Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Sabtu, 25 Februari 2017

S 1 PENTINGNYA BELAJAR AKHLAK / TASAUF

Selain Iman dan Fiqih, ada Akhlak / Adab yang biasa disebut Tasauf yang juga penting dipelajari. Sebab Nabi Muhammad tidaklah diutus ALLAH SUBHANAHU WA TAALA ke dunia melainkan untuk menyempurnakan Akhlak.
Dengan mulianya akhlak ini, selain hati kita bersih, ucapan dan perbuatan kita juga bersih.
Di antara Kitab Tasauf yang penting adalah Ihya' 'Uluumuddiin susunan Imam Al Ghazali. Banyak dalil al Quran dan Hadits di situ. Mungkin ada yang bilang, ah kitab itu ada salahnya. Semua kitab buatan manusia pasti ada salahnya sebab manusia itu sifatnya adalah salah dan lupa. Cuma Nabi yang maksum. Jika 50% haditsnya dhoif pun tak masalah selama tidak ingkar atau berlawanan dengan Al Quran dan Hadis-hadis Shahih lainnya. Para ulama berpendapat sekadar menyatakan keutamaan amal tidak mengapa. Dibilang Bid'ah juga kitab Al Quran yang kita pegang sekarang dengan tanda bacaannya itu sebagaimana pendapat Khalifah Abu Bakar ra dan Umar ra itu adalah bid'ah yang baik. Tauhid Uluhiyyah itu bid'ah juga bukan?

Sebab jika belajar agama, tapi mulutnya kotor dan banyak mengeluarkan caci maki atau fitnah, tentu ada yang kurang beres.

Akhlak Nabi Muhammad SAW

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu…”
(Al Ahzab 21)


“Maka disebabkan rahmat daripada ALLAHlah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Kerana itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu…”
[Ali 'Imran 159]

Sesungguhnya tidaklah aku diutus kecuali untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
(HR. Al-Bukhari, Ahmad, dan Al-Hakim)

Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.
(HR. Al Bazzaar)

Ketika Aisyah ra ditanya tentang akhlak RASULULLAH SAW, maka dia menjawab, "Akhlaknya adalah Al Quran."
(HR. Abu Daud dan Muslim)

Kepada RASULULLAH SAW disarankan agar mengutuk orang-orang musyrik. Tetapi beliau menjawab: "Aku tidak diutus untuk (melontarkan) kutukan, tetapi sesungguhnya aku diutus sebagai (pembawa) rahmat."
(HR. Bukhari dan Muslim)

“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.

Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.”
[Fushshilat 34-35]

Paling dekat dengan aku kedudukannya pada hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya dan sebaik-baik kamu ialah yang paling baik terhadap keluarganya.
(HR. Ar-Ridha)

Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash meriwayatkan bahawa Nabi pernah bersabda:

إِنَّ مِنْ أَخْيَرِكُمْ أَحْسَنَكُمْ خُلُقًا

“Sesungguhnya yang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik akhlaknya.”
(HR. al-Bukhari, 10/378 dan Muslim no. 2321)

“Tidak akan masuk jannah orang yang kasar dan kaku.”
(HR. at-Tirmidzi)

Nabi senang mendamaikan sesama Muslim. Bukan justeru mengadu-domba mereka kerana tidak akan masuk syurga orang yang gemar mengadu-domba.

“Rasulullah saw bersabda :
“Tidak dapat masuk syurga seorang yang gemar mengadu domba.”
(Muttafaq ‘alaih)

ALLAH SUBHANAHU WA TAALA berfirman:

“Jangan pula engkau mematuhi orang yang suka mencela, berjalan membuat adu domba.”
(al-Qalam: 11)

http://mediaislamraya.blogspot.com/2012/09/akhlaq-nabi-muhammad-saw.htm

Tiada ulasan:

Catat Ulasan