Dengan
nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani
Larangan
bertanya tentang hal yang menyebabkan kemudaratan
101. Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika
diterangkan kepadamu akan menyusahkan kamu dan jika kamu menanyakan di waktu al
Quran itu diturunkan, nescaya akan diterangkan kepadamu, Allah memaafkan (kamu)
tentang hal-hal itu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.
102. Sesungguhnya
telah ada segolongsn manusia sebelum kamu menanyakan hal-hal yang serupa itu
(kepada Nabi mereka), kemudian mereka tidak percaya kepadanya[448].
[448]. Maksudnya: sesudah
diterangkan kepada mereka hukum-hukum yang mereka tanyakan itu, mereka tidak
menaatinya, hal ini menyebabkan mereka menjadi kafir.
103. Allah
sekali-kali tidak pernah mensyariatkan adanya bahiirah[449], saaibah[450], washiilah[451] dan haam[452]. Akan tetapi orang-orang kafir
membuat-buat kedustaan terhadap Allah, dan kebanyakan mereka tidak mengerti.
[449]. Bahiirah: ialah
unta betina yang telah beranak lima kali dan anak kelima itu jantan, lalu unta
betina itu dibelah telinganya, dilepaskan, tidak boleh ditunggangi lagi dan
tidak boleh diambil air susunya.
[450]. Saaibah: ialah unta
betina yang dibiarkan pergi ke mana saja lantaran sesuatu nazar. Seperti, jika
seorang Arab Jahiliyah akan melakukan sesuatu atau perjalanan yang berat, maka
ia biasa bernazar akan menjadikan untanya saaibah bila maksud atau
perjalanannya berhasil dengan selamat.
[451]. Washiilah: seekor
domba betina melahirkan anak kembar yang terdiri dari jantan dan betina, maka
yang jantan ini disebut washiilah, tidak disembelih dan diserahkan kepada
berhala.
[452]. Haam: unta jantan
yang tidak boleh diganggu gugat lagi, kerana telah dapat membuntingkan unta
betina sepuluh kali. Perlakuan terhadap bahiirah, saaibah, washiilah dan haam
ini adalah kepercayaan Arab Jahiliyah.
104. Apabila
dikatakan kepada mereka: "Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan
mengikuti Rasul." Mereka menjawab: "Cukuplah untuk kami apa yang kami
dapati bapa-bapa kami mengerjakannya." Dan apakah mereka itu akan
mengikuti nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui
apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk?
105. Hai
orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan
memberi mudarat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk[453]. Hanya kepada Allah kamu kembali
semuanya, maka Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
[453]. Maksudnya: kesesatan orang
lain itu tidak akan memberi mudarat kepadamu, asal kamu telah mendapat
petunjuk. Tapi tidaklah bererti bahawa orang tidak disuruh berbuat yang makruf
dan mencegah dari yang munkar.
ANJURAN
BERWASIAT DENGAN PERSAKSIAN
106. Hai
orang-orang yang beriman, apabila salah seorang kamu menghadapi kematian,
sedang dia akan berwasiat, maka hendaklah (wasiat itu) disaksikan oleh dua
orang yang adil di antara kamu, atau dua orang yang berlainan agama dengan kamu[454], jika kamu dalam perjalanan di muka
bumi lalu kamu ditimpa bahaya kematian. Kamu tahan kedua saksi itu sesudah solat
(untuk bersumpah), lalu mereka keduanya bersumpah dengan nama Allah, jika kamu
ragu-ragu: "(Demi Allah) kami tidak akan membeli dengan sumpah ini harga
yang sedikit (untuk kepentingan seseorang), walaupun dia karib kerabat, dan
tidak (pula) kami menyembunyikan persaksian Allah; sesungguhnya kami kalau
demikian tentulah termasuk orang-orang yang berdosa."
[454]. Ialah: mengambil orang
lain yang tidak seagama dengan kamu sebagai saksi dibolehkan, bila tidak ada
orang Islam yang akan dijadikan saksi.
107. Jika diketahui
bahawa kedua (saksi itu) membuat dosa[455], maka dua orang yang lain di
antara ahli waris yang berhak yang lebih dekat kepada orang yang meninggal
(memajukan tuntutan) untuk menggantikannya, lalu keduanya bersumpah dengan nama
Allah: "Sesungguhnya persaksian kami labih layak diterima daripada
persaksian kedua saksi itu, dan kami tidak melanggar batas, sesungguhnya kami
kalau demikian tentulah termasuk orang yang menganiaya diri sendiri."
[455]. Maksudnya: melakukan
kecurangan dalam persaksiannya, dan hal ini diketahui setelah ia melakukan
sumpah.
108. Itu lebih
dekat untuk (menjadikan para saksi) mengemukakan persaksiannya menurut apa yang
sebenarnya, dan (lebih dekat untuk menjadikan mereka) merasa takut akan
dikembalikan sumpahnya (kepada ahli waris) sesudah mereka bersumpah[456]. Dan bertakwalah kepada Allah
dan dengarkanlah (perintahNya). Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang
yang fasik.
[456]. Maksud sumpah itu
dikembalikan, ialah saksi-saksi yang berlainan agama itu ditolak dengan
bersumpahnya saksi-saksi yang terdiri dari karib kerabat, atau bererti
orang-orang yang bersumpah itu akan mendapat balasan di dunia dan akhirat, kerana
melakukan sumpah palsu.
SALAH
SATU PERISTIWA DI HARI KIAMAT
109. (Ingatlah),
hari di waktu Allah mengumpulkan para rasul lalu Allah bertanya (kepada
mereka): "Apa jawapan kaummu terhadap (seruan)mu?" Para rasul
menjawab: "Tidak ada pengetahuan kami (tentang itu); sesungguhnya
Engkau-lah yang mengetahui perkara yang ghaib."
BEBERAPA
KISAH TENTANG ISA A.S.
110. (Ingatlah),
ketika Allah mengatakan: "Hai Isa putra Mariam, ingatlah nikmatKu kepadamu
dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus. Kamu dapat
berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan
(ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan
(ingatlah pula) di waktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa
burung dengan izinKu, kemudian kamu meniup kepadanya, lalu bentuk itu menjadi
burung (yang sebenarnya) dengan seizinKu. Dan (ingatlah) di waktu kamu
menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang
berpenyakit sopak dengan seizinKu, dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan
orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizinKu, dan (ingatlah) di waktu
Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu
mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang
kafir di antara mereka berkata: "Ini tidak lain melainkan sihir yang
nyata."
111. Dan
(ingatlah), ketika Aku ilhamkan kepada pengikut Isa yang setia:
"Berimanlah kamu kepadaKu dan kepada rasulKu." Mereka menjawab: Kami
telah beriman dan saksikanlah (wahai rasul) bahawa sesungguhnya kami adalah orang-orang
yang patuh (kepada seruanmu)."
112. (Ingatlah),
ketika pengikut-pengikut Isa berkata: "Hai Isa putera Mariam, sanggupkah
Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?." Isa menjawab:
"Bertakwalah kepada Allah jika kamu betul-betul orang yang beriman."
113. Mereka
berkata: "Kami ingin memakan hidangan itu dan supaya tenteram hati kami
dan supaya kami yakin bahawa kamu telah berkata benar kepada kami, dan kami
menjadi orang-orang yang menyaksikan hidangan itu."
114. Isa putera Mariam
berdoa: "Ya Tuhan kami turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari
langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami iaitu orang-orang
yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi
kekuasaan Engkau; beri rezekilah kami, dan Engkaulah pemberi rezeki Yang Paling
Utama."
115. Allah
berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menurunkan hidangan itu kepadamu,
barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah (turun hidangan itu), maka
sesungguhnya Aku akan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah Aku timpakan
kepada seorangpun di antara umat manusia."
116. Dan (ingatlah)
ketika Allah berfirman: "Hai Isa putera Mariam, adakah kamu mengatakan
kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain
Allah?" Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku
mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan
maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak
mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui
perkara yang ghaib-ghaib."
117. Aku tidak
pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku
(mengatakan)nya iaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu," dan
adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka.
Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau
adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu.
118. Jika Engkau
menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika
Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana.
119. Allah
berfirman: "Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang
benar kebenaran mereka. Bagi mereka syurga yang di bawahnya mengalir
sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah redha terhadapNya[457]. Itulah keberuntungan yang
paling besar."
[457]. Maksudnya: Allah meredhai
segala perbuatan-perbuatan mereka, dan merekapun merasa puas terhadap nikmat
yang telah dicurahkan Allah kepada mereka.
120. Kepunyaan
Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya; dan Dia Maha
Kuasa atas segala sesuatu.
Surah
Al Maa'idah mengemukakan bagaimana seharusnya orang mukmin bersikap terhadap
sesamanya mahupun terhadap orang bukan mukmin; manfaat memenuhi janji prasetia
terhadap Allah, perjanjian yang dilakukan oleh sesama manusia, dan ketauhidan
Allah.
HUBUNGAN SURAH AL MAA-IDAH DENGAN SURAH AL AN'AAM
1. Surah Al Maa'idah mengemukakan hujah terhadap ahli kitab,
sedang surah Al An'aam mengemukakan hujah terhadap kaum musyrikin.
2. Surah Al An'aam memuat makanan-makanan yang diharamkan dan
binatang sembelihan secara umum, sedang surah Al Maa'idah memuat secara
terperinci.
3. Akhir Surah Al Maa'idah mengemukakan bahawa Allah s.w.t.
menguasai langit dan bumi, memberi balaan terhadap perbuatan-perbuatan manusia
selama di dunia, sedang permulaan surah Al An'aam mengutarakan bahawa segala
puji hanya untuk Allah, Pencipta langit dan bumi dan Sumber kebahagiaan
manusia.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan