Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Sabtu, 4 Ogos 2012

F 10 TIGA PERKARA MENYEBABKAN NABI IBRAHIM BERGELAR KHALILULLAH

Nabi Ibrahim Alais Sallam pernah ditanya: “Wahai Ibrahim, apa sebabnya Allah menjadikanmu orang kesayangan-Nya?” Nabi Ibrahim menjawab: “Kerana tiga perkara, iaitu:

Aku selalu mengutamakan perintah Allah di atas perintah selain Allah;

Aku tidak pernah mengkuatirkan sesuatu (rezeki) yang urusannya telah ditanggung oleh Allah;

Aku tidak senang makan, baik pada petang hari mahupun pagi hari, kecuali bersama tamu.”
Dalam suatu riwayat disebutkan bahawa Ibrahim AS, pernah berjalan satu atau dua batu untuk mencari orang yang mau menemaninya makan.
Sumber : Terjemahan Kitab Nashaihul Ibaad – Menjadi Santun dan Bijak


F 9 PAHALA YANG TIDAK DITERIMA OLEH ALLAH SWT

Ibnu Mubarak menceritakan bahawa Khalid bin Ma’dan berkata kepada Mu’adz, “Mohon Tuan ceritakan hadis Rasulullah sallallahu ‘alayhi wasallam yang Tuan hafal dan yang Tuan anggap paling berkesan. Hadis manakah menurut Tuan?

Jawab Mu’adz, “Baiklah, akan kuceritakan.”

Selanjutnya, sebelum bercerita, beliaupun menangis. Beliau berkata, “Hmm, Betapa rindunya diriku pada Rasulullah, ingin rasanya diriku segera bertemu dengan beliau.”
Kata beliau selanjutnya, “Tatkala aku menghadap Rasulullah sallallahu ‘alayhi wasallam, beliau menunggang unta dan menyuruhku agar naik di belakang beliau. Kemudian berangkatlah kami dengan berkenderaan unta itu. Selanjutnya beliau menadah ke langit dan bersabda:

Puji syukur ke hadrat Allah Yang Berkehendak atas makhlukNya, ya Mu’adz!

Jawabku, “Ya Sayyidi l-Mursalin.”

Beliau kemudian berkata, ‘Sekarang aku akan mengisahkan satu cerita kepadamu. Apabila engkau menghafalnya, cerita itu akan sangat berguna bagimu. Tetapi jika kau menganggapnya remeh, maka kelak di hadapan Allah, engkau pun tidak akan mempunyai hujah (argumen).

Hai Mu’adz! Sebelum menciptakan langit dan bumi, Allah telah menciptakan tujuh malaikat. Pada setiap langit terdapat seorang malaikat penjaga pintunya. Setiap pintu langit dijaga oleh seorang malaikat, menurut darjat pintu itu dan keagungannya.
Dengan demikian, malaikat pulalah yang memelihara amal si hamba. Suatu saat sang Malaikat pencatat membawa amalan sang hamba ke langit dengan kemilau cahaya bak matahari.

Sesampainya pada langit tingkat pertama, malaikat Hafadzah memuji amalan-amalan itu. Tetapi setibanya pada pintu langit pertama, malaikat penjaga berkata kepada malaikat Hafadzah:
“Tamparkan amal ini ke muka pemiliknya. Aku adalah penjaga orang-orang yang suka mengumpat. Aku diperintahkan agar menolak amalan orang yang suka mengumpat. Aku tidak mengizinkan ia melewatiku untuk mencapai langit berikutnya!”
Keesokan harinya, kembali malaikat Hafadzah naik ke langit membawa amal soleh yang berkilau, yang menurut malaikat Hafadzah sangat banyak dan terpuji.

Sesampainya di langit kedua (ia melepasi langit pertama, sebab pemiliknya bukan pengumpat), penjaga langit kedua berkata, “Berhenti, dan tamparkan amalan itu ke muka pemiliknya. Sebab ia beramal dengan mengharap dunia. Allah memerintahkan aku agar amalan ini tidak sampai ke langit berikutnya.”
Maka para malaikatpun melaknat orang itu.
Di hari berikutnya, kembali malaikat Hafadzah naik ke langit membawa amalan seorang hamba yang sangat memuaskan, penuh sedekah, puasa, dan berbagai kebaikan, yang oleh malaikat Hafadzah dianggap sangat mulia dan terpuji.

Sesampainya di langit ketiga, malaikat penjaga berkata:
“Berhenti! Tamparkan amal itu ke wajah pemiliknya. Aku malaikat penjaga kibr (sombong). Allah memerintahkanku agar amalan semacam ini tidak pintuku dan tidak sampai pada langit berikutnya. Itu kerana salahnya sendiri, ia takbur di dalam majlis.”
Singkat kata, malaikat Hafadzahpun naik ke langit membawa amal hamba lainnya. Amalan itu bersifat bak bintang kejora, mengeluarkan suara gemuruh, penuh dengan tasbih, puasa, solat, ibadah haji, dan umrah.

Sesampainya pada langit keempat, malaikat penjaga langit berkata:
“Berhenti! Tamparkan amal itu ke wajah pemiliknya. Aku adalah malaikat penjaga ujub (rasa bangga terhadap kehebatan diri sendiri). Allah memerintahkanku agar amal ini tidak melewatiku. Sebab amalnya selalu disertai ujub.”
Kembali malaikat Hafadzah naik ke langit membawa amal hamba yang lain. Amalan itu sangat baik dan mulia, jihad, ibadah haji, ibadah umrah, sehingga berkilauan bak matahari.

Sesampainya pada langit kelima, malaikat penjaga mengatakan:
“Aku malaikat penjaga sifat hasud(dengki). Meskipun amalannya bagus, tetapi ia suka hasud kepada orang lain yang mendapat kenikmatan Allah swt. Bererti ia membenci yang meredhai, yakni Allah. Aku diperintahkan Allah agar amalan semacam ini tidak melewati pintuku.”
Lagi, malaikat Hafadzah naik ke langit membawa amal seorang hamba. Ia membawa amalan berupa wuduk yang sempurna, solat yang banyak, puasa, haji, dan umrah.

Sesampai di langit keenam, malaikat penjaga berkata:
“Aku malaikat penjaga rahmat. Amal yang kelihatan bagus ini tamparkan ke mukanya. Selama hidup ia tidak pernah mengasihani orang lain, bahkan apabila ada orang ditimpa musibah ia merasa senang. Aku diperintahkan Allah agar amal ini tidak melewatiku, dan agar tidak sampai ke langit berikutnya.”
Kembali malaikat Hafadzah naik ke langit. Dan kali ini adalah langit ke tujuh. Ia membawa amalan yang tak kalah baik dari yang lalu. Seperti sedekah, puasa, solat, jihad, dan warak. Suaranya pun menggeledek bagaikan petir menyambar-nyambar, cahayanya bak kilat.

Tetapi sesampai pada langit ke tujuh, malaikat penjaga berkata:
“Aku malaikat penjaga sum’at (sifat ingin terkenal). Sesungguhnya pemilik amal ini menginginkan ketenaran dalam setiap perkumpulan, menginginkan darjat tinggi di kala berkumpul dengan kawan sebaya, ingin mendapatkan pengaruh dari para pemimpin. Aku diperintahkan Allah agar amal ini tidak melewatiku dan sampai kepada yang lain. Sebab ibadah yang tidak kerana Allah adalah riak. Allah tidak menerima ibadah orang-orang yang riak.”
Kemudian malaikat Hafadzah naik lagi ke langit membawa amal dan ibadah seorang hamba berupa solat, puasa, haji, umrah, ahlak mulia, pendiam, suka berzikir kepada Allah. Dengan diiringi para malaikat, malaikat Hafadzah sampai ke langit ketujuh hingga menembus hijab-hijab (tabir) dan sampailah di hadapan Allah. Para malaikat itu berdiri di hadapan Allah. Semua malaikat menyaksikan amal ibadah itu shahih, dan diikhlaskan kerana Allah.

Kemudian Allah berfirman:

“Hai Hafadzah, malaikat pencatat amal hambaKu, Aku-lah Yang Mengetahui isi hatinya. Ia beramal bukan untuk Aku, tetapi diperuntukkan bagi selain Aku, bukan diniatkan dan diikhlaskan untukKu. Aku lebih mengetahui daripada kalian. Aku laknat mereka yang telah menipu orang lain dan juga menipu kalian (para malaikat Hafadzah). Tetapi Aku tidak tertipu olehnya. Aku-lah Yang Maha Mengetahui hal-hal ghaib. Aku mengetahui segala isi hatinya, dan yang samar tidaklah samar bagi-Ku. Setiap yang tersembunyi tidaklah tersembunyi bagiKu. PengetahuanKu atas segala sesuatu yang telah terjadi sama dengan pengetahuanKu atas segala sesuatu yang belum terjadi. PengetahuanKu atas segala sesuatu yang telah lewat sama dengan yang akan datang. PengetahuanKu atas segala yang telah lewat sama dengan yang akan datang. PengetahuanKu atas orang-orang terdahulu sama dengan pengetahuanKu atas orang-orang kemudian.

Aku lebih mengetahui atas sesuatu yang samar dan rahsia. Bagaimana hambaKu dapat menipu dengan amalnya. Mereka mungkin dapat menipu sesama makhluk, tetapi Aku Yang Mengetahui hal-hal yang ghaib. Aku tetap melaknatnya…!”
Tujuh malaikat di antara tiga ribu malaikat berkata, “Ya Tuhan, dengan demikian tetaplah laknat-Mu dan laknat kami atas mereka.”
Kemudian semua yang berada di langit mengucapkan, “Tetaplah laknat Allah kepadanya, dan laknatnya orang-orang yang melaknat.”‘

Sayyidina Mu’adz (yang meriwayatkan hadits ini) kemudian menangis tersedu-sedu. Selanjutnya berkata, “Ya Rasulallah, bagaimana aku boleh selamat dari semua yang baru engkau ceritakan itu?”

Jawab Rasulullah, “Hai Mu’adz, ikutilah Nabimu dalam masalah keyakinan.”

Tanyaku (Mu’adz), “Engkau adalah Rasulullah, sedang aku hanyalah Mu’adz bin Jabal. Bagaimana aku boleh selamat dan terlepas dari bahaya tersebut?”

Berkatalah Rasulullah sallAllahu ‘alayhi wasallam, “Memang begitulah, bila ada kelengahan dalam amal ibadahmu. Kerana itu, jagalah mulutmu jangan sampai menburukkan orang lain, terutama kepada sesama ulama. Ingatlah diri sendiri tatkala hendak menburukkan orang lain, sehingga sedar bahawa dirimupun penuh aib. Jangan menutupi kekurangan dan kesalahanmu dengan menburukkan orang lain. Janganlah mengorbitkan dirimu dengan menekan dan menjatuhkan orang lain. Jangan riak dalam beramal, dan jangan mementingkan dunia dengan mengabaikan akhirat. Jangan bersikap kasar di dalam majlis agar orang takut dengan keburukan akhlakmu. Jangan suka mengungkit-ungkit kebaikan, dan jangan menghancurkan peribadi orang lain, kelak engkau akan dirobek-robek dan dihancurkan anjing Jahanam, sebagaiman firman Allah dalam surah An-Naziat ayat 2.”

Tanyaku selanjutnya, “Ya Rasulallah, siapakah yang bakal menanggung penderitaan seberat itu?”

Jawab Rasulullah sallAllahu ‘alayhi wasallam, “Mu’adz, yang aku ceritakan tadi akan mudah bagi mereka yang dimudahkan Allah. Engkau harus mencintai orang lain sebagaimana engkau menyayangi dirimu. Dan bencilah terhadap suatu hal sebagaimana kau benci bila itu menimpa dirimu. Jika demikian engkau akan selamat.”
Khalid bin Ma’dan meriwayatkan, “Sayyidina Mu’adz sering membaca hadis ini seperti seringnya membaca al Quran, dan mempelajari hadis ini sebagaimana mempelajari al Quran di dalam majlis.”

Sumber: Al Ghazali, Minhajul Abidin, dan Bidayatul Hidayah



F 8 KEJAYAAN DALAM KEHIDUPAN DUNIA DAN AKHIRAT – IMPIAN SETIAP MUSLIM YANG WARAS

Ustaz Zainudih Hashim

Tidak ada muslim/muslimah yang celik cara berfikirnya yang tidak mahu berjaya dalam kehidupan, sama ada di dunia ini yang bersifat sementara apatah lagi di akhirat yang kekal abadi. Ia juga adalah hasrat setiap insan walaupun tidak menjadi seorang muslim, kerana kejayaan adalah sesuatu yang manis dalam kehidupan manusia.

Namun kejayaan yang ingin dikecapinya itu perlulah mengikut prosedur dan pantang larang agama Islam, iaitu tidak menyalahi konsep matlamat tidak menghalalkan cara, berapa banyak cara yang dilakukan oleh muslim untuk meniti sesuatu kejayaan, tetapi ianya tidak memenuhi kriteria matlamat agama, maka ia tidak dikira sebagai kejayaan kerana mengenepikan nilai-nilai agama Islam yang murni.

Para ulama yang mewarisi ajaran Nabi Muhammad s.a.w. banyak meninggalkan kaedah, pendekatan serta cara terbaik untuk seseorang muslim/muslimah meniti kejayaan sebenar menurut acuan agama, mereka dianggap sebagai pengamal ajaran-ajaran Islam dan mencontohkannya kepada umum dengan bentuk yang cukup sempurna, jauh dari sebarang penyelewengan, bidaah, tahayul dan khurafat, kerana ini semua menggagalkan konsep matlamat tidak menghalalkan cara.

Seseorang muslim/muslimah menurut Imam Syahid hasan al-Banna akan sentiasa berada di tangga kejayaan, apabila memiliki faktor-faktor berikut :

* Menganut dengan akidah Islam yang tulen, jauh dari sebarang unsur syirik, kufur dan fasik.

Iaitu akidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah yang menitik-beratkan hujah yang diceduk daripada al Quran dan hadis-hadis Nabi Muhammad saw yang shahih, Ijmak dan Kias yang bukan sahaja menjadi rujukan dalam persoalan hukum syariat Islam, malah dalam perkara yang berkaitan dedngan akidah.

* Beribadat dengan konsepnya yang betul berdasarkan elemen ilmu, kerana sesuatu ibadat itu tidak akan diterima tanpanya.

Setiap muslim/muslimah perlu mengetahui matlamat Allah swt jadikan mereka bukan untuk berfoya-foya tanpa tujuan hidup, malah mereka dicipta hanyalah untuk tunduk beribadat kepada Allah SWT tanpa perlu adanya perantaraan manusia atau objek-objek lain yang boleh disifatkan sebagai syirik kepada Allah swt.

* Memiliki ketajaman daya berfikir.

Akal fikiran yang dianugerahkan Allah SWT merupakan satu anggota dalam tubuh manusia yang wajib dipelihara, iaitu dipelihara hingga tidak memikirkan pada perkara-perkara yang tidak menguntungkan Islam, kerananya juga manusia akan disumbatkan dalam api neraka jika sekiranya seseorang itu tidak menghidupkan fungsinya yang sebenar untuk berfikir pada memajukan Islam.

* Memiliki tubuh badan yang semaksima sihat untuk diwakafkan kepada Islam.

Islam amat mementingkan kesihatan tubuh badan yang maksimum daripada setiap muslim/muslimah, kesihatan tubuh badan bukan sahaja untuk menggunakannya pada membantu mereka yang mengharapkan bantuan kebajikan dan sebagainya, malah yang paling penting untuk melaksanakan tuntutan amal-amal ibadat yang difardukan oleh Allah SWT.

Ibadat tidak sahaja dalam bentuk melaksanakan solat, haji, puasa dan lain-lain, tetapi juga mengerahkan tenaga untuk menuju ke rumah Allah swt bagi menunaikan solat berjemaah, bergotong-royong mengurus ibadat korban, mengurus jenazah, membersihkan alam sekitar seperti kawasan-kawasan masjid dan surau dengan tubuh badan yang sihat, ia dikira sebagai mewakafkan tenaga dan tubuh badan pada jalan Islam.

* Memiliki akhlak Islam yang jitu.

Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. ada menegaskan dalam satu hadis yang bermaksud:

Yang paling sempurna iman di kalangan orang-orang yang beriman adalah yang paling sempurna akhlaknya.”

Akhlak merupakan elemen penting dalam diri setiap muslim/muslimah, tanpanya ia tidak bermakna menjadi seorang muslim yang telah berjanji kepada Allah swt untuk menjadikan segala agenda hidup dan mati keranaNya seperti yang diungkapkan dalam solat lima kali sehari semalam.

Akhlaklah yang membezakan antara seorang muslim dan bukan Islam dalam meneraju kehidupan berdasarkan ajaran-ajaran Rasulullah s.a.w. yang dicontohkan menerusi Sirah baginda.

Akhlak yang jitu ialah memperlihatkan keluhuran budi pekerti terhadap Allah swt, Rasulullah saw, para alim ulama, kedua-dua ibubapa, adik-beradik, orang-orang yang lebih tua, jiran tetangga, sesama manusia, alam sekitar, terhadap haiwan, pokok-pokok dan sebagainya. Sesungguhnya akhlak tidak boleh dibuat-buat dengan sengaja tanpa rangsangan daripada diri sendiri yang lahir daripada sanubari yang diikat dengan ajaran agama Islam.

* Bijak menjaga/mengurus waktu dengan baik.

Pengurusan waktu yang baik akan menjadikan muslim berkualiti dengan nilai-nilai kehidupan yang positif, iaitu menggunakan masanya pada perkara-perkara dan di tempat-tempat yang baik yang disukai Islam seperti sentiasa menjadikan masjid dan surau sebagai destinasi persinggahan, selain daripada menunaikan solat fardu berjemaah, diikuti pula dengan penglibatan kelas-kelas fardu ain.

* Memanfaatkan segala apa yang dimiliki untuk kepentingan awam.

Islam sering dan sentiasa menganjurkan kepada penganutnya agar mencurahkan segala apa yang ada pada mereka untuk dikongsi sama dengan saudara-saudara seagama seperti ilmu, kepakaran bagi melahirkan insan muslim yang boleh dicontohi oleh kaum lain.

* Berusaha untuk berdaya saing dalam segenap bidang dan lapangan.

Umat Islam tidak boleh berbangga dengan kejayaan yang dicapai pada tahap tertentu sahaja, malah memperkasa diri dengan meneroka bidang-bidang yang difikirkan perlu bagi memenuhi tuntutan fardu kifayah seperti bidang astronomi, maritim dan lain-lain.

* Mampu untuk berusaha mencapai sesuatu matlamat.

Ia juga satu pendekatan yang memperlihatkan kemampuan umat Islam berusaha mencapai sesuatu matlamat semaksimum mungkin yang belum diterokai oleh mana-mana pihak, seperti matlamat mahu melahirkan usahawan mantap, maka usaha ke arah itu perlu dilakukan walaupun menghadapi cabaran yang sukar.

* Bersistematik dalam segenap urusan harian sebagai seorang muslim/muslimah sejati.

Umat Islam perlu membuktikan bahawa kehidupan mereka terancang dan teratur mengikut jadual, penuh dengan agenda, aktiviti, tugasan yang bersistematik hingga mampu mencairkan golongan bukan Islam yang menyanjung, menghormati sekaligus menjadikan mereka cenderung untuk meniru cara kita yang menampilkan pelaksanaan tugasan dan urusan dengan baik.
Sesungguhnya Islam mampu menawan dan memaut hati manusia-manusia sesuai dengan lafaz Islam yang memberi maksud menyelamat. - lanh _


F 7 TUJUH WASIAT JIBRIL

Jabir bin ’Abdullah Al-Anshari Radhiyallah Anhu meriwayatkan Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam bersabda :

1. “Jibril selalu berwasiat kepadaku agar berbuat baik kepada tetangga sampai aku mengira kalau tetangga itu akan dijadikan sebagai ahli waris.

2. Jibril selalu berwasiat kepadaku agar memperlakukan isteri sebaik mungkin sampai aku mengira kalau isteri itu haram diceraikan.

3. Jibril selalu berwasiat kepadaku agar sebaik mungkin dalam memperlakukan para budak sampai aku mengira suatu waktu nanti mereka harus dimerdekakan.

4. Jibril selalu berwasiat kepadaku agar aku melakukan siwak (gosok gigi) sampai aku mengira kalau bersiwak itu wajib.

5. Jibril selalu berwasiat kepadaku untuk melakukan solat berjamaah sampai aku mengira Allah tidak akan menerima solat, kecuali dengan berjamaah.

6. Jibril selalu berwasiat kepadaku untuk mengerjakan solat Tahajjud sampai aku mengira tidak ada tidur pada waktu malam.

7. Jibril selalu berwasiat kepadaku agar sentiasa berzikir kepada Allah sampai aku mengira tidak ada ucapan yang bermanfaat, kecuali zikir kepada Allah.”
Rujukan :
http://irdy74.multiply.com/journal/item/229



F 6 KESIHATAN FIZIKAL VS KESIHATAN HATI

Dalam segala penyakit di dunia, penyakit apakah yang pada pendapat anda sangat menyiksakan? Kanser, strok, sakit jantung kencing manis, atau sakit gigi? Ini semua penyakit yang boleh dinilai scecara fizikal, yang boleh dilakukan diagnosis untuk mengenalpastinya. Sungguh, industri perubatan mendapat pengiktirafan yang tidak terhingga oleh masyarakat dunia. Mana tidaknya, kerana ia mampu membantu pesakit menghadapi penderitaan yang Tuhan sahaja ketahui. Dengan segala peralatan canggih, kita mengorak langkah untuk membentuk masyarakat yang lebih prihatin terhadap kesihatan diri, aset berharga setiap manusia.

Tetapi terdapat aspek kesihatan yang patut difikir-fikirkan… suatu keadaan kesihatan yang sukar diuji di makmal klinikal dan didiagnosis oleh para doktor, iaitu yang berkaitan dengan hati(rohani, jiwa) manusia. Ini termasuklah segala bentuk cinta dunia, sombong, risau, sedih, cemburu dan lain-lain. Bukankah manusia sering berhadapan dengannya?. Ia bukanlah sesuatu yang baru, tetapi ia jarang dibincangkan, atau direnungkan. Sungguh bahaya, lebih merbahaya daripada virus selsema burung atau lain-lain kerana ia boleh menjangkiti sesiapa sahaja tanpa disedari, hatta menggunakan mikroskop berkuasa tinggi sekalipun. Tetapi mungkin ia sukar dibincang kerana penghidapnya sendiri menghadapi masalah untuk menilai dan menyedari masalah ini.

“Mahasuci Engkau, tidak ada yang dapat kami ketahui selain dari apa yang Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya, Engkaulah Yang Maha Mengetahui dan lagi Maha Bijaksana.”
(Surah 2, Al Baqarah : ayat  32)

Hanya mata hati sahaja yang mampu melihat dan menilainya. Buta mata tidak nampak jalan di dunia, kerana tidak nampak cahaya. Tidak tahu ke mana arah dituju, ke hilir atau ke hulu. Tapi bila buta hati menderita dan menyiksakan manusia.

“Kerana sesungguhnya bukanlah buta mata itu buta tetapi yang buta itu, ialah hati di dalam dada.”
(Surah 22, Al-Hajj : ayat 46)

“Jika begitu, mengapa penularannya tidak dikawal?” Ia tidak menularpun, setiap manusia harus bersedia menghadapinya dengan sistem pertahanan diri. Tetapi sistem pertahanan ini agak luar biasa iaitu untuk sama-sama memperbaiki diri kembali kepada al Quran dan As Sunnah. Lihatlah rahsia daripada ayat-ayat Allah swt dan ajaran Rasulullah saw, antaranya:

“Ingatlah, hanya dengan mengingati Allahlah, hati akan menjadi tenteram.”
(Surah 13,  Ar Raad : ayat 28)

Daripada Ibnu Abbas RA ia berkata:

“Rasulullah SAW bersabda: 


"Barangsiapa membiasakan membaca Istighfar, Allah pasti akan memberinya kelepasan terhadap setiap kesusahannya dan memberikan jalan keluar terhadap kesempitannya serta memberinya rezeki yang tidak disangka-sangka.”
H.R. Abu Daud.

Daripada Ibnu Abbas R.A dari Nabi SAW baginda bersabda:

“Barangsiapa yang banyak kesusahan dan kesedihannya, maka perbanyaklah mengucapkan "Tiada daya dan tiada upaya kecuali dengan izin Allah.”

Firman Allah swt yang bermaksud : 

“Tiada satu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (jelaskan ynag demikan itu) supaya kamu jangan berdukacita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikanNya kepada kamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membangga diri.”
(Surah 57,  Al Hadid ; ayat 22-23)

Sebagai renungan,

Suatu hari, di sebuah pusat pemulihan pesakit angin ahmar, seorang makcik menceritakan suatu pengalaman yang sangat berbeza berbanding pesakit lain yang rata-rata sangat sedih dengan apa yang terjadi. Makcik yang sentiasa tersenyum ini menceritakan keindahan sembahyang malam. Menurutnya, walaupun beliau begini (lumpuh, tidak dapat bertutur dengan jelas, tidak ingat bilangan anak dan tidak tahu pun di mana beliau setelah serangan angin ahmar), nikmat yang Allah swt beri kepadanya sudah terlalu banyak dan hebat. “Memang makcik gembira dan tiada apa untuk disedihkan. Tolong ya, tolong ya nak…. beritahu pada kawan-kawan…. mana-mana yang selalu susah hati tu, banyakkan sembahyang malam, itulah waktu yang paling indah, waktu sembahyang malam…”. Ternyata kesihatan hati (rohani) perlu dititik beratkan, jauh lebih berat daripada kesihatan fizikal.

“Jadi sistem rawatan ini patut diwarwarkan kepada orang ramai.” Ya sememangnya perlu dan sudah diketahui sebenarnya. Kerana ia sistem perubatan yang diikiraf hinggga akhir zaman keberkesanannya. Cuma kita sebagai manusia, sentiasa lemah, dan lupa dengan peringatan dan kehebatannya. Sering sahaja mendahulukan cara penyelesaian yang lain berbanding merujuk rahsia daripada Allah swt. Kerana itu kita perlu sentiasa diingat-ingatkan antara satu sama lain, kerana Allah swt berkuasa memuliakan dan menghinakan siapa sahaja yang Dia mahu.

“…..Sesungguhnya, Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertaubat kepadaNya.
(Surah 13,  Ar Raad : ayat 27)


F 5 TIGA BENTENG PENGHALANG DARIPADA SYAITAN

Ka`ab Al-Ahbar berkata :

Benteng kaum mukminin dari godaan syaitan ada tiga, iaitu masjid, zikir kepada Allah dan membaca Al quran.”

· Masjid menjadi benteng kerana di situ terdapat para malaikat dan orang-orang yang beribadah.
· Zikirullah (menyebut Asma Allah swt) juga menjadi benteng pertahanan, terutama dengan membaca Hauqalah:
La haula wala quwwata illa billahil `aliyil adzim”

“Tiada daya dan tiada kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Agung”

· Membaca al Quran juga benteng, terutama membaca ayat Kursy (surah Al Baqarah ayat 255), sebagaimana yang telah nyata mujarabnya.
Ka`ab Al-Ahbar masuk Islam di masa pemerintahan sahabat Umar. Dia adalah seorang ulama tempat mengadu orang Yahudi (yang beragama islam).
———————————————————–
Sumber : Terjemahan Kitab Nashaihul ’Ibaad – Menjadi Santun dan Bijak


F 4 TIGA GOLONGAN AKAN MENDAPAT GEDUNG KEKAYAAN ALLAH SWT

Segolongan hukama berkata :

“Tiga hal termasuk simpanan Allah Taala, iaitu : kefakiran, sakit dan sabar.”

Menurut sebahagian hukama, ada tiga gudang, yakni sesuatu yang disimpan oleh Allah swt, yang tidak diberikanNya selain kepada orang-orang yang dicintaiNya, iaitu:
· Kepada orang fakir atau tidak punya
· Sakit, iaitu penyakit yang menimpa pada badan 
sehingga dirasakan tidak enak olehnya
· Sabar, iaitu tidak mengeluh ketika ditimpa musibah kecuali kepada Allah swt dengan cara berdoa. Mengeluh kepada Allah swt dengan cara berdoa tidak mengatakan bahawa dirinya itu tidak rela terhadap musibah yang menimpa dirinya.

Seorang hamba sahaya harus reda dengan ketentuan tuannya, sebagaimana tercantum di dalam kitab At-Ta`rifat karangan Sayid Ali-Jurjani.
Mereka yang berjaya melalui salah satu daripada ujian Allah SWT pasti mendapat segala gedung kekayaan di sisi Allah SWT.
—————————————————————————– 
Sumber : Terjemahan Kitab Nashaihul ’Ibaad – Menjadi Santun dan Bijak 


F 3 EMPAT SEBAB KITA YAKIN DENGAN AL-QURAN DAN ALLAH SWT

1- Surah Al Baqarah, ayat 118.
Sahih International
Those who do not know say, “Why does Allah not speak to us or there come to us a sign?” Thus spoke those before them like their words. Their hearts resemble each other. We have shown clearly the signs to a people who are certain [in faith].

Malay
Dan (orang-orang musyrik) yang tidak berilmu pengetahuan, berkata: “Alangkah eloknya kalau Allah berkata-kata dengan kami (mengenai kebenaran Muhammad) atau datang kepada kami sesuatu keterangan (mukjizat)?” Demikian pula orang-orang (kafir) yang terdahulu dari mereka pernah berkata seperti yang dikatakan oleh mereka; hati mereka (sekaliannya) adalah bersamaan (degil dan kufur). Sesungguhnya Kami telahpun menerangkan ayat-ayat keterangan (yang menjadi dalil dan bukti) kepada kaum yang mahu percaya dengan yakin.

2-Hukum Allah adalah Hukum terbaik,
Surah Al-Maidah, ayat : 50.


Sahih International
Then is it the judgement of [the time of] ignorance they desire? But who is better than Allah in judgement for a people who are certain [in faith].

Malay
Sesudah itu, patutkah mereka berkehendak lagi kepada hukum-hukum jahiliyah? Padahal – kepada orang-orang yang penuh keyakinan – tidak ada sesiapa yang boleh membuat hukum yang lebih pada daripada Allah.

3-Al-Quran mengandungi hikmah.
Surah Luqman, ayat : 1-4.
Sahih International
These are verses of the wise Book,

Malay
Ini ialah ayat-ayat Kitab (Al-Quran) yang mengandungi hikmat-hikmat dan kebenaran yang tetap kukuh,
Sahih International
As guidance and mercy for the doers of good

Malay
Menjadi hidayah petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang sedia mengerjakan amal-amal yang baik

Sahih International
Who establish prayer and give zakah, and they, of the Hereafter, are certain [in faith].

Malay
Iaitu orang-orang yang mendirikan sembahyang, dan memberi zakat, serta mereka yakin tentang adanya hari akhirat.

4-Al-Quran adalah pedoman hidup.
Surah Al-Jaziyah, ayat : 19.
Sahih International
Indeed, they will never avail you against Allah at all. And indeed, the wrongdoers are allies of one another; but Allah is the protector of the righteous.

Malay
Sesungguhnya mereka tidak sekali-kali akan dapat menyelamatkanmu sedikitpun dari (azab) Allah (kalau engkau menurut mereka); dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu setengahnya menjadi penolong dan penyokong bagi setengahnya yang lain (dalam perkara yang salah); dan (sebaliknya) Allah menjadi penolong dan pelindung bagi orang-orang yang bertaqwa (yang engkaulah pemimpinnya).

Membentuk Kecerdasan Daripada Al-Quran. m/s : 177.



F 2 TIGA KALIMAT MUNAJAT ABU SULAIMAN AD-DARANI


Nama asli Abu Sulaiman Ad-Darani adalah ’Abdurrahman bin ’Athiyah, sedangkan ad-Darani berasal dari kota Daran, yakni nama sebuah tempat di kota Damaskus-Syiria. Beliau meninggal pada tahun 215 Hijrah. Beliau pernah berkata dalam munajatnya kepada Allah swt sebagai berikut:
“Wahai Tuhanku, jika Engkau menuntutku kerana dosaku,
maka aku akan mencariMu kerana ampunanMu (sebab ampunanMu jauh lebih luas dari pada dosaku);
Jika Engkau menuntutku kerana kekikiranku,
maka aku akan mencariMu kerana kemurahanMu;
Jika Engkau melemparkan aku ke dalam neraka,
maka aku akan memberitahukan kepada penduduk neraka bahawa aku mencintaiMu.”
—————————————————————————–
Sumber : Terjemahan Kitab Nashaihul ’Ibaad – Menjadi Santun dan Bijak



F 1 PENJELASAN SAINS : SEKS, BABI DAN JANGGUT


Berikut ini adalah petikan temubual dengan Dr. Jamal Al-Din Ibrahim, seorang  professor toksikologi dari California University, yang disiarkan dalam TV Al-Rahman/Al-Rawdha, pada Disember 2, 2010:

Pengacara: Seperti yang kita tahu, Barat mahu mengubah wanita jauh dari kesuciannya, kewanitaannya, dan kemulian yang dianugerahkan oleh Islam kepadanya, kepada kehidupan Barat, kepada lesbianism, kepada “Kenapa wanita tidak boleh memiliki ramai suami?”, kepada “Kenapa wanita tidak boleh menikmati seks bebas sebelum kahwin?”, kepada “Kenapa tidak boeh difokuskan pada wanita sahaja, seperti di Barat – supaya wanita boleh bersama wanita, tanpa memerlukan lelaki, dan lelaki boleh bersama lelaki, tanpa memerlukan wanita?” Ini adalah isu-isu yang merbahaya. Adakah sains mempunyai penjelasan dalam hal-hal seperti ini?

Jamal Al-Din Ibrahim: Berhubung dengan persoalan wanita, masyarakat Amerika sendiri mengakui bahawa wanita di Amerika mempunyai kurangnya hak-hak berbanding lelaki. Sebagai contoh: Apabila seorang wanita itu berkahwin, beliau akan menggunakan nama keluarga suaminya, dan membuang nama keluarganya sendiri. Jika dia mengahwini A, dia akan menjadi Mrs. A. Sebelum revolusi saintifik, dan sebelum adanya mesin-mesin, seorang wanita itu akan menjadi hamba kepada suaminya. Beliau tidak mempunyai apa-apa hak langsung. Ini berlaku kurang dari 250 tahun yang lampau.

Situasi ini berkembang apabila wanita diperlukan untuk membantu lelaki dalam kehidupan moden. Akibatnya, wanita menjadi semakin maju dalam banyak aspek, tetapi masih ketinggalan dalam hal tentang perlunya nama keluarga mereka dibuang.
Keduanya, wanita di Amerika dipergunakan seperti barangan. Wanita dilihat sebagai barang. Jika seorang wanita itu cantik, maka beliau mempunyai harga dan status tertentu dalam masyarakat. Di universiti pun, professor akan memberi markah yang lebih baik kepada yang cantik berbanding yang biasa. Dalam pengiklanan, wanita yang mempunyai susuk badan yang lebih menawan akan memenangi harga yang lebih tinggi.
[...]

Sewaktu saya masih menuntut di sebuah universiti, sekitar tahun 1975-1977, mereka menjalankan kaji selidik yang menunjukkan pelajar wanita Amerika, yang secara puratanya menghabiskan masa empat tahun di universiti, telah melakukan hubungan seks dengan 200-300 pasangan lelaki dalam tempoh empat tahun.
Apabila seorang wanita mengadakan hubungan seks dengan lebih dari seorang lelaki, ia akan menjejaskan kesihatannya, kerana hubungan seperti itu melemahkan sistem immunisasinya.

Pengacara: Bagaimana sebenarnya?

Jamal Al-Din Ibrahim: Apabila seorang wanita itu melakukan hubungan seks dengan lebih dari seorang lelaki… Bila dia melakukannya dengan lelaki pertama, tubuhnya cuba menentukan identiti sperma lelaki tersebut.
Interviewer: Sebelum siaran ini, awak dah jelaskan tentang proses identifikasi kepada saya.

Jamal Al-Din Ibrahim: Ya, terdapat satu proses identifikasi, dan sperma itu didaftarkan dalam tubuhnya. Ianya seperti apabila seorang itu memasuki rumah seseorang, beliau akan dikenali, dan sama seperti kad pengenalan dihasilkan… Lelaki ini sekarang mempunyai kedudukan istimewa. Proses ini dikendalikan oleh sistem immunisasi. Ianya seperti apabila seorang lelaki bekerja untuk syarikat tertentu, maka pihak syarikat ini akan berusaha mengenali lelaki tersebut, dan memberi beliau jawatan yang betul. Selepas itu, tubuh wanita tadi dengan mudah mengenalpasti sperma lelaki itu, yang kini menjadi sebahagian dari wanita tersebut. Kemudian datang lelaki lain dan mengadakan seks dengan beliau. Sekarang sistem immunisasi terpaksa mengulangi semula proses tadi.

Pengacara: Sistem immunisasi melakukan banyak kerja untuk mengenalpasti lelaki baru tersebut.

Jamal Al-Din Ibrahim: Ianya menjadi lebih sukar apabila terdapat dua lelaki dalam satu masa. Wanita-wanita di sana biasa melakukannya. Mereka ada seorang, dua, atau tiga kekasih, dan kawan lelaki. Walaupun tidak rapat, wanita ini tetap melakukan hubungan intim dengan kawan-kawannya. Ini akan melemahkan sistem immunisasi.
Pengacara: Kerana terpaksa melalui terlalu banyak proses identifikasi…

Jamal Al-Din Ibrahim: Ia sibuk dengan identifikasi sepanjang masa akibat hubungan seks dengan teman yang pelbagai. Apabila usia wanita itu mencecah 30an atau 40an, dan selepas 15 tahun terlibat dengan seks, beliau mula dihinggapi penyakit barah payudara dan barah rahim, yang mana sudah menjadi kebiasaan di Amerika.
Pengacara: Apakah sebabnya?

Jamal Al-Din Ibrahim: Hubungan seks dengan pasangan-pasangan berbeza akan menyebabkan sistem immunisasi wanita berkenaan rosak dan menjadi lemah.

Makan daging babi boleh menyebabkan seseorang itu bekerja kuat, tapi tidak boleh berfikir. Pemikirannya akan menjadi lemah, kerana perutnya terpaksa bekerja keras untuk memecahkan molekul-molekul kompleks.

Tabiat makan daging babi didapati boleh melemahkan keupayaaan seseorang untuk berfikir, dan juga melemahkan keinginannya untuk mempunyai perasaan bangga dengan dirinya sendiri. Ia menghilangkan semangatnya.
Pengacara: Adakah ini satu fakta?

Jamal Al-Din Ibrahim: Ianya memang benar.

Pengacara: Pemakan babi tidak mempunyai semangat patriotik?
Jamal Al-Din Ibrahim: Ini telah dibuktikan secara saintifik. Ia merendahkan kandungan serotonin dalam badan, yang berfungsi melancarkan aktiviti dan meningkatkan perasaan banggga seseorang, dan mungkin juga menambah keceriaan seseorang. Apabila hormon ini berada dalam badan, seseorang itu akan menjadi ceria, tetapi daging babi pula mengurangkan kandungan serotonin ini. Seorang pemakan babi boleh menggunakan otot-ototnya untuk bekerja, tetapi bukan otaknya.

Beberapa orang doktor telah berjaya memperolehi keputusan cemerlang dalam mengubati masalah impoten dengan hanya menyuruh pasakit-pesakit menyimpan jambang dan janggut yang panjang.
Pengacara: Subhanallah!

Jamal Al-Din Ibrahim: Menyimpan jambang dan janggut menggalakkan penghasilan testosteron. Apabila seseorang yang menderitai masalah impoten dan ereksi menyimpan janggut dan jambang, kandungan testosterone akan bertambah… Mereka mengukurnya dalam ukuran mikrogram, dan mendapati tahap testosteron meningkat di kalangan lelaki yang menyimpan janggut dan jambang.
Interviewer: Subhanallah!