Sering kita melihat Muslim yang kelihatannya ibadahnya sangat
rajin, namun kadang akhlaknya kurang. Padahal dalam Islam hubungan baik bukan
cuma terhadap ALLAH
SUBHANAHU WA TAALA (Hablum minallahu), namun juga
terhadap manusia (Hablum minannas).
Tak jarang ada juga ustaz yang tidak/belum pernah tersenyum
sehingga terkesan menyeramkan. Banyak juga Muslim yang "Soleh" namun
perkataannya menyakitkan orang lain. Padahal NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM menyatakan bahawa tujuan beliau diutus adalah untuk
menyempurnakan akhlak manusia. Ertinya jika akhlak seseorang buruk, maka dia
bukanlah orang yang soleh meski terlihat rajin solat, puasa, zakat, haji, dan
sebagainya.
Mudah-mudahan kita semua boleh mendapat manfaat dari tulisan di
bawah.
Firman ALLAH SUBHANAHU WA TAALA yang bermaksud :
“Sesungguhnya
telah ada pada (diri) RASULULLAH itu suri teladan yang baik bagimu…”
(Surah
33 AL AHZAB : 21)
Firman ALLAH SUBHANAHU WA TAALA yang bermaksud :
“Maka
disebabkan rahmat daripada ALLAH-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekelilingmu. Kerana itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi
mereka, dan bermesyuaratlah dengan mereka dalam urusan itu…”
(Surah
3 ALI
IMRAN : 159)
NABI MUHAMMAD
SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM
bersabda yang bermaksud:
“Sesungguhnya tidaklah aku diutus
kecuali untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
(HR. Al-Bukhari, Ahmad, dan Al-Hakim)
“Sesungguhnya aku diutus untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia.”
(HR. Al Bazzaar)
NABI MUHAMMAD
SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM
bersabda yang bermaksud:
Ketika Aisyah ra ditanya tentang
akhlak RASULULLAH SAW, maka dia menjawab, “Akhlaknya adalah al Quran.”
(HR. Abu Daud dan Muslim)
Kepada RASULULLAH SAW disarankan agar mengutuk orang-orang
musyrik. Tetapi beliau menjawab:
“Aku tidak diutus untuk
(melontarkan) kutukan, tetapi sesungguhnya aku diutus sebagai (pembawa)
rahmat.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
“Dan
tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang
lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan
seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.
Sifat-sifat yang baik itu tidak
dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan
melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.”
(Surah 41 FUSHSHILAT :
34-35)
Anas
ra, pembantu rumahtangga NABI MUHAMMAD
SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM berkata, “Aku membantu rumah tangga NABI
SAW sepuluh tahun lamanya, dan belum pernah beliau mengeluh “Ah” terhadapku dan
belum pernah beliau menegur, “Kenapa kamu lakukan ini atau kenapa tidak kau
lakukan ini.”
(HR.
Ahmad)
Anas ra berkata, “RASULULLAH SAW adalah orang yang
paling baik, paling dermawan (murah tangan), dan paling berani.”
(HR. Ahmad)
“MUHAMMAD
itu adalah utusan ALLAH dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras
terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat
mereka rukuk dan sujud mencari kurnia ALLAH dan keredhaanNya, tanda-tanda
mereka nampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka
dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, iaitu seperti tanaman yang
mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi
besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati
penanam-penanamnya kerana ALLAH hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir
(dengan kekuatan orang-orang mukmin). ALLAH menjanjikan kepada orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal yang soleh di antara mereka ampunan dan pahala
yang besar.”
(urah
48 AL FATH : 29)
“Hai orang-orang yang beriman,
barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak ALLAH akan
mendatangkan suatu kaum yang ALLAH mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya,
yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras
terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan ALLAH, dan yang tidak takut
kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah kurnia ALLAH, diberikanNya kepada
siapa yang dikehendakiNya, dan ALLAH Maha Luas (pemberianNya), lagi Maha
Mengetahui.”
(Surah 5 AL MAA'IDAH : 54)
RASULULLAH SAW menyebut-nyebut ALLAH
setiap waktu (saat).
(HR. Muslim)
Sebaik-baik urusan adalah yang
pertengahannya (yang adil atau tidak berlebih-lebihan).
(HR. Al-Baihaqi)
Ada orang yang saat berzikir suaranya lembut sekali, tapi saat
berceramah/menghardik orang keras sekali. Padahal yang begitu juga salah :
ALLAH SUBHANAHU WA TAALA tidak
menyukai lelaki yang bersuara keras (tinggi), tetapi ALLAH SUBHANAHU WA TAALA
suka kepada yang bersuara lembut.
(HR. Al-Baihaqi)
Sesungguhnya ALLAH indah dan suka
kepada keindahan. ALLAH suka melihat tanda-tanda kenikmatannya pada diri
hambaNya, membenci kemelaratan dan yang berlagak melarat.
(HR. Muslim)
Dalam beragama tidak boleh terlalu kaku. Perlu juga sedikit
hiburan. Oleh kerana itu Nabi membiarkan saja saat orang Habsyi bermain tombak
di masjid dan penyair Hasan bin Tsabit melantunkan syair di masjid :
Bersenda-guraulah dan
bermain-mainlah. Sesungguhnya aku tidak suka kalau terjadi kekerasan dalam
agamamu.
(HR. Al-Baihaqi)
Penjelasan:
Yang dimaksud, agar dalam beragama kita bersikap luwes dan tidak kaku.
Yang dimaksud, agar dalam beragama kita bersikap luwes dan tidak kaku.
“Hiburlah hatimu pada saat-saat
tertentu.” (maksudnya, adalah hiburan yang tidak melanggar norma agama dan
akhlak).
(HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)
RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI
WASSALLAM bila menerima berita yang menggembirakan, beliau sujud syukur kepada ALLAH
‘AZZA WAJALLA.
(HR. Al Hakim)
Demi ALLAH, aku ini orang yang
paling takut kepada ALLAH dan paling bertakwa kepadaNya. Tetapi aku berpuasa
dan berbuka, aku solat dan tidur, dan aku mengawini wanita- wanita. Barangsiapa
mengabaikan sunnahku maka dia bukan dari golonganku.
(Mutafaq’alaih)
Sesungguhnya Assalaam nama dari
nama-nama ALLAH diletakkan di bumi, maka sebarkanlan ucapan “Assalaam” di
antara kamu.
(HR. Bukhari)
RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI
WASSALLAM apabila bersin, beliau menutup wajahnya dengan tangan atau dengan
bajunya dan mengecilkan (merendahkan) suaranya.
(HR. Abu Daud dan Tirmidzi)
Sesungguhnya ALLAH pemalu dan
suka merahsiakan. jika kamu akan mandi hendaklah menutupinya (bertabir) dengan
sesuatu.
(Abu Daud)
RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI
WASSALLAM menyukai mendahulukan yang kanan dalam segala hal, meskipun waktu
berjalan dan ketika memakai sandal.
(HR. Ibnu Hibban)
Perlahan-lahan dalam segala hal
adalah baik, kecuali dalam amalan untuk akhirat.
(HR. Abu Daud dan Al Hakim)
“Paling
dekat dengan aku kedudukannya pada hari kiamat adalah orang yang paling baik
akhlaknya dan sebaik-baik kamu ialah yang paling baik terhadap keluarganya.”
(HR.
Ar-Ridha)
Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash meriwayatkan bahawa RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI
WASSALLAM pernah bersabda:
إِنَّ مِنْ أَخْيَرِكُمْ أَحْسَنَكُمْ خُلُقًا
“Sesungguhnya
yang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik akhlaknya.”
(HR.
al-Bukhari, 10/378 dan Muslim no. 2321)
RASULULLAH
SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM bersabda:
إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ
الْقَائِمِ
“Sesungguhnya seorang mukmin
dengan akhlaknya yang baik akan mencapai darjat orang yang selalu solat dan
berpuasa.”
(HR. Abu Daud no. 4798)
Ummu ad-Darda’ meriwayatkan dari suaminya, Abu ad-Darda’, RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI
WASSALLAM pernah bersabda:
مَا مِنْ شَيْءٍ أَثْقَلُ فِي الْمِيْزَانِ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ
“Tidak ada sesuatu yang lebih
berat dalam al-mizan (timbangan) daripada akhlak yang baik.”
(HR. Abu Daud no. 4799)
Daripada Abu Umamah, dia berkata, RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM bersabda:
أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي رَبْضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ
الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا، وَبِبَيْتٍ فِي وَسْطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ
تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحاً، وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ
لَمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ
“Aku memberikan jaminan dengan
sebuah rumah di tepi syurga bagi orang yang meninggalkan perdebatan meskipun ia
berhak. Aku juga memberikan jaminan dengan sebuah rumah di tengah syurga bagi
yang meninggalkan kedustaan walaupun dalam senda gurau. Aku juga menjanjikan
sebuah rumah di syurga tertinggi bagi yang membaguskan akhlaknya.”
(HR. Abu Daud)
Daripada al-Haritsah bin Wahb, ia berkata, RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI
WASSALLAM bersabda:
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةْ الَجوَّاظُ، وَلَا الْجَعْظَرِيُّ
“Tidak akan masuk jannah orang
yang kasar dan kaku.”
(HR. at-Tirmidzi)
Nabi senang mendamaikan sesama Muslim. Bukan justeru
mengadu-domba mereka kerana tidak akan masuk syurga orang yang gemar
mengadu-domba.
RASULULLAH
SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM bersabda:
“Tidak
dapat masuk syurga seorang yang gemar mengadu domba.”
(Muttafaq
‘alaih)
ALLAH SUBHANAHU WA
TAALA berfirman yang bermaksud :
“Jangan
pula engkau mematuhi orang yang suka mencela, berjalan membuat adu domba.”
(Surah
68 AL QALAM : 11)
Nabi Muhammad sanggup mendamaikan orang-orang yang
berselisih/akan berperang meski beberapa saat sebelumnya mereka merupakan musuh
bebuyutan atau ada fitnah yang begitu keji. Ini beda dengan sebahagian “ulama”
saat ini yang mengungkit-ungkit peristiwa lebih dari 1000 tahun lalu guna
menimbulkan permusuhan yang abadi. Padahal saat itu semua yang bertikai belum
ada yang lahir!
Meski mampu hidup mewah seperti Kaisar Romawi dan Kisra Persia,
namun Nabi memilih hidup sederhana. Nabi menyedekahkan sebahagian hartanya.
Sehingga saat pagi dapat rezeki, petang hari nyaris tidak tersisa kerana sudah
disedekahkan:
Kisah
Umar ra: Aku (Umar) lalu segera masuk menemui RASULULLAH SAW yang sedang
berbaring di atas sebuah tikar. Aku duduk di dekatnya lalu beliau menurunkan
kain sarungnya dan tidak ada sesuatu lain yang menutupi beliau selain kain itu.
Terlihatlah tikar telah meninggalkan bekas di tubuh beliau. Kemudian aku
melayangkan pandangan ke sekitar kamar beliau. Tiba-tiba aku melihat segenggam
gandum kira-kira seberat satu sha‘ dan daun penyamak kulit di salah satu sudut
kamar serta sehelai kulit binatang yang belum sempurna disamak. Seketika kedua
mataku meneteskan air mata tanpa dapatku tahan.
RASULULLAH
bertanya: Apakah yang membuatmu menangis, wahai putera Khathab? Aku menjawab:
Wahai RASULULLAH, bagaimana aku tidak menangis, tikar itu telah membekas di
pinggangmu dan tempat ini aku tidak melihat yang lain dari apa yang telah aku
lihat. Sementara kaisar (raja Romawi) dan kisra (raja Persia) bergelimang
buah-buahan dan sungai-sungai sedangkan engkau adalah utusan ALLAH dan hamba
pilihanNya hanya berada dalam sebuah kamar pengasingan seperti ini.
RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI
WASSALLAM lalu bersabda :
Wahai putera Khathab, apakah kamu tidak rela, jika akhirat menjadi bahagian
kita dan dunia menjadi bahagian mereka?
(Muslim)
Keluarga Nabi tidak pernah 3 hari berturut-turut makan dengan
kenyang. Selalu ada saat kelaparan setiap 3 hari.
‘Aisyah
melaporkan: Tidak pernah keluarga MUHAMMAD SAW makan sampai kenyang dengan roti
gandum untuk tiga malam berturut-turut sejak kedatangan mereka di Madinah
hingga wafatnya.”
(Muslim)
Doa agar akhlak kita bagus:
RASULULLAH
SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM berdoa :
اللَّهُمَّ كَمَ حَسَّنْتَ خَلْقِي فَحَسِّنْ خُلُقِي
“Yaa ALLAH, sebagaimana Engkau baguskan badanku, perbaikilah akhlakku.”
(HR.
Ahmad, 1/403, Ibnu Hibban no. 959)
RASULULLAH
SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM selalu membaca doa:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ مُنْكَرَاتِ الْأَخْلَاقِ وَالْأَعْمَالِ
وَالْأَهْوَاءِ
“Yaa ALLAH, aku berlindung
kepadaMu dari akhlak-akhlak yang mungkar, dari amalan-amalan yang mungkar, dan
dari hawa nafsu yang menyimpang.”
(HR. at-Tirmidzi no. 3591)
Sumber: 1100 Hadits Terpilih (Sinar Ajaran Muhammad) – Dr.
Muhammad Faiz Almath – Gema Insani Press