Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Rabu, 7 Disember 2016

R 112 : ENAM BELAS ALASAN MENGAPA KITA MESTI BERDAKWAH

Setiap kali berkurang kemahuan dan hasrat untuk berdakwah, maka ingatlah pahala-pahala dan buah-buah yang agung bagi siapa yang berdakwah ke jalan ALLAH SUBHANAHU WA TAALA pada artikel berikut ini.

By Ahmad Zainuddin, Lc.

Segala puji hanya milik ALLAH SUBHANAHU WA TAALA semata Rabb semesta alam, selawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad, kepada para kerabatnya, para sahabat seluruhnya, wa ba’du:

Aku melihat seorang lelaki warga Negara Filipina, ia dulu adalah seorang pendeta dan misionaris, kemudian ALLAH AZZA WA JALLA memberikan kepadanya hidayah! Lalu mari kita perhatikan apakah yang ia kerjakan setelah ALLAH SUBHANAHU WA TAALA membukakan hatinya untuk memeluk agama Islam?

Dia mulai mendakwahi anak bangsanya sehingga masuk Islam di tangannya 4000 orang! Dan yang demikian itu hanya dalam beberapa tahun saja! Kira-kira berapa banyak orang yang akan memeluk agama Islam di tangan mereka yang 4000 itu, dan akhirnya kebaikan terus melambung naik sampai hari kiamat! Alangkah beruntungnya dia.

RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM bersabda:

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

“Barangsiapa yang menunjukkan kepada sebuah kebaikan maka baginya seperti pahala pelakunya[1].”

An Nawawi rahimahullah berkata: “Ia menunjukkan dengan perkataan, lisan, isyarat dan tulisan.”

Saudaraku muslim…
Berdakwah kepada agama ALLAH AZZA WA JALLA termasuk ketaatan yang paling tinggi dan ibadah yang paling agung, ia memerlukan dari seluruhnya cara-cara yang bermacam-macam, keikhlasan, kesungguhan, kesabaran untuk menyampaikan agama ini, mempertahankan dan memperjuangkannya dari kehancuran:

{يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ (1) قُمْ فَأَنْذِرْ (2)} [المدثر: 1، 2]

 “Hai orang yang berkemul (berselimut),  bangunlah, lalu berilah peringatan![2].”

Jika bukan kita penganut agama Islam yang bekerja untuk agama ini, maka siapakah gerangan yang akan mengerjakannya?!
ALLAH AZZA WA JALLA telah memuliakanmu dengan nikmat Islam dan memudahkan bagimu perkara-perkara dan memudahkan bagimu jalan sehingga kamu berjalan di jalan yang paling agung, Ibnul Qayyim berkata: “Berdakwah ke jalan ALLAH SUBHANAHU WA TAALA adalah tugasnya para rasul dan para pengikutnya.”

Saudaraku muslim…
Siapa yang memberikan sebuah buku maka ia adalah pendakwah, siapa yang menghadiahkan kaset maka ia adalah seorang pendakwah, siapa yang mengajarkan oang yang bodoh maka ia adalah seorang pendakwah, dan barangsiapa yang menunjukkan kepada kebaikan maka ia adalah seorang pendakwah, siapa yang menyampaikan sepatah kata maka ia adalah seorang pendakwah. Pintu-pintu yang luas dan jalan yang mudah dan senang, segala puji hanya milik ALLAH SUBHANAHU WA TAALA, setiap kali berkurang kemahuan dan hasrat menjadi lemah, maka ingatlah pahala-pahala dan buah-buah yang agung bagi siapa yang berdakwah ke jalan ALLAH SUBHANAHU WA TAALA, di antaranya:

Pertama: mengikuti para nabi Alaihimus shalatu wa Salaam dan mencontoh mereka

{قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ } [يوسف: 108]

 “Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada ALLAH dengan hujah yang nyata, Maha Suci ALLAH, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik[3].”

Al Farra berkata: “Wajib bagi setiap yang mengikutinya untuk berdakwah kepada apa yang ia dakwah dan menyebutkan Al Quran dan nasihat.”

Kedua: bergegas untuk mendapatkan kebaikan dan kemahuan di dalam mendapatkan pahala kerana ALLAH AZZA WA JALLA memuji para pendakwah:

{وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ } [فصلت: 33]

 “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada ALLAH, mengerjakan amal yang soleh dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?[4].”

Asy Syaukani berkata: “Tidak ada yang lebih baik darinya dan yang lebih jelas dari jalannya dan tidak ada yang lebih banyak pahalanya dibanding  amalannya.”
Ketiga: berusaha untuk mendapatkan pahala-pahala yang besar kebaikan-kebaikan yang banyak dengan hanya perbuatan yang sedikit.

NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM telah memberikan kabar gembira dengan sabdanya:

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

“Barangsiapa yang menunjukkan kepada sebuah kebaikan maka baginya seperti pahala pelakunya[5].”

Jika anda menunjukkan seseorang kepada agama Islam maka bagi anda seperti pahala Islamnya, amalannya, solatnya dan puasanya dan tidak mengurangi hal tersebut dari pahalanya sedikitpun, dan pintu ini sangat agung dan luas, siapa yang diberi taufik oleh ALLAH AZZA WA JALLA, ia akan masuk ke dalamnya.

Keempat: taufik dan pendekatan kepada kebenaran: bahawasanya ia adalah buah yang sangat jelas dari dakwah.

ALLAH SUBHANAHU WA TAALA berfirman:

{وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ} [العنكبوت: 69]

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keredaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya ALLAH benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik[6].”

Al Baghawi berkata: “Orang-orang yang berjihad melawan orang-orang musyrik untuk memperjuangkan agama kiat.”

Kelima: Harapan solehnya keturunan kerana sesungguhnya di dalam hal tersebut terdapat Qurratu ‘ain di dunia dan akhirat, dan ALLAH SUBHANAHU WA TAALA tidak menghilangkan pahala orang yang telah berbuat kebaikan. ALLAH SUBHANAHU WA TAALA berfirman:

{وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا } [النساء: 9]

“Dan hendaklah takut kepada ALLAH SUBHANAHU WA TAALA orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada ALLAH dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar[7].”

dan termasuk dari perkataan yang benar yang paling agung adalah berdakwah kepada Agama ALLAH SUBHANAHU WA TAALA.

Keenam: termasuk dari buah dari berdakwah adalah memberatkan timbangan-timbangan kebaikan kita pada hari ditunjukkannya amal perbuatan.
RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM bersabda:

مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا

“Barangsiapa yang menyeru kepada sebuah petunjuk maka baginya pahala seperti pahala-pahala orang-orang yang mengikutinya, hal tersebut tidak mengurangi akan pahala-pahala mereka sedikitpun dan barangsiapa yang menyeru kepada sebuah kesesatan maka atasnya dosa seperti dosa-dosa yang mengikutinya, hal tersebut tidak mengurangi dari dosa-dosa mereka sedikitpun[8].”

Ketujuh: Melakukan dakwah kepada ALLAH SUBHANAHU WA TAALA merupakan sebahagian dari sebab-sebab kemenangan dan keberuntungan di dunia dan akhirat.
ALLAH SUBHANAHU WA TAALA berfirman:

وَالْعَصْرِ(1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ(2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal soleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran[9].”

Kelapan: Berdakwah kepada agama ALLAH SUBHANAHU WA TAALA termasuk dari sebab-sebab yang mendatangkan kemenangan melawan musuh-musuh

ALLAH SUBHANAHU WA TAALA berfirman:

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ} [محمد: 7]

“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) ALLAH, nescaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu[10].”
Kerana dengan dakwah maka ALLAH SUBHANAHU WA TAALA akan disembah sesuai dengan yang disyriatkanNya, kemungkaran-kemungkaran akan hilang, dan akan tumbuh di dalam umat ini rasa kejayaan dan kemuliaan sehingga jalan di jalan kemenangan dan kekuasaan.

Kesembilan: dengan berdakwah kepada agama ALLAH SUBHANAHU WA TAALA maka akan didapatkan kedudukan-kedudukan yang tinggi

Syaikh Abdurrahman As Sa’dy rahimahullah berkata: “Dan kedudukan ini iaitu kedudukan berdakwah adalah kesempurnaan yang bagi orang-orang shiddiq, yang telah menyempurnakan akan diri mereka dan selain mereka, dan mereka akan mendapatkan warisan yang sempurna dari para rasul.”

Kesepuluh: dari buah hasil berdakwah adalah selawat Allah, para malaikatNya dan penduduk langit dan bumi atas pengajar manusia kebaikan
kerana apa yang ia akan sampaikan hanyalah ilmu yang diwarisi dari firman ALLAH SUBHANAHU WA TAALA dan sabda rasulNya yang mulia, RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM bersabda:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ وَأَهْلَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ حَتَّى النَّمْلَةَ فِى جُحْرِهَا وَحَتَّى الْحُوتَ لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ

“Sesungguhnya ALLAH, para malaikatNya dan penghuni bumi dan langit sampai semut yang berada di lubangnya dan bahkan sampai ikan benar-benar berselawat atas pengajar manusia kebaikan[11].”

Kesebelas: Berdakwah kepada agama ALLAH SUBHANAHU WA TAALA mengangkat darjat di dunia dan akhirat.

Ibnul Qayyim berkata: “Sesungguhnya pangkat makhluk yang paling mulia di sisi ALLAH SUBHANAHU WA TAALA adalah pangkat kerasulan dan kenabian, kerananya ALLAH SUBHANAHU WA TAALA mengutus dari manusia seorang rasul begitu pula dari jin.”

Kedua belas: Termasuk buah hasil berdakwah adalah terus mengalirnya pahala si pendakwah setelah kematiannya.

RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM bersabda:

مَنْ سَنَّ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا مَا عَمِلَ بِهِ فِي حَيَاتِهِ وَبَعْدَ مَمَاتِهِ حَتَّى يَتْرُكَ

“Barangsiapa yang mensunnahkan sunnah yang baik maka baginya pahala amalan tersebut selama dikerjakan di dalam kehidupannya dan setelah wafatnya sampai ditinggalkan[12].”

RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM bersabda:

إذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إلَّا مِنْ ثَلَاثٍ : صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

“Jika seorang anak keturunan Adam meninggal maka terputus amalnya kecuali ada tiga perkara.” dan salah satu di antaranya adalah: “Ilmu yang bermanfaat.”

Ketiga belas: Kecintaan ALLAH AZZA WA JALLA bagi siapa yang memperjuangkan agamaNya dan menyampaikan risalahNya.

Al Hasan ketika mengomentari firman ALLAH SUBHANAHU WA TAALA :

{وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ } [فصلت: 33]

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada ALLAH, mengerjakan amal yang soleh dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?[13]. “

Beliau berkata: “Dia adalah orang yang beriman, menerima seruan ALLAH SUBHANAHU WA TAALA lalu menyeru manusia kepada apa yang ia telah dia terima dari seruan tersebut lalu ia beramal soleh ketika menerimanya, maka orang ini adalah orang yang dicintai oleh ALLAH SUBHANAHU WA TAALA, ia adalah wali ALLAH.”

Keempat belas: dari buah hasil berdakwah yang dicintai yang disenangi oleh jiwa dan melapangkan dada dan juga menolong untuk selalu terus (dalam berdakwah) dan mampu melawan dalam keadaan yang sempit, iaitu doa NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM agar terang wajah bagi yang menyampaikan sabda beliau,

نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مَقَالَتِى فَبَلَّغَهَا

“ALLAH mencerahkan wajah seseorang yang telah mendengar perkataanku lalu ia sampaikan[14].”

Maka berbahagaialah orang yang merasakan doa ini dan mendapatkan bahagian darinya.
Kelima belas: Doa NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM agar mendapatkan rahmat bagi siapa yang menyampaikan sabda beliau termasuk hal yang paling agung yang membantu untuk selalu berjalan dengan semangat:

رحم الله امرأ سمع منى حديثا فحفظه حتى يبلغه غيره

“ALLAH merahmati seseorang yang telah mendengar dariku sebuah hadits lalu ia menghafalnya  kemudian ia sampaikan kepada orang lain[15].”

Dan di zaman sekarang terkumpul syarat-syarat untuk menyampaikan, Al Quran, kaset-kaset yang bernuansa Islam telah tersedia, agar sampai kepada orang yang didakwahi dalam keadaan yang sempurna dan baik, saya teringat bahawa seorang lelaki masuk Islam kemudian ia datang ke Negara ini dan bermukim di sini beberapa tahun kemudian pulang ke negaranya dan tidak ada seorangpun dari manusia yang mengajaknya ke agama ALLAH, sampai ada kesempatan baginya untuk bekerja yang lain lagi dan setelah setahun ia pulang bersama sebuha perusahaan di bidang perbaikan hotel-hotel.
Ia berkata: lalu pada suatu hari aku dapatkan sebuah tulisan singkat diletakkan di atas meja dapur setelah keluarnya orang yang menyewa hotel tersebut, ternyata di dalamnya terdapat pengetahuan-pengetahuan tentang Islam, lalu jadilah inti pencarianku adalah tentang Islam dan bertanya seputarnya, sampai akhirnya akupun masuk Islam dan masuk Islam bersamaku bapa dan ibuku serta isteriku dan aku berusaha untuk memasukkan sisa dari keluargaku sekarang masuk ke dalam Islam, maka bagaimanakah kesenangan seorang pendakwah yang meletakkan tulisan singkat tersebut kelak pada hari kiamat, jika seluruh keluarga itu dan yang lainnya menerima dan itu semua akan terdapat di buku amalan dan kebaikan dia?

Keenam belas: berdakwah kepada agama ALLAH SUBHANAHU WA TAALA adalah shadaqah dari beberapa cara shadaqah.

ALLAH SUBHANAHU WA TAALA berfirman,

{الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ} [البقرة: 3]

“(iaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan solat dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka[16].”

Al Hasan berkata: “Termasuk infaq yang paling afdhal adalah infaq ilmu.”
Aku memohon kepada ALLAH AZZA WA JALLA menjadikan kita dari para pendakwah kepada agamaNya dan memberikan kepada kita seluruhnya keikhlasan di dalam perkataan dan perbuatan.

Disusun oleh Abdul Malik Al Qasim,
Penterjemah: Ustaz Ahmad Zainuddin, Lc
[1]Hadits riwayat Muslim
[2] QS. Al Mudatstsir:1-2
[3] QS. Yusuf:108
[4] QS. Fushshilat:33
[5] Hadits riwayat Muslim
[6] QS. Al Ankabut:69
[7] QS. An Nisa-‘:9
[8] Hadits riwayat Muslim
[9] QS. Al Ashr:1-3
[10] QS. Muhammad:10
[11] Hadits riwayat Tirmidzi
[12] Hadits riwayat Ath Thabarani
[13] QS. Fushshilat:33
[14] Hadits riwayat Ibnu Majah
[15] Hadits riwayat Ahmad
[16] QS. Al Baqarah:3

Tiada ulasan:

Catat Ulasan