nabi shalallahu ‘alaihi wa salaam saja takut terhadap masalah ini? Nabi Ibrahim ‘alaihis salam kuatir terjerumus syirik. Nabi Ibrahim ‘alaihis salam mempunyai kedudukan yang mulia. Allah SWT berfirman tentang beliau,

إِنَّ إِبْرَاهِيمَ كَانَ أُمَّةً قَانِتًا لِلَّهِ حَنِيفًا وَلَمْ يَكُ مِنَ الْمُشْرِكِينَ {120}

“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan).”
(QS. An Nahl:120)

Allah menyifati beliau dengan sifat-sifat mulia iaitu :
– Beliau adalah imam, yakni teladan dalam kebaikan.
– Beliau adalah orang yang selalu taat, sentiasa melakukan amal ketaatan dan ikhlas dalam beramal.
– Beliau adalah seorang yang hanif, yakni yang sentiasa menghadap kepada Allah SWT dan berpaling dari selainNya.
– Beliau tidak termasuk golongan orang-orang musyrik, yakni berlepas diri dari orang-orang musyrik dan agama mereka [4]
Sifat-sifat yang dimiliki oleh Ibrahim ‘alaihis salaam adalah wujud dari kebersihan tauhidnya. Namun di sisi lain, beliau masih berdoa kepada Allah SWT,

وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ ءَامِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ اْلأَصْنَامَ {35}

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Yaa Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.”
(Ibrahim:35)

Lihatlah, kedudukan beliau yang mulia dan kebersihan tauhid yang beliau miliki tidak menjadikan beliau merasa aman dari kesyirikan. Bahkan beliau masih berlindung kepada Allah SWT dari bentuk kesyirikan yang paling zahir (paling nampak), iaitu menyembah berhala. Padahal kita ketahui bersama bahawa Ibrahimlah yang menghancurkan berhala-berhala kaumnya.
Allah SWT menjelaskan alasan yang mendasari ketakutan Ibrahim terhadap syirik dalam firmanNya,

رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيرًا مِّنَ النَّاسِ… {36}

“Yaa Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia…”
(QS. Ibrahim:36).

Jika seseorang mengetahui bahawa banyak di antara manusia terjerumus ke dalam syirik akbar dan mereka tersesat menjadi penyembah berhala, tentunya wajib bagi dia untuk takut terjerumus dalam kesyirikan yang telah menyesatkan banyak orang. Oleh karena itu Ibrahim at Taimi mengatakan, “Siapakah yang merasa aman dari tertimpa musibah kesyirikan setelah Ibrahim ‘alaihis salaam?!”
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim).

Tidak ada yang merasa aman terjerumus dalam kesyirikan kecuali orang yang bodoh dalam memahami tauhid dan tidak mengerti larangan dari berbuat syirik.[5]
Lihatlah diri kita. Siapakah kita? Seberapakah keilmuan kita tentang tauhid? Namun kita seolah-olah sudah merasa aman dari bahaya syirik. Kesyirikan Dikuatirkan Menimpa Para Sahabat rodhiyallahu ‘anhum. Para sahabat adalah generasi terbaik umat ini. Keteguhan iman mereka sudah teruji, pengorbanan mereka terhadap Islam sudah tidak perlu diragukan lagi. Namun demikian, Nabi shalallahu ‘alaihi wa salaam masih mengkuatirkan kesyirikan menimpa mereka. Beliau bersabda.

إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمُ الشِّرْكُ الأَصْغَرُ ». قَالُوا وَمَا الشِّرْكُ الأَصْغَرُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « الرِّيَاءُ

“Sesuatu yang aku kuatirkan menimpa kalian adalah perbuatan syirik asghar.” Lalu para sahabat menanyakan pada beliau, “Apa yang dimaksud syirik ashgar, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, riak.”[6]

Dalam hadist di atas terdapat pelajaran tentang takut kapada syirik. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam kuatir kesyirikan menimpa sahabat muhajirin dan anshor, sementara mereka adalah sebaik-baik umat. Maka bagaimana terhadap umat selain mereka? Jika yang beliau kuatirkan menimpa mereka adalah syirik asghar yang tidak mengeluarkan dari Islam, bagaimana lagi dengan syirik akbar? Wal ‘iyadzu billah !![7]

Bukti Rasa Takut yang Benar
Setiap orang yang bersih tauhidnya pasti memiliki rasa takut terhadap syirik. Oleh kerana itu, orang yang paling bersih tauhidnya yakni Nabi kita Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam memperbanyak doa agar dijauhkan dari syirik. Demikian juga Ibrahim ‘alaihis salaam berdoa kepada Allah SWT agar dijauhkan dari kesyirikan dan menyembah berhala. Sedikit sekali orang yang tidak memiliki rasa takut terhadap kesyirikan akan sempurna tauhidnya, bahkan hal ini tidak mungkin terjadi. Setiap orang yang berusaha membersihkan tauhidnya, dia akan sentiasa bersemangat dalam bertauhid dan takut terjerumus syirik. Jika sudah muncul rasa takut terhadap syirik, rasa takut dalam hatinya tersebut akan menjadikan seorang hamba bersemangat. Rasa takutnya akan menimbulkan bebrapa faedah :

– Dia akan terus mempelajari kesyirikan dan macam-macamnya sehingga tidak terjerumus ke dalamnya.
– Akan sentiasa mempelajari tauhid dan macam-macamnya sehingga muncul dalam hatinya rasa takut terhadap syirik.
– Seseorang yang takut terhadap syirik, hatinya senantiasa istiqomah di atas jalan ketaatan dan mengharap wajah Allah SWT.
– Jika melakuakan suatu dosa atau kesalahan akan segera memohon ampun kepada Allah SWT, kerana perlunya dia terhadap ampunan dosa.[8]

Lihatlah Fenomena di Sekitar Kita
Pembaca yang dirahmati Allah, fenomena kesyirikan merebak di sekitar kita. Dari kesyirikan yang tersembunyi sampai bentuk yang paling zahir, baik itu syirik besar mahupun syirik kecil. Di kota hingga pelosok desa marak dengan kegiatan syirik. Kesyirikan di zaman ini tidak mengenal waktu, baik siang mahupun malam, baik dalam kondisi susah mahupun senang. Media yang beredar juga tak ketinggalan menawarkan berbagai bentuk kesyirikan. Bahkan para cendekiawan muslim yang dianggap tokoh agama pun ikut andil dalam mendakwahkan kesyirikan. Wahai saudaraku, hati ini sangat lemah. Sungguh, dengan fenomena tersebut, hati kita memiliki kecenderungan untuk mudah terjerumus dalam syirik. Tidak ada yang boleh kita lakukan kecuali membentengi diri kita dengan ilmu tauhid yang benar dan berusaha untuk mempelajari kesyirikan agar kita dapat menjauhinya. Usaha doa pun harus sentiasa kita lakukan. Semoga Allah SWT meneguhkan kita di atas jalan tauhid sampai ajal menjemput kita, sebagaimana Allah SWT firmankan,

يَوْمَ لاَيَنفَعُ مَالٌ وَلاَبَنُونَ {88} إِلاَّ مَنْ أَتَى اللهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ {89}

“(iaitu) di hari harta dan anak-anak lelaki tidak berguna(88), kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih(89).”
(QS. As Syu’araa:88-89)

Syaikh As Sa’di rahimahullah menjelaskan, “Hati yang bersih maksudnya hati yang selamat dari kesyirikan dan keragu-raguan serta selamat dari rasa cinta terhadap keburukan serta bersih dari bidaah dan perbuatan dosa…”[9].
Wallahul musta’an.

Penulis: Abu ‘Athifah Adika Mianoki
Muroja’ah: M.A. Tuasikal
Artikel www.muslim.or.id
Catatan Kaki:
[1]. HR. Bukhari 4498
[2]. Fathul Majiid, hal 24. Syaikh ‘Abdurrahman bin Hasan Alu Syaikh. Penerbit Muasasah al Mukhtar. Cetakan pertama tahun 1425 H/2004.
[3]. HR. Ahmad (4/403). Dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam Shahiihul Jaami’ (3731) dan Shahih at Targhiib wa at Tarhiib (36).
[4]. I’aanatul Mustafiid bi Syarhi Kitaabi at Tauhiid, hal 71. Syaikh Shalih Fauzan. Penerbit Markaz Fajr. Cetakan kedua tahun 2003.
[5]. Fathul Majiid, hal 79.
[6]. HR. Ahmad 5/428,429. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih, namun ada yang munqothi’ (terputus).
[7]. I’aanatul Mustafiid bi Syarhi Kitabi at Tauhiid, hal 90.
[8]. At Tamhiid li Syarhi Kitaabi at Tauhiid hal 43-44. Syaikh Shalih Alu Syaikh. Penerbit Daaru at Tauhiid. Cetakan pertama tahun 1423 H/2002.
[9]. Taisiirul Kariimir Rahman, Tafsir Surat Asy Syu’araa, Syaikh ‘Abdurrahman As Sa’di. Penerbit Daarul Hadist
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Disalin Oleh Muhammad Syarif
Khamis 14 - syawal - 1439 H /
2- Jun - 2018 M