Kalau ada banyak waktu dan kesempatan untuk berfastabiquul
khairat maka pergunakanlah kesempatan itu dengan sebaik-baiknya walaupun hanya
berupa sebuah senyuman terhadap siapapun.
JANGAN SEKALIPUN LUPA, DUNIA INI ADALAH TEMPAT SEMENTARA YANG SINGKAT DAN SUATU UJIAN
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )
AL ZOHIR ( الظاهر ) ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...
Sabtu, 29 Disember 2018
T 120 : BENARKAH KITA SUDAH BERHIJRAH?
RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM bersabda yang bermaksud :
“Orang Yang Berhijrah adalah orang yang meninggalkan larangan Allah.”
(HR.Bukhari)
T 119 : AMALAN TERBAIK
Amal ini menjadikan kalian yang terbaik: Membaca
TASBIH, TAHMID, TAKBIR setiap selesai solat sebanyak TIGA PULUH TIGA kali.
T 118 : ADAP DAN KELEMBUTAN
Islam sejatinya penuh adab dan kelembutan,
memadamkan api tentu tidak boleh dengan minyak tapi dengan air yang
menyejukkan.
T 117 : GIVE AND GIVE
Ada seorang
petani mempunyai seorang tetangga yang bekerja sebagai pemburu dan mempunyai
anjing-anjing galak.
Anjing-anjing itu sering melompati pagar dan mengejar biri-biri petani.
Petani itu meminta tetangganya untuk menjaga anjing-anjingnya, tapi ia tidak mahu peduli.
Suatu hari anjing-anjing itu melompati pagar dan menyerang beberapa biri-biri, sehingga terluka parah.
Petani itu merasa tak sabar, dan memutuskan untuk pergi ke
kota untuk berkonsultasi pada seorang hakim.
Hakim itu mendengarkan cerita petani itu dan berkata;
"Saya boleh saja menghukum pemburu itu, dia untuk merantai dan mengurung anjing-anjingnya, tapi Anda akan kehilangan seorang sahabat dan mendapatkan seorang musuh. Mana yang kau inginkan, sahabat atau musuh yang jadi tetanggamu?”
Petani itu menjawab bahawa ia lebih suka mempunyai seorang Sahabat.
"Baik, saya akan menawari anda sebuah solusi yang mana anda harus menjaga biri-biri anda, supaya tetap aman dan ini akan membuat tetangga anda tetap sebagai sahabat”.
Mendengar solusi pak hakim, petani itu setuju. Ketika sampai di rumah, petani itu segera melaksanakan solusi pak hakim.
Dia mengambil tiga biri-biri terbaiknya dan menghadiahkannya kepada 3 anak tetangganya itu, yang mana mereka menerima dengan sukacita dan mulai bermain dengan biri-biri tersebut.
Untuk menjaga mainan baru anaknya, si pemburu itu mengkerangkeng anjing pemburunya. Sejak saat itu anjing-anjing itu tidak pernah mengganggu biri-biri pak tani.
Sebagai rasa terima kasih atas kedermawanan petani kepada anak-anaknya, pemburu itu sering membagi hasil buruan kepada petani.
Sebagai balasannya, petani mengirimkan daging biri-biri dan keju buatannya.
Dalam waktu singkat tetangga itu menjadi Sahabat yang baik.
-Jika Anda berkumpul dengan serigala, Anda akan belajar
melolong.
-Tapi jika Anda bergaul dengan Rajawali, Anda akan belajar
cara terbang mencapai ketinggian yang luar biasa.
T 116 : CATATAN PINGGIR
Fudhail bin
'Iyadh rahimahullah berpesan:
ﺍﺗَّﺒﻊ ﻃﺮﻳﻖ ﺍﻟﻬﺪﻯ ﻭﻻ ﻳﻀﺮﻙ ﻗﻠﺔ ﺍﻟﺴﺎﻟﻜﻴﻦ ﻭﺇﻳﺎﻙ ﻭﻃﺮﻕ ﺍﻟﻀﻼﻟﺔ ﻭﻻ ﺗﻐﺘـﺮَّ ﺑﻜﺜﺮﺓ ﺍﻟﻬﺎﻟﻜﻴﻦ .
“Ikutilah jalan
kebenaran dan jangan bersedih dengan sedikitnya jumlah orang yang menapakinya.
Dan jauhilah jalan-jalan kesesatan dan jangan terpedaya dengan banyaknya jumlah
orang yang celaka (kerana mengikutinya).”
(As-Shawaiqul
Mursalah: 3/ 86)
Kisah kali ini membuat saya merenungi kembali ucapan seorang dosen semasa di bangku ma'had dulu. Bahawa ujian terberat setelah mendapat hidayah adalah kemampuan bertahan dan mati di atas hidayah tersebut. Itulah hikmah mengapa kita selalu memohon hidayah kepada ALLAH SUBHANAHU WA TAALA dalam solat kita.
Dahulu, tokoh dalam kisah ini begitu mencintai Sunnah, namun kini sikapnya berubah.
Anehnya perubahan itu dianggap sebagai suatu hidayah. Adakah yang lebih merugi dari orang yang menganggap kesesatan sebagai hidayah?
Maha Benar ALLAH SUBHANAHU WA TAALA yang telah berfirman:
“Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu
tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?" Iaitu orang-orang
yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka
menyangka bahawa mereka berbuat sebaik-baiknya.”
(QS: Al-Kahfi: 103-104)
“Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti keinginannya tanpa mendapat petunjuk daripada Allah sedikitpun?”
(QS: Al Qasas: 50)
Begitulah akhir cerita orang-orang yang memulai pelajaran hidupnya dengan dialektika-dialektika berfikir.
Kecerdasannya membuat dia lupa bahawa dirinya kecil dan jahil
di hadapan ALLAH SUBHANAHU WA TAALA. Semoga dia cepat kembali ke pangkuan
hidayah.
Akhi fillah.
Lebih baik menjadi setitik putih di atas lembaran hitam ketimbang menjadi abu-abu.
Allahumma tsabbitna alal huda.
Madinah 22-06-1436 H
ACT El-Gharantaly CATATAN PINGGIR
T 115 : BELAJAR DARI PENJUAL GADO-GADO
Kisah Daripada
Seorang Teman....
Pulang Pejabat,
singgah dulu untuk beli titipan orang rumah, Kali ini dititipin Gado-gado.
Akhirnya ketemu
gerobak Gado-gado, kok ini gerobaknya kosong tidak ada orang yang jaga.
"Bu, ini
tukangnya mana Buu?" tanyaku ke tukang cucur di sebelahnya.
"Oh, lagi
solat asar Buu. Sudah dari tadi, sebentar lagi datang." jawabnya.
Sehubungan ini
pesenan orang rumah, terpaksalah menunggu agak lama, kalo untuk diri sendiri
sudah saya tinggal langsung.
Sedikit
terlintas dalam hati, betapa banyak potensi pembeli yang akan hilang, kalo
ditinggal lama begini.
Tak berapa lama
datanglah penjual gado-gafo tersebut,
"Beli
gadi-gado Buu satu." Ucapku.
Entah mengapa,
tiba-tiba berubah fikiran, "dua bungkus Buu."
Kemudian
datanglah beberapa orang yang antri ingin beli gado-gado juga. Entah dari mana
mereka, tadi saya menunggu sendiri tidak ada orang lain, tiba-tiba mereka
datang memesan gado-gado
Ma syaa Allah,
tidak sedikit pedagang yang rela meninggalkan solat demi menjaga dagangannya
yang belum tentu ada orang beli. Apalagi jika pelanggan sedang ramai Atau
mungkin pegawai-pegawai pejabat, rela menunda-nunda solat bahkan meninggalkan
solat hanya kerana alasan sibuk kerja, meeting dan lain sebagainya. Mereka (dan
juga kita) seakan lupa kalau ALLAH
SUBHANAHU WA TAALA lah yang mengatur rezeki.
Penjual
gado-gado ini, dengan yakinnya meninggalkan jualannya untuk solat, seakan-akan
ia lari meninggalkan rezekinya, sekembalinya dari solat ternyata rezeki datang
bak lebah mengerumuni bunga. Bahkan ALLAH SUBHANAHU WA TAALApun
menggerakkan hati saya sendiri untuk membeli lebih dari yang seharusnya.
Sungguh benar
perkataanmu wahai Nabiku,
“Kalaulah
anak Adam lari dari rezekinya sebagaimana ia lari dari kematian, nescaya
rezekinya akan mengejarnya sebagaimana kematian itu akan mengejarnya.”
T 114 : SIAPA SAHABAT SEJATI?
Sahabat sejati
bukanlah dia yang selalu membenarkan perkataanmu, tapi dia yang selalu berkata
benar kepadamu, walau kadang perkataannya menyinggung perasaan.
Sahabat yang tulus adalah dia yang tulus menasihatimu demi kebaikanmu, bukan dia yang tulus memuji pada sesuatu yang tidak terpuji.
Sahabat yang tulus adalah dia yang tulus menasihatimu demi kebaikanmu, bukan dia yang tulus memuji pada sesuatu yang tidak terpuji.
Sahabat sejati adalah dia yang tidak mencelakakan dirimu baik di dunia mahupun di akhirat. Dan "PERSAHABATAN SEJATI" ialah mereka yang mengikat persahabatan dengan tali iman. Kerana ia akan terus kekal hingga hari kiamat.
Bukan persahabatan yang dibangun di atas nafsu dan kelalaian, kerana ia tidak akan lama bertahan.
Bahkan di akhiratpun mereka saling bermusuhan. ALLAH SWT berfirman,
ﺍﻟْﺄَﺧِﻠَّﺎﺀُ ﻳَﻮْﻣَﺌِﺬٍ ﺑَﻌْﻀُﻬُﻢْ ﻟِﺒَﻌْﺾٍ ﻋَﺪُﻭٌّ ﺇِﻟَّﺎ ﺍﻟْﻤُﺘَّﻘِﻴﻦَ
“Sahabat-sahabat karib (di dunia) pada hari itu (kiamat) akan
saling bermusuhan satu sama lain, kecuali orang-orang yang bertakwa.”
(QS. Az-Zukhruf (43) : 67)
Dan sungguh rugi orang-orang yang mengambil sahabat dari orang-orang yang jauh dari agama ALLAH, kerana kelak justeru mereka akan menyesal dengan penyesalan yang amat dalam.
Betapa tidak? Kerana ALLAH SWT telah berfirman,
ﻭَﻳَﻮْﻡَ ﻳَﻌَﺾُّ ﺍﻟﻈَّﺎﻟِﻢُ
ﻋَﻠَﻰ ﻳَﺪَﻳْﻪِ ﻳَﻘُﻮﻝُ ﻳَﺎ ﻟَﻴْﺘَﻨِﻲ ﺍﺗَّﺨَﺬْﺕُ ﻣَﻊَ ﺍﻟﺮَّﺳُﻮﻝِ ﺳَﺒِﻴﻠًﺎ ( 27
) ﻳَﺎ ﻭَﻳْﻠَﺘَﻰ ﻟَﻴْﺘَﻨِﻲ ﻟَﻢْ ﺃَﺗَّﺨِﺬْ ﻓُﻠَﺎﻧًﺎ ﺧَﻠِﻴﻠًﺎ ( 28 ) ﻟَﻘَﺪْ ﺃَﺿَﻠَّﻨِﻲ
ﻋَﻦِ ﺍﻟﺬِّﻛْﺮِ ﺑَﻌْﺪَ ﺇِﺫْ ﺟَﺎﺀَﻧِﻲ ﻭَﻛَﺎﻥَ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥُ ﻟِﻠْﺈِﻧْﺴَﺎﻥِ ﺧَﺬُﻭﻟًﺎ
( 29 )
“Pada hari ketika orang-orang zalim menggigit jari tangan
mereka, seraya berkata, “Duhai, seandainya dahulu aku mengambil jalan bersama
Rasul (utusan ALLAH).
Duhai seandainya aku TIDAK MENJADIKAN FULAN sebagai SAHABATKU. Sesungguhnya dia telah menyesatkanku dari petunjuk (al Quran) ketika ia datang kepadaku, dan sungguh syaitan benar-benar licik terhadap manusia.”
Duhai seandainya aku TIDAK MENJADIKAN FULAN sebagai SAHABATKU. Sesungguhnya dia telah menyesatkanku dari petunjuk (al Quran) ketika ia datang kepadaku, dan sungguh syaitan benar-benar licik terhadap manusia.”
(QS. al-Furqan (25) : 27-29)
Maka, carilah sahabatmu dari mereka yang beriman dan
berakhlak mulia.
T 113 : JADILAH SEBAGAIMANA KEHENDAK IMAN
Jadilah kalian wahai muslimin
dan muslimat, sebagaimana yang dikehendaki oleh iman kalian.
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar)."
Janganlah kalian berpecah belah dan saling
bermusuhan.
Janganlah kalian saling mengacuhkan
atau menghajar.
Jadilah kalian seperti bangunan
yang saling menguatkan antara bangunan yang satu dengan yang lainnya.
Di dalam Al Quran Allah SWT
berfirman,
"Dan Sesungguhnya telah
Kami berikan hikmat kepada Luqman, iaitu: "Bersyukurlah kepada Allah dan
barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk
dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak
bersyukur(kufur), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji."
Dan
(ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran
kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar."
Dan
Kami perintahkan kepada manusia berbuat baik kepada ibubapanya; ibunya telah
mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam
dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada ibubapamu, hanya kepadaKulah
kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu
yang tidak
ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepadaKu, kemudian hanya kepadaKu lah kembalimu, Maka akanKu beritakan kepadamu tentang apa yang telah kamu kerjakan.
ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepadaKu, kemudian hanya kepadaKu lah kembalimu, Maka akanKu beritakan kepadamu tentang apa yang telah kamu kerjakan.
(Luqman
berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat
biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, nescaya
Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Teliti lagi
Maha mengetahui. Hai anakku, dirikanlah solat dan suruhlah (manusia) mengerjakan
yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah
terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal
yang diwajibkan (oleh
Allah) Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia kerana sombong, dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keldai."
Allah) Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia kerana sombong, dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keldai."
(QS
(Luqman: 12-19)
Di dalam Al Quran Allah SWT berfirman, "Dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, iaitu:
"Bersyukurlah kepada Allah dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka
Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri dan
barangsiapa yang tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya
lagi Maha Terpuji."
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar)."
Dan
Kami perintahkan kepada manusia berbuat baik kepada ibu-bapanya; ibunya telah
mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam
dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada ibu bapamu, hanya kepadaKu lah
kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu
yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah
kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepadaKu, kemudian hanya kepadaKu lah kembalimu, Maka akanKu beritakan kepadamu tentang apa yang telah kamu kerjakan. (Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada
dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, nescaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Teliti lagi Maha mengetahui. Hai anakku, dirikanlah solat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah) Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia kerana sombong, dan janganlah kamu
berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keldai."
kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepadaKu, kemudian hanya kepadaKu lah kembalimu, Maka akanKu beritakan kepadamu tentang apa yang telah kamu kerjakan. (Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada
dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, nescaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Teliti lagi Maha mengetahui. Hai anakku, dirikanlah solat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah) Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia kerana sombong, dan janganlah kamu
berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keldai."
(QS
(Luqman: 12-19)
T 112 : WASIAT - NASIHAT LUQMAN AL HAKIM
Ini adalah 50 Nasihat Luqman Al Hakim kepada masyarakat kita, Anaknya.
Apabila aku tidak sempat menyampaikan kepada anak-anakku, Semoga suatu hari
mereka sempat membaca 50 Nasihat ini dan mengamalkannya. Semoga mereka menjadi
anak yang Soleh dan Solehah, berbakti kepada orang tua, menjadi pembela bagi
agamaNya, bermanfaat bagi bangsa dan negaranya. Aamiin.
Luqman Al-Hakim mengajar anaknya ilmu yang datang daripada sisi Allah
Yang Maha Mengetahui. Beliau pernah berpesan dan menasihati anaknya:
1. “Wahai anak kesayanganku! Allah SWT memerhatikan dirimu dalam
kepekatan malam, semasa engkau bersolat atau tidur lena di belakang tabir di
dalam istana. Dirikan solat dan jangan engkau berasa ragu untuk meninggalkan
perkara makruh dan melempar jauh segala kejahatan dan kekejian.”
2. “Wahai anakku! Selalulah berharap kepada Allah SWT tentang sesuatu
yang menyebabkan untuk tidak mendurhakai Allah SWT. Takutlah kepada Allah SWT
dengan sebenar-benar takut (takwa), tentulah engkau akan terlepas dari sifat
berputus asa dari rahmat Allah SWT.”
3. “Wahai anak! janganlah engkau mempersekutukan Allah SWT (dengan
sesuatu yang lain), sesungguhnya perbuatan syirik itu adalah satu kezaliman
yang besar.”
4. “Wahai anakku, Bersyukurlah kepada Tuhanmu kerana kurniaanNya. Orang
yang mulia tidak mengingkari Penciptanya kecuali orang yang kufur.”
5. “Wahai anakku! Bukanlah satu kebaikan namanya bilamana engkau selalu
mencari ilmu tetapi engkau tidak pernah mengamalkannya. Hal itu tidak ubah seperti
orang yang mencari kayu api, maka setelah banyak ia tidak mampu memikulnya,
padahal ia masih mahu menambahkannya.”
6. “Wahai anakku! Ketahuilah, sesungguhnya dunia ini bagaikan lautan
yang dalam, banyak manusia yang karam ke dalamnya. Jika engkau ingin selamat,
agar jangan karam, layarilah lautan itu dengan sampan yang bernama TAKWA,
isinya ialah IMAN dan Layarnya adalah TAWAKKAL kepada Allah SWT.”
7. “Wahai anakku! Orang-orang yang sentiasa menyediakan dirinya untuk
menerima nasihat, maka dirinya akan mendapat penjagaan daripada Allah SWT.
Orang yang insaf dan sedar setelah menerima nasihat orang lain, maka dia akan
sentiasa menerima kemuliaan daripada Allah SWT juga.”
8. “Wahai anakku! Jadikanlah dirimu dalam segala tingkahlaku sebagai
orang yang tidak ingin menerima pujian atau mengharap sanjungan orang lain
kerana itu adalah sifat riak yang akan mendatangkan cela pada dirimu.”
9. “Wahai anakku! Jangan engkau berjalan sombong serta takbur, Allah SWT
tidak meredai orang yang sombong dan takbur.”
10. “Wahai anakku! Selalulah baik tutur kata dan halus budi bahasamu
serta manis wajahmu, dengan demikian engkau akan disukai orang melebihi sukanya
seseorang terhadap orang lain yang pernah memberikan barang yang berharga.”
11. “Wahai anakku! Bilamana engkau mahu mencari kawan sejati, maka
ujilah dia terlebih dahulu dengan berpura-pura membuat dia marah. Bilamana
dalam kemarahan itu dia masih berusaha menginsafkan kamu, maka bolehlah engkau
mengambil dia sebagai kawan. Bila tidak demikian, maka berhati-hatilah.”
12. “Wahai anakku! Apabila engkau berteman, tempatkanlah dirimu padanya
sebagai orang yang tidak mengharapkan sesuatu daripadanya. Namun biarkanlah dia
yang mengharapkan sesuatu darimu.”
13. “Wahai anakku! Sesesiapa yang penyayang tentu akan disayangi,
sesiapa yang pendiam akan selamat daripada berkata yang mengandungi racun dan
sesiapa yang tidak dapat menahan lidahnya dari berkata kotor tentu akan
menyesal.”
14. “Wahai anakku! Bergaul rapatlah dengan orang yang alim lagi berilmu.
Perhatikanlah kata nasihatnya kerana sesungguhnya sejuklah hati ini
mendengarkan nasihatnya, hiduplah hati ini dengan cahaya hikmah dari mutiara
kata-katanya bagaikan tanah yang subur lalu disirami air hujan.”
15. “Wahai anakku! Janganlah engkau mudah ketawa kalau bukan kerana
sesuatu yang menggelikan hati, janganlah engkau berjalan tanpa tujuan yang
pasti, janganlah engkau bertanya sesuatu yang tidak ada guna bagimu, dan
janganlah mensia-siakan hartamu.”
16. “Wahai anakku! Sekiranya kamu di dalam solat, jagalah hatimu, sekiranya
kamu makan, jagalah kerongkongmu, sekiranya kamu berada di rumah orang lain,
jagalah kedua matamu dan sekiranya kamu berada di kalangan manusia, jagalah
lidahmu.”
17. “Wahai anakku! Usahakanlah agar mulutmu jangan mengeluarkan
kata-kata yang busuk dan kotor serta kasar, kerana engkau akan lebih selamat
bila berdiam diri. Kalau berbicara, berusahalah agar bicaramu mendatangkan
manfaat bagi orang lain.”
18. “Wahai anakku! Berdiam diri itu adalah hikmah (perbuatan yang bijak)
sedangkan amat sedikit orang yang melakukannya.”
19. “Wahai anakku! Janganlah engkau menghantarkan orang yang tidak
cerdik sebagai utusan. Maka bila tidak ada orang yang cerdik, sebaiknya
dirimulah saja yang layak menjadi utusan.”
20. “Wahai anakku! Janganlah engkau bertemankan dengan orang yang
bersifat talam dua muka, kelak akan membinasakan dirimu.”
21. “Wahai anakku! Sesungguhnya orang bertalam dua muka bukan seorang
yang jujur di sisi Allah SWT.”
22. “Wahai anakku! Jauhilah bersifat dusta, sebab berbohong itu mudah
dilakukan, bagaikan memakan daging burung, padahal sedikit sahaja berdusta itu
telah memberikan akibat yang berbahaya.”
23. “Wahai anakku! Sesiapa yang berbohong hilanglah air mukanya dan
sesiapa yang buruk akhlaknya banyaklah dukacitanya.”
24. “Wahai anakku! Bersabarlah di atas apa yang menimpa dirimu kerana
yang demikian itu menuntut kepastian kukuh daripadamu dalam setiap kejadian dan
urusan.”
25. “Wahai anakku! Apabila engkau mempunyai dua pilihan di antara
takziah orang mati atau hadir majlis perkahwinan, pilihlah untuk menziarahi
orang mati, sebab ianya akan mengingatkanmu kepada kampung akhirat sedangkan
menghadiri pesta perkahwinan hanya mengingatkan dirimu kepada kesenangan
duniawi sahaja.”
26. “Wahai anakku! Janganlah engkau makan sampai kenyang yang
berlebihan, kerana sesungguhnya makan yang terlalu kenyang itu adalah lebih
baiknya bila makanan itu diberikan kepada anjing sahaja.”
27. “Wahai anakku! Janganlah engkau terus menelan sahaja kerana manisnya
barang dan janganlah terus memuntahkan saja pahitnya sesuatu barang itu, kerana
manis belum tentu menimbulkan kesegaran dan pahit itu belum tentu menimbulkan
kesengsaraan.”
28. “Wahai anakku! Aku pernah makan makanan yang baik dan memeluk yang
terbaik tetapi aku tidak pernah melihat sesuatu yang lebih lazat daripada
kesihatan.”
29. “Wahai anakku! Seandainya perut dipenuhi makanan, akan tidurlah akal
fikiran, tergendala segala hikmah dan lumpuhlah anggota badan untuk beribadat.”
30. “Wahai anakku! Apabila perutmu telah penuh sesak dengan makanan, maka
akan tidurlah fikiranmu, menjadi lemah hikmahmu dan berhentilah (malas) seluruh
anggota tubuhmu daripada beribadat kepada Allah SWT dan hilanglah kebersihan
hati (jiwa) dan kehalusan pengertian, yang dengan sebab keduanyalah dapat
diperoleh lazatnya munajat dan berkesannya zikir pada jiwa.”
31. “Wahai anakku! Makanlah makananmu bersama sama dengan orang orang
yang takwa dan musyawarahlah urusanmu dengan para alim ulama dengan cara
meminta nasihat dari mereka.”
32. “Wahai anakku! Jangan engkau berlaku derhaka terhadap ibu dan ayahmu
dengan apa jua sekalipun, melainkan apabila mereka menyuruhmu derhaka kepada
Yang Maha Berkuasa.”
33. “Wahai anakku! Allah mewasiatkan dirimu; berbuat baiklah dengan ibu
dan ayahmu. Justeru, jangan engkau mengherdik mereka dengan perkataan mahupun
perbuatan dibenci.”
34. “Wahai anakku! Seandainya ibubapamu marah kepadamu kerana kesilapan
yang kamu lakukan, maka marahnya ibubapamu adalah bagaikan baja bagi
tanam-tanaman.”
35. “Wahai anakku! Orang yang merasa dirinya hina dan rendah diri dalam
beribadat dan taat kepada Allah SWT, maka dia tawadduk kepada Allah SWT, dia
akan lebih dekat kepada Allah SWT dan selalu berusaha menghindarkan maksiat
kepada Allah SWT.”
36. “Wahai anakku! Seorang pendusta akan lekas hilang air mukanya kerana
tidak dipercayai orang dan seorang yang telah rosak akhlaknya akan sentiasa
banyak mengelamunkan hal-hal yang tidak benar.”
37. “Wahai anakku! Andainya ada sebutir biji sawi terpendam di dalam
batu, pasti ketahuan jua oleh Tuhanmu Yang Maha Melihat, Allah Amat Mengetahui
segala sesuatu, zahir mahupun batin atau apa yang engkau sembunyikan di dalam
dadamu.”
38. “Wahai anakku! Ketahuilah, memindahkan batu besar dari tempatnya
semula itu lebih mudah daripada memberi pengertian kepada orang yang tidak mahu
mengerti.”
39. “Wahai anakku! Engkau telah merasakan betapa beratnya mengangkat
batu besar dan besi yang amat berat, tetapi akan lebih lagi daripada semua itu
adalah bilamana engkau mempunyai jiran yang jahat.”
40. “Wahai anakku! Aku pernah memindahkan batu-bata dan memikul besi,
tetapi aku tidak pernah melihat sesuatu yang lebih berat daripada hutang.”
41. “Wahai anakku! Jauhkan dirimu dari berhutang, kerana sesungguhnya
berhutang itu boleh menjadikan dirimu hina di waktu siang dan gelisah di waktu
malam.”
42. “Wahai anakku! Apakah tidak engkau perhatikan, apa yang Allah
bentangkan bagimu apa-apa yang ada di langit dan di bumi daripada kebaikan yang
amat banyak?”
43. “Wahai anakku! Apa yang engkau menikmati di kehidupan ini lantaran
kurniaanNya yang penuh keamanan, keimanan dan kebaikan yang melimpah ruah, di
taman dunia yang subur mekar dengan bunga-bungaan serta tumbuhan yang
berseri-seri.”
44. “Wahai anakku! Ambillah harta dunia sekadar keperluanmu sahaja dan
nafkahkanlah yang selebihnya untuk bekalan akhiratmu.”
45. “Wahai anakku! Janganlah engkau condong kepada urusan dunia dan
hatimu selalu disusahkan oleh dunia saja kerana engkau diciptakan ALLAH
SUBHANAHU WA TAALA bukanlah untuk dunia
sahaja. Sesungguhnya tiada makhluk yang lebih hina daripada orang yang
terpedaya dengan dunianya.”
46. “Wahai anakku! Jangan engkau buang dunia ini ke bakul sampah kerana
nanti engkau akan menjadi pengemis yang membuat beban orang lain. Sebaliknya
janganlah engkau peluk dunia ini serta meneguk habis airnya kerana sesungguhnya
yang engkau makan dan pakai itu adalah tanah belaka.”
47. “Wahai anakku! Tidak ada kebaikan bagimu untuk mempelajari apa yang
belum kamu tahu sedangkan kamu belum beramal dengan apa yang kamu tahu.”
48. “Wahai anakku! Ingatlah dua perkara iaitu ALLAH SUBHANAHU WA
TAALA dan mati, lupakan dua
perkara lain iaitu kebaikanmu terhadap hak dirimu dan kebaikanmu terhadap orang
lain.”
49. “Wahai anakku! Kehinaan dalam melakukan ketaatan kepada ALLAH
SUBHANAHU WA TAALA lebih mendekatkan diri daripada mulia dengan
maksiat (perkara menyebabkan dosa) kepadaNya. Janganlah anakku undurkan
melakukan taubat, sebab kematian datangnya tiba-tiba, sedang malaikat maut
tidak memberitahukannya terlebih dulu.”
50. “Wahai anakku! Sesungguhnya lama bersendirian itu dapat memahami
untuk berfikir dan lama berfikir itu adalah petunjuk jalan ke syurga.”
T 111 : REZEKI DARIPADA ALLAH SWT
Dulu, saya fikir solat dhuha
dan membaca Quran itu adalah pembuka pintu Rezeki dan dulu saya fikir Rezeki
itu berwujud seperti wang, banyak job, urusan pekerjaan yang lancar, banyak
tabungan, punya banyak aset sana sini, intinya harta atau wang yang banyak.
Setelah mencari makna rezekii dalam Islam sesuai yang tertera dalam Al Quran dan hadist ternyata saya salah besar. Langkah kaki yang mudah untuk hadir ke majlis ilmu itu adalah rezeki. Langkah kaki yang dimudahkan untuk solat berjamaah di mssjid itu adalah Rezeki.
Hati yang ALLAH SWT selalu jaga dan jauhkan dari sifat iri, dengki dan kebencian itu pun adalah Rezeki. Punya teman-teman yang soleh dan ikhlas untuk saling ingat mengingatkan tentang kebaikan itu juga rezeki. Punya orang tua yang sakit-sakitan adalah Rezeki kerana itu merupakan ladang amal pembuka pintu syurga.
Tubuh yang sihat itu adalah rezeki bahkan ketika diuji dengan sakitpun itu juga adalah bentuk lain dari rezeki kerana sakit adalah penggugur dosa dan mungkin akan ada jutaan list lainnya bentuk-bentuk rezeki daripada ALLAH SWT yang kita tak sedari.
Justeru yang harus kita waspadai adalah ketika hidup kita berkecukupan dan penuh kemudahan dan kebahagiaan. Mungkin jika kita dalam keadaan demikian justeru akan membuat kita kufur, sombong, bahkan lupa diri dari mengingat ALLAH SWT.
Padahal banyak sekali hak ALLAH SWT yang belum atau tidak kita tunaikan. Jadi, bersyukurlah atas segala nikmat yang ALLAH SWT telah kurniakan kepada kita.
T 109 : KEUTAMAAN PENGHAFAL AL QURAN
1. Menjadi
Manusia Terbaik
ﺧَﻴْﺮُﻛُﻢْ ﻣَﻦْ ﺗَﻌَﻠَّﻢَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺍٓﻥَ ﻭَﻋَﻠَّﻤَﻪُ
RASULULLAH
SHALLALLAHU ALAIHI WASALLAM bersabda,
"Sebaik-baik
kalian adalah orang yang belajar al Quran dan mengajarkannya."
(H.R Bukhari)
2. Di Angkat Darjatnya Oleh Allah SWT
ﺍِﻥَّ ﺍﻟﻠﻪَ ﻳَﺮْﻓَﻊُ ﺑِﻬٰﺬَﺍ ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏِ ﺍَﻗْﻮَﺍﻣًﺎ ﻭَﻳَﻀَﻊُ ﺑِﻪٖ ﺍٰﺧَﺮِﻳﻦَ
RASULULLAH
SHALLALLAHU ALAIHI WASALLAM bersabda,
"Sesungguhnya
Allah mengangkat darjat beberapa kaum dengan kitab (Al Quran) ini dan
menghinakan yang lain dengannya."
(H.R Muslim)
3. Bersama dengan Malaikat Yang Mulia
ﺍَﻟْﻤَﺎﻫِﺮُ ﺑِﺎﺍﻟْﻘُﺮْﺍٓﻥِ ﻣَﻊَ ﺍﻟﺴَّﻔْﺮَﺓِ ﺍﻟْﻜِﺮَﺍﻡِ ﺍﻟْﺒَﺮَﺭَﺓِ
RASULULLAH
SHALLALLAHU ALAIHI WASALLAM bersabda,
"Orang yang
mahir membaca Al Quran, maka nanti akan berkumpul bersama-sama dengan para
malaikat yang mulia dan taat."
(H.R Bukhari dan
Muslim)
4. Memperolehi Darjat yang Tinggi Di Syurga
ﻳُﻘَﺎﻝُ ﻟِﺼَﺎﺣِﺐِ ﺍﻟْﻘُﺮْﺍٓﻥِ : ﺍِﻗْﺮَﺍْٔ ﻭَﺍﺭْﺗَﻖِ ﻭَﺭَﺗِّﻞْ ﻛَﻤَﺎ ﻛُﻨْﺖَ ﺗُﺮَﺗٍّﻞُ ﻓِﻰ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ , ﻓَﺎِﻥَّ ﻣَﻨْﺰِﻟَﻚَ ﻋِﻨْﺪَ ﺍٓﺧِﺮِ ﺍٓﻳَﺔٍ ﺗَﻘْﺮَﺅُﻫَﺎ
Daripada
Abdullah bin'Amru bin Ash RA berkata: RASULULLAH SHALLALLAHU ALAIHI WASALLAM bersabda,
"Dikatakan
kepada orang yang hafal Al Quran, bacalah Al Quran! dan Naiklah! dan bacalah
dengan tartil, sebagaimana kamu melakukannya ketika di dunia, kerana
kedudukanmu (di akhirat) ada di akhir ayat yang kamu baca."
5. Orang Tuanya mendapat Mahkota Kemuliaan Di Akhirat
ﻣَﻦْ ﻗَﺮَﺍَٔ ﺍﻟْﻘُﺮْﺍٓﻥَ ﻭَﻋَﻤِﻞَ ﺑِﻤَﺎ ﻓِﻴﻪِ، ﺍُﻟْﺒِﺲَ ﻭَﺍﻟِﺪَﺍﻩُ ﺗَﺎﺟًﺎ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ﺿَﻮْﺅُﻩُ ﺍَﺣْﺴَﻦُ ﻣِﻦْ ﺿَﻮْﺀِ ﺍﻟﺸَّﻤْﺲِ ﻓِﻰ ﺑُﻴُﻮﺕِ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻟَﻮْ ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻓِﻴﻜُﻢْ ﻓَﻤَﺎ ﻇَﻨُّﻜُﻢْ ﺑِﺎﻟَّﺬِﻯ ﻋَﻤِﻞَ ﺑِﻬَﺬَﺍ
"Barangsiapa
yang membaca Al Quran dan mengamalkan isi kandungannya nescaya Allah akan
memakaikan mahkota kemuliaan kepada kedua orang tuanya kelak pada hari kiamat. Sinarnya
lebih terang dari pada sinar matahari yang menyusupi rumah-rumah di dunia,
sekiranya (matahari) itu di dalam rumah kalian, bagaimanakah menurut kalian
terhadap orang-orang yang mengamalkannya (Al Quran)?"
(H.R Abu Daud)
6. Menjadi Keluarga Allah SWT yang Berada di Atas Bumi
ﺍِﻥَّ ﻟِﻠَّﻪِ ﺍَٔﻫْﻠِﻴﻦَ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎﺱِ . ﻗَﺎﻟُﻮﺍ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﻣَﻦْ ﻫُﻢْ؟ ﻗَﺎﻝَ : ( ﻫُﻢْ ﺍَٔﻫْﻞُ ﺍﻟْﻘُﺮْﺍٓﻥِ ﺍَٔﻫْﻞُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَ ﺧَﺎﺻَّﺘُﻪُ )
"Sesungguhnya
Allah mempunyai keluarga dari jenis manusia, sahabat bertanya: Siapakah mereka
ya Rasulullah? beliau menjawab: "Ahlul Quran mereka adalah keluarga Allah
dan orang-orang yang diistimewakannya."
(H.R Ahmad)
7. Mendapat Syafaat Dari Al Quran
ﺍِﻗْﺮَﺅُﻭﺍ ﺍﻟْﻘُﺮْﺍٓﻥَ ﻓَﺎِﻧَّﻪُ ﻳَﺎْٔﺗِﻰ ﻳَﻮْﻡَ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ ﺷَﻔِﻴﻌًﺎ ﻟِﺎَﺻْﺤَﺎﺑِﻪِ
"Bacalah Al
Quran kerana sesungguhnya Al Quran akan menjadi Syafaat pada hari kiamat bagi
pembacanya (penghafalnya)."
(H.R Muslim)
8. Boleh Memberi Syafaat Kepada Keluarganya
ﻣَﻦْ ﻗَﺮَﺍَٔ ﺍﻟْﻘُﺮْﺍٓﻥَ ﻓَﺎﺳْﺘَﻈﻬَﺮَﻩُ، ﻓَﺤَﻞٌ ﺣَﻠَﺎﻟَﻪُ ﻭَﺣَﺮَﻡَ ﺣَﺮَﺍﻣَﻪُ،ﺍَﺩْﺥُﻪَﻟَ ﺍﻟﻠﻪُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔَ ﻭَﺷَﻔَﻌَﻪُ ﻓِﻰ ﻋَﺸَﺮَﺓِ ﻣِﻦْ ﺍَﻫْﻞِ ﺑَﻴْﺘِﻪِ ﻛُﻠُّﻬُﻢْ ﻗَﺪْ ﻭَﺟَﺒَﺖْ ﻟَﻪُ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ
RASULULLAH
SHALLALLAHU ALAIHI WASALLAM bersabda,
"Barangsiapa
yang membaca Al Quran dan menghafalnya, lalu menghalalkan apa yang dihalalkanNya
dan mengharamkan apa yang diharamkanNya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam
Syurga dan Allah menjaminnya untuk memberi syafaat kepada 10 orang Keluarganya
yang kesemuanya telah diwajibkan masuk neraka."
(H.R Ahmad dan
Tirmidzi)
9. Mempunyai Kemuliaan yang dibanggakan
ﺍِﻥَّ ﻟِﻜُﻞِّ ﺷَﻲْﺀٍ ﺷَﺮَﻓًﺎ ﻳَﺘَﺒَﺎﻫُﻮﻥَ ﺑِﻪٖ، ﻭَﺍِﻥَّ ﺑَﻬَﺎﺀَ ﺍُﻣَّﺘِﻲ ﻭَﺷَﺮَﻓَﻬَﺎ " ﺍَﻟْﻘُﺮْﺍٓﻥِ "
Daripada Aisyah
Radhiyallahu Anha berkata bahawa RASULULLAH SHALLALLAHU ALAIHI WASALLAM
bersabda,
"Sesungguhnya
setiap kaum itu mempunyai Kemuliaan yang mereka banggakan dan sesungguhnya
kebanggaan dan kemuliaan umatku adalah Al Quran."
(H.R Abu
Nu'aim-Alhilyah)
10. Dibanggakan Oleh Allah SWT di Sisi Para Malaikat
ﻣَﺎ ﺍﺟْﺘَﻤَﻊَ ﻗَﻮْﻡٌ ﻓِﻰ ﺑَﻴْﺖٍ ﻣِﻦْ ﺑُﻴُﻮﺕِ ﺍﻟﻠﻪِ، ﻳَﺘْﻠُﻮﻥَ ﻛِﺘَﺎﺏَ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَﻳَﺘَﺪَﺍﺭَﺳُﻮﻥُﻩَ ﻓِﻴﻢَ ﺑَﻴْﻨَﻬُﻢْ، ﺍِﻟَّﺎ ﻧَﺰَﻟَﺖْ ﻋَﻠَﻴْﻬِﻢُ ﺍﻟﺴَّﻜِﻴﻨَﺔُ ﻭَﻏَﺸِﻴَﺘْﻬُﻢُ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﺔُ ﻭَﺣَﻔَّﺘْﻬُﻢُ ﺍﻟْﻤَﻼٓﺀِﻛَﺔُ ﻭَﺫَﻛَﺮَﻫُﻢُ ﺍﻟﻠﻪُ ﻓِﻴﻤَﻦْ ﻋِﻨْﺪَﻩُ
"Tidaklah
suatu kaum berkumpul di suatu rumah Allah (masjid), membaca kitabullah (Al Quran),
saling mempelajarinya di antara mereka, melainkan ketenangan akan turun atas
mereka, Rahmat akan meliputi mereka, para malaikat akan menaungi mereka, dan
Allah akan menyebut mereka kepada malaikat yang ada di sisiNya."
(H.R Muslim)
11. Merupakan Pilihan Allah SWT untuk Di Warisi Al Quran
ﺛُﻢَّ ﺍَﻭْﺭَﺛْﻨَﺎ ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏَ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺍﺻْﻄَﻔَﻴْﻨَﺎ ﻣِﻦْ ﻋِﺒَﺎﺩِﻧَﺎ
“Kemudian Kitab
itu Kami Wariskan kepada orang-orang yang kami pilih di antara hamba-hamba kami.”
(Q.S Fathir 32)
12. Memiliki Kedudukan Ilmu yang Tinggi
ﺑَﻞْ ﻫُﻮَ ﺍٓﻳَﺎﺕٌ ﻓِﻲ ﺻُﺪُﻭﺭِ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺍُٔﻭﺗُﻮﺍ ﺍﻟﻌِﻠْﻢَ
“Sebenarnya, Al Quran
itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu.”
(Q.S Al Ankabut
49)
13. Memiliki Perniagaan yang Tak Pernah Rugi
ﺍِﻥَّ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳَﺘْﻠُﻮﻥَ ﻛِﺘَﺎﺏَ ﺍﻟﻠﻪِ ﻭَ ﺍَﻗَﺎﻣُﻮﺍ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓَ ﻭَ ﺍَﻧْﻔَﻘُﻮﺍ ﻣِﻤَّﺎ ﺭَﺯَﻗْﻨَﺎﻫُﻢْ ﺳِﺮًّﺍ ﻭَﻋَﻠَﺎﻧِﻴَﺔً ﻳَﺮْﺟُﻮﻥَ ﺗِﺠَﺎﺭَﺓً ﻟَﻦْ ﺗَﺒُﻮﺭَ
“Sesungguhnya
orang-orang yang selalu membaca kitab Allah (Al Quran) dan mendirikan solat dan
menafkahkan sebahagian dari rezeki yang kami anugerahkan kepada mereka dengan
diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak
akan merugi.”
(Q.S Fathir 29)
Semoga memotivasi dan menginspirasi.
# Menghafal Al Quran
adalah projek seumur hidup.
Langgan:
Catatan (Atom)