Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Jumaat, 20 Januari 2017

R 144 AKHLAK ISLAM CERMINAN AKIDAH ISLAM

Sering kita melihat Muslim yang kelihatannya ibadahnya sangat rajin, namun kadang akhlaknya kurang. Padahal dalam Islam hubungan baik bukan cuma terhadap ALLAH SUBHANAHU WA TAALA (Hablum minallahu), namun juga terhadap manusia (Hablum minannas).

Tak jarang ada juga ustaz yang tidak/belum pernah tersenyum sehingga terkesan menyeramkan. Banyak juga Muslim yang "Soleh" namun perkataannya menyakitkan orang lain. Padahal NABI MUHAMMAD  SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM menyatakan bahawa tujuan beliau diutus adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Ertinya jika akhlak seseorang buruk, maka dia bukanlah orang yang soleh meski terlihat rajin solat, puasa, zakat, haji, dan sebagainya.

Mudah-mudahan kita semua boleh mendapat manfaat dari tulisan di bawah.

Firman ALLAH SUBHANAHU WA TAALA yang bermaksud : 

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) RASULULLAH itu suri teladan yang baik bagimu…”
(Surah 33  AL AHZAB : 21)

Firman ALLAH SUBHANAHU WA TAALA yang bermaksud : 

“Maka disebabkan rahmat daripada ALLAH-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Kerana itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermesyuaratlah dengan mereka dalam urusan itu…”
(Surah 3  ALI  IMRAN : 159)


NABI MUHAMMAD  SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM bersabda yang bermaksud:

“Sesungguhnya tidaklah aku diutus kecuali untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
(HR. Al-Bukhari, Ahmad, dan Al-Hakim)

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
(HR. Al Bazzaar)

NABI MUHAMMAD  SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM bersabda yang bermaksud:

Ketika Aisyah ra ditanya tentang akhlak RASULULLAH SAW, maka dia menjawab, “Akhlaknya adalah al Quran.”
(HR. Abu Daud dan Muslim)

Kepada RASULULLAH SAW disarankan agar mengutuk orang-orang musyrik. Tetapi beliau menjawab:

“Aku tidak diutus untuk (melontarkan) kutukan, tetapi sesungguhnya aku diutus sebagai (pembawa) rahmat.”
(HR. Bukhari dan Muslim)


“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.
Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.”
(Surah 41  FUSHSHILAT : 34-35)

Anas ra, pembantu rumahtangga NABI MUHAMMAD  SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM berkata, “Aku membantu rumah tangga NABI SAW sepuluh tahun lamanya, dan belum pernah beliau mengeluh “Ah” terhadapku dan belum pernah beliau menegur, “Kenapa kamu lakukan ini atau kenapa tidak kau lakukan ini.”
(HR. Ahmad)

Anas ra berkata, “RASULULLAH SAW adalah orang yang paling baik, paling dermawan (murah tangan), dan paling berani.”
(HR. Ahmad)

“MUHAMMAD itu adalah utusan ALLAH dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari kurnia ALLAH dan keredhaanNya, tanda-tanda mereka nampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, iaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya kerana ALLAH hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). ALLAH menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang soleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.”
(urah 48  AL FATH : 29)

“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak ALLAH akan mendatangkan suatu kaum yang ALLAH mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan ALLAH, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah kurnia ALLAH, diberikanNya kepada siapa yang dikehendakiNya, dan ALLAH Maha Luas (pemberianNya), lagi Maha Mengetahui.”
(Surah 5  AL MAA'IDAH : 54)

RASULULLAH SAW menyebut-nyebut ALLAH setiap waktu (saat).
(HR. Muslim)

Sebaik-baik urusan adalah yang pertengahannya (yang adil atau tidak berlebih-lebihan).
(HR. Al-Baihaqi)

Ada orang yang saat berzikir suaranya lembut sekali, tapi saat berceramah/menghardik orang keras sekali. Padahal yang begitu juga salah :

ALLAH SUBHANAHU WA TAALA tidak menyukai lelaki yang bersuara keras (tinggi), tetapi ALLAH SUBHANAHU WA TAALA suka kepada yang bersuara lembut.
(HR. Al-Baihaqi)

Sesungguhnya ALLAH indah dan suka kepada keindahan. ALLAH suka melihat tanda-tanda kenikmatannya pada diri hambaNya, membenci kemelaratan dan yang berlagak melarat.
(HR. Muslim)

Dalam beragama tidak boleh terlalu kaku. Perlu juga sedikit hiburan. Oleh kerana itu Nabi membiarkan saja saat orang Habsyi bermain tombak di masjid dan penyair Hasan bin Tsabit melantunkan syair di masjid :

Bersenda-guraulah dan bermain-mainlah. Sesungguhnya aku tidak suka kalau terjadi kekerasan dalam agamamu.
(HR. Al-Baihaqi)

Penjelasan:
Yang dimaksud, agar dalam beragama kita bersikap luwes dan tidak kaku.

“Hiburlah hatimu pada saat-saat tertentu.” (maksudnya, adalah hiburan yang tidak melanggar norma agama dan akhlak).
(HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)

RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM bila menerima berita yang menggembirakan, beliau sujud syukur kepada ALLAH ‘AZZA WAJALLA.
(HR. Al Hakim)

Demi ALLAH, aku ini orang yang paling takut kepada ALLAH dan paling bertakwa kepadaNya. Tetapi aku berpuasa dan berbuka, aku solat dan tidur, dan aku mengawini wanita- wanita. Barangsiapa mengabaikan sunnahku maka dia bukan dari golonganku.
(Mutafaq’alaih)

Sesungguhnya Assalaam nama dari nama-nama ALLAH diletakkan di bumi, maka sebarkanlan ucapan “Assalaam” di antara kamu.
(HR. Bukhari)

RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM apabila bersin, beliau menutup wajahnya dengan tangan atau dengan bajunya dan mengecilkan (merendahkan) suaranya.
(HR. Abu Daud dan Tirmidzi)

Sesungguhnya ALLAH pemalu dan suka merahsiakan. jika kamu akan mandi hendaklah menutupinya (bertabir) dengan sesuatu.
(Abu Daud)

RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM menyukai mendahulukan yang kanan dalam segala hal, meskipun waktu berjalan dan ketika memakai sandal.
(HR. Ibnu Hibban)

Perlahan-lahan dalam segala hal adalah baik, kecuali dalam amalan untuk akhirat.
(HR. Abu Daud dan Al Hakim)

“Paling dekat dengan aku kedudukannya pada hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya dan sebaik-baik kamu ialah yang paling baik terhadap keluarganya.”
(HR. Ar-Ridha)

Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash  meriwayatkan bahawa RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM pernah bersabda:

إِنَّ مِنْ أَخْيَرِكُمْ أَحْسَنَكُمْ خُلُقًا


“Sesungguhnya yang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik akhlaknya.”
(HR. al-Bukhari, 10/378 dan Muslim no. 2321)

RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM bersabda:

إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ


“Sesungguhnya seorang mukmin dengan akhlaknya yang baik akan mencapai darjat orang yang selalu solat dan berpuasa.”
(HR. Abu Daud no. 4798)

Ummu ad-Darda’ meriwayatkan dari suaminya, Abu ad-Darda’, RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM pernah bersabda:

مَا مِنْ شَيْءٍ أَثْقَلُ فِي الْمِيْزَانِ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ


“Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam al-mizan (timbangan) daripada akhlak yang baik.”
(HR. Abu Daud no. 4799)

Daripada Abu Umamah, dia berkata, RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM bersabda:

أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي رَبْضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا، وَبِبَيْتٍ فِي وَسْطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحاً، وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ لَمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ

“Aku memberikan jaminan dengan sebuah rumah di tepi syurga bagi orang yang meninggalkan perdebatan meskipun ia berhak. Aku juga memberikan jaminan dengan sebuah rumah di tengah syurga bagi yang meninggalkan kedustaan walaupun dalam senda gurau. Aku juga menjanjikan sebuah rumah di syurga tertinggi bagi yang membaguskan akhlaknya.”
(HR. Abu Daud)

Daripada al-Haritsah bin Wahb, ia berkata, RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM bersabda:

لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةْ الَجوَّاظُ، وَلَا الْجَعْظَرِيُّ


“Tidak akan masuk jannah orang yang kasar dan kaku.”
(HR. at-Tirmidzi)

Nabi senang mendamaikan sesama Muslim. Bukan justeru mengadu-domba mereka kerana tidak akan masuk syurga orang yang gemar mengadu-domba.

RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM bersabda:

“Tidak dapat masuk syurga seorang yang gemar mengadu domba.”
(Muttafaq ‘alaih)

ALLAH SUBHANAHU WA TAALA berfirman yang bermaksud : 

“Jangan pula engkau mematuhi orang yang suka mencela, berjalan membuat adu domba.”
(Surah 68  AL QALAM : 11)

Nabi Muhammad sanggup mendamaikan orang-orang yang berselisih/akan berperang meski beberapa saat sebelumnya mereka merupakan musuh bebuyutan atau ada fitnah yang begitu keji. Ini beda dengan sebahagian “ulama” saat ini yang mengungkit-ungkit peristiwa lebih dari 1000 tahun lalu guna menimbulkan permusuhan yang abadi. Padahal saat itu semua yang bertikai belum ada yang lahir!

Meski mampu hidup mewah seperti Kaisar Romawi dan Kisra Persia, namun Nabi memilih hidup sederhana. Nabi menyedekahkan sebahagian hartanya. Sehingga saat pagi dapat rezeki, petang hari nyaris tidak tersisa kerana sudah disedekahkan:

Kisah Umar ra: Aku (Umar) lalu segera masuk menemui RASULULLAH SAW yang sedang berbaring di atas sebuah tikar. Aku duduk di dekatnya lalu beliau menurunkan kain sarungnya dan tidak ada sesuatu lain yang menutupi beliau selain kain itu. Terlihatlah tikar telah meninggalkan bekas di tubuh beliau. Kemudian aku melayangkan pandangan ke sekitar kamar beliau. Tiba-tiba aku melihat segenggam gandum kira-kira seberat satu sha‘ dan daun penyamak kulit di salah satu sudut kamar serta sehelai kulit binatang yang belum sempurna disamak. Seketika kedua mataku meneteskan air mata tanpa dapatku tahan.

RASULULLAH bertanya: Apakah yang membuatmu menangis, wahai putera Khathab? Aku menjawab: Wahai RASULULLAH, bagaimana aku tidak menangis, tikar itu telah membekas di pinggangmu dan tempat ini aku tidak melihat yang lain dari apa yang telah aku lihat. Sementara kaisar (raja Romawi) dan kisra (raja Persia) bergelimang buah-buahan dan sungai-sungai sedangkan engkau adalah utusan ALLAH dan hamba pilihanNya hanya berada dalam sebuah kamar pengasingan seperti ini.

RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM lalu bersabda : Wahai putera Khathab, apakah kamu tidak rela, jika akhirat menjadi bahagian kita dan dunia menjadi bahagian mereka?
(Muslim)

Keluarga Nabi tidak pernah 3 hari berturut-turut makan dengan kenyang. Selalu ada saat kelaparan setiap 3 hari.

‘Aisyah melaporkan: Tidak pernah keluarga MUHAMMAD SAW makan sampai kenyang dengan roti gandum untuk tiga malam berturut-turut sejak kedatangan mereka di Madinah hingga wafatnya.”
(Muslim)

Doa agar akhlak kita bagus:

RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM berdoa :

اللَّهُمَّ  كَمَ حَسَّنْتَ خَلْقِي فَحَسِّنْ خُلُقِي


“Yaa ALLAH, sebagaimana Engkau baguskan badanku, perbaikilah akhlakku.”
(HR. Ahmad, 1/403, Ibnu Hibban no. 959)

RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM selalu membaca doa:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ مُنْكَرَاتِ الْأَخْلَاقِ وَالْأَعْمَالِ وَالْأَهْوَاءِ


“Yaa ALLAH, aku berlindung kepadaMu dari akhlak-akhlak yang mungkar, dari amalan-amalan yang mungkar, dan dari hawa nafsu yang menyimpang.”
(HR. at-Tirmidzi no. 3591)

Sumber: 1100 Hadits Terpilih (Sinar Ajaran Muhammad) – Dr. Muhammad Faiz Almath – Gema Insani Press

R 143 MENUTUPI AIB SESAMA MUSLIM

Ceramah Habib Saleh Al Habsyi Jum'at kemarin (24-2-2012) menyatakan bahawa manusia itu sebetulnya penuh dengan aib. Seandainya kita tahu aib masing-masing, tentu kita tak akan mahu menguburkan sesama Muslim. 

Namun ALLAH SUBHANAHU WA TAALA memelihara sebahagian besar aib kita sehingga tidak nampak. ALLAH SUBHANAHU WA TAALA juga memerintahkan kita untuk menutupi aib sesama Muslim dengan larangan Ghibah pada surah Surah 49  AL HUJURAAT, ayat 12. Demikian pula RasulNya.

ALLAH SUBHANAHU WA TAALA berfirman yang bermaksud : 

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), kerana sebahagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukkan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada ALLAH. Sesungguhnya ALLAH Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang."
(Surah 49  AL HUJURAAT : 12)

Oleh kerana itu jika satu aib disebar-luaskan dan dijadikan hiburan, itu sangat tidak baik.

Daripada Abu Hurairah ra, RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM bersabda,

“Barangsiapa melepaskan seorang mukmin dari kesusahan hidup di dunia, nescaya ALLAH akan melepaskan darinya kesusahan di hari kiamat, barangsiapa memudahkan urusan (mukmin) yang sulit nescaya ALLAH akan memudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutup aib seorang muslim, maka ALLAH akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. ALLAH akan menolong seorang hamba, selama hamba itu sentiasa menolong saudaranya. Barangsiapa menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, maka ALLAH akan memudahkan jalan baginya menuju syurga. Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah ALLAH untuk membaca Kitabullah dan mempelajarinya bersama-sama, melainkan akan turun kepada mereka ketenteraman, rahmat ALLAH akan menyelimuti mereka, dan ALLAH memuji mereka di hadapan (para malaikat) yang berada di sisiNya. Barangsiapa amalnya lambat, maka tidak akan disempurnakan oleh kemuliaan nasabnya.”
(Hadits dengan redaksi seperti ini diriwayatkan oleh Muslim)

Alangkah baiknya orang-orang yang sibuk meneliti aib diri mereka sendiri dengan tidak mengurusi (membicarakan) aib-aib orang lain.
(HR. Ad-Dailami)

Ada pun Ustad Hidayat pada ceramah Minggu menyatakan seharusnya kita menjaga aurat para pemimpin dan ulama kita selama masalahnya masih Furu'iyah. Jangan sampai aib ulama dibongkar sehingga umat tidak mahu lagi mendengar ceramahnya. Ini merosakkan Dakwah Islam.

Sesungguhnya pemuka agama lain juga punya aib, namun mereka pandai menjaga aurat mereka sehingga tetap berwibawa.

Jika memberi nasihat, sebaiknya berikan secara langsung. Jangan di depan umum. Sebab jika di depan umum, itu namanya menghina. Menjatuhkan orang.

Daripada Abu Ruqayyah Tamim ad-Dari, bahawa RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM telah bersabda, 

“Agama (Islam) itu adalah nasihat.” (beliau mengulanginya tiga kali), Kami bertanya, “Untuk siapa, wahai RASULULLAH?” Beliau menjawab, “Untuk ALLAH, kitabNya.
(HR Bukhari-Muslim)

Lihat bagaimana ALLAH SUBHANAHU WA TAALA menutupi kesalahan orang-orang yang beriman. Sebab sebaik-baiknya orang, dia bukan Nabi yang maksum. Tetap punya kesalahan entah kerana tak disengaja atau pun kejahilannya :

ALLAH SUBHANAHU WA TAALA berfirman yang bermaksud : 

"Supaya Dia memasukkan orang-orang mukmin lelaki dan perempuan ke dalam syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya dan supaya Dia menutupi kesalahan-kesalahan mereka. Dan yang demikian itu adalah keberuntungan yang besar di sisi ALLAH."
(Surah 48  AL FATH : 5)

Hendaknya kita mudah memaafkan kesalahan seseorang :

ALLAH SUBHANAHU WA TAALA berfirman yang bermaksud : 

"(Iaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang mahupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. ALLAH menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan."
(Surah 3  ALI  IMRAN : 134)

Lihat bagaimana ALLAH yang Maha Pengampun mengampuni kesalahan-kesalahan hambaNya :

ALLAH SUBHANAHU WA TAALA berfirman yang bermaksud : 

"Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (iaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhanmu," maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan matikanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti."
(Surah 3  ALI  IMRAN : 193)

ALLAH SUBHANAHU WA TAALA berfirman yang bermaksud : 

 "Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan kerana kebodohannya, kemudian mereka bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya), sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

(Surah 16  AN NAHL : 119)

R 142 BAGAIMANA DENGAN CIRI-CIRI HAMBA YANG MENCINTAI ALLAH?

Ustaz Muhammad Arifin Ilham menjelaskan dengan baik di sini :

http://halaqah.net/v10/index.php?topic=3726.0


Saudara-saudariku yangku cintai kerana ALLAH SUBHANAHU WA TAALA. Kali ini kita membahas tentang ciri hamba-hamba ALLAH yang mencintai ALLAH SUBHANAHU WA TAALA.

Yang pertama, ALLAH SUBHANAHU WA TAALA tujuan hidupnya, ALLAH ghayatuna.

Yang kedua, sangat taat kepada ALLAH SUBHANAHU WA TAALA, istiqomah, berpegang teguh pada syariat ALLAH SUBHANAHU WA TAALA.

Yang ketiga, mencintai mereka yang dicintai oleh ALLAH SUBHANAHU WA TAALA, (iaitu) para Rasul, para Anbiyya, para aulia, hamba-hamba ALLAH yang jujur, para syuhada, hamba-hamba ALLAH yang soleh.

Yang keempat, dengan sangat senang hati melakukan apa yang ALLAH SUBHANAHU WA TAALA perintahkan untuk dirinya, dan apa yang ALLAH SUBHANAHU WA TAALA larang untuk dirinya. Kerana ia tahu perintah-larangan ALLAH SUBHANAHU WA TAALA untuk kemaslahatan dirinya.

Yang kelima, selalu ingat kepada ALLAH SUBHANAHU WA TAALA, selalu berzikir kepada ALLAH SUBHANAHU WA TAALA. Selama berzikir bererti selama itu ia bersama ALLAH SUBHANAHU WA TAALA.

Yang keenam, mengunjungi rumah ALLAH, Ka'bah Baitullah, Haji bagi mereka yang mampu. Umrah demi umrah, mengunjungi rumah ALLAH, masjid, musholla, ia jaga solat berjamaah.

Kemudian mengunjungi NABI MUHAMMAD  SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM ke Madinah, ziarah, berselawat kepada beliau, dan menjadikan beliau sebagai teladan dalam hidupnya. Mencintai ALLAH SUBHANAHU WA TAALA bererti mencintai nabi ALLAH.

Kemudian sangat senang membaca kalamullah, Al Quranul karim.
Yang kesembilan, sangat senang menyampaikan ajaran ALLAH SUBHANAHU WA TAALA, mendakwahkan ajaran ALLAH SUBHANAHU WA TAALA, pada diri sendiri, keluarga, handai taulan, kepada siapapun.

Kemudian percaya yakin, benar-benar beriman kepada semua janji-janji ALLAH SUBHANAHU WA TAALA. Janji ALLAH SUBHANAHU WA TAALA di dunia, janji ALLAH SUBHANAHU WA TAALA di akhirat. Keyakinan kepada janji ALLAH SUBHANAHU WA TAALA melahirkan akhlak yang mulia.

Kemudian percaya yakin beriman ditolong oleh ALLAH SUBHANAHU WA TAALA. Inilah ALLAH SUBHANAHU WA TAALA janjikan dalam Surah 10  YUNUS, ayat 62.

"Ingatlah, sesungguhnya wali-wali ALLAH itu, tidak ada kekuatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (iaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan) di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) ALLAH. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar." 
(Surah 10  YUNUS : 62-64)

Sesungguhnya kekasih-kekasih ALLAH SUBHANAHU WA TAALA tidak takut apa yang akan terjadi, tidak bersedih apa yang sudah terjadi. Kerana mereka benar-benar cinta, beriman kepada ALLAH SUBHANAHU WA TAALA, dan mereka hidup dalam ketakwaan kepada ALLAH SUBHANAHU WA TAALA. Bagi mereka kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat, dan itu pasti bagi mereka. Itulah kemenangan besar untuk mereka.

Kemudian, selalu melakukan yang terbaik untuk ALLAH SUBHANAHU WA TAALA, jihad fii sabilillah. Kemudian merindukan perjumpaan denganNya. Subhanallah. Dan sangat senang menikmati ibadah, khusyuk dalam beribadah, merupakan bukti cinta kepada ALLAH SUBHANAHU WA TAALA, kekasih menghadap kekasih. Bukankah kekasih senang bermesraan dengan kekasihnya. Waktu bermesraan dengan kekasih adalah waktu-waktu beribadah kepadaNya.

Subhanakallahumma wabihamdika asyhaduallaailaahailla anta astaghfiruka wa atubuilaik.

Referensi:


http://www.eramuslim.com/ustadz-menjawab/mencintai-allah.htm

http://dzikirkasihbertasbih.wordpress.com/tag/cinta


http://media-islam.or.id/2011/03/29/bersyukur-kepada-allah

Isnin, 16 Januari 2017

R 141 SEBELAS MAKNA FITNAH DALAM AL QURAN

Orang yang tidak mengetahui fitnah dan akibat buruknya, akan jatuh ke dalam suatu fitnah dan bahkan bergelumang dengan fitnah tersebut. 

Mengenal buruk sesuatu fitnah dan bahaya-bahayanya memberikan kepada seseorang bekal berupa sikap menjaga diri dari akibat buruk tersebut dan sikap berhati-hati terhadapnya.
Al-Azhari rahimahullah mengatakan, “Inti makna fitnah di dalam Bahasa Arab terkumpul pada makna cubaan dan ujian.”

Dan asalnya diambil dari ucapan seseorang: “Saya menguji perak dan emas.”

Maksudnya adalah saya melelehkan keduanya dengan api agar terpisahkan antara yang buruk dengan yang bagus. Makna inilah makna yang ditunjukkan oleh firman
ALLAH SUBHANAHU WA TAALA:

يَوْمَ هُمْ عَلَى النَّارِ يُفْتَنُونَ

“(Hari pembalasan itu) ialah pada hari ketika mereka diazab di atas api Neraka.”
(Adz -Dzaariyaat: 13)

Maksudnya adalah dibakar dengan api Neraka” (Tahdziibul Lughah: 14/296).

Ibnu Faris rahimahullah berkata:

“الفاء والتاء والنون أصل صحيح يدل على الابتلاء والاختبار” ( مقاييس اللغة 4/ 47)

“Huruf Fa`, Ta`, dan Nun adalah huruf dasar yang shahih menunjukkan kepada cubaan dan ujian.”
(Kitab Maqayisul Lughah: 4/472).

Ibnul Atsiir rahimahullah berkata:

الامتحان والاختبار … وقد كثر استعمالها فيما أخرجه الاختبار من المكروه، ثم كثر حتى استعمل بمعنى الإثم والكفر والقتال والإحراق والإزالة والصرف عن الشيء (النهاية 3 / 410).

“(Secara bahasa maknanya) “Ujian… dan (kata fitnah) banyak penggunaannya dalam perkara yang tidak disukai, kemudian setelah itu banyak digunakan untuk makna-makna: dosa, kekafiran, perang, pembakaran, penghilangan dan memalingkan sesuatu.”
(An-Nihayah 3/410)

Ibnul A’rabi telah meringkas makna-makna fitnah secara bahasa, iaitu:

“الفتنة الاختبار، والفتنة المحنة، والفتنة : المال، والفتنة الأولاد، والفتنة الكفر، والفتنة اختلاف الناس بالآراء والفتنة الإحراق بالنار” . (لسان العرب لابن منظور).

 “Fitnah bermakna ujian, fitnah bermakna cubaan, fitnah bermakna harta, fitnah bermakna anak-anak, fitnah bermakna kekafiran, fitnah bermakna perselisihan pendapat diantara manusia, fitnah bermakna pembakaran dengan api.”
(Lisanul Arab, Ibnu Manzhur)

Makna kata fitnah dalam Al Quranul Karim.

Kata fitnah banyak disebutkan dalam Al Quranul Karim dalam beberapa surah Di antaranya:

1. Cubaan dan Ujian (الابتلاء والاختبار)

Firman ALLAH SUBHANAHU WA TAALA :

أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ

“Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman,” sedang mereka tidak diuji lagi?”
(Surah 29  AL 'ANKABUUT  :  2)

Maksud {وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ} adalah

وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ

“Sedang mereka tidak diuji lagi?”
(Tafsir Ibnu Jarir)

2. Memalingkan dari jalan kebenaran dan menolaknya.

Firman ALLAH SUBHANAHU WA TAALA :

وَاحْذَرْهُمْ أَنْ يَفْتِنُوكَ عَنْ بَعْضِ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَيْكَ

 “Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan ALLAH kepadamu.”
(Surah 5  AL MAA'IDAH : 49)

Al-Qurthubi rahimahullah mengatakan,

معناه: يصدوك ويردوك

 “Maknanya adalah menghalangimu dan menolakmu.”

3. Siksa

Firman ALLAH SUBHANAHU WA TAALA :

ثُمَّ إِنَّ رَبَّكَ لِلَّذِينَ هَاجَرُوا مِنْ بَعْدِ مَا فُتِنُوا

 “Dan sesungguhnya Tuhanmu (pelindung) bagi orang-orang yang berhijrah sesudah mendapatkan siksaan.”
(Surah 16  AN NAHL : 110)

Maksud {فُتِنُوا} adalah mereka disiksa.

4. Syirik dan kekufuran

Firman ALLAH SUBHANAHU WA TAALA :

وَقَاتِلُوهُمْ حَتَّىٰ لَا تَكُونَ فِتْنَةٌ

“Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi.”
(Surah 2  AL BAQARAH : 193)

Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan fitnah dalam ayat ini berkata;

أي شرك

“iaitu syirik.”

5. Terjatuh di dalam perkara maksiat dan kemunafikan.

Firman ALLAH SUBHANAHU WA TAALA ;
 
يُنَادُونَهُمْ أَلَمْ نَكُنْ مَعَكُمْ ۖ قَالُوا بَلَىٰ وَلَٰكِنَّكُمْ فَتَنْتُمْ أَنْفُسَكُمْ

“Orang-orang munafik itu memanggil mereka (orang-orang mukmin) seraya berkata: “Bukankah kami dahulu bersama-sama dengan kamu?” Mereka menjawab benar, tetapi kalian mencelakakan diri kalian sendiri.”
(Surah 57  AL HADIID : 14)

Al-Baghawi rahimahullah berkata,

أي أوقعتموها في النفاق وأهلكتموها باستعمال المعاصي والشهوات.

“Maksudnya kalian menjerumuskan diri kalian sendiri ke dalam nifak dan kalian binasakan diri kalian dengan melakukan kemaksiatan dan (mengikuti) syahwat.”

6. Kesamaran antara kebenaran dengan kebatilan

Firman ALLAH SUBHANAHU WA TAALA :

إِلَّا تَفْعَلُوهُ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الْأَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيرٌ

 “Jika kalian (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan ALLAH itu, nescaya akan terjadi kesamaran antara kebenaran dengan kebatilan di muka bumi dan kerosakkan yang besar.”
(Surah 8  AL ANFAAL : 73).

Ibnu Jarir berkata Maksudnya:

إلا يوالى المؤمن من دون الكافر ، وإن كان ذا رحم به {تكن فتنة في الأرض} أي شبهة في الحق والباطل

“Jika tidak wala’ (cinta) kepada kaum mukminin tanpa orang kafir walaupun (orang kafir tersebut) kerabat yang ada hubungan rahimnya, {تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الْأَرْضِ}, iaitu: akan terjadi syubhat / kesamaran antara Kebenaran dengan kebatilan.”
(Tafsir Jami’ul Bayan, Ibnu Jarir).

7. Kesesatan

Firman ALLAH SUBHANAHU WA TAALA :

وَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ فِتْنَتَهُ فَلَنْ تَمْلِكَ لَهُ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا

“Barangsiapa yang ALLAH menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatupun (yang datang) daripada ALLAH.”
(Surah 5  AL MAA'IDAH : 41)

Sesungguhnya makna fitnah di sini adalah Penyesatan.
(Al-Bahrul Muhith).

8. Pembunuhan dan penawanan

Firman ALLAH SUBHANAHU WA TAALA :

وَإِذَا ضَرَبْتُمْ فِي الْأَرْضِ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَقْصُرُوا مِنَ الصَّلَاةِ إِنْ خِفْتُمْ أَنْ يَفْتِنَكُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا

“Dan apabila kalian bepergian di muka bumi, maka tidaklah mengapa kalian men-qashar solat(mu), jika kalian takut diserang orang-orang kafir.”
(Surah 4  AN NISAA' : 101)

Dalam Tafsir Ibnu Jarir disebutkan :

حملهم عليهم وهم فيها ساجدون حتى يقتلوهم أو يأسروهم

 “Serangan orang kafir terhadap kaum mukminin, sedangkan mereka dalam keadaan solat, saat sujud, hingga orang-orang kafir tersebut membunuh kaum mukminin atau menawan mereka.”
(Tafsir Ibnu Jarir).

9. Perselisihan pendapat dan tidak bersatunya hati mereka

Firman ALLAH SUBHANAHU WA TAALA :

لَوْ خَرَجُوا فِيكُمْ مَا زَادُوكُمْ إِلَّا خَبَالًا وَلَأَوْضَعُوا خِلَالَكُمْ يَبْغُونَكُمُ الْفِتْنَةَ

 “Jika mereka berangkat bersama-sama kalian, nescaya mereka tidak menambah kalian selain dari kerosakkan belaka, dan tentu mereka akan bergegas maju ke muka di celah-celah barisan kalian, untuk mengadakan perselisihan di antara kalian.”
(Surah 9  AT TAUBAH : 47)

Maksud dari {يَبْغُونَكُمُ الْفِتْنَةَ} adalah mereka menjerumuskan kalian ke dalam perselisihan di antara kalian.

10. Gila

Firman ALLAH SUBHANAHU WA TAALA :
 
بِأَيْيِكُمُ الْمَفْتُونُ

“Siapa di antara kalian yang gila.”
(QS. Al-Qolam: 6)

Maksud {الْمَفْتُونُ} adalah gila.

11. Pembakaran dengan api

إِنَّ الَّذِينَ فَتَنُوا الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ

"Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cubaan kepada orang-orang yang mukmin lelaki dan perempuan.”
(QS. Al-Buruuj:10).

Makna fitnah dalam Ayat di atas adalah:

{إن الذين فتنوا} عذبوا وأحرقوا

Makna {إن الذين فتنوا} mereka diazab dan dibakar..

Ya ALLAH, jauhkan diri kami dari fitnah-fitnah dunia yang menyesatkan hidup kami dan menjauhkan diri kami dari jalan kebenaran, serta kuatkan iman kami dalam menghadapi ujian dan cabaran serta fitnah dunia tersebut.
Aamiinn Yaa Robbal 'Aalamiin !!!!

Catatan:
Ilmu Itu Hanya Milik
ALLAH SUBHANAHU WA TAALA Untuk Dikongsikan.
Mudah-Mudahan bermanfaat Untuk kita Semua.
Di Dunia Dan Di Akhirat Nanti. In sya ALLAH. Aamiinn !!!

Fwd by Rahman Hadzari