Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani
Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani
Surah
At Taubah terdiri atas 129 ayat termasuk golongan surah-surah Madaniyah. Surah
ini dinamakan At Taubah yang bererti pengampunan berhubung kata At
Taubah berulang kali disebut dalam surah ini. Dinamakan juga dengan Baraah
yang bererti berlepas diri yang di sini maksudnya pernyataan pemutusan
perhubungan, disebabkan kebanyakan pokok pembicaraannya tentang pernyataan
pemutusan perjanjian damai dengan kaum musyrikin.
Di samping kedua nama yang masyhur itu ada lagi beberapa nama yang lain yang merupakan sifat dari surah ini.
Di samping kedua nama yang masyhur itu ada lagi beberapa nama yang lain yang merupakan sifat dari surah ini.
Berlainan dengan surah-surah yang lain, maka pada permulaan surah ini tidak terdapat basmalah, kerana surat ini adalah pernyataan perang dengan erti bahawa segenap kaum muslimin dikerahkan untuk memerangi seluruh kaum musyrikin, sedangkan basmalah bernafaskan perdamaian dan cinta kasih Allah.
Surah ini diturunkan sesudah Nabi Muhammad s.a.w. kembali dari peperangan Tabuk yang terjadi pada tahun 9 H. Pengumuman ini disampaikan oleh Saidina Ali r.a. pada musim haji tahun itu juga.
Selain daripada pernyataan pembatalan perjanjian damai dengan kaum musyrikin itu, maka surah ini mengandung pula pokok-pokok isi sebagai berikut:
1. Keimanan:
Allah selalu menyertai hamba-hambaNya yang beriman; pembalasan atas amalan-amalan manusia hanya dari Allah; segala sesuatu menurut sunnatullah; perlindungan Allah bagi orang-orang yang beriman; kedudukan Nabi Muhammad s.a.w. di sisi Allah.
2. Hukum-hukum:
Kewajipan menafkahkan harta; macam-macam harta dalam agama serta penggunaannya; jizyah; perjanjian dan perdamaian; kewajipan umat Islam terhadap Nabinya; sebab-sebab orang Islam melakukan perang total; beberapa dasar politik kenegaraan dan peperangan dalam Islam.
3. Kisah-kisah:
Nabi Muhammad s.a.w. dengan Abu Bakar r.a. di suatu gua di Bukit Tsur ketika hijrah; perang Hunain (perang Authas atau perang Hawazin); perang Tabuk.
4. Dan lain-lain:
Sifat-sifat orang yang beriman dan tingkatan-tingkatan mereka.
PENGUMUMAN
TENTANG PEMBATALAN PERJANJIAN DAMAI DENGAN KAUM MUSYRIKIN
Orang Islam bebas dari tanggung jawab terhadap perjanjian dengan kaum musyrikin
Orang Islam bebas dari tanggung jawab terhadap perjanjian dengan kaum musyrikin
1. (Inilah pernyataan)
pemutusan hubungan dari Allah dan RasulNya (yang dihadapkan) kepada orang-orang
musyrikin yang kamu (kaum muslimin) telah mengadakan perjanjian (dengan
mereka).
2. Maka berjalanlah kamu
(kaum musyrikin) di muka bumi selama empat bulan dan ketahuilah bahawa
sesungguhnya kamu tidak akan dapat melemahkan Allah, dan sesungguhnya Allah
menghinakan orang-orang kafir[627].
[627]. Sebelum turunnya ayat ini ada
perjanjian damai antara Nabi Muhammad s.a.w. dengan orang-orang musyrikin. Di
antara isi perjanjian itu adalah tidak ada peperangan antara Nabi Muhammad
s.a.w. dengan orang-orang musyrikin, dan bahawa kaum muslimin dibolehkan
berhaji ke Mekah dan tawaf di Kaabah. Allah SWT membatalkan perjanjian itu dan
mengizinkan kepada kaum muslimin memerangi kembali. Maka turunlah ayat ini dan
kaum musyrikin diberikan kesempatan empat bulan lamanya di tanah Arab untuk
memperkuat diri.
3. Dan
(inilah) suatu permakluman daripada Allah dan RasulNya kepada umat manusia pada
hari haji akbar[628] bahawa sesungguhnya Allah dan RasulNya
berlepas diri dari orang-orang musyrikin. Kemudian jika kamu (kaum musyrikin)
bertaubat, maka bertaubat itu lebih baik bagimu; dan jika kamu berpaling, maka
ketahuilah bahawa sesungguhnya kamu tidak dapat melemahkan Allah. Dan
beritakanlah kepada orang-orang kafir (bahawa mereka akan mendapat) siksa yang
pedih.
[628]. Berbeza pendapat antara
mufassirin (ahli tafsir) tentang yang dimaksud dengan haji akbar, ada yang
mengatakan hari Nahar, ada yang mengatakan hari Arafah. Yang dimaksud dengan
haji akbar di sini adalah haji yang terjadi pada tahun ke-9 hijrah.
4. kecuali orang-orang
musyrikin yang kamu telah mengadakan perjanjian (dengan mereka) dan mereka
tidak mengurangi sesuatupun (dari isi perjanjian)mu dan tidak (pula) mereka
membantu seseorang yang memusuhi kamu, maka terhadap mereka itu penuhilah
janjinya sampai batas waktunya[629]. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertaqwa.
[629]. Maksud yang diberi tangguh
empat bulan itu ialah: mereka yang memungkiri janji mereka dengan Nabi Muhammad
SAW. Adapun mereka yang tidak memungkiri janjinya maka perjanjian itu
diteruskan sampai berakhir masa yang ditentukan dalam perjanjian itu. Sesudah
berakhir masa itu, maka tiada lagi perdamaian dengan orang-orang musyrikin.
Pengumuman
perang terhadap musyrikin
5. Apabila sudah habis
bulan-bulan Haram itu[630], maka bunuhlah orang-orang
musyrikin itu di mana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah
mereka dan intailah di tempat pengintaian. Jika mereka bertaubat dan mendirikan
solat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan[631].
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi maha Penyayang.
[630]. Yang dimaksud dengan bulan
Haram di sini ialah: masa 4 bulan yang diberi tangguh kepada kamu musyrikin
itu, iaitu mulai tanggal 10 Zulhijjah (hari turunnya ayat ini) sampai dengan 10
Rabi'ul akhir.
[631]. Maksudnya: terjamin keamanan
mereka.
6. Dan jika seorang di antara
orang-orang musyrikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia
supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian hantarkanlah ia ke tempat
yang aman baginya. Demikian itu disebabkan mereka kaum yang tidak mengetahui.
Sebab-sebab
Perjanjian damai dibatalkan
7. Bagaimana boleh ada
perjanjian (aman) dari sisi Allah dan RasulNya dengan orang-orang musyrikin,
kecuali orang-orang yang kamu telah mengadakan perjanjian (dengan mereka) di
dekat Masjidil haraam[632]? maka selama mereka berlaku lurus
terhadapmu, hendaklah kamu berlaku lurus (pula) terhadap mereka. Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.
632]. Yang dimaksud dengan dekat
Masjidilharam ialah: Al-Hudaibiyah, suatu tempat yang terletak dekat Mekah
di jalan ke Madinah. Pada tempat itu Nabi Muhammad SAW mengadakan perjanjian
gencatan senjata dengan kaum musyrikin dalam masa 10 tahun.
8. Bagaimana boleh (ada
perjanjian dari sisi Allah dan RasulNya dengan orang-orang musyrikin), padahal
jika mereka memperoleh kemenangan terhadap kamu, mereka tidak memelihara
hubungan kekerabatan terhadap kamu dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian.
Mereka menyenangkan hatimu dengan mulutnya, sedang hatinya menolak. Dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik (tidak menepati perjanjian).
9. Mereka menukarkan
ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit, lalu mereka menghalangi (manusia)
dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka kerjakan itu.
10. Mereka tidak
memelihara (hubungan) kerabat terhadap orang-orang mukmin dan tidak (pula
mengindahkan) perjanjian. Dan mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.
11. Jika mereka
bertaubat, mendirikan solat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah
saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang
mengetahui.
12. Jika mereka merosak
sumpah (janji)nya sesudah mereka berjanji, dan mereka mencerca agamamu, maka
perangilah pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu, kerana sesungguhnya mereka
itu adalah orang-orang (yang tidak dapat dipegang) janjinya, agar supaya mereka
berhenti.
13. Mengapakah kamu
tidak memerangi orang-orang yang merosak sumpah (janjinya), padahal mereka
telah keras kemahuannya untuk mengusir Rasul dan merekalah yang pertama mulai
memerangi kamu? Mengapakah kamu takut kepada mereka padahal Allah-lah yang
berhak untuk kamu takuti, jika kamu benar-benar orang yang beriman.
14. Perangilah mereka, nescaya
Allah akan menghancurkan mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah
akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati
orang-orang yang beriman.
15. dan menghilangkan
panas hati orang-orang mukmin. Dan Allah menerima taubat orang yang
dikehendakiNya. Allah maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Ujian
keimanan
16. Apakah kamu mengira bahawa kamu
akan dibiarkan, sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang
yang berjihad di antara kamu dan tidak mengambil menjadi teman yang setia
selain Allah, RasulNya dan orang-orang yang beriman. Dan Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan.
Orang-orang
yang layak memakmurkan masjid
17. Tidaklah pantas
orang-orang musyrik itu memakmurkan masjid-masjid Allah, sedang mereka mengakui
bahawa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan
mereka kekal di dalam neraka.
18. Hanya yang
memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan
Hari kemudian, serta tetap mendirikan solat, menunaikan zakat dan tidak takut
(kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang
diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.
19. Apakah (orang-orang)
yang memberi minuman orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus
Masjidilharam kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan
hari kemudian serta bejihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah;
dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim[633].
[633]. Ayat ini diturunkan untuk
membantah anggapan bahawa memberi minum para haji dan mengurus masjidilharam
lebih utama dari beriman kepada Allah serta berhijrah di jalan Allah.
20. orang-orang yang
beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan
diri mereka, adalah lebih tinggi darjatnya di sisi Allah; dan itulah
orang-orang yang mendapat kemenangan.
21. Tuhan mereka menggembirakan
mereka dengan memberikan rahmat dari padaNya, keredhaan dan surga, mereka
memperoleh di dalamnya kesenangan yang kekal,
22. mereka kekal di
dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.
23. Hai orang-orang
beriman, janganlah kamu jadikan bapa-bapa dan saudara-saudaramu menjadi
wali(mu), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di
antara kamu yang menjadikan mereka wali, maka mereka itulah orang-orang yang
zalim.
24. Katakanlah:
"jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum
keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu kuatiri
kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari
Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalanNya, maka tunggulah sampai Allah
mendatangkan keputusanNya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang fasik.
Umat
Islam mendapat kemenangan dalam pelbagai pertempuran
25. Sesungguhnya Allah
telah menolong kamu (hai para mukminin) di medan peperangan yang banyak, dan
(ingatlah) peperangan Hunain, iaitu di waktu kamu menjadi congkak kerana
banyaknya jumlah (mu), maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat
kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu,
kemudian kamu lari ke belakang dengan bercerai-berai.
26. Kemudian Allah
menurunkan ketenangan kepada RasulNya dan kepada orang-orang yang beriman, dan
Allah menurunkan bala tentera yang kamu tiada melihatnya, dan Allah menimpakan
bencana kepada orang-orang yang kafir, dan demikianlah pembalasan kepada
orang-orang yang kafir.
27. Sesudah itu Allah
menerima taubat dari orang-orang yang dikehendakiNya. Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.
28. Hai orang-orang yang
beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis[634],
maka janganlah mereka mendekati Masjidilharam[635] sesudah
tahun ini[636]. Dan jika kamu kuatir menjadi miskin[637],
maka Allah nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari kurniaNya, jika Dia
menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
[634]. Maksudnya: jiwa musyrikin itu
dianggap kotor, kerana menyekutukan Allah.
[635]. Maksudnya: tidak dibenarkan mengerjakan haji dan umrah. Menurut pendapat sebagian mufassirin yang lain, ialah kaum musyrikin itu tidak boleh masuk daerah haram baik untuk keperluan haji dan umrah atau untuk keperluan yang lain.
[636]. Maksudnya setelah tahun 9 hijrah.
[635]. Maksudnya: tidak dibenarkan mengerjakan haji dan umrah. Menurut pendapat sebagian mufassirin yang lain, ialah kaum musyrikin itu tidak boleh masuk daerah haram baik untuk keperluan haji dan umrah atau untuk keperluan yang lain.
[636]. Maksudnya setelah tahun 9 hijrah.
[637]. Kerana tidak membenarkan orang
musyrikin mengerjakan haji dan umrah, kerana pencaharian
orang-orang muslim boleh jadi berkurang.
29. Perangilah
orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari
kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan
RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (iaitu
orang-orang) yang diberikan al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar
jizyah[638] dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.
[638]. Jizyah ialah pajak per
kepala yang dipungut oleh pemerintah Islam dari orang-orang yang bukan Islam,
sebagai imbangan bagi keamanan diri mereka.
30. Orang-orang Yahudi
berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata:
"Al Masih itu putera Allah." Demikianlah itu ucapan mereka dengan
mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati
Allah mereka, bagaimana mereka sampai berpaling?
31. Mereka menjadikan
orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah[639]
dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Mariam, padahal mereka hanya
disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain
Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.
[639]. Maksudnya: mereka mematuhi
ajaran-ajaran orang-orang alim dan rahib-rahib mereka dengan membabi buta,
biarpun orang-orang alim dan rahib-rahib itu menyuruh membuat maksiat atau
mengharamkan yang halal.
32. Mereka berkehendak
memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan- ucapan) mereka, dan Allah
tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang yang
kafir tidak menyukai.
33. Dialah yang telah
mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (al-Quran) dan agama yang benar
untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak
menyukai.
34. Hai orang-orang yang
beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan
rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan
mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang
menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah
kepada mereka, (bahawa mereka akan mendapat) siksa yang pedih,
35. pada hari dipanaskan
emas perak itu dalam neraka jahanam, lalu dibakar dengannya dahi mereka,
lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta
bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat
dari) apa yang kamu simpan itu."
Bulan-bulan
yang dihormati
36. Sesungguhnya
bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di
waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram[640].
Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri[641]
kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya
sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahawasanya Allah
beserta orang-orang yang bertakwa.
[640]. Lihat no. [119]. Maksudnya
antara lain ialah: bulan haram (bulan Zulkaidah,
ulhijjah, Muharram dan Rajab), tanah
haram (Mekah) dan Ihram.
[641]. Maksudnya janganlah kamu
menganiaya dirimu dengan mengerjakan perbuatan yang dilarang, seperti melanggar
kehormatan bulan itu dengan mengadakan peperangan.
37. Sesungguhnya
mengundur-undurkan bulan haram itu[642] adalah menambah
kekafiran. Disesatkan orang-orang yang kafir dengan mengundur-undurkan itu,
mereka menghalalkannya pada suatu tahun dan mengharamkannya pada tahun yang
lain, agar mereka dapat mempersesuaikan dengan bilangan yang Allah
mengharamkannya, maka mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah. (Syaitan)
menjadikan mereka memandang perbuatan mereka yang buruk itu. Dan Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.
[642]. Muharam, Rajab, Zulqaedah dan
Zulhijjah adalah bulan-bulan yang dihormati dan dalam bulan-bulan tersebut
tidak boleh diadakan peperangan. Tetapi peraturan ini dilanggar oleh mereka
dengan mengadakan peperangan di bulan Muharam, dan menjadikan bulan Safar
sebagai bulan yang dihormati untuk pengganti bulan Muharam itu. Sekalipun bilangan
bulan-bulan yang disucikan iaitu, empat bulan juga. Tetapi dengan perbuatan
itu, tata tertib di Jazirah Arab menjadi kacau dan lalu lintas perdagangan
terganggu.
KISAH
PERANG TABUK
Perintah
untuk berjihad
38. Hai orang-orang yang
beriman, apakah sebabnya bila dikatakan kepadamu: "Berangkatlah (untuk
berperang) pada jalan Allah" kamu merasa berat dan ingin tinggal di
tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di
akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan)
di akhirat hanyalah sedikit.
39. Jika kamu tidak
berangkat untuk berperang, nescaya Allah menyiksa kamu dengan siksa yang pedih
dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi
kemudaratan kepadaNya sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
40. Jikalau kamu tidak
menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (iaitu) ketika
orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia
salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia
berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah
beserta kita." Maka Allah menurunkan keteranganNya kepada (Muhammad) dan
membantunya dengan tentera yang kamu tidak melihatnya, dan al-Quran menjadikan
orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi.
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana[643].
[643]. Maksudnya: orang-orang kafir
telah sepakat hendak membunuh Nabi SAW, maka Allah s.w.t. memberitahukan maksud
jahat orang-orang kafir itu kepada Nabi SAW. Karena itu maka beliau keluar
dengan ditemani oleh Abu Bakar dari Mekah dalam perjalanannya ke Madinah beliau
bersembunyi di suatu gua di bukit Tsur.
41. Berangkatlah kamu
baik dalam keadaan merasa ringan mahupun berat, dan berjihadlah kamu dengan
harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu,
jika kamu mengetahui.
42. Kalau yang kamu
serukan kepada mereka itu keuntungan yang mudah diperoleh dan perjalanan yang
tidak seberapa jauh, pastilah mereka mengikutimu, tetapi tempat yang dituju itu
amat jauh terasa oleh mereka. Mereka akan bersumpah dengan (nama) Allah:
"Jikalau kami sanggup tentulah kami berangkat bersama-samamu." Mereka
membinasakan diri mereka sendiri[644] dan Allah mengetahui
bahawa sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta.
[644]. Maksudnya mereka akan binasa
disebabkan sumpah mereka yang palsu.
43. Semoga Allah
memaafkanmu. Mengapa kamu memberi izin kepada mereka (untuk tidak pergi
berperang), sebelum jelas bagimu orang-orang yang benar (dalam keuzurannya) dan
sebelum kamu ketahui orang-orang yang berdusta?
Hanya
orang munafiklah yang tidak mahu berperang
44. Orang-orang yang
beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin kepadamu untuk
tidak ikut berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui
orang-orang yang bertakwa.
45. Sesungguhnya yang
akan meminta izin kepadamu, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada
Allah dan hari kemudian, dan hati mereka ragu-ragu, kerana itu mereka selalu
bimbang dalam keraguannya.
46. Dan jika mereka mahu
berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi
Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, maka Allah melemahkan keinginan
mereka. dan dikatakan kepada mereka: "Tinggallah kamu bersama orang-orang
yang tinggal itu."
47. Jika mereka
berangkat bersama-sama kamu, nescaya mereka tidak menambah kamu selain dari kerosakkan
belaka, dan tentu mereka akan bergegas maju ke muka di celah-celah barisanmu,
untuk mengadakan kekacauan di antara kamu; sedang di antara kamu ada
orang-orang yang amat suka mendengarkan perkataan mereka. Dan Allah mengetahui
orang-orang yang zalim.
48. Sesungguhnya dari
dahulupun mereka telah mencari-cari kekacauan dan mereka mengatur pelbagai
macam tipu daya untuk (merosakkan)mu, hingga datanglah kebenaran (pertolongan
Allah) dan menanglah agama Allah, padahal mereka tidak menyukainya.
49. Di antara mereka ada
orang yang berkata: "Berilah saya keizinan (tidak pergi berperang) dan
janganlah kamu menjadikan saya terjerumus dalam fitnah." Ketahuilah bahawa
mereka telah terjerumus ke dalam fitnah[645]. Dan
sesungguhnya Jahanam itu benar-benar meliputi orang-orang yang kafir.
[645]. Ada beberapa orang munafik yang
tidak mahu pergi berperang ke Tabuk (daerah kekuasaan Rumawi) dengan berdalih kuatir
akan tergoda oleh wanita-wanita Romawi, berhubung dengan itu turunlah ayat ini
untuk membukakan rahsia mereka dan menjelaskan bahawa keengganan mereka pergi
berperang itu adalah kerana kelemahan iman mereka dan itu adalah suatu fitnah.
50. Jika kamu mendapat
suatu kebaikan, mereka menjadi tidak senang kerananya; dan jika kamu ditimpa
oleh sesuatu bencana, mereka berkata: "Sesungguhnya kami sebelumnya telah
memperhatikan urusan kami (tidak pergi perang)" dan mereka berpaling
dengan rasa gembira.
51. Katakanlah:
"Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan
Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang
yang beriman harus bertawakal."
52. Katakanlah:
"tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi kami, kecuali salah satu dari dua
kebaikan[646]. Dan Kami menunggu-nunggu bagi kamu bahawa
Allah akan menimpakan kepadamu azab (yang besar) dari sisiNya. Sebab itu
tunggulah, sesungguhnya kami menunggu-nunggu bersamamu."
[646]. Iaitu mendapat kemenangan atau
mati syahid.
53. Katakanlah:
"Nafkahkanlah hartamu, baik dengan sukarela ataupun dengan terpaksa, namun
nafkah itu sekali-kali tidak akan diterima dari kamu. Sesungguhnya kamu adalah
orang-orang yang fasik.
54. Dan tidak ada yang
menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan kerana
mereka kafir kepada Allah dan RasulNya dan mereka tidak mengerjakan solat,
melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan
dengan rasa enggan.
55. Maka janganlah harta
benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki
dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam
kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam
keadaan kafir.
56. Dan mereka
(orang-orang munafik) bersumpah dengan (nama) Allah, bahawa sesungguhnya mereka
termasuk golonganmu; padahal mereka bukanlah dari golonganmu, akan tetapi
mereka adalah orang-orang yang sangat takut (kepadamu).
57. Jikalau mereka
memperoleh tempat perlindunganmu atau gua-gua atau lubang-lubang (dalam tanah)
nescaya mereka pergi kepadanya dengan secepat-cepatnya.
Sikap
orang munafik terhadap pembagian sedekah
58. Dan di antara mereka
ada orang yang mencelamu tentang (distribusi) zakat; jika mereka diberi
sebahagian dari padanya, mereka bersenang hati, dan jika mereka tidak diberi
sebahagian dari padanya, dengan serta merta mereka menjadi marah.
59. Jikalau mereka
sungguh-sungguh redha dengan apa yang diberikan Allah dan RasulNya kepada
mereka, dan berkata: "Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan sebahagian
dari kurniaNya dan demikian (pula) RasulNya, sesungguhnya kami adalah
orang-orang yang berharap kepada Allah," (tentulah yang demikian itu lebih
baik bagi mereka).
Ketentuan
pembagian zakat
60. Sesungguhnya
zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin,
pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk
mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan
Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana[647].
[647]. Yang berhak menerima zakat
ialah:
1.
Orang fakir: orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan
tenaga untuk memenuhi penghidupannya.
2.
Orang miskin: orang yang tidak cukup penghidupannya dan dalam keadaan
kekurangan.
3.
Pengurus zakat: orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan dan membagikan
zakat.
4.
Muallaf: orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang yang baru masuk
Islam yang imannya masih lemah.
5.
Memerdekakan budak: mencakup juga untuk melepaskan muslim yang ditawan oleh
orang-orang kafir.
6.
Orang berhutang: orang yang berhutang kerana untuk kepentingan yang bukan
maksiat dan tidak sanggup membayarnya. Adapun orang yang berhutang untuk
memelihara persatuan umat Islam dibayar hutangnya itu dengan zakat, walaupun ia
mampu membayarnya.
7.
Pada jalan Allah (sabilillah): iaitu untuk keperluan pertahanan Islam dan kaum
muslimin. Di antara mufasirin ada yang berpendapat bahawa fisabilillah itu
mencakup juga kepentingan-kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah
sakit dan lain-lain.
8.
Orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat mengalami kesengsaraan
dalam perjalanannya.
61. Di antara mereka (orang-orang
munafik) ada yang menyakiti Nabi dan mengatakan: "Nabi mempercayai semua
apa yang didengarnya." Katakanlah: "Ia mempercayai semua yang baik
bagi kamu, ia beriman kepada Allah, mempercayai orang-orang mukmin, dan menjadi
rahmat bagi orang-orang yang beriman di antara kamu." Dan orang-orang yang
menyakiti Rasulullah itu, bagi mereka azab yang pedih.
Tuduhan-tuduhan
orang munafik terhadap Nabi
62. Mereka bersumpah
kepada kamu dengan (nama) Allah untuk mencari keridhaanmu, padahal Allah dan
RasulNya itulah yang lebih patut mereka cari keridhaannya jika mereka adalah
orang-orang yang mukmin.
63. Tidaklah mereka
(orang-orang munafik itu) mengetahui bahawasanya barangsiapa menentang Allah
dan RasulNya, maka sesungguhnya nerakan jahanamlah baginya, kekal mereka di
dalamnya. Itu adalah kehinaan yang besar.
64. Orang-orang yang
munafik itu takut akan diturunkan terhadap mereka sesuatu surah yang
menerangkan apa yang tersembunyi dalam hati mereka. Katakanlah kepada mereka:
"Teruskanlah ejekan-ejekanmu (terhadap Allah dan rasulNya)." Sesungguhnya
Allah akan menyatakan apa yang kamu takuti itu.
65. Dan jika kamu
tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka
akan menjawab, "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main
saja." Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya
kamu selalu berolok-olok?"
66. Tidak usah kamu minta maaf, kerana kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat), nescaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.
Hasutan-hasutan
orang-orang munafik dan ancaman Allah kepada mereka
67. Orang-orang munafik
lelaki dan perempuan. sebahagian dengan sebahagian yang lain adalah sama,
mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang makruf dan mereka
menggenggamkan tangannya[648]. Mereka telah lupa kepada
Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah
orang-orang yang fasik.
[648]. Maksudnya: berlaku kikir
68. Allah mengancam
orang-orang munafik lelaki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka
Jahanam, mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Allah
melaknati mereka, dan bagi mereka azab yang kekal.
69. (keadaan kamu hai
orang-orang munafik dan musyrikin) adalah seperti keadaan orang-orang sebelum
kamu, mereka lebih kuat daripada kamu, dan lebih banyak harta dan anak-anaknya
dari kamu. Maka mereka telah menikmati bahagian mereka, dan kamu telah
menikmati bahagian kamu sebagaimana orang-orang yang sebelummu menikmati bahagiannya,
dan kamu mempercakapkan (hal yang batil) sebagaimana mereka mempercakapkannya.
Mereka itu amalannya menjadi sia-sia di dunia dan di akhirat; dan mereka itulah
orang-orang yang merugi.
70. Belumkah datang
kepada mereka berita penting tentang orang-orang yang sebelum mereka, (iaitu)
kaum Nuh, 'Aad, Tsamud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan dan negeri-negeri yang
telah musnah?[649]. Telah datang kepada mereka rasul-rasul
dengan membawa keterangan yang nyata, maka Allah tidaklah sekali-kali
menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.
[649]. 'Aad adalah kaum Nabi Hud,
Tsamud ialah kaum Nabi Shaleh; penduduk Madyan ialah kaum Nabi Syu'aib, dan
penduduk negeri yang telah musnah adalah kaum Nabi Luth a.s.
Ajaran
kepada orang-orang mukmin dan janji Allah terhadap mereka
71. Dan orang-orang yang
beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi
sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang makruf, mencegah dari
yang munkar, mendirikan solat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan
RasulNya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.
72. Allah menjanjikan
kepada orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan, (akan mendapat) syurga yang di
bawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat)
tempat-tempat yang bagus di syurga 'Adn. Dan keredhaan Allah adalah lebih
besar; itu adalah keberuntungan yang besar.
Keharusan
bersikap tegas terhadap orang-orang kafir dan munafik
73. Hai Nabi,
berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan
bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah jahanam. Dan itu adalah
tempat kembali yang seburuk-buruknya.
74. Mereka (orang-orang
munafik itu) bersumpah dengan (nama) Allah, bahawa mereka tidak mengatakan
(sesuatu yang menyakitimu). Sesungguhnya mereka telah mengucapkan perkataan
kekafiran, dan telah menjadi kafir sesudah Islam dan mengingini apa yang mereka
tidak dapat mencapainya[650], dan mereka tidak mencela (Allah
dan RasulNya), kecuali kerana Allah dan RasulNya telah melimpahkan kurniaNya
kepada mereka. Maka jika mereka bertaubat, itu adalah lebih baik bagi mereka,
dan jika mereka berpaling, nescaya Allah akan mengazab mereka dengan azab yang
pedih di dunia dan akhirat; dan mereka sekali-kali tidaklah mempunyai pelindung
dan tidak (pula) penolong di muka bumi.
[650]. Maksudnya: mereka ingin
membunuh Nabi Muhammad s.a.w.
Ikrar
orang munafik tak dapat dipercayai
75. Dan di antara mereka
ada orang yang telah berikrar kepada Allah: "Sesungguhnya jika Allah
memberikan sebahagian kurniaNya kepada kami, pastilah kami akan bersedekah dan
pastilah kami termasuk orang-orang yang soleh.
76. Maka setelah Allah
memberikan kepada mereka sebahagian dari kurniaNya, mereka kikir dengan kurnia
itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi
(kebenaran).
77. Maka Allah
menimbulkan kemunafikan pada hati mereka sampai kepada waktu mereka menemui
Allah, kerana mereka telah memungkiri terhadap Allah apa yang telah mereka
ikrarkan kepadaNya dan juga kerana mereka selalu berdusta.
78. Tidaklah mereka tahu
bahawasanya Allah mengetahui rahsia dan bisikan mereka, dan bahawasanya Allah
amat mengetahui segala yang ghaib.
Kemunafikan
adalah dosa yang tidak diampuni Allah
79. (Orang-orang munafik
itu) iaitu orang-orang yang mencela orang-orang mukmin yang memberi sedekah
dengan sukarela dan (mencela) orang-orang yang tidak memperoleh (untuk
disedekahkan) selain sekadar kesanggupannya, maka orang-orang munafik itu
menghina mereka. Allah akan membalas penghinaan mereka itu, dan untuk mereka
azab yang pedih.
80. Kamu memohonkan
ampun bagi mereka atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka (adalah sama
saja). Kendatipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali, namun
Allah sekali-kali tidak akan memberi ampunan kepada mereka. Yang demikian itu
adalah kerana mereka kafir kepada Allah dan RasulNya. Dan Allah tidak memberi
petunjuk kepada kaum yang fasik.
Keadaan
orang-orang munafik yang tidak mahu berjihad
81. Orang-orang yang
ditinggalkan (tidak ikut perang) itu, merasa gembira dengan tinggalnya mereka
di belakang Rasulullah, dan mereka tidak suka berjihad dengan harta dan jiwa
mereka pada jalan Allah dan mereka berkata: "Janganlah kamu berangkat
(pergi berperang) dalam panas terik ini." Katakanlah: "Api neraka
jahanam itu lebih sangat panas(nya)" jika mereka mengetahui.
82. Maka hendaklah
mereka tertawa sedikit dan menangis banyak, sebagai pembalasan dari apa yang
selalu mereka kerjakan.
83. Maka jika Allah
mengembalikanmu kepada suatu golongan dari mereka, kemudian mereka minta izin
kepadamu untuk keluar (pergi berperang), maka Katakanlah: "Kamu tidak
boleh keluar bersamaku selama-lamanya dan tidak boleh memerangi musuh
bersamaku. Sesungguhnya kamu telah rela tidak pergi berperang kali yang
pertama. Kerana itu duduklah bersama orang-orang yang tidak ikut
berperang."[651]
[651]. Setelah Nabi Muhammad SAW
selesai dari peperangan Tabuk dan kembali ke Madinah dan bertemu segolongan
orang-orang munafik yang tidak ikut perang, lalu mereka minta izin kepadanya
untuk ikut berperang, maka Nabi Muhammad s.a.w. dilarang oleh Allah untuk
mengabulkan permintaan mereka, kerana mereka dari semula tidak mahu ikut
berperang.
Larangan
menyembahyangkan jenazah orang munafik
84. Dan janganlah kamu
sekali-kali menyembahyangkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka, dan
janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir
kepada Allah dan RasulNya dan mereka mati dalam keadaan fasik.
85. Dan janganlah harta
benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki akan
mengazab mereka di dunia dengan harta dan anak-anak itu dan agar melayang nyawa
mereka, dalam keadaan kafir.
Keengganan
orang munafik untuk berjihad dan pahala orang yang berjihad
86. Dan apabila
diturunkan suatu surat (yang memerintahkan kepada orang munafik itu):
"Berimanlah kamu kepada Allah dan berjihadlah beserta RasulNya", nescaya
orang-orang yang sanggup di antara mereka meminta izin kepadamu (untuk tidak
berjihad) dan mereka berkata: "Biarkanlah kami berada bersama orang-orang
yang duduk"[652].
[652]. Maksudnya: orang-orang yang
tidak ikut berperang.
87. Mereka rela berada
bersama orang-orang yang tidak berperang[653], dan hati
mereka telah dikunci mati maka mereka tidak mengetahui (kebahagiaan beriman dan
berjihad).
[653]. Maksudnya: wanita-wanita,
anak-anak, orang-orang lemah, orang-orang yang sakit dan orang-orang yang sudah
tua.
88. Tetapi Rasul dan
orang-orang yang beriman bersama dia, mereka berjihad dengan harta dan diri
mereka. Dan mereka itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan, dan mereka
itulah orang-orang yang beruntung.
89. Allah telah
menyediakan bagi mereka syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka
kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.
90. Dan datang (kepada
Nabi) orang-orang yang mengemukakan 'uzur, iaitu orang-orang Arab Baswi agar
diberi izin bagi mereka (untuk tidak berjihad), sedang orang-orang yang
mendustakan Allah dan RasulNya, duduk berdiam diri saja. Kelak orang-orang yang
kafir di antara mereka itu akan ditimpa azab yang pedih.
Uzur-uzur
syarak untuk tidak berjihad
91. Tiada dosa (lantaran
tidak pergi berjihad) atas orang-orang yang lemah, orang-orang yang sakit dan
atas orang-orang yang tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan, apabila
mereka berlaku ikhlas kepada Allah dan RasulNya. Tidak ada jalan sedikitpun
untuk menyalahkan orang-orang yang berbuat baik. Dan Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang,
92. dan tiada (pula)
berdosa atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu, supaya kamu
memberi mereka kenderaan, lalu kamu berkata: "Aku tidak memperoleh kenderaan
untuk membawamu." lalu mereka kembali, sedang mata mereka bercucuran air
mata kerana kesedihan, lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka
nafkahkan[654].
[654]. Maksudnya: mereka bersedih hati
kerana tidak mempunyai harta yang akan dibelanjakan dan kenderaan untuk membawa
mereka pergi berperang.
93. Sesungguhnya jalan
(untuk menyalahkan) hanyalah terhadap orang-orang yang meminta izin kepadamu,
padahal mereka itu orang-orang kaya. Mereka rela berada bersama orang-orang
yang tidak ikut berperang dan Allah telah mengunci mati hati mereka, maka
mereka tidak mengetahui (akibat perbuatan mereka).
94. Mereka (orang-orang
munafik) mengemukakan 'uzurnya kepadamu, apabila kamu telah kembali kepada
mereka (dari medan perang). Katakanlah: "Janganlah kamu mengemukakan
'uzur; kami tidak percaya lagi kepadamu, (kerana) sesungguhnya Allah telah memberitahukan
kepada kami beritamu yang sebenarnya. Dan Allah serta RasulNya akan melihat
pekerjaanmu, kemudian kamu dikembalikan kepada Yang mengetahui yang ghaib dan
yang nyata, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
95. Kelak mereka akan
bersumpah kepadamu dengan nama Allah, apabila kamu kembali kepada mereka,
supaya kamu berpaling dari mereka[655]. Maka berpalinglah
dari mereka; kerana sesungguhnya mereka itu adalah najis dan tempat mereka
jahanam; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.
[655]. Maksudnya: tidak mencela
mereka.
96. Mereka akan bersumpah kepadamu,
agar kamu redha kepada mereka. Tetapi jika sekiranya kamu redha kepada mereka,
sesungguhnya Allah tidak redha kepada orang-orang yang fasik itu.
97. Orang-orang Arab
Badwi itu[656], lebih sangat kekafiran dan kemunafikannya,
dan lebih wajar tidak mengetahui hukum-hukum yang diturunkan Allah kepada
RasulNya. Dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
[656]. orang-orang Badwi ialah
orang-orang Arab yang berdiam di padang pasir yang hidupnya selalu
berpindah-pindah.
98. Di antara
orang-orang Arab Badwi itu ada orang yang memandang apa yang dinafkahkannya (di
jalan Allah), sebagi suatu kerugian, dan dia menanti-nanti mara bahaya
menimpamu, merekalah yang akan ditimpa mara bahaya. Dan Allah Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui.
99. Di antara
orang-orang Arab Badwi itu ada orang yang beriman kepada Allah dan hari
kemudian, dan memandang apa yang dinafkahkannya (di jalan Allah) itu, sebagai
jalan untuk mendekatkannya kepada Allah dan sebagai jalan untuk memperoleh doa
Rasul. Ketahuilah, sesungguhnya nafkah itu adalah suatu jalan bagi mereka untuk
mendekatkan diri (kepada Allah). Kelak Allah akan memasukan mereka ke dalam
rahmat (syurga)Nya; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
100. Orang-orang yang
terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan
anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah redha kepada
mereka dan merekapun redha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka syurga-syurga
yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di
dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.
101. Di antara
orang-orang Arab Badwi yang di sekelilingmu[657] itu, ada
orang-orang munafik; dan (juga) di antara penduduk Madinah. Mereka keterlaluan
dalam kemunafikannya. Kamu (Muhammad) tidak mengetahui mereka, (tetapi) Kamilah
yang mengetahui mereka. Nanti mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka
akan dikembalikan kepada azab yang besar.
[657]. Maksudnya: orang-orang Badwi
yang berdiam di sekitar Madinah.
102. Dan (ada pula)
orang-orang lain yang mengakui dosa-dosa mereka, mereka mencampurbaurkan
pekerjaan yang baik dengan pekerjaan lain yang buruk. Mudah-mudahan Allah
menerima taubat mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi maha Penyayang.
Keharusan
penguasa memungut zakat
103. Ambillah zakat dari
sebahagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan[658]
dan mensucikan[659] mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui
[658]. Maksudnya: zakat itu
membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang berlebih-lebihan kepada harta
benda
[659]. Maksudnya: zakat itu
menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka dan memperkembangkan harta
benda mereka.
104. Tidaklah mereka
mengetahui, bahawasanya Allah menerima taubat dari hamba-hambaNya dan menerima
zakat dan bahawasanya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
105. Dan Katakanlah:
"Bekerjalah kamu, maka Allah dan RasulNya serta orang-orang mukmin akan
melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang
Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakanNya kepada kamu apa
yang telah kamu kerjakan.
106. Dan ada (pula)
orang-orang lain yang ditangguhkan sampai ada keputusan Allah; adakalanya Allah
akan mengazab mereka dan adakalanya Allah akan menerima taubat mereka. Dan
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Keharusan
waspada terhadap tipu muslihat orang yang mempergunakan masjid sebagai alatnya
107. Dan (di antara
orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk
menimbulkan kemudaratan (pada orang-orang mukmin), untuk kekafiran dan untuk
memecah belah antara orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang
yang telah memerangi Allah dan RasulNya sejak dahulu[660].
Mereka Sesungguhnya bersumpah: "Kami tidak menghendaki selain
kebaikan." Dan Allah menjadi saksi bahawa sesungguhnya mereka itu adalah
pendusta (dalam sumpahnya).
[660]. Yang dimaksudkan dengan orang
yang telah memerangi Allah dan RasulNya sejak dahulu ialah seorang pendeta
Nasrani bernama Abu 'Amir, yang mereka tunggu-tunggu kedatangannya dari Syria
untuk bersembahyang di masjid yang mereka dirikan itu, serta membawa tentera
Romawi yang akan memerangi kaum muslimin. Akan tetapi kedatangan Abu 'Amir ini
tidak jadi kerana ia mati di Syria. Dan masjid yang didirikan kaum munafik itu
diruntuhkan atas perintah Rasulullah s.a.w. berkenaan dengan wahyu yang diterimanya
sesudah kembali dari perang Tabuk.
108. Janganlah kamu bersolat
dalam masjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar
taqwa (masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu solat di
dalamnya. Di dalamnya masjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri.
Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.
109. Maka apakah
orang-orang yang mendirikan masjidnya di atas dasar taqwa kepada Allah dan keredhaan(Nya)
itu yang baik, ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang
yang runtuh, lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dengan dia ke dalam neraka
Jahanam. Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang- orang yang zalim.
110. Bangunan-bangunan
yang mereka dirikan itu sentiasa menjadi pangkal keraguan dalam hati mereka,
kecuali bila hati mereka itu telah hancur[661]. Dan Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
[661]. Maksudnya: Bila perasaan mereka
telah lenyap. Ada pula yang menafsirkan bila mereka tidak dapat taubat lagi.
Penghargaan
Allah terhadap para syuhada'
111. Sesungguhnya Allah
telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan syurga
untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau
terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat,
Injil dan al Quran. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada
Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan
itulah kemenangan yang besar.
112. Mereka itu adalah
orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang melawat[662], yang rukuk, yang sujud,
yang menyuruh berbuat makruf dan mencegah berbuat munkar dan yang memelihara
hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu.
[662]. Maksudnya: melawat untuk
mencari ilmu pengetahuan atau berjihad. Ada pula yang menafsirkan dengan orang
yang berpuasa.
Larangan
memintakan ampun untuk orang musyrik
113. Tiadalah sepatutnya
bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi
orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat
(nya), sesudah jelas bagi mereka, bahawasanya orang-orang musyrik itu adalah
penghuni neraka jahanam.
114. Dan permintaan
ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapanya tidak lain hanyalah kerana
suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapanya itu. Maka, tatkala jelas
bagi Ibrahim bahawa bapanya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim berlepas diri
dari padanya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat lembut hatinya
lagi penyantun.
115. Dan Allah
sekali-kali tidak akan menyesatkan[663] suatu kaum, sesudah
Allah memberi petunjuk kepada mereka sehingga dijelaskanNya kepada mereka apa
yang harus mereka jauhi[664]. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.
[663]. Lihat no. [34]. Disesatkan
Allah bererti: bahawa orang itu sesat berhubung keingkarannya dan tidak mahu
memahami petunjuk-petunjuk Allah. Dalam ayat ini, kerana mereka itu ingkar dan
tidak mahu memahami apa sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai perumpamaan,
maka mereka itu menjadi sesat.
[664]. Maksudnya: seseorang hamba
tidak akan diazab oleh Allah semata-mata kerana kesesatannya, kecuali jika
hamba itu melanggar perintah-perintah yang sudah dijelaskan.
116. Sesungguhnya
kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi. Dia menghidupkan dan mematikan.
Dan sekali-kali tidak ada pelindung dan penolong bagimu selain Allah.
117. Sesungguhnya Allah
telah menerima taubat Nabi, orang-orang muhajirin dan orang-orang anshar yang
mengikuti Nabi dalam masa kesulitan, setelah hati segolongan dari mereka hampir
berpaling, kemudian Allah menerima taubat mereka itu. Sesungguhnya Allah Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang kepada mereka,
118. dan terhadap tiga
orang[665] yang ditangguhkan (penerimaan taubat) mereka,
hingga apabila bumi telah menjadi sempit bagi mereka, padahal bumi itu luas dan
jiwa merekapun telah sempit (pula terasa) oleh mereka, serta mereka telah
mengetahui bahwa tidak ada tempat lari dari (siksa) Allah, melainkan kepadaNya
saja. Kemudian Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam taubatnya.
Sesungguhnya Allah-lah Yang maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
[665]. Iaitu Ka'ab bin Malik, Hilal
bin Umayyah dan Mararah bin Rabi'. Mereka disalahkan kerana tidak ikut
berperang.
119. Hai orang-orang
yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang
yang benar.
120. Tidaklah sepatutnya
bagi penduduk Madinah dan orang-orang Arab Badwi yang berdiam di sekitar
mereka, tidak turut menyertai Rasulullah (berperang) dan tidak patut (pula) bagi
mereka lebih mencintai diri mereka daripada mencintai diri Rasul. Yang demikian
itu ialah kerana mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan dan kelaparan pada
jalan Allah, dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah
orang-orang kafir, dan tidak menimpakan sesuatu bencana kepada musuh, melainkan
dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal soleh.
Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik,
121. dan mereka tiada
menafkahkan suatu nafkah yang kecil dan tidak (pula) yang besar dan tidak
melintasi suatu lembah, melainkan dituliskan bagi mereka (amal soleh pula) kerana
Allah akan memberi balasan kepada mereka yang lebih baik dari apa yang telah
mereka kerjakan.
122. Tidak sepatutnya
bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari
tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam
pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya
apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga
dirinya.
123. Hai orang-orang
yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan
hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahawasanya
Allah bersama orang-orang yang bertaqwa.
124. Dan apabila
diturunkan suatu surah, maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang
berkata: "Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turunnya)
surah ini?" Adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah
imannya, dan mereka merasa gembira.
125. Dan adapun
orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit[666], maka
dengan surah itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya (yang telah
ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir.
[666]. Maksudnya penyakin bathiniyah
seperti kekafiran, kemunafikan, keragu-raguan dan sebagainya.
126. Dan tidaklah mereka
(orang-orang munafik) memperhatikan bahawa mereka diuji[667]
sekali atau dua kali setiap tahun, dan mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak
(pula) mengambil pelajaran?
[667]. Yang dimaksud dengan ujian
disini ialah: musibah-musibah yang menimpa mereka seperti terbukanya rahasia
tipu daya mereka, pengkhianatan mereka dan sifat mereka menyalahi janji.
127. Dan apabila
diturunkan satu surah, sebahagian mereka memandang kepada yang lain (sambil
berkata): "Adakah seorang dari (orang-orang muslimin) yang melihat
kamu?" Sesudah itu merekapun pergi. Allah telah memalingkan hati mereka
disebabkan mereka adalah kaum yang tidak mengerti.
128. Sungguh telah
datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya
penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat
belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.
129. Jika mereka
berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku; tidak
ada Tuhan selain Dia. Hanya kepadaNya aku bertawakal dan Dia adalah Tuhan yang
memiliki 'Arsy yang agung."
Surah
At Taubah mengandung pernyatan pembatalan perjanjian damai pleh Nabi Muhammad
s.a.w. dengan kaum musyrikin, kerana mereka tidak memenuhi syarat-syarat
perjanjian damai pada perjanjian Hudaibiyah. Selanjutnya Surah At Taubah
mengandung hukum peperangan dan perdamaian, hukum kenegaraan, keadaan Nabi
Muhammad s.a.w. di waktu hijrah, dan kewajipan menafkahkan harta dan
orang-orang yang berhak menerimanya.
HUBUNGAN SURAH AT TAUBAH DENGAN SURAH YUNUS
1. Akhir surah At Taubah ditutup dengan menyebutkan tentang risalah Nabi Muhammad s.a.w. dan hal-hal serupa disebutkan pula pada akhir surah Yunus.
2. Surah At Taubah menyebutkan keadaan orang-orang munafik serta menerangkan perbuatan mereka di waktu al Quran diturunkan, sedang surah Yunus menerangkan sikap orang kafir terhadap al Quran.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan