Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Ahad, 25 November 2018

S 149 : MAKHLUK PALING HINA


Di sebuah sekolah pondok, terdapat seorang pelajar yang tengah menuntut ilmu daripada seorang guru. Sudah bertahun-tahun lamanya si pelajar ini belajar hingga tibalah saat di mana dia akan dibenarkan pulang untuk berbakti kepada masyarakat.
Sebelum dia pulang, gurunya memberi satu ujian kepadanya. Si guru kemudian berkata pada pelajar tersebut, "Sebelum kamu pulang, dalam tiga hari ini, aku ingin meminta kamu mencarikan seorang ataupun satu makhluk yang lebih hina dan buruk daripada kamu," ujar si guru.
"Tiga hari itu terlalu lama Tuan Guru. Hari ini saja saya mampu menemui ramai orang atau makhluk yang lebih buruk daripada saya," jawab si pelajar penuh keyakinan diri.
Si guru tersenyum seraya mempersilakan muridnya membawa seorang ataupun satu makhluk itu ke hadapannya. Pelajar itu pun keluar dari ruangan gurunya dengan semangat kerana menganggap begitu mudah ujian itu. Hari itu juga, si pelajar berjalan menyusuri jalanan. Di tengah jalan, dia menemui seorang pemabuk tegar. Menurut pemilik warung yang dijumpainya, orang tersebut selalu mabuk malahan setiap hari. Fikiran si pelajar sedikit tenang, dalam hatinya dia berkata,
"Pasti dia orang yang lebih buruk dariku, setiap hari dia habiskan hanya untuk memabukkan dirinya, sementara aku selalu rajin beribadah."
Dalam perjalanan pulang si pelajar kembali berfikir,
"Rasanya si pemabuk itu belum tentu lebih buruk dari aku, sekarang dia sering mabuk tapi siapa yang tahu di akhir hayatnya Allah SWT mendatangkan hidayah hingga dia mampu husnul Khotimah, sedangkan aku yang sekarang rajin ibadah, kalau di akhir hayatku, Allah SWT mengkehendaki Su'ul Khotimah, bagaimana? Ini bermaksud pemabuk itu belum tentu lebih hina dari aku," ujarnya bimbang.
Si pelajar kemudian kembali melanjutkan perjalanannya mencari orang atau makhluk yang lebih buruk darinya. Di tengah perjalanan, dia menemui seekor anjing yang menjijikkan kerana selain bulunya kusut dan baunya yang busuk, anjing tersebut juga menderita penyakit kudis.
"Akhirnya aku temui juga makhluk yang lebih hina dari aku. Anjing tidak hanya haram, tapi juga berpenyakit kudis dan menjijikkan," kata santri dengan girang.
Dengan menggunakan guni beras, si pelajar membungkus anjing tersebut bertujuan hendak di bawa ke sekolah pondoknya. Namun di tengah jalan, tiba-tiba dia kembali berfikir.
"Anjing ini memang buruk rupa dan berkudis, namun benarkah dia lebih buruk dari aku? Oh tidak, kalau anjing ini mati, maka dia tidak akan diminta bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya di dunia, sedangkan aku harus bertanggung jawab pada semua perbuatan selama aku di dunia dan boleh jadi aku akan masuk ke neraka."
Akhirnya si pelajar menyedari bahawa dirinya belum tentu lebih baik dari anjing tersebut.
Hari semakin senja, si pelajar masih mencuba kembali mencari orang atau makhluk yang lebih hina darinya. Namun hingga malam tiba, dia tak juga menemuinya. Lama sekali dia berfikir, hingga akhirnya dia memutuskan untuk pulang ke sekolah pondoknya dan menemui gurunya.
"Bagaimana Anakku, apakah kamu sudah menemukannya?" tanya sang guru.
"Sudah guru," jawabnya seraya tertunduk.
"Ternyata di antara orang atau makhluk yang menurut saya sangat buruk, saya tetap paling buruk dari mereka," ujarnya perlahan.
Mendengar jawapan si pelajar, si guru tersenyum lega.
"Alhamdulillah. Kamu ternyata lulus dari perguruanku ini, anakku," ujar si guru terharu.
Kemudian si guru berkata, "Selama kita hidup di dunia, jangan pernah bersikap sombong dan merasa lebih baik atau mulia dari orang ataupun makhluk lain. Kita tidak pernah tahu, bagaimana pengakhiran hidup yang akan kita jalani. Boleh jadi sekarang kita baik dan mulia, tapi di akhir hayat menjadi makhluk yang seburuk-buruknya. Boleh jadi pula sekarang kita beriman, tapi di akhir hayat, syaitan berhasil memalingkan wajah kita hingga melupakanNya"
Rasulullah SAW bersabda:
"Tidak akan masuk ke dalam syurga orang yang di hatinya ada kesombongan meskipun sebesar biji sawi."
(Hadis Riwayat Muslim no 91)

Semoga sedikit ilmu yang dititipkan Allah SWT di hati kita tidak menjadikan kita sombong dalam segala urusan.
Dan semoga di sisa umur yang Allah SWT berikan dapat kita pergunakan sebaik-baiknya untuk memperbanyak amal soleh dan bukan hanya disibukkan dengan urusan duniawi belaka dan semoga kita menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat cermin-cerminlah diri kita.
*Aamiin Ya Rabbal Alamiin*
peringatan_utk_diri_sendiri
yaallahampunkandosaku
bersihkanhatikudarisifatterkeji
masukkanlahdlmhatikusifatterpuji
akuadalahseburukburukmanusia




Tiada ulasan:

Catat Ulasan