Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Isnin, 4 Februari 2013

Bab 17 Kewajipan Mengikuti Hukum Allah Dan Apa-apa Yang Diucapkan Oleh Orang Yang Diajak Ke Arah Itu Dan Yang Diperintah Berbuat Kebaikan Atau Dilarang Berbuat Keburukan.




Allah Taala berfirman:

"Tetapi tidak, demi Tuhanmu. Mereka belum sebenarnya beriman sebelum mereka meminta keputusan kepadamu perkara-perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak menaruh keberatan dalam hatinya terhadap putusan yang engkau berikan itu dan mereka menyerah dengan penyerahan yang bulat-bulat."
(an-Nisa': 65)

Allah Taala berfirman pula:

"Hanyasanya ucapan kaum mukminin, apabila mereka diseru kepada jalan Allah dan RasulNya untuk memberikan hukum di antara mereka itu ialah mereka itu mengucapkan: "Kita semua mendengarkan dan mentaati". Mereka itu adalah orang-orang yang berbahagia."
(an-Nur: 51)

Keterangan:

Setiap orang sudah pasti mengerti bahawa Islam adalah suatu agama yang sudah cukup lengkap hukum-hukumnya serta peraturan-peraturannya. Dalam segala macam persoalan Islam sudah menyediakan hukum yang wajib diterapkan untuknya itu, mulai dari hal yang sekecil-kecilnya seperti berkawan, adab pergaulan, berumahtangga dan lain-lain, juga sampai yang sebesarnya, misalnya menegakkan tertib hukum, mengatur keamanan dalam negara dan sebagainya. Dalam hal perselisihan antara orang seorang, antara golongan satu dengan lainnya, bahkan antara bangsa dengan lain bangsapun tercantum pula hukumnya. Jadi kita sebagai penganut agama Islam berkewajipan mengamalkan hukum-hukum itu tanpa membantah sama sekali, jika memang benar-benar nyata hukum itu dari Tuhan dan RasulNya dan bukan semata-mata dibuat-buat sendiri oleh manusia yang gemar pada kebidaahan, jelasnya orang-orang yang mengada-adakan hukum dari kehendaknya sendiri dan dikatakan bahawa itulah hukum agama dari Tuhan. Sementara itu segala persoalan yang terjadi, maka untuk menerapkan hukumnya jangan menggunakan hukum yang selain dari Tuhan dan RasulNya. Jadi persoalan itu kita sesuaikan dengan hukum yang ada dalam agama Islam. Manakala kita mengerjakan kebalikannya, tentulah salah, iaitu persoalan yang ada itu kita carikan hukumnya dalam agama yang kiranya dapat sesuai dengan kehendak atau kemahuan hawa nafsu kita sendiri, atau disesuaikan dengan kemahuan orang lain yang kita anggap terhormat agar mendapatkan pujian atau sekadar harta daripadanya. Oleh sebab itu jikalau hukum agama itu diibaratkan sebagai kepala atau kaki, sekiranya kita ingin membeli kopiah atau sepatu, hendaknya kopiah dan sepatu itu yang kita sesuaikan dengan kepala atau kaki kita dan tidak sebaliknya, yakni kepala atau kaki yang kita sesuaikan dengan kopiah atau sepatu tersebut. Kalau kekecilan, kepala dan kaki diperkecilkan dan kalau kebesaran, lalu kepala atau kaki dipukuli agar bengkak sehingga sesuai dengan kopiah atau sepatu yang berukuran besar tadi. Ringkasnya dalam segala hal, jangan sampai hukum agama yang dikalahkan, sebaliknya itulah yang justeru wajib dimuliakan dan dijunjung setinggi-tingginya, sebab memang datangnya dari Tuhan Rabbul 'Alamin. Semogalah kita dapat melaksanakan yang sedemikian ini, sehingga berbahagialah hidup kita sejak di dunia sampai di akhirat
nanti. Amin.
Dalam bab ini ada beberapa Hadis, di antaranya ialah Hadis Abu Hurairah yang tercantum dalam permulaan bab sebelum ini (lihat Hadis no. 156) dan ada pula Hadis-hadis yang lainnya.

168. Dari Abu Hurairah r.a.katanya:

"Ketika ayat ini turun pada Rasulullah s.a.w. iaitu yang ertinya: Bagi Allah adalah apa-apa yang ada di dalam langit dan apa yang ada di bumi. Jikalau engkau semua terangkan apa-apa yang dalam hatimu alau jikalau engkau semua sembunyikan itu, nescayalah Allah akan memperhitungkan semuanya," sampai akhir ayat.
Dikala itu, maka hal yang sedemikian tadi dirasa amat berat oleh para sahabat Rasulullah s.a.w. Mereka lalu mendatangi Rasulullah s.a.w. kemudian mereka berjongkok di atas lutut mereka lalu berkata: "Ya Rasulullah, kita telah dipaksakan untuk melakukan amalan-amalan yang kita semua juga kuat melaksanakannya, iaitu solat, puasa, jihad dan sedekah. Tetapi kini telah diturunkan kepada Tuan sebuah ayat dan kita rasanya tidak kuat melaksanakannya. Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Adakah engkau semua hendak mengatakan sebagaimana yang dikatakan oleh dua golongan ahlul kitab kaum Nasrani dan Yahudi  yang hidup sebelummu semua ini, iaitu ucapan: "Kita mendengar tetapi kita menyalahi". Tidak boleh sedemikian itu, tetapi ucapkanlah: "Kita mendengar dan kita mentaati. Kita memohonkan pengampunan padaMu, ya Tuhan kita, dan kepadaMulah tempat kembali". Setelah kaum(sahabat-sahabat Rasulullah s.a.w.) membaca itu, lagi pula lidah-lidah mereka telah tunduk tidak boleh bercakap sesuatu, lalu Allah Taala menurunkan lagi sesudah itu ayat yang ertinya: "Rasul itu mempercayai apa yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, begitu pula orang-orang yang beriman. Semuanya percaya kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, dan rasul-rasulNya. Mereka berkata: "Kita tidak membeza-bezakan seorangpun di antara rasul-rasul Allah itu". Mereka berkata lagi: "Kita mendengar dan kita mentaati. Kita memohonkan pengampunan daripadaMu, ya Tuhan kita dan kepadaMulah tempat kembali".
Selanjutnya setelah mereka telah melaksanakan sebagaimana isi ayat di atas itu, lalu Allah 'Azzawajalla menurunkan lagi ayat yang ertinya: "Allah tidak melaksanakan kewajipan kepada seseorang, hanyalah sekadar kekuatannya belaka, bermanfaat untuknya apa-apa yang ia lakukan dan berbahaya pula atasnya apa-apa yang ia lakukan. Ya Tuhan kita, janganlah Engkau menghukum kita atas sesuatu yang kita lakukan kerana kelupaan atau kekhilafan yang tidak disengaja".
Beliau s.a.w. bersabda: "Benar kita telah melaksanakan".
"Ya Tuhan kita, janganlah Engkau pikulkan kepada kita beban yang berat, sebagaimana yang telah Engkau pikulkan kepada orang-orang yang terdahulu sebelum kita".
Beliau bersabda: "Benar".
"Ya Tuhan kita, janganlah Engkau pikulkan kepada kita sesuatu yang kita tidak kuat melaksanakannya".
Beliau bersabda: "Benar".
"Dan berilah maaf dan pengampunan, belas kasihanlah kita. Engkau pelindung kita, maka tolonglah kita terhadap kaum kafirin itu".
Beliau bersabda: "Benar". (Ayat di atas dari surat al-Baqarah 286). 
(Riwayat Muslim)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan