Keajaiban
Syukur
ALLAH SWT mengabarkan
bahawa orang-orang yang bersyukur adalah orang yang bahagia di antara
hamba-hambaNya dalam menghadapi ujian ALLAH SWT.
وَكَذَلِكَ فَتَنَّا بَعْضَهُمْ
بِبَعْضٍ لِيَقُولُوا أَهَؤُلَاءِ مَنَّ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنْ بَيْنِنَا
أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَعْلَمَ بِالشَّاكِرِينَ
“Dan demikianlah telah Kami uji
sebahagian mereka (orang-orang yang kaya) dengan sebahagian mereka (orang-orang
miskin), supaya (orang-orang yang kaya itu) berkata: “Orang-orang semacam
inikah di antara kita yang diberi anugerah oleh ALLAH kepada mereka?” (ALLAH berfirman): “Tidakkah ALLAH lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur
(kepadaNya)?”
(Surah Al An’am : ayat 53)
Tambahan nikmat, adalah dengan bersyukur.
Tambahan nikmat ini tiada terbatas
sebagaimana tak terbatasnya rasa syukur kepadaNya.
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ
شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu
memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmatKu), maka sesungguhnya
azabKu sangat pedih.”
(Surah Ibrahim : ayat 7)
Bertambahnya nikmat ada bersama syukur akan
tetap berlaku untuk selama-lamanya. Kerananya dikatakan, “Saat engkau melihat
keadaanmu tidak bertambah baik maka mulailah bersyukur.”
وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ
لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ
“Dan barangsiapa yang bersyukur
(kepada ALLAH), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan
barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya ALLAH Maha Kaya lagi Maha
Terpuji.”
(Surah Luqman : ayat 12)
وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ
لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ
“Dan barangsiapa yang bersyukur maka
sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang
ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia.”
(Surah An Naml : ayat 40)
Orang yang beribadah digolongkan kepada orang yang telah bersyukur. ALLAH SWT juga
mengabarkan bahawa orang yang beribadah kepadaNya adalah hamba-hambaNya yang
bersyukur. Sedangkan orang yang tidak bersyukur tidak masuk dalam golongan
orang yang beribadah kepadaNya. ALLAH Subhanahu wa Taala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُلُوا
مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ
تَعْبُدُونَ
“Hai orang-orang yang beriman,
makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan
bersyukurlah kepada ALLAH, jika benar-benar hanya kepadaNya kamu menyembah.”
(Surah 2, Al Baqarah : ayat 172)
وَإِنْ تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ
“Dan jika kamu bersyukur, nescaya Dia
meredhai bagimu kesyukuranmu itu.”
(Surah Az Zumar : ayat 7)
Wasiat pertama yang ALLAH SWT sampaikan kepada manusia setelah dia berakal adalah
bersyukur kepada ALLAH SWT dan kepada
kedua orang tua.
ALLAH SWT berfirman:
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ
بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ
أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
“Dan Kami perintahkan kepada manusia
(berbuat baik) kepada dua orang ibubapanya; ibunya telah mengandungnya dalam
keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyusukannya dalam dua tahun.
Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibubapamu, hanya kepadaKu-lah
kembalimu.”
(Surah Luqman : ayat 14)
Balasan ALLAH SWT Bagi Siapa yang Bersyukur :-
“Maka ALLAH nanti akan memberikan
kekayaan kepadamu dari kurniaNya, jika Dia menghendaki.”
(QS. Al Taubah: 28)
“Maka Dia menghilangkan bahaya yang kerananya
kamu berdoa kepadaNya, jika Dia menghendaki.”
(Surah Al An;am : ayat 41)
“Dia akan mengampuni siapa yang
dikehendakiNya.”
(Surah3, Ali Imran: ayat 129)
“Dan ALLAH menerima taubat orang yang
dikehendakiNya.”
(Surah Al Taubah : ayat 15)
Adapun syukur, ALLAH SWT telah memutlakkan
balasanNya secara total sebagaimana yang disebutkan dalam firmanNya:
وَسَنَجْزِي الشَّاكِرِينَ
“Dan Kami akan memberi balasan kepada
orang-orang yang bersyukur.”
(Surah3, Ali Imran : ayat 145)
“Dan Allah akan memberi balasan kepada
orang-orang yang bersyukur.”
(Surah 3, Ali Imran: ayat 144)
Syukur adalah sasaran tertinggi Iblis
ALLAH SWT juga mengabarkan bahawa Iblis,
menjadikan syukur sebagai sasaran tertinggi dalam menggoda manusia. Dia
berusaha menjadikan mereka sebagai orang tidak bersyukur, kerana tahu keagungan
kedudukan syukur yang termasuk kedudukan yang paling mulia dan paling tinggi di
sisi ALLAH SWT.
ALLAH SWT berfirman:
ALLAH SWT berfirman:
ثُمَّ لَآَتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ
أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلَا
تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ
“Kemudian saya akan mendatangi mereka
dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau
tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).”
(Surah Al A’raf : ayat 17)
Ternyata sangat sedikit Manusia yang bersyukur
ALLAH SWT juga mengabarkan bahawa orang-orang yang bersyukur jumlahnya sedikit.
ALLAH SWT berfirman:
“Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang bersyukur.”
(Surah Saba’ : ayat 13)
" tetapi kebanyakan manusia tidak
bersyukur.”
(QS. Al Baqarah: 243, Yusuf: 38,
Ghafir: 61).
Bagaimana Syukurnya NABI MUHAMMAD SAW?
Sedangkan keterangan tentang syukurnya
NABI MUHAMMAD SAW sangat banyak, laksana lautan luas
yang tak bertepi, kerana beliau manusia yang paling kenal dengan ALLAH SWT,
paling takut, dan paling bersyukur kepada nikmat-nikmatNya serta paling tinggi
kedudukannya di sisi ALLAH SWT. Terdapat dalam Shahih al Bukhari, dari Aisyah
radliyallah ‘anha, dia berkata:
“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berdiri
solat (malam) hingga kedua kaki beliau bengkak.” Lalu Aisyah berkata kepada
beliau, “Kenapa engkau lakukan ini, ya Rasulullah, bukankah ALLAH telah
mengampuni dosamu yang lalu dan yang akan datang?” Lalu beliau menjawab:
أَفَلَا أُحِبُّ أَنْ أَكُونَ عَبْدًا
شَكُورًا
“Tidak
bolehkan aku senang menjadi hamba yang bersyukur.”
(HR. Bukhari)
“Tidak bolehkan aku senang menjadi
hamba yang bersyukur.”
Sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Salllam
Semoga ALLAH sentiasa melimpahkan selawat
dan salam untuknya sebagimana dia telah mentauhidkan ALLAH dengan sebenarnya,
mengenalNya dengan sempurna, berdakwah kepadaNya, dan bersyukur dengan semestinya.
Rujukan:
Tiada ulasan:
Catat Ulasan