Setiap kali berkurang kemahuan
dan hasrat untuk berdakwah, maka ingatlah pahala-pahala dan buah-buah yang
agung bagi siapa yang berdakwah ke jalan ALLAH SUBHANAHU WA TAALA pada artikel
berikut ini.
By Ahmad
Zainuddin, Lc.
Segala puji hanya milik ALLAH
SUBHANAHU WA TAALA semata Rabb semesta alam, selawat dan salam semoga
tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad, kepada para kerabatnya, para sahabat
seluruhnya, wa ba’du:
Aku melihat seorang lelaki
warga Negara Filipina, ia dulu adalah seorang pendeta dan misionaris, kemudian ALLAH AZZA
WA JALLA memberikan kepadanya hidayah! Lalu mari kita perhatikan apakah yang ia
kerjakan setelah ALLAH SUBHANAHU WA TAALA membukakan hatinya untuk memeluk
agama Islam?
Dia mulai mendakwahi anak
bangsanya sehingga masuk Islam di tangannya 4000 orang! Dan yang demikian itu
hanya dalam beberapa tahun saja! Kira-kira berapa banyak orang yang akan
memeluk agama Islam di tangan mereka yang 4000 itu, dan akhirnya kebaikan terus
melambung naik sampai hari kiamat! Alangkah beruntungnya dia.
RASULULLAH SHALLALLAHU
‘ALAIHI WASALLAM bersabda:
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ
فَاعِلِهِ
“Barangsiapa
yang menunjukkan kepada sebuah kebaikan maka baginya seperti pahala
pelakunya[1].”
An
Nawawi rahimahullah berkata: “Ia menunjukkan dengan perkataan, lisan,
isyarat dan tulisan.”
Saudaraku muslim…
Berdakwah
kepada agama ALLAH AZZA WA JALLA termasuk ketaatan yang paling tinggi
dan ibadah yang paling agung, ia memerlukan dari seluruhnya cara-cara yang
bermacam-macam, keikhlasan, kesungguhan, kesabaran untuk menyampaikan agama
ini, mempertahankan dan memperjuangkannya dari kehancuran:
{يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ (1) قُمْ فَأَنْذِرْ
(2)} [المدثر: 1، 2]
“Hai orang yang berkemul (berselimut),
bangunlah, lalu berilah peringatan![2].”
Jika bukan kita penganut
agama Islam yang bekerja untuk agama ini, maka siapakah gerangan yang akan
mengerjakannya?!
ALLAH AZZA
WA JALLA telah memuliakanmu dengan nikmat Islam dan memudahkan bagimu
perkara-perkara dan memudahkan bagimu jalan sehingga kamu berjalan di jalan
yang paling agung, Ibnul Qayyim berkata: “Berdakwah ke jalan ALLAH SUBHANAHU WA TAALA
adalah tugasnya para rasul dan para pengikutnya.”
Saudaraku muslim…
Siapa
yang memberikan sebuah buku maka ia adalah pendakwah, siapa yang menghadiahkan
kaset maka ia adalah seorang pendakwah, siapa yang mengajarkan oang yang bodoh
maka ia adalah seorang pendakwah, dan barangsiapa yang menunjukkan kepada
kebaikan maka ia adalah seorang pendakwah, siapa yang menyampaikan sepatah kata
maka ia adalah seorang pendakwah. Pintu-pintu yang luas dan jalan yang mudah
dan senang, segala puji hanya milik ALLAH SUBHANAHU WA TAALA, setiap kali
berkurang kemahuan dan hasrat menjadi lemah, maka ingatlah pahala-pahala dan
buah-buah yang agung bagi siapa yang berdakwah ke jalan ALLAH SUBHANAHU WA
TAALA, di antaranya:
Pertama: mengikuti para nabi
Alaihimus shalatu wa Salaam dan mencontoh mereka
{قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ
عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
} [يوسف: 108]
“Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan
orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada ALLAH dengan hujah yang
nyata, Maha Suci ALLAH, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik[3].”
Al Farra berkata: “Wajib bagi
setiap yang mengikutinya untuk berdakwah kepada apa yang ia dakwah dan
menyebutkan Al Quran dan nasihat.”
Kedua: bergegas untuk
mendapatkan kebaikan dan kemahuan di dalam mendapatkan pahala kerana ALLAH AZZA
WA JALLA memuji para pendakwah:
{وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى
اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ } [فصلت: 33]
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada
orang yang menyeru kepada ALLAH, mengerjakan amal yang soleh dan berkata:
“Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?[4].”
Asy Syaukani berkata: “Tidak
ada yang lebih baik darinya dan yang lebih jelas dari jalannya dan tidak ada
yang lebih banyak pahalanya dibanding amalannya.”
Ketiga:
berusaha untuk mendapatkan pahala-pahala yang besar kebaikan-kebaikan yang
banyak dengan hanya perbuatan yang sedikit.
NABI
MUHAMMAD SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM telah memberikan kabar gembira
dengan sabdanya:
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ
فَاعِلِهِ
“Barangsiapa
yang menunjukkan kepada sebuah kebaikan maka baginya seperti pahala
pelakunya[5].”
Jika anda menunjukkan
seseorang kepada agama Islam maka bagi anda seperti pahala Islamnya, amalannya,
solatnya dan puasanya dan tidak mengurangi hal tersebut dari pahalanya
sedikitpun, dan pintu ini sangat agung dan luas, siapa yang diberi taufik oleh ALLAH AZZA
WA JALLA, ia akan masuk ke dalamnya.
Keempat: taufik dan
pendekatan kepada kebenaran: bahawasanya ia adalah buah yang sangat jelas dari
dakwah.
ALLAH
SUBHANAHU WA TAALA berfirman:
{وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ
سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ} [العنكبوت: 69]
“Dan
orang-orang yang berjihad untuk (mencari keredaan) Kami, benar-benar akan Kami
tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya ALLAH benar-benar
beserta orang-orang yang berbuat baik[6].”
Al Baghawi berkata:
“Orang-orang yang berjihad melawan orang-orang musyrik untuk memperjuangkan
agama kiat.”
Kelima: Harapan solehnya
keturunan kerana sesungguhnya di dalam hal tersebut terdapat Qurratu ‘ain di
dunia dan akhirat, dan ALLAH SUBHANAHU WA TAALA tidak menghilangkan pahala
orang yang telah berbuat kebaikan. ALLAH SUBHANAHU WA TAALA berfirman:
{وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ
خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا
قَوْلًا سَدِيدًا } [النساء: 9]
“Dan hendaklah takut kepada ALLAH
SUBHANAHU WA TAALA orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka
anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka.
Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada ALLAH dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang benar[7].”
dan termasuk dari perkataan
yang benar yang paling agung adalah berdakwah kepada Agama ALLAH SUBHANAHU WA
TAALA.
Keenam: termasuk dari buah
dari berdakwah adalah memberatkan timbangan-timbangan kebaikan kita pada hari
ditunjukkannya amal perbuatan.
RASULULLAH SHALLALLAHU
‘ALAIHI WASALLAM bersabda:
مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الأَجْرِ
مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ
دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ
يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا
“Barangsiapa
yang menyeru kepada sebuah petunjuk maka baginya pahala seperti pahala-pahala
orang-orang yang mengikutinya, hal tersebut tidak mengurangi akan pahala-pahala
mereka sedikitpun dan barangsiapa yang menyeru kepada sebuah kesesatan maka
atasnya dosa seperti dosa-dosa yang mengikutinya, hal tersebut tidak
mengurangi dari dosa-dosa mereka sedikitpun[8].”
Ketujuh: Melakukan dakwah
kepada ALLAH SUBHANAHU WA TAALA merupakan sebahagian dari sebab-sebab
kemenangan dan keberuntungan di dunia dan akhirat.
ALLAH
SUBHANAHU WA TAALA berfirman:
وَالْعَصْرِ(1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ(2)
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا
بِالصَّبْرِ (3)
“Demi masa.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal soleh dan nasihat menasihati supaya menaati
kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran[9].”
Kelapan: Berdakwah kepada
agama ALLAH SUBHANAHU WA TAALA termasuk dari sebab-sebab yang mendatangkan
kemenangan melawan musuh-musuh
ALLAH SUBHANAHU WA TAALA berfirman:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا
اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ} [محمد: 7]
“Hai
orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) ALLAH, nescaya Dia akan
menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu[10].”
Kerana
dengan dakwah maka ALLAH SUBHANAHU WA TAALA akan disembah sesuai dengan yang
disyriatkanNya, kemungkaran-kemungkaran akan hilang, dan akan tumbuh di dalam
umat ini rasa kejayaan dan kemuliaan sehingga jalan di jalan kemenangan dan
kekuasaan.
Kesembilan: dengan berdakwah
kepada agama ALLAH SUBHANAHU WA TAALA maka akan didapatkan kedudukan-kedudukan
yang tinggi
Syaikh Abdurrahman As
Sa’dy rahimahullah berkata: “Dan kedudukan ini iaitu kedudukan berdakwah
adalah kesempurnaan yang bagi orang-orang shiddiq, yang telah menyempurnakan
akan diri mereka dan selain mereka, dan mereka akan mendapatkan warisan yang
sempurna dari para rasul.”
Kesepuluh: dari buah hasil
berdakwah adalah selawat Allah, para malaikatNya dan penduduk langit dan bumi
atas pengajar manusia kebaikan
kerana
apa yang ia akan sampaikan hanyalah ilmu yang diwarisi dari firman ALLAH
SUBHANAHU WA TAALA dan sabda rasulNya yang mulia, RASULULLAH SHALLALLAHU
‘ALAIHI WASALLAM bersabda:
إِنَّ
اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ حَتَّى النَّمْلَةَ فِى
جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ
“Sesungguhnya
ALLAH, para malaikatNya dan penghuni bumi dan langit sampai semut yang berada
di lubangnya dan bahkan sampai ikan benar-benar berselawat atas pengajar
manusia kebaikan[11].”
Kesebelas: Berdakwah kepada
agama ALLAH SUBHANAHU WA TAALA mengangkat darjat di dunia dan akhirat.
Ibnul Qayyim berkata: “Sesungguhnya
pangkat makhluk yang paling mulia di sisi ALLAH SUBHANAHU WA TAALA adalah
pangkat kerasulan dan kenabian, kerananya ALLAH SUBHANAHU WA TAALA mengutus
dari manusia seorang rasul begitu pula dari jin.”
Kedua belas: Termasuk buah
hasil berdakwah adalah terus mengalirnya pahala si pendakwah setelah kematiannya.
RASULULLAH SHALLALLAHU
‘ALAIHI WASALLAM bersabda:
مَنْ سَنَّ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا
مَا عَمِلَ بِهِ فِي حَيَاتِهِ وَبَعْدَ مَمَاتِهِ حَتَّى يَتْرُكَ
“Barangsiapa
yang mensunnahkan sunnah yang baik maka baginya pahala amalan tersebut selama
dikerjakan di dalam kehidupannya dan setelah wafatnya sampai ditinggalkan[12].”
RASULULLAH SHALLALLAHU
‘ALAIHI WASALLAM bersabda:
إذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ
إلَّا مِنْ ثَلَاثٍ : صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ
صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika
seorang anak keturunan Adam meninggal maka terputus amalnya kecuali ada tiga
perkara.” dan salah satu di antaranya adalah: “Ilmu yang bermanfaat.”
Ketiga belas: Kecintaan ALLAH AZZA
WA JALLA bagi siapa yang memperjuangkan agamaNya dan menyampaikan risalahNya.
Al Hasan ketika mengomentari
firman ALLAH SUBHANAHU WA TAALA :
{وَمَنْ
أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي
مِنَ الْمُسْلِمِينَ } [فصلت: 33]
“Siapakah
yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada ALLAH,
mengerjakan amal yang soleh dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang
yang berserah diri?[13]. “
Beliau berkata: “Dia
adalah orang yang beriman, menerima seruan ALLAH SUBHANAHU WA TAALA lalu
menyeru manusia kepada apa yang ia telah dia terima dari seruan tersebut lalu
ia beramal soleh ketika menerimanya, maka orang ini adalah orang yang dicintai
oleh ALLAH SUBHANAHU WA TAALA, ia adalah wali ALLAH.”
Keempat belas: dari buah
hasil berdakwah yang dicintai yang disenangi oleh jiwa dan melapangkan dada dan
juga menolong untuk selalu terus (dalam berdakwah) dan mampu melawan dalam keadaan
yang sempit, iaitu doa NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM agar terang
wajah bagi yang menyampaikan sabda beliau,
نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مَقَالَتِى
فَبَلَّغَهَا
“ALLAH
mencerahkan wajah seseorang yang telah mendengar perkataanku lalu ia
sampaikan[14].”
Maka berbahagaialah orang
yang merasakan doa ini dan mendapatkan bahagian darinya.
Kelima
belas: Doa NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM agar
mendapatkan rahmat bagi siapa yang menyampaikan sabda beliau termasuk hal yang
paling agung yang membantu untuk selalu berjalan dengan semangat:
رحم الله امرأ سمع منى حديثا فحفظه حتى يبلغه
غيره
“ALLAH
merahmati seseorang yang telah mendengar dariku sebuah hadits lalu ia
menghafalnya kemudian ia sampaikan kepada orang lain[15].”
Dan
di zaman sekarang terkumpul syarat-syarat untuk menyampaikan, Al Quran,
kaset-kaset yang bernuansa Islam telah tersedia, agar sampai kepada orang yang
didakwahi dalam keadaan yang sempurna dan baik, saya teringat bahawa seorang lelaki
masuk Islam kemudian ia datang ke Negara ini dan bermukim di sini beberapa
tahun kemudian pulang ke negaranya dan tidak ada seorangpun dari manusia yang
mengajaknya ke agama ALLAH, sampai ada kesempatan baginya untuk bekerja yang
lain lagi dan setelah setahun ia pulang bersama sebuha perusahaan di bidang
perbaikan hotel-hotel.
Ia
berkata: lalu pada suatu hari aku dapatkan sebuah tulisan singkat diletakkan di
atas meja dapur setelah keluarnya orang yang menyewa hotel tersebut, ternyata
di dalamnya terdapat pengetahuan-pengetahuan tentang Islam, lalu jadilah inti
pencarianku adalah tentang Islam dan bertanya seputarnya, sampai akhirnya
akupun masuk Islam dan masuk Islam bersamaku bapa dan ibuku serta isteriku dan
aku berusaha untuk memasukkan sisa dari keluargaku sekarang masuk ke dalam
Islam, maka bagaimanakah kesenangan seorang pendakwah yang meletakkan tulisan
singkat tersebut kelak pada hari kiamat, jika seluruh keluarga itu dan yang
lainnya menerima dan itu semua akan terdapat di buku amalan dan kebaikan dia?
Keenam belas: berdakwah
kepada agama ALLAH SUBHANAHU WA TAALA adalah shadaqah dari beberapa cara
shadaqah.
ALLAH SUBHANAHU WA TAALA
berfirman,
{الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ
الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ} [البقرة: 3]
“(iaitu)
mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan solat dan menafkahkan
sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka[16].”
Al Hasan berkata: “Termasuk
infaq yang paling afdhal adalah infaq ilmu.”
Aku
memohon kepada ALLAH AZZA WA JALLA menjadikan kita dari para
pendakwah kepada agamaNya dan memberikan kepada kita seluruhnya keikhlasan di
dalam perkataan dan perbuatan.
Disusun
oleh Abdul Malik Al Qasim,
Penterjemah: Ustaz
Ahmad Zainuddin, Lc
[1]Hadits
riwayat Muslim
[2] QS.
Al Mudatstsir:1-2
[3] QS.
Yusuf:108
[4] QS.
Fushshilat:33
[5] Hadits
riwayat Muslim
[6] QS.
Al Ankabut:69
[7] QS.
An Nisa-‘:9
[8] Hadits
riwayat Muslim
[9] QS.
Al Ashr:1-3
[10] QS.
Muhammad:10
[11] Hadits
riwayat Tirmidzi
[12] Hadits
riwayat Ath Thabarani
[13] QS.
Fushshilat:33
[14] Hadits
riwayat Ibnu Majah
[15] Hadits
riwayat Ahmad
[16] QS.
Al Baqarah:3