Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Jumaat, 6 September 2013

L 26 Surah 8 : AL ANFAAL (Rampasan Perang)






Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani 

Surah Al Anfaal terdiri atas 75 ayat dan termasuk golongan surah-surah Madaniyah, kerana seluruh ayat-ayatnya diturunkan di Madinah. Surah ini dinamakan Al Anfaal yang bererti harta rampasan perang berhubung kata Al Anfaal terdapat pada permulaan surah ini dan juga persoalan yang menonjol dalam surah ini ialah tentang harta rampasan perang, hukum perang dan hal-hal yang berhubungan dengan peperangan pada umumnya. Menurut riwayat Ibnu Abbas r.a. surah ini diturunkan berkenaan dengan perang Badar Kubra yang terjadi pada tahun kedua hijrah. Peperangan ini sangat penting ertinya, kerana dialah yang menentukan jalan sejarah Perkembangan Islam. Pada waktu itu umat Islam dengan berkekuatan kecil untuk pertama kali dapat mengalahkan kaum musyrikin yang berjumlah besar, dan berperlengkapan yang cukup, dan mereka dalam peperangan ini memperoleh harta rampasan perang yang tidak sedikit. Oleh sebab itu timbullah masalah bagaimana membagi harta-harta rampasan perang itu, maka kemudian Allah menurunkan ayat pertama dari surah ini.

Pokok-pokok isinya:

1. Keimanan:

Allah selalu menyertai orang-orang yang beriman dan melindungi mereka; menentukan hukum-hukum agama itu hanyalah hak Allah; jaminan Allah terhadap kemenangan umat yang beriman; 'inayat Allah terhadap orang-orang yang bertawakal; hanyalah Allah yang dapat mempersatukan hati orang yang beriman; tindakan-tindakan dan hukum-hukum Allah didasarkan atas kepentingan umat manusia; adanya malaikat yang menolong barisan kaum muslimin dalam perang Badar; adanya gangguan-gangguan syaitan pada orang-orang mukmin dan tipu daya mereka pada orang-orang musyrikin; syirik adalah dosa besar.

2. Hukum-hukum:

Aturan pembagian harta rampasan perang; kebolehan memakan harta rampasan perang; larangan lari/mundur dalam peperangan; hukum mengenai tawanan perang pada permulaan Islam; kewajipan taat kepada pimpinan dalam perang; keharusan mengusahakan perdamaian; kewajipan mempersiapkan diri dengan segala alat perlengkapan perang; ketahanan mental, sabar dan tawakal serta mengingat Allah dalam peperangan; tujuan perang dalam Islam; larangan khianat kepada Allah dan Rasul serta amanat; larangan mengkhianati perjanjian.

3. Kisah-kisah:

Keengganan beberapa orang Islam ikut perang Badar, suasana kaum muslimin di waktu perang Badar, sebelumnya, sesudahnya dan waktu perang berlangsung; keadaan Nabi Muhammad s.a.w. sebelum hijrah serta permusuhan kaum musyrikin terhadap beliau; Orang Yahudi membatalkan perjanjian damai dengan Nabi Muhammad s.a.w.; kisah keadaan orang kafir musyrikin dan Ahli Kitab serta keburukan orang-orang munafik.

4. Dan lain lain:

Pengertian iman, tanda-tandanya dan sifat-sifat orang yang beriman; sunnatullah pada seseorang dan masyarakat.

KISAH PERANG BADAR
Cara pembagian ghanimah terserah kepada Allah dan Rasul

1. Mereka menanyakan kepadamu tentang (pembahagian) harta rampasan perang. Katakanlah: "Harta rampasan perang kepunyaan Allah dan Rasul[593], oleh sebab itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu; dan taatlah kepada Allah dan RasulNya jika kamu adalah orang-orang yang beriman."
[593]. Maksudnya: pembahagian harta rampasan itu menurut ketentuan Allah dan RasulNya.

2. Sesungguhnya orang-orang yang beriman[594] ialah mereka yang bila disebut nama Allah[595] gementarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (kerananya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakal.
[594]. Maksudnya: orang yang sempurna imannya.
[595]. Dimaksud dengan disebut nama Allah ialah: menyebut sifat-sifat yang mengagungkan dan memuliakanNya.

3. (yaitu) orang-orang yang mendirikan solat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.

4. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa darjat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia.

Keengganan sebahagian sahabat untuk pergi ke peperangan Badar dan pertolongan Allah kepada kaum muslimin

5. Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dan rumahmu dengan kebenaran[596], padahal sesungguhnya sebahagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya,
[596]. Maksudnya: Menurut Al Maraghi: Allah mengatur pembahagian harta rampasan perang dengan kebenaran, sebagaimana Allah menyuruhnya pergi dari rumah (di Madinah) untuk berperang ke Badar dengan kebenaran pula. Menurut Ath-Thabari: Keluar dari rumah dengan maksud berperang.

6. mereka membantahmu tentang kebenaran sesudah nyata (bahawa mereka pasti menang), seolah-olah mereka dihalau kepada kematian, sedang mereka melihat (sebab-sebab kematian itu).

7. Dan (ingatlah), ketika Allah menjanjikan kepadamu bahawa salah satu dari dua golongan (yang kamu hadapi) adalah untukmu, sedang kamu menginginkan bahawa yang tidak mempunyai kekuatan senjatalah[597] yang untukmu, dan Allah menghendaki untuk membenarkan yang benar dengan ayat-ayatNya dan memusnahkan orang-orang kafir,
[597]. Maksudnya kafilah Abu Sufian yang membawa dagangan dari Siria. Sedangkan kelompok yang datang dari Mekah di bawah pimpinan Utbah bin Rabi'ah bersama Abu Jahal.

8. agar Allah menetapkan yang hak (Islam) dan membatalkan yang batil (syirik) walaupun orang-orang yang berdosa (musyrik) itu tidak menyukainya.

9. (Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankanNya bagimu: "Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut."

10. Dan Allah tidak menjadikannya (mengirim bala bantuan itu), melainkan sebagai kabar gembira dan agar hatimu menjadi tenteram kerananya. Dan kemenangan itu hanyalah dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

11. (Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman daripadaNya, dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan mesmperteguh dengannya telapak kaki(mu)[598].
[598]. Memperteguh telapak kaki disini dapat juga diartikan dengan keteguhan hati dan keteguhan pendirian.

12. (Ingatlah), ketika Tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkan (pendirian) orang-orang yang telah beriman." Kelak akan Aku jatuhkan rasa ketakutan ke dalam hati orang-orang kafir, maka penggallah kepala mereka dan pancunglah tiap-tiap ujung jari mereka[599].
[599]. Maksudnya: ujung jari disini ialah anggota tangan dan kaki.

13. (Ketentuan) yang demikian itu adalah kerana sesungguhnya mereka menentang Allah dan RasulNya; dan barangsiapa menentang Allah dan RasulNya, maka sesungguhnya Allah amat keras siksaanNya.

14. Itulah (hukum dunia yang ditimpakan atasmu), maka rasakanlah hukuman itu. Sesungguhnya bagi orang-orang yang kafir itu ada (lagi) azab neraka.

Larangan melarikan diri dari pertempuran

15. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur).

16. Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (sisat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahanam. Dan amat buruklah tempat kembalinya.

17. Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

18. Itulah (kurnia Allah yang dilimpahkan kepadamu), dan sesungguhnya Allah melemahkan tipu daya orang-orang yang kafir.

19. Jika kamu (orang-orang musyrikin) mencari keputusan, maka telah datang keputusan kepadamu; dan jika kamu berhenti[600]; maka itulah yang lebih baik bagimu; dan jika kamu kembali[601], nescaya Kami kembali (pula)[602]; dan angkatan perangmu sekali-kali tidak akan dapat menolak dari kamu sesuatu bahayapun, biarpun dia banyak dan sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang beriman.
[600]. Maksudnya: berhenti dari memusuhi dan memerangi Rasul.
[601]. Maksudnya: kembali memusuhi dan memerangi Rasul.
[602]. Maksudnya: Allah memberi pertolongan kepada Rasul.

Larangan menyalahi perintah-perintah Allah

20. Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan RasulNya, dan janganlah kamu berpaling dari padaNya, sedang kamu mendengar (perintah-perintahNya),

21. dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang (munafik) vang berkata "Kami mendengarkan[603], padahal mereka tidak mendengarkan.
[603]. Maksudnya: mereka mendengarkan tapi hati mengingkarinya.

22. Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah; orang-orang yang pekak dan tuli[604] yang tidak mengerti apa-apapun.
[604]. Maksudnya: manusia yang paling buruk di sisi Allah ialah yang tidak mahu mendengar, menuturkan dan memahami kebenaran.

23. Kalau sekiranya Allah mengetahui kebaikan ada pada mereka, tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar. Dan jikalau Allah menjadikan mereka dapat mendengar, nescaya mereka pasti berpaling juga, sedang mereka memalingkan diri (dari apa yang mereka dengar itu).

Kewajipan mentaati perintah Allah dan RasulNya

24. Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu[605], ketahuilah bahawa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya[606] dan sesungguhnya kepadaNyalah kamu akan dikumpulkan.
[605]. Maksudnya: menyeru kamu berperang untuk meninggikan kalimat Allah yang dapat membinasakan musuh serta menghidupkan Islam dan muslimin. Juga bererti menyeru kamu kepada iman, petunjuk jihad dan segala yang ada hubungannya dengan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
[606]. Maksudnya: Allah-lah yang menguasai hati manusia.

25. Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahawa Allah amat keras siksaanNya.

26. Dan ingatlah (hai para muhajirin) ketika kamu masih berjumlah sedikit, lagi tertindas di muka bumi (Mekah), kamu takut orang-orang (Mekah) akan menculik kamu, maka Allah memberi kamu tempat menetap (Madinah) dan dijadikanNya kamu kuat dengan pertolonganNya dan diberiNya kamu rezeki dari yang baik-baik agar kamu bersyukur.

Larangan berkhianat dan faedah bertakwa

27. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.

28. Dan ketahuilah, bahawa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cubaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.

29. Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan[607]. Dan kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai kurnia yang besar.
[607]. Ertinya: petunjuk yang dapat membezakan antara yang haq dan yang batil, dapat juga diertikan di sini sebagai pertolongan.

Permusuhan kaum musyrkin terhadap Nabi dan kewajipan memerangi mereka sampai terpelihara agama Allah

30. Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya.

31. Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami, mereka berkata: "Sesungguhnya kami telah mendengar (ayat-ayat yang seperti ini), kalau kami menhendaki nescaya kami dapat membacakan yang seperti ini, (al Quran) ini tidak lain hanyalah dongeng-dongengan orang-orang purbakala."

32. Dan (ingatlah), ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata: "Ya Allah, jika betul (al Quran) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih."

33. Dan Allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun[608]
[608]. Di antara mufassirin mengertikan yastagfiruuna dengan bertaubat dan ada pula yang mengertikan bahawa di antara orang-orang kafir itu ada orang muslim yang minta ampun kepada Allah.

34. Kenapa Allah tidak mengazab mereka padahal mereka menghalangi orang untuk (mendatangi) Masjidilharam, dan mereka bukanlah orang-orang yang berhak menguasainya? Orang-orang yang berhak menguasai(nya) hanyalah orang-orang yang bertakwa. tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.

35. Solat mereka di sekitar Baitullah itu, lain tidak hanyalah siulan dan tepukan tangan. Maka rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu.

36. Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam Jahanamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan,

37. supaya Allah memisahkan (golongan) yang buruk dari yang baik dan menjadikan (golongan) yang buruk itu sebahagiannya di atas sebahagian yang lain, lalu kesemuanya ditumpukkanNya, dan dimasukkanNya ke dalam neraka Jahanam. Mereka itulah orang-orang yang merugi.

38. Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu[609]: "Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), nescaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi[610] sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunnah (Allah tenhadap) orang-orang dahulu."
[609]. Ialah: Abu Sufian dan sahabat-sahabatnya.
[610]. Maksudnya: jika mereka kafir dan kembali memerangi Nabi.

39. Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah[611] dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah[612]. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.
[611]. Maksudnya: gangguan-gangguan terhadap umat Islam dan agama Islam.
[612]. Maksudnya: Menurut An-Nasafi dan Al-Maraghi, tegaknya agama Islam dan sirnanya agama-agama yang batil.

40. Dan jika mereka berpaling, maka ketahuilah bahawasanya Allah Pelindungmu. Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.

Cara pembagian ghanimah

41. Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang[613], maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnussabil[614], jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa[615] yang kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan[616], iaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
[613]. Yang dimaksud dengan rampasan perang (ghanimah) adalah harta yang diperoleh dari orang-orang kafir dengan melalui pertempuran, sedang yang diperoleh tidak dengan pertempuran dinama fa'i. Pembahagian dalam ayat ini berhubungan dengan ghanimah saja. Fa'i dibahas dalam surat al-Hasyr
[614]. Maksudnya: seperlima dari ghanimah itu dibagikan kepada: a. Allah dan RasulNya. b. Kerabat Rasul (Banu Hasyim dan Muthalib). c. Anak Yatim. d. Fakir miskin. e. Ibnussabil. Sedang empat-perlima dari ghanimah itu dibagikan kepada yang ikut bertempur.
[615]. Yang dimaksud dengan apa ialah: ayat-ayat al-Quran, malaikat dan pertolongan.
[616]. Furqaan ialah: pemisah antara yang hak dan yang batil. Yang dimaksud dengan hari al Furqaan ialah hari jelasnya kemenangan orang Islam dan kekalahan orang kafir, iaitu hari bertemunya dua pasukan di peperangan Badar, pada hari Jumaat 17 Ramadan tahun ke 2 Hijriah. Sebahagian mufassirin berpendapat bahawa ayat ini mengisyaratkan kepada hari permulaan turunnya al Quranul Kariem pada malam 17 Ramadan.

Rahmat Allah kepada kaum Muslimin dalam peperangan Badar

42. (Iaitu di hari) ketika kamu berada di pinggir lembah yang dekat dan mereka berada di pinggir lembah yang jauh sedang kafilah itu berada di bawah kamu[617]. Sekiranya kamu mengadakan persetujuan (untuk menentukan hari pertempuran), pastilah kamu tidak sependapat dalam menentukan hari pertempuran itu, akan tetapi (Allah mempertemukan dua pasukan itu) agar Dia melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan[618], iaitu agar orang yang binasa itu binasanya dengan keterangan yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidupnya dengan keterangan yang nyata (pula)[619]. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui,
[617]. Maksudnya: Kaum muslimin waktu itu berada di pinggir lembah yang dekat ke Madinah, dan orang-orang kafir berada di pinggir lembah yang jauh dari Madinah. Sedang kafilah yang dipimpin oleh Abu Sufian itu berada di tepi pantai kira-kira 5 batu dari Badar.
[618]. Maksudnya: kemenangan kaum muslimin dan kehancuran kaum musyrikin.
[619]. Maksudnya: agar orang-orang yang tetap di dalam kekafirannya tidak mempunyai alasan lagi untuk tetap dalam kekafiran itu, dan orang-orang yang benar keimanannya adalah berdasarkan kepada bukti-bukti yang nyata.

43. (iaitu) ketika Allah menampakkan mereka kepadamu di dalam mimpimu (berjumlah) sedikit. Dan sekiranya Allah memperlihatkan mereka kepada kamu (berjumlah) banyak tentu saja kamu menjadi gentar dan tentu saja kamu akan berbantah-bantahan dalam urusan itu, akan tetapi Allah telah menyelamatkan kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati.

44. Dan ketika Allah menampakkan mereka kepada kamu sekalian, ketika kamu berjumpa dengan mereka berjumlah sedikit pada penglihatan matamu dan kamu ditampakkanNya berjumlah sedikit pada penglihatan mata mereka, kerana Allah hendak melakukan suatu urusan yang mesti dilaksanakan. Dan hanyalah kepada Allahlah dikembalikan segala urusan.

Kewajipan berteguh hati, bersatu dalam peperangan dan larangan berlaku sombong dan riak

45. Hai orang-orang yang beriman. apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya[620] agar kamu beruntung.
[620]. Maksudnya ialah: memperbanyak zikir dan doa.

46. Dan taatlah kepada Allah dan RasulNya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.

47. Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud riak kepada manusia serta menghalangi (orang) dari jalan Allah. Dan (ilmu) Allah meliputi apa yang mereka kerjakan.

Pengkhianatan syaitan terhadap janjinya kepada pengikut-pengikutnya

48. Dan ketika syaitan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan mengatakan: "Tidak ada seorang manusiapun yang dapat menang terhadapmu pada hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu." Maka tatkala kedua pasukan itu telah dapat saling lihat melihat (berhadapan), syaitan itu balik ke belakang seraya berkata: "Sesungguhnya saya berlepas diri daripada kamu, sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat; sesungguhnya saya takut kepada Allah." Dan Allah sangat keras siksaNya.

49. (Ingatlah), ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya berkata: "Mereka itu (orang-orang mukmin) ditipu oleh agamanya." (Allah berfirman): "Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."

50. Kalau kamu melihat ketika para malaikat mencabut jiwa orang-orang yang kafir seraya memukul muka dan belakang mereka (dan berkata): "Rasakanlah olehmu siksa neraka yang membakar", (tentulah kamu akan merasa ngeri).

51. Demikian itu disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak menganiaya hambaNya,

Kebinasaan sesuatu kaum adalah lantaran perbuatan mereka sendiri

52. (keadaan mereka) serupa dengan keadaan Firaun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi amat keras siksaanNya.

53. (Siksaan) yang demikian itu adalah kerana sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkanNya kepada suatu kaum, hingga kaum itu merubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri[621], dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
621]. Allah tidak mencabut nikmat yang telah dilimpahkanNya kepada sesuatu kaum, selama kaum itu tetap taat dan bersyukur kepada Allah.

54. (keadaan mereka) serupa dengan keadaan Firaun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mendustakan ayat-ayat Tuhannya maka Kami membinasakan mereka disebabkan dosa-dosanya dan Kami tenggelamkan Firaun dan pengikut-pengikutnya; dan kesemuanya adalah orang-orang yang zalim.

55. Sesungguhnya binatang (makhluk) yang paling buruk di sisi Allah ialah orang-orang yang kafir, kerana mereka itu tidak beriman.

56. (Iaitu) orang-orang yang kamu telah mengambil perjanjian dari mereka, sesudah itu mereka mengkhianati janjinya pada setiap kalinya, dan mereka tidak takut (akibat-akibatnya).

57. Jika kamu menemui mereka dalam peperangan, maka cerai beraikanlah orang-orang yang di belakang mereka dengan (menumpas) mereka, supaya mereka mengambil pelajaran.

Syirik adalah dosa yang paling besar dan sikap menghadapi kaum musyrikin dalam peperangan

58. Dan jika kamu kuatir akan (terjadinya) pengkhianatan dari suatu golongan, maka kembalikanlah perjanjian itu kepada mereka dengan cara yang jujur. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat.


59. Dan janganlah orang-orang yang kafir itu mengira, bahawa mereka akan dapat lolos (dari kekuasaan Allah). Sesungguhnya mereka tidak dapat melemahkan (Allah).

60. Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah nescaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).

Cinta perdamaian dan keharusan mempertebal semangat jihad

61. Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

62. Dan jika mereka bermaksud menipumu, maka sesungguhnya cukuplah Allah (menjadi pelindungmu). Dialah yang memperkuatmu dengan pertolonganNya dan dengan para mukmin,

63. dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman)[622]. Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, nescaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana.
[622]. Penduduk Madinah yang terdiri dari suku Aus dan Khazraj selalu bermusuhan sebelum Nabi Muhammad s.a.w hijrah ke Medinah dan mereka masuk Islam, permusuhan itu hilang.

64. Hai Nabi, cukuplah Allah (menjadi Pelindung) bagimu dan bagi orang-orang mukmin yang mengikutimu.

65. Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, nescaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar di antaramu, nescaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti[623].
[623]. Maksudnya: mereka tidak mengerti bahawa perang itu haruslah untuk membela keyakinan dan mentaati perintah Allah. Mereka berperang hanya semata-mata mempertahankan tradisi jahiliyah dan maksud-maksud duniawiyah lainnya.

66. Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan dia telah mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika ada diantaramu seratus orang yang sabar, nescaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang kafir; dan jika di antaramu ada seribu orang (yang sabar), nescaya mereka akan dapat mengalahkan dua ribu orang, dengan seizin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.

67. Tidak patut, bagi seorang Nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya di muka bumi. Kamu menghendaki harta benda duniawiyah sedangkan Allah menghendaki (pahala) akhirat (untukmu). Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

68. Kalau sekiranya tidak ada ketetapan yang telah terdahulu dari Allah, nescaya kamu ditimpa siksaan yang besar kerana tebusan yang kamu ambil.

69. Maka makanlah dari sebahagian rampasan perang yang telah kamu ambil itu, sebagai makanan yang halal lagi baik, dan bertakwalah kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

70. Hai Nabi, katakanlah kepada tawanan-tawanan yang ada di tanganmu: "Jika Allah mengetahui ada kebaikan dalam hatimu, nescaya Dia akan memberikan kepadamu yang lebih baik dari apa yang telah diambil daripadamu dan Dia akan mengampuni kamu." Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

71. Akan tetapi jika mereka (tawanan-tawanan itu) bermaksud hendak berkhianat kepadamu, maka sesungguhnya mereka telah berkhianat kepada Allah sebelum ini, lalu Allah menjadikan(mu) berkuasa terhadap mereka. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

72. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan pertoIongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu sama lain lindung-melindungi[624]. Dan (terhadap) orang-orang yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada kewajipan sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum mereka berhijrah. (Akan tetapi) jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
[624]. Yang dimaksud lindung melindungi ialah: di antara Muhajirin dan Anshar terjalin persaudaraan yang amat teguh, untuk membentuk masyarakat yang baik. Demikian keteguhan dan keakraban persaudaraan mereka itu, sehingga pada pemulaan Islam mereka waris-mewarisi seakan-akan mereka bersaudara kandung.

73. Adapun orang-orang yang kafir, sebahagian mereka menjadi pelindung bagi sebahagian yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu[625], nescaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerosakkan yang besar.
[625]. Yang dimaksud dengan apa yang telah diperintahkan Allah itu: keharusan adanya persaudaraan yang teguh antara kaum muslimin.

74. Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki (nikmat) yang mulia.

75. Dan orang-orang yang beriman sesudah itu kemudian berhijrah serta berjihad bersamamu maka orang-orang itu termasuk golonganmu (juga). Orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebahagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang bukan kerabat)[626] di dalam kitab Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
[626]. Maksudnya: yang jadi dasar waris mewarisi dalam Islam ialah hubungan kerabat, bukan hubungan persaudaraan keagamaan sebagaimana yang terjadi antara Muhajirin dan Anshar pada permulaan Islam.

Surah Al Anfaal menerangkan hal-hal yang berhubungan dengan peperangan pada umumnya, khususnya menerangkan Perang Badar, iaitu peperangan yang menentukan jalan sejarah Islam dan muslimin, bahkan tidak akan salah kiranya kalau dikatakan bahawa Perang Badar itu menentukan jalan sejarah umat manusia pada umumnya. Sebahagian besar surat ini mengandung hal-hal yang berhubungan dengan perdamaian dan peperangan; tingkahlaku orang-orang kafir, orang-orang munafik dan sebahagian orang-orang Islam yang tidak kuat imannya dalam peperangan. Kemudian ditegaskan bahawa Allah menolong orang-orang yang beriman dan menghancurkan orang-orang kafir dan munafik itu, adalah merupakan sunnahNya yang tidak dapat dimungkiri berlakunya, sebagaimana pernah terjadi pada Firaun dan kaumnya serta umat-umat yang sebelumnya.

HUBUNGAN SURAH AL ANFAAL DENGAN SURAH AT TAUBAH

Sebagaimana halnya hubungan surah-surah yang lain dengan surah-surah yang sesudahnya, maka hal yang dikemukakan oleh surah Al Anfaal, seperti hal-hal yang berhubungan dengan pokok-pokok agama dan furu'nya, sunnah Allah, syariat hukum-hukum perjanjian dan janji setia, hukum perang dan damai dan sebagainya disebutkan dalam surah At Taubah, umpamanya:

1. Perjanjian yang dikemukakan surah Al Anfaal dijelaskan oleh surah At Taubah, terutama hal-hal yang berhubungan dengan pengkhianatan musuh terhadap janji-janji mereka.

2. Sama-sama menerangkan tentang memerangi orang-orang musyrikin dan Ahli Kitab.

3. Surah Al Anfaal mengemukakan bahawa yang mengurus dan memakmurkan Masjidilharam itu ialah orang-orang yang bertakwa, sedang surah At Taubah menerangkan bahawa orang-orang musyrik tidak pantas mengurus dan memakmurkan masjid, bahkan mereka akan menghalang-halangi orang-orang Islam terhadapnya.

4. Surah Al Anfaal menyebut sifat-sifat orang-orang yang sempurna imannya, dan sifat-sifat orang-orang kafir, lalu pada akhir surah diterangkan pula tentang hukum perlindungan atas orang-orang muslim yang berhijrah, orang-orang muslim yang tidak berhijrah serta orang-orang kafir. Hal yang serupa dikemukakan pula pada surah At Taubah.

5. Surah Al Anfaal menganjurkan agar bernafkah di jalan Allah, sedang surah At Taubah menegaskan sekali lagi. Begitu pula dalam surah Al Anfaal diterangkan tentang penggunaan harta rampasan perang, sedang surah At Taubah menerangkan penggunaan zakat.

6. Surah Al Anfaal mengemukakan tentang orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya, kemudian surah At Taubah menerangkannya lebih luas.


Kalau kita perhatikan, ternyata bahawa antara surah Al Anfaal dan surah At Taubah terdapat hubungan yang erat sekali. Seakan-akan keduanya merupakan satu surah, bahkan sebahagian ahli tafsir mengatakan bahawa: Kalau tidaklah kerana ketentuan Allah, maka mereka akan memandang surah Al Anfaal dan surah At Taubah sebagai satu surah.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan