Tidak ada satu pun orang yang mengetahui
seperti apa akhir perjalanan hidupnya di dunia. Apakah menjadi baik atau
sebaliknya, malah menjadi buruk pada akhir ajalnya,
wal'iyadzubillah. Hanya ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA yang mengetahuinya.
Kisah seorang ahli ibadah berikut ini
patut menjadi bahan pelajaran bagi kita semua. Syekh Taqiyuddin al-Hanbali
dalam Mashaib al-Insan min Makaid as-Syaithan menukilkan perjalanan hidup Syekh
Barshisha. Sebelum akhir hidupnya, Barshisha merupakan seorang hamba Allah yang
ahli ibadah dan sangat baik budi pekertinya.
Selama hidupnya, dia mempunyai 60 ribu
anak murid dan semua anak muridnya itu menjadi ulama dan para wali ALLAH
SUBHANAHU WA TA’ALA.
Amat luar biasanya, Barshisha, dalam perkara
ibadah, sampai-sampai menarik decak kagum para malaikat. "Mengapa kalian
kagum dengan Barshisha? Padahal, Aku lebih tahu. Barshisha itu akan kafir dan
masuk neraka jahanam selama- lamanya," demikian dialog Sang Khalik dengan
para malaikat, seperti dinukilkan oleh Syekh Taqiyuddin dalam kitabnya
tersebut.
Kisah yang sama juga ditulis oleh
sejumlah ulama, di antaranya, Imam at-Thabari dalam tafsir surah al-Hasyr ayat
16-17 dari riwayat Ibnu Mas'ud, Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya, dan
al-Bidayah wa an-Nihayah Juz II, serta Imam al-Qurthubi. Pernyataan ALLAH
SUBHANAHU WA TA’ALA itu ternyata didengar iblis.
Iblis yakin bahawa Sang Alim tersebut
akan binasa dalam perangkapnya. Benar saja, iblis pun mulai menyiapkan
agenda-agenda untuk memperdaya sasarannya itu. Iblis mendatangi kediaman
Barshisha. Iblis menyamar sebagai seorang hamba Allah yang soleh dan taat. Ia
meminta bertemu dengan Barshisha. Kemudian, Barshisha memperkenalkan diri dan
bertanya pada tamunya.
"Engkau ini siapa dan apa
maksudmu?" Iblis menjawab, "Aku ini hamba Allah yang beribadat kepadaNya
dan aku ingin pula membantu tuan dalam hal-hal ibadah." Kemudian,
Barshisha berkata kepadanya. "Barangsiapa bermaksud beribadah kepada Allah
maka sesungguhnya Allah akan mencukupinya sebagai teman baik."
Syahdan, selama beberapa hari, iblis
menampakkan kegigihan dan kesungguhannya beribadah. Iblis beribadah tiga hari
tiga malam berturut-turut tanpa tidur, makan, dan minum. Pemandangan ini pun
membuat Barshisha takjub. "Aku ini pernah tidur dan aku ini makan dan
minum sedangkan engkau tidak makan sama sekali, padahal aku beribadah kepada
Allah bertahun-tahun tanpa sanggup meninggalkan makan minum. Oleh kerana itu,
apakah dayaku agar aku ini boleh menjadi seperti engkau?" Tanya Barshisha.
Iblis menjawab, "Pergilah engkau
dari tempat ini dan kerjakan larangan Allah, kemudian setelah itu taubatlah
kepada Allah kerana Dia Maha Pengasih maka engkau akan mendapat kemanisan bertaubat
kepadaNya."
Barshisha bertanya, "Bagaimana aku
akan mendurhakai Allah setelah aku menyembahNya sekian lama?"
Iblis menjawab, "Manusia apabila
berdosa memerlukan keampunan atas segala dosa-dosanya."
Barshisha bertanya, "Apakah dosa yang baik saya kerjakan?" Iblis
menjawab, "Zina."
Barshisha berkata, "Kalau begitu,
pasti aku tidak melakukannya." Iblis menjawab, "Engkau bunuh seorang
hamba Allah yang mukmin." Barshisha berkata, "Aku tidak akan
lakukannya." Iblis berkata lagi, "Kalau begitu minum sajalah air yang
memabukkan, ini adalah yang lebih gampang dan ini adalah tidak ada hubungan
dengan orang lain."
Barshisha bertanya, "Di manakah aku
akan mendapatkan minuman ini?" Iblis berkata, "Engkau pergi ke salah
satu kampung yang menjual minuman yang memabukkan." Dengan serta-merta,
Barshisha pun pergi ke tempat yang ditunjukkan Iblis itu. Setelah ke tempat
itu, Barshisha pun menemui seorang wanita cantik lagi cakap yang pekerjaannya
menjual minuman keras.
Barshisha membeli sebotol khamar dari
perempuan itu, kemudian meminum hingga ia pun mabuk.
Dalam kondisi mabuk itulah, Barshisha
lantas menzinai perempuan itu. Kemudian, dengan tiba-tiba, suami sang perempuan
tiba di rumah. Merasa terdesak, akhirnya Barshisha membunuhnya.
Setelah kejadian itu, iblis kembali
menyamar sebagai manusia biasa. Lantas, iblis membawa Barshisha kepada penguasa
pada zaman itu. Penguasa menjatuhkan hukuman bahawa Barshisha harus dipukul 80
kali akibat meminum khamar dan ditambah 100 kali kerana berzina. Untuk
pelanggaran terakhir, iaitu membunuh nyawa tak berdosa, Barshisha diganjar
harus disalib.
Tatkala Barshisha dinaikkan ke tiang
salib, iblis datang ke tempat Barshisha. Iblis menyamar seorang lelaki yang
baik. Iblis bertanya, "Bagaimanakah pendapatmu tentang keadaanmu
sekarang?" Barshisha menjawab, "Malang bagi orang yang percaya kepada
teman yang jahat, tentulah orangnya akan binasa."
Iblis menjawab, "Aku telah
beribadat bersamamu sekian tahun lamanya, akulah yang menyebabkan engkau
disalib. Jika engkau menghendaki turun dari tiang salib, aku akan menurunkan
engkau. "Barshisha menjawab, "Itulah yang aku maksudkan. Turunkanlah
aku. Aku akan berikan apa yang kau pinta dariku."
Berkatalah iblis, "Nah, sujudlah
kepadaku." Barshisha menjawab, "Bagaimana aku bersujud, padahal aku
terikat di tiang ini?" Iblis menjawab, "Sujudlah dengan menganggukkan
kepalamu." Maka, Barshisha pun mengisyaratkan kepalanya dengan maksud
sujud kepada iblis. Dengan sujud Barshisha, kafirlah ia kepada ALLAH SUBHANAHU
WA TA’ALA dan pada agamaNya.
Lantas, apakah iblis tetap menolong
Barshisha?
Tidak. Ketika ia telah berhasil
menyesatkannya, ia lepas tangan. Iblis berkata, "Aku melepas diri dari
engkau (Barshisha), aku takut kepada Allah, Tuhan yang Maha Besar serta
sekalian alam."
(QS al-Hasyr [59]: 16).
Tugas kita sebagai manusia yang lemah
dan tak berdaya ini adalah berusaha bagaimana agar boleh mendapatkan
pertolongan ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA dari awal kehidupan sampai akhir. Sesungguhnya
kesejahteraan seorang hamba bukan ketika hidup, melainkan pada penghujung
hidupnya.
Dan, kerana Dialah pemilik hati
sesungguhnya. "Sesungguhnya kalbu-kalbu keturunan anak Adam berada di
antara dua jari dari jari-jari Allah laksana satu hati, Allah
membolak-balikkannya sesuai kehendakNya."
(HR Muslim dari
Abdullah bin Amr RA).