Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Khamis, 20 Februari 2014

P 18 : FIRAUN DAN KESOMBONGANNYA ADA DALAM SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA KITA

Allah Subhanahu wa Taala berfirman, (Seraya) berkata :

فَقَالَ أَنَا رَبُّكُمُ الأعْلَى


Firman Allah swt yang bermaksud : 

”Akulah Tuhanmu yang paling tinggi.” (ucapan Firaun) 
[TQS. An-Naazi'aat (79): 24]

Ayat tersebut menegaskan serangkaian akumulasi (kejadian) perbuatan Firaun. Jadi bukan sekadar ucapan saja, tapi ada perbuatan-perbuatan sebelumnya yang mengiringi dan puncaknya adalah ketika ia mengucapkan kata seperti tersebut di atas.
Lantas apa sebenarnya perbuatan Firaun?

 Apakah firaun mengaku sebagai YANG MAHA KUASA? — Tidak!

Firman Allah swt yang bermaksud : 

“Firaun berkata kepada pembesar-pembesar yang berada sekelilingnya: Sesungguhnya Musa ini benar-benar seorang ahli sihir yang pandai,”
QS. Asy-Syu’aara:34 

Firaun perlu berunding ketika menemui kesulitan, ini membuktikan Firaun tidak mengaku sebagai YANG MAHA KUASA.

 Apakah Firaun tidak mengakui Tuhan dan Nabi Musa? — Tidak juga!

Firman Allah swt yang bermaksud : 

“Dan ketika mereka ditimpa azab (yang telah diterangkan itu) mereka pun berkata: “Hai Musa, mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu dengan (perantaraan) kenabian yang diketahui Allah ada pada sisimu. Sesungguhnya jika kamu dapat menghilangkan azab itu dan pada kami, pasti kami akan beriman kepadamu dan akan kami biarkan Bani Israil pergi bersamamu.”
QS. Al-A’raaf: 134

Terbukti Firaun mengakui Kenabian Nabi musa dan Mengakui bahawa yang mampu menghalau segala macam bencana hanyalah ALLAH.
 Apakah Firaun mengaku berkuasa atas alam semesta ? — Tidak juga!

Firman Allah swt yang bermaksud : 

“Dan Firaun berseru kepada kaumnya (seraya) berkata: “Hai kaumku, bukankah kerajaan Mesir ini kepunyaanku dan (bukankah) sungai-sungai ini mengalir di bawahku; maka apakah kamu tidak melihat(nya)?”
QS. Az-Zukhruf: 51 | 

Dia hanya berkuasa di Negeri Mesir. Ia tahu dan menyedari hal tersebut.

 Apakah Firaun melarang Umat tauhid (waktu itu) melaksanakan solat? — Tidak Sama sekali!

Firman Allah swt yang bermaksud : 

“Maka tatkala ahli-ahli sihir itu datang, Musa berkata kepada mereka: “Lemparkanlah apa yang hendak kamu lemparkan.”
QS. Yunus: 80

Firman Allah swt yang bermaksud : 

“Maka setelah mereka lemparkan, Musa berkata: “Apa yang kamu lakukan itu, itulah sihir, sesungguhnya Allah akan menampakkan ketidakbenarannya” Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan terus berlangsungnya pekerjaan orang yang membuat kerosakan.”
QS. Yunus: 81

Firman Allah swt yang bermaksud : 

“Dan Allah akan mengukuhkan yang benar dengan ketetapanNya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukai(nya).”
QS. Yunus: 82

Firman Allah swt yang bermaksud : 

“Maka tidak ada yang beriman kepada Musa, melainkan pemuda-pemuda dari kaumnya (Musa) dalam keadaan takut bahawa Firaun dan pemuka-pemuka kaumnya akan menyiksa mereka. Sesungguhnya Firaun itu berbuat sewenang-wenang di muka bumi. Dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang melampaui batas.”
QS. Yunus: 83 

Firman Allah swt yang bermaksud : 

“Berkata Musa: “Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah, maka bertawakkallah kepadaNya saja, jika kamu benar-benar orang yang berserah diri.”
QS. Yunus: 84 

Firman Allah swt yang bermaksud : 

“Lalu mereka berkata: “Kepada Allahlah kami bertawakkal! Ya Tuhan kami; janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang zalim,”
QS. Yunus: 85 

Firman Allah swt yang bermaksud : 

“Dan selamatkanlah kami dengan rahmat Engkau dari (tipu daya) orang-orang yang kafir.”
QS. Yunus: 86

Firman Allah swt yang bermaksud : 

“Dan Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya: “Ambillah olehmu berdua beberapa buah rumah di Mesir untuk tempat tinggal bagi kaummu dan jadikanlah olehmu rumah-rumahmu itu tempat solat dan dirikanlah olehmu sembahyang serta gembirakanlah orang-orang yang beriman.”
QS. Yunus: 87

 Jadi apa sebenarnya dosa yang paling besar dari Firaun?

Analisa berawal dari sini.


Firman Allah swt yang bermaksud : 

“Firaun berkata: “Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain aku, benar-benar aku akan menjadikan kamu salah seorang yang DIPENJARAKAN.”
QS. Asy-Syu’aara: 29 

Kuncinya adalah pada kata “DIPENJARAKAN.” Penjara di dunia manapun hanya di peruntukkan bagi pelanggar “hukum/aturan.”
Penyembahan kepada Firaun itu bukan penyembahan seperti solat, sembahyang kepada Firaun, tapi ketaatan pada hukumnya Firaun itulah bentuk penyembahan yang dimaksudkan ayat tersebut.

Ayat di bawah ini akan memperjelas :

Firman Allah swt yang bermaksud : 

“Dan mereka berkata: “Apakah (patut) kita percaya kepada dua orang manusia seperti kita (juga), padahal kaum mereka (Bani Israil) adalah orang-orang yang beribadah kepada kita?”
QS. Al-Mu’minun: 47

Dari ayat di atas menunjukkan, dosa Firaun yang utama adalah menyuruh manusia “Taat “kepada Hukum-Hukumnya.

Firman Allah swt yang bermaksud : 

“Maka Firaun mempengaruhi kaumnya lalu mereka “taat” kepadanya. Kerana sesungguhnya mereka adalah kaum yang fasik.”
QS. Az-Zukhruf 54 

Jadi ketaatan yang dimaksud Firaun adalah taat pada “HUKUM/ATURAN” yang ia buat.
Bagi Allah inilah pelanggaran berat mengingat ayat tersebut di bawah ini.



Firman Allah swt yang bermaksud : 

“Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia menerangkan yang sebenarnya dan Dia Pemberi keputusan yang paling baik.”
QS. Al An’aam 57 

INILAH PELANGGARAN BERAT YANG DILAKUKAN FIRAUN

Firaun tidak memaksa Bani israel Syirik dalam persujudan, kerana sekembalinya Musa dari pelarian, al Quran menyebutkan Musa diperbolehkan mengambil beberapa rumah di Mesir untuk beribadah ”sujud” kepada ALLAH. Bukan persujudan (solat) yang dihalangi oleh Firaun. Taat hukum selain hukumnya (Firaun), inilah yang dihalangi sekuat tenaganya.
Kondisi ini mirip sekali dengan keadaan kita umat muslim di Indonesia mahupun Malaysia saat ini. Tidak ada yang menghalangi kita solat. Hanya kita diwajibkan taat pada HUKUM-HUKUM selain HUKUM ALLAH dan Hukum Sekarang Identik dengan KEKUASAAN dan dipermainkan dengan seenaknya saja.
Ibarat Mata Pisau, Tajam di bawah Tumpul di atas. Barangsiapa tidak tunduk pada hukum yang telah kami tetapkan, maka kamu akan menjadi salah seorang yang dipenjarakan.
Yang menghairankan adalah ini sama PERSIS dengan ucapan Firaun sekian abad yang silam.

وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ  

Firman Allah swt yang bermaksud : 

“Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.” 
QS. al-Maaidah (5): 44

وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ 

Firman Allah swt yang bermaksud : 

“Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.” 
QS. al-Maaidah (5): 45

وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ 
Firman Allah swt yang bermaksud : 

“Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik.” 
[QS. al-Maaidah (5): 47]

Firaun memaksa Bani Israel untuk syirik dalam Ibadah Rukuk iaitu ketaatan pada aturan-aturan yang dibuatnya.
Maka erti dari ucapan Firaun:” AKULAH TUHANMU YANG TERTINGGI” adalah HUKUMKU (Firaun) adalah HUKUM TERTINGGI DI NEGERI INI.

KESIMPULAN

Siapa saja yang membuat aturan Hidup untuk manusia tanpa didasari nilai-nilai kemanusiaan maka dia telah berlaku seperti Firaun. Tanpa Mereka sedari MPR/DPR berkata,” Tap MPR (HUKUM DPR/MPR) adalah hukum tertinggi, siapa yang melanggar maka akan menjadi salah seorang yang dipenjarakan! ini MIRIP SEPERTI ucapan Firaun. inilah salah satu cabang reinkarnasi Firaun versi modern. Padahal pada praktiknya Hukum Tertinggi saat ini adalah Kekuasaan, Money Politic dan lain-lainya. dan sudah ada faktanya bahawa kadang Hukum dipermainkan dengan seenaknya.

أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ


Firman Allah swt yang bermaksud : 

“Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” 
[TQS. al-Maaidah (5): 50]

Berhati-hatilah dengan Kesombonganmu kerana tanpa kita sedari dapat berhujung pada akar kemusyrikan. 

Firman Allah swt yang bermaksud : 

“Dan Dia tidak mengambil seorangpun menjadi sekutuNya dalam menetapkan hukum.” 
(QS. al-Kahfii: 26)

فَالْيَوْمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنْ خَلْفَكَ آيَةً وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ عَنْ آيَاتِنَا لَغَافِلُونَ

Firman Allah swt yang bermaksud : 

“Maka pada hari ini Kami selamatkan engkau dengan badanmu (Fal yauma nunajjiika bi badanika), supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.”
[TQS. Yunus (10): 92]

Diriwayatkan daripada Abdullah bin Mas’ud (ra), bahawa Rasulullah (saw) bersabda: 

“Tidak akan masuk syurga seorang yang dalam hatinya terdapat sifat kesombongan, walaupun hanya seberat debu.”
Kemudian ada orang berkata: “Sesungguhnya seorang itu ada yang senang jikalau pakaiannya itu baik dan terompahnya (sendal-sepatunya) pun baik.”
Beliau (saw) lalu bersabda: “Sesungguhnya Allah itu Maha Indah dan mencintai keindahan. kesombongan itu ialah menolak kebenaran (Batharul-haqqi) dan menghinakan orang banyak (Ghamtunnaasi).” 
(HR Muslim)

Qarinah dari sikap sombongan itu memiliki dua konteks:

1. Bathaqul-haqqi ialah menolak kebenaran dan mengembalikannya kepada orang yang mengucapkannya itu — yakni memberikan bantahan pada kebenaran tadi.

2. Ghamtunnaasi ialah menghinakan sesama manusia — merendahkan manusia atas kekurangannya. Ibnu Abbas rahimahullah berkata, “Terlaknatlah orang menghormati orang lain kerana kekayaannya, dan menghina orang lain sebab kemiskinannya.”
“DEMOKRASI, MENCIPTAKAN MANUSIA-MANUSIA SOMBONG” — Pernahkah kita bertanya pada diri kita? Patutkah manusia yang diciptakan Allah (swt) kemudian menggelar sebuah majlis (PARLIMEN) yang di dalamnya diajukan proposal mengenai perlu-tidaknya Hukum Allah (Syariah al-Khilafah) diberlakukan? Perlukah dilakukan Voting?

Rasulullah (saw) bersabda, 

“Cukup berdosa orang yang jika diingatkan agar bertakwa kepada Allah, lalu dia marah.” 
(HR Ath-Thabrani)

Tidakkah terfikir, betapa sombong dan kurang ajarnya manusia-manusia yang hadir di dalam majlis tersebut sehingga berani mempertanyakan kepada forum apakah mereka setuju atau tidak setuju akan pemberlakuan Hukum Allah?


Waallahu a’lamu bi ash-shawab..




Tiada ulasan:

Catat Ulasan