Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Selasa, 23 Oktober 2012

J 22 KENDURI tahlil 7, 40, 100, 1000 hari itu pusaka Hindu!

ADAT pengantin bersanding dikatakan adat Hindu, ya orang tidak banyak membantah.  Adat mandi safar juga dikatakan berasal daripada Hindu, ya orangpun mudah melupakannya.  Adat kenduri arwah berdasarkan hari-hari tertentu dikatakan daripada amalan Hindu kuno?  Ohhh, ada orang agama mengatakan “Janganlah suka mengkritik amalan yang sudah mantap dalam agama (Islam).” Sebenarnya iblis sudah membelit kepercayaannya dan menjadikan kenduri arwah itu indah.  Mari kita temukan sumber atau sejarahnya.

Bismillah,

Kita mengenal sebuah ritual keagamaan di dalam masyarakat muslim ketika terjadi kematian adalah menyelenggarakan selamatan kematian/kenduri kematian/ tahlilan/yasinan (kerana yang biasa dibaca adalah surat Yasin) di hari ke 7, 40, 100, dan 1000 harinya. Di sini kami mengajak anda untuk mengkaji permasalahan ini secara praktik dan ilmiah.

Setelah diteliti ternyata amalan selamatan kematian/kenduri kematian/ tahlilan/yasinan (kerana yang biasa dibaca adalah surat Yasin) di hari ke 7, 40, 100, dan 1000 hari, bukan berasal dari Al Quran, Hadits (sunah rasul) dan juga Ijma Sahabat, malah kita boleh mencarinya di kitab-kitab agama hindu.

Disebutkan bahawa kepercayaan yang ada pada sebahagian umat Islam, orang yang meninggal jika tidak diadakan selamatan (kenduri: 1 hari, 3 hari, 7 hari, 40 hari dst, /red ) maka rohnya akan gentayangan adalah jelas-jelas berasal dari ajaran agama Hindu. Dalam agama Hindu ada syahadat yang dikenal dengan Panca Sradha (Lima Keyakinan). Lima keyakinan itu meliputi percaya kepada Sang Hyang Widhi, Roh leluhur, Karma Pala, Samskara, dan Moksa. Dalam keyakinan Hindu roh leluhur (orang mati) harus dihormati kerana boleh menjadi dewa terdekat dari manusia [Kitab Weda Smerti Hal. 99 No. 192]. Selain itu dikenal juga dalam Hindu adanya Samskara (menitis/reinkarnasi).

Dalam Kitab Manawa Dharma Sastra Weda Smerti hal. 99, 192, 193 yang berbunyi: “Termashurlah selamatan yang diadakan pada hari pertama, ketujuh, empat puluh, seratus dan seribu.

Dalam buku media Hindu yang berjudul : “Nilai-nilai Hindu dalam budaya Jawa, serpihan yang tertinggal” karya: Ida Bedande Adi Suripto, ia mengatakan : “Upacara selamatan untuk memperingati hari kematian orang Jawa hari ke 1, 7, 40, 100, dan 1000 hari, jelas adalah ajaran Hindu.

Telah jelas bagi kita pada awalnya ajaran ini berasal dari agama Hindu, selanjutnya umat Islam mulai memasukkan ajaran-ajaran islam dicampur ke dalam ritual ini. Disusunlah rangkaian wirid-wirid dan doa-doa serta pembacaan Surat Yasin kepada si mayat dan dipadukan dengan ritual-ritual selamatan pada hari ke 7, 40, 100, dan 1000 yang tidak pernah diajarkan oleh Nabi dan para sahabatnya. Apakah mencampur-campur ajaran seperti ini diperbolehkan?

Ia, campur mencampur ajaran ini tanpa sedar sudah diajarkan dan menjadi keyakinan nenek moyang kita dulu yang ternyata sebahagian dari kaum musliminpun telah mewarisinya dan gigih mempertahankannya.

Lalu apakah kita lebih memegang perkataan nenek moyang kita daripada apa-apa yang diturunkan Allah swt kepada RasulNya?
Allah swt berfirman :

وَإِذَا قِيلَ لَهُمُ اتَّبِعُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ قَالُوا بَلْ نَتَّبِعُ مَا أَلْفَيْنَا عَلَيْهِ آبَاءَنَا أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لا يَعْقِلُونَ شَيْئًا وَلا يَهْتَدُونَ

“Dan apabila dikatakan kepada mereka :”Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah”. Mereka menjawab :”(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami”. Apakah mereka akan mengikuti juga, walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?” 
(QS Al Baqarah ayat 170)

Allah swt berfirman :
وَلا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ

“Dan janganlah kamu mencampuradukkan Kebenaran dengan Kebatilan dan janganlah kamu sembunyikan kebenaran sedangkan kamu mengetahuinya.”
(QS Al Baqarah 42)

Allah subhanahu wa taala menyuruh kita untuk tidak boleh mencampuradukkan ajaran Agama Islam (kebenaran) dengan ajaran Agama Hindu (kebatilan) tetapi kita malah ikut perkataan manusia bahawa mencampuradukkan agama itu boleh, Apa manusia itu lebih pintar dari Allah awt?

Selanjutnya Allah swt berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”
[QS. Al Baqarah : 208].

Allah menyuruh kita dalam berislam MENYELURUH, tidak setengah-setengah…
TIDAK SETENGAH HINDU…SETENGAH ISLAM…
Allahul musta’an


Sumber : Catatan Al Akh Aris Diansah dengan judul asli “Ajaran Gado-gado (Hindu-Islam)” http://www.facebook.com/notes/aris-diansah/ajaran-gado-gado-hindu-islam/439464374660 


Tiada ulasan:

Catat Ulasan