Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Jumaat, 20 Januari 2017

R 144 AKHLAK ISLAM CERMINAN AKIDAH ISLAM

Sering kita melihat Muslim yang kelihatannya ibadahnya sangat rajin, namun kadang akhlaknya kurang. Padahal dalam Islam hubungan baik bukan cuma terhadap ALLAH SUBHANAHU WA TAALA (Hablum minallahu), namun juga terhadap manusia (Hablum minannas).

Tak jarang ada juga ustaz yang tidak/belum pernah tersenyum sehingga terkesan menyeramkan. Banyak juga Muslim yang "Soleh" namun perkataannya menyakitkan orang lain. Padahal NABI MUHAMMAD  SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM menyatakan bahawa tujuan beliau diutus adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Ertinya jika akhlak seseorang buruk, maka dia bukanlah orang yang soleh meski terlihat rajin solat, puasa, zakat, haji, dan sebagainya.

Mudah-mudahan kita semua boleh mendapat manfaat dari tulisan di bawah.

Firman ALLAH SUBHANAHU WA TAALA yang bermaksud : 

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) RASULULLAH itu suri teladan yang baik bagimu…”
(Surah 33  AL AHZAB : 21)

Firman ALLAH SUBHANAHU WA TAALA yang bermaksud : 

“Maka disebabkan rahmat daripada ALLAH-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Kerana itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermesyuaratlah dengan mereka dalam urusan itu…”
(Surah 3  ALI  IMRAN : 159)


NABI MUHAMMAD  SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM bersabda yang bermaksud:

“Sesungguhnya tidaklah aku diutus kecuali untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
(HR. Al-Bukhari, Ahmad, dan Al-Hakim)

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
(HR. Al Bazzaar)

NABI MUHAMMAD  SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM bersabda yang bermaksud:

Ketika Aisyah ra ditanya tentang akhlak RASULULLAH SAW, maka dia menjawab, “Akhlaknya adalah al Quran.”
(HR. Abu Daud dan Muslim)

Kepada RASULULLAH SAW disarankan agar mengutuk orang-orang musyrik. Tetapi beliau menjawab:

“Aku tidak diutus untuk (melontarkan) kutukan, tetapi sesungguhnya aku diutus sebagai (pembawa) rahmat.”
(HR. Bukhari dan Muslim)


“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.
Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.”
(Surah 41  FUSHSHILAT : 34-35)

Anas ra, pembantu rumahtangga NABI MUHAMMAD  SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM berkata, “Aku membantu rumah tangga NABI SAW sepuluh tahun lamanya, dan belum pernah beliau mengeluh “Ah” terhadapku dan belum pernah beliau menegur, “Kenapa kamu lakukan ini atau kenapa tidak kau lakukan ini.”
(HR. Ahmad)

Anas ra berkata, “RASULULLAH SAW adalah orang yang paling baik, paling dermawan (murah tangan), dan paling berani.”
(HR. Ahmad)

“MUHAMMAD itu adalah utusan ALLAH dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari kurnia ALLAH dan keredhaanNya, tanda-tanda mereka nampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, iaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya kerana ALLAH hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). ALLAH menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang soleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.”
(urah 48  AL FATH : 29)

“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak ALLAH akan mendatangkan suatu kaum yang ALLAH mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan ALLAH, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah kurnia ALLAH, diberikanNya kepada siapa yang dikehendakiNya, dan ALLAH Maha Luas (pemberianNya), lagi Maha Mengetahui.”
(Surah 5  AL MAA'IDAH : 54)

RASULULLAH SAW menyebut-nyebut ALLAH setiap waktu (saat).
(HR. Muslim)

Sebaik-baik urusan adalah yang pertengahannya (yang adil atau tidak berlebih-lebihan).
(HR. Al-Baihaqi)

Ada orang yang saat berzikir suaranya lembut sekali, tapi saat berceramah/menghardik orang keras sekali. Padahal yang begitu juga salah :

ALLAH SUBHANAHU WA TAALA tidak menyukai lelaki yang bersuara keras (tinggi), tetapi ALLAH SUBHANAHU WA TAALA suka kepada yang bersuara lembut.
(HR. Al-Baihaqi)

Sesungguhnya ALLAH indah dan suka kepada keindahan. ALLAH suka melihat tanda-tanda kenikmatannya pada diri hambaNya, membenci kemelaratan dan yang berlagak melarat.
(HR. Muslim)

Dalam beragama tidak boleh terlalu kaku. Perlu juga sedikit hiburan. Oleh kerana itu Nabi membiarkan saja saat orang Habsyi bermain tombak di masjid dan penyair Hasan bin Tsabit melantunkan syair di masjid :

Bersenda-guraulah dan bermain-mainlah. Sesungguhnya aku tidak suka kalau terjadi kekerasan dalam agamamu.
(HR. Al-Baihaqi)

Penjelasan:
Yang dimaksud, agar dalam beragama kita bersikap luwes dan tidak kaku.

“Hiburlah hatimu pada saat-saat tertentu.” (maksudnya, adalah hiburan yang tidak melanggar norma agama dan akhlak).
(HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)

RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM bila menerima berita yang menggembirakan, beliau sujud syukur kepada ALLAH ‘AZZA WAJALLA.
(HR. Al Hakim)

Demi ALLAH, aku ini orang yang paling takut kepada ALLAH dan paling bertakwa kepadaNya. Tetapi aku berpuasa dan berbuka, aku solat dan tidur, dan aku mengawini wanita- wanita. Barangsiapa mengabaikan sunnahku maka dia bukan dari golonganku.
(Mutafaq’alaih)

Sesungguhnya Assalaam nama dari nama-nama ALLAH diletakkan di bumi, maka sebarkanlan ucapan “Assalaam” di antara kamu.
(HR. Bukhari)

RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM apabila bersin, beliau menutup wajahnya dengan tangan atau dengan bajunya dan mengecilkan (merendahkan) suaranya.
(HR. Abu Daud dan Tirmidzi)

Sesungguhnya ALLAH pemalu dan suka merahsiakan. jika kamu akan mandi hendaklah menutupinya (bertabir) dengan sesuatu.
(Abu Daud)

RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM menyukai mendahulukan yang kanan dalam segala hal, meskipun waktu berjalan dan ketika memakai sandal.
(HR. Ibnu Hibban)

Perlahan-lahan dalam segala hal adalah baik, kecuali dalam amalan untuk akhirat.
(HR. Abu Daud dan Al Hakim)

“Paling dekat dengan aku kedudukannya pada hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya dan sebaik-baik kamu ialah yang paling baik terhadap keluarganya.”
(HR. Ar-Ridha)

Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash  meriwayatkan bahawa RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM pernah bersabda:

إِنَّ مِنْ أَخْيَرِكُمْ أَحْسَنَكُمْ خُلُقًا


“Sesungguhnya yang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik akhlaknya.”
(HR. al-Bukhari, 10/378 dan Muslim no. 2321)

RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM bersabda:

إِنَّ الْمُؤْمِنَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ الْقَائِمِ


“Sesungguhnya seorang mukmin dengan akhlaknya yang baik akan mencapai darjat orang yang selalu solat dan berpuasa.”
(HR. Abu Daud no. 4798)

Ummu ad-Darda’ meriwayatkan dari suaminya, Abu ad-Darda’, RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM pernah bersabda:

مَا مِنْ شَيْءٍ أَثْقَلُ فِي الْمِيْزَانِ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ


“Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam al-mizan (timbangan) daripada akhlak yang baik.”
(HR. Abu Daud no. 4799)

Daripada Abu Umamah, dia berkata, RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM bersabda:

أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي رَبْضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا، وَبِبَيْتٍ فِي وَسْطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحاً، وَبِبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ لَمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ

“Aku memberikan jaminan dengan sebuah rumah di tepi syurga bagi orang yang meninggalkan perdebatan meskipun ia berhak. Aku juga memberikan jaminan dengan sebuah rumah di tengah syurga bagi yang meninggalkan kedustaan walaupun dalam senda gurau. Aku juga menjanjikan sebuah rumah di syurga tertinggi bagi yang membaguskan akhlaknya.”
(HR. Abu Daud)

Daripada al-Haritsah bin Wahb, ia berkata, RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM bersabda:

لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةْ الَجوَّاظُ، وَلَا الْجَعْظَرِيُّ


“Tidak akan masuk jannah orang yang kasar dan kaku.”
(HR. at-Tirmidzi)

Nabi senang mendamaikan sesama Muslim. Bukan justeru mengadu-domba mereka kerana tidak akan masuk syurga orang yang gemar mengadu-domba.

RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM bersabda:

“Tidak dapat masuk syurga seorang yang gemar mengadu domba.”
(Muttafaq ‘alaih)

ALLAH SUBHANAHU WA TAALA berfirman yang bermaksud : 

“Jangan pula engkau mematuhi orang yang suka mencela, berjalan membuat adu domba.”
(Surah 68  AL QALAM : 11)

Nabi Muhammad sanggup mendamaikan orang-orang yang berselisih/akan berperang meski beberapa saat sebelumnya mereka merupakan musuh bebuyutan atau ada fitnah yang begitu keji. Ini beda dengan sebahagian “ulama” saat ini yang mengungkit-ungkit peristiwa lebih dari 1000 tahun lalu guna menimbulkan permusuhan yang abadi. Padahal saat itu semua yang bertikai belum ada yang lahir!

Meski mampu hidup mewah seperti Kaisar Romawi dan Kisra Persia, namun Nabi memilih hidup sederhana. Nabi menyedekahkan sebahagian hartanya. Sehingga saat pagi dapat rezeki, petang hari nyaris tidak tersisa kerana sudah disedekahkan:

Kisah Umar ra: Aku (Umar) lalu segera masuk menemui RASULULLAH SAW yang sedang berbaring di atas sebuah tikar. Aku duduk di dekatnya lalu beliau menurunkan kain sarungnya dan tidak ada sesuatu lain yang menutupi beliau selain kain itu. Terlihatlah tikar telah meninggalkan bekas di tubuh beliau. Kemudian aku melayangkan pandangan ke sekitar kamar beliau. Tiba-tiba aku melihat segenggam gandum kira-kira seberat satu sha‘ dan daun penyamak kulit di salah satu sudut kamar serta sehelai kulit binatang yang belum sempurna disamak. Seketika kedua mataku meneteskan air mata tanpa dapatku tahan.

RASULULLAH bertanya: Apakah yang membuatmu menangis, wahai putera Khathab? Aku menjawab: Wahai RASULULLAH, bagaimana aku tidak menangis, tikar itu telah membekas di pinggangmu dan tempat ini aku tidak melihat yang lain dari apa yang telah aku lihat. Sementara kaisar (raja Romawi) dan kisra (raja Persia) bergelimang buah-buahan dan sungai-sungai sedangkan engkau adalah utusan ALLAH dan hamba pilihanNya hanya berada dalam sebuah kamar pengasingan seperti ini.

RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM lalu bersabda : Wahai putera Khathab, apakah kamu tidak rela, jika akhirat menjadi bahagian kita dan dunia menjadi bahagian mereka?
(Muslim)

Keluarga Nabi tidak pernah 3 hari berturut-turut makan dengan kenyang. Selalu ada saat kelaparan setiap 3 hari.

‘Aisyah melaporkan: Tidak pernah keluarga MUHAMMAD SAW makan sampai kenyang dengan roti gandum untuk tiga malam berturut-turut sejak kedatangan mereka di Madinah hingga wafatnya.”
(Muslim)

Doa agar akhlak kita bagus:

RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM berdoa :

اللَّهُمَّ  كَمَ حَسَّنْتَ خَلْقِي فَحَسِّنْ خُلُقِي


“Yaa ALLAH, sebagaimana Engkau baguskan badanku, perbaikilah akhlakku.”
(HR. Ahmad, 1/403, Ibnu Hibban no. 959)

RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM selalu membaca doa:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ مُنْكَرَاتِ الْأَخْلَاقِ وَالْأَعْمَالِ وَالْأَهْوَاءِ


“Yaa ALLAH, aku berlindung kepadaMu dari akhlak-akhlak yang mungkar, dari amalan-amalan yang mungkar, dan dari hawa nafsu yang menyimpang.”
(HR. at-Tirmidzi no. 3591)

Sumber: 1100 Hadits Terpilih (Sinar Ajaran Muhammad) – Dr. Muhammad Faiz Almath – Gema Insani Press

Tiada ulasan:

Catat Ulasan