Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani
Surah
ini terdiri atas 110 ayat, termasuk golongan surah-surah Makkiyah. Dinamai Al
Kahfi ertinya Gua dan Ashhabul Kahfi yang ertinya Penghuni-Penghuni
Gua. Kedua nama ini diambil dari cerita yang terdapat dalam surah ini pada
ayat 9 sampai dengan 26, tentang beberapa orang pemuda yang tidur dalam gua
bertahun-tahun lamanya. Selain cerita tersebut, terdapat pula beberapa buah
cerita dalam surah ini, yang kesemuanya mengandung iktibar dan
pelajaran-pelajaran yang amat berguna bagi kehidupan manusia. Banyak
hadis-hadis Rasulullah s.a.w. yang menyatakan keutamaan membaca surah ini.
Pokok-pokok isinya:
1. Keimanan:
Kekuasaan Allah swt untuk memberi daya tahan hidup pada manusia di luar hukum kebiasaan: dasar-dasar tauhid serta keadilan Allah s.w.t. tidak berubah untuk selama-lamanya; kalimat-kalimat Allah (ilmuNya) amat luas sekali, meliputi segala sesuatu, sehingga manusia tidak mampu buat menulisnya. Kepastian datangnya hari berbangkit; al Quran adalah kitab suci yang isinya bersih dari kekacauan dan kepalsuan.
2. Hukum-Hukum:
Dasar hukum wakalah (berwakil); larangan membangun tempat ibadah di atas kubur; hukum membaca "Insya Allah," perbuatan salah yang dilakukan kerana lupa adalah dimaafkan; dibolehkan merosak suatu barang untuk menghindarkan bahaya yang lebih besar.
3. Kisah-Kisah:
Cerita Ashhabul Kahfi; cerita dua orang lelaki yang seorang kafir dan yang lainnya mukmin; cerita Nabi Musa a.s. dengan Khidir a.s.; cerita Dzulkarnain dengan Yakjuj dan Makjuj.
4. Dan lain-lain:
Beberapa pelajaran yang dapat diambil dari cerita-cerita dalam surah ini antara lain tentang kekuatan iman kepada Allah swt serta ibadah yang ikhlas kepadaNya; kesungguhan seseorang dalam mencari guru (ilmu) adab sopan-santun antara murid dengan guru; dan beberapa contoh tentang cara memimpin dan memerintah rakyat, serta perjuangan untuk mencapai kebahagiaan rakyat dan negara.
ANCAMAN
TERHADAP KEPERCAYAAN BAHAWA TUHAN PUNYA ANAK
1. Segala puji bagi
Allah yang telah menurunkan kepada hambaNya al Kitab (al-Quran) dan Dia tidak
mengadakan kebengkokan[871] di dalamnya;
[871]. tidak ada dalam al-Quran itu
makna-makna yang berlawananan dan tak ada penyimpangan dari kebenaran.
2. sebagai bimbingan
yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan
memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal soleh,
bahawa mereka akan mendapat pembalasan yang baik,
3. mereka kekal di
dalamnya untuk selama-lamanya.
4. Dan untuk
memperingatkan kepada orang-orang yang berkata: "Allah mengambil seorang
anak."
5. Mereka sekali-kali
tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka.
Alangkah buruknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka tidak
mengatakan (sesuatu) kecuali dusta.
6. Maka (apakah) barangkali
kamu akan membunuh dirimu kerana bersedih hati setelah mereka berpaling,
sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (al-Quran).
7. Sesungguhnya Kami
telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji
mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.
8. Dan sesungguhnya Kami
benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah rata lagi
tandus.
KISAH
ASHAABUL KAHFI
9. Atau kamu mengira bahawa
orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim[872]
itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami yang menghairankan?
[872]. Raqim: sebahagian ahli tafsir
mengertikan nama anjing dan sebahagian yang lain mengertikan batu bersurat.
10. (Ingatlah) tatkala
para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa:
"Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisiMu dan
sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)."
11. Maka Kami tutup
telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu[873],
[873]. Maksudnya: Allah menidurkan
mereka selama 309 tahun qamariah dalam gua itu (lihat ayat 25) sehingga mereka
tak dapat dibangunkan oleh suara apapun.
12. Kemudian Kami
bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah di antara kedua golongan itu[874]]
yang lebih tepat dalam menghitung berapa lama mereka tinggal (dalam gua itu).
[874]. Kedua golongan itu ialah
pemuda-pemuda itu sendiri yang berselisih tentang berapa lamanya mereka tinggal
dalam gua itu.
13. Kami kisahkan
kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah
pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk
mereka petunjuk.
14. Dan Kami meneguhkan
hati mereka di waktu mereka berdiri[875], lalu merekapun
berkata, "Tuhan kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi; kami
sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian
telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran."
[875]. Maksudnya: berdiri di hadapan
raja Dikyanus (Decius) yang zalim dan menyombongkan diri.
15. Kaum kami ini telah
menjadikan selain Dia sebagai tuhan-tuhan (untuk disembah). Mengapa mereka
tidak mengemukakan alasan yang terang (tentang kepercayaan mereka)? Siapakah
yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah?
16. Dan apabila kamu
meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah
tempat berlindung ke dalam gua itu, nescaya Tuhanmu akan melimpahkan sebahagian
rahmatNya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusan kamu[876].
[876]. Perkataan ini terjadi antara
mereka sendiri yang timbulnya kerana ilham dari Allah.
17. Dan kamu akan
melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan
bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada
dalam tempat yang luas dalam gua itu. Itu adalah sebahagian dari tanda-tanda
(kebesaran) Allah. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah
yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkanNya, maka kamu tidak
akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya.
18. Dan kamu mengira
mereka itu bangun, padahal mereka tidur; Dan kami balik-balikkan mereka ke
kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka
pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari
mereka dengan melarikan diri dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi oleh
ketakutan terhadap mereka.
19. Dan demikianlah Kami
bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri.
Berkatalah salah seorang di antara mereka: Sudah berapa lamakah kamu berada
(disini?)." Mereka menjawab: "Kita berada (disini) sehari atau
setengah hari." Berkata (yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih
mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di
antara kamu untuk pergi ke kota dengan membawa wang perakmu ini, dan hendaklah
dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa makanan
itu untukmu, dan hendaklah ia berlaku lemah-lembut dan janganlah sekali-kali
menceritakan halmu kepada seorangpun.
20. Sesungguhnya jika
mereka dapat mengetahui tempatmu, nescaya mereka akan melempar kamu dengan
batu, atau memaksamu kembali kepada agama mereka, dan jika demikian nescaya
kamu tidak akan beruntung selama lamanya."
21. Dan demikian (pula)
Kami mempertemukan (manusia) dengan mereka, agar manusia itu mengetahui, bahawa
janji Allah itu benar, dan bahawa kedatangan hari kiamat tidak ada keraguan
padanya. Ketika orang-orang itu berselisih tentang urusan mereka[877],
orang-orang itu berkata: "Dirikan sebuah bangunan di atas (gua) mereka,
Tuhan mereka lebih mengetahui tentang mereka." Orang-orang yang berkuasa
atas urusan mereka berkata: "Sesungguhnya kami akan mendirikan sebuah
rumah peribadatan di atasnya."
[877]. Yang mereka perselisihkan itu
tentang hari kiamat: apakah itu akan terjadi atau tidak dan apakah pembangkitan
pada hari kiamat dengan jasad atau roh ataukah dengan roh saja. Maka Allah
mempertemukan mereka dengan pemuda-pemuda dalam cerita ini untuk menjelaskan
bahawa hari kiamat itu pasti datang dan pembangkitan itu adalah dengan tubuh
dan jiwa.
22. Nanti (ada orang
yang akan) mengatakan[878] (jumlah mereka) adalah tiga orang
yang keempat adalah anjingnya, dan (yang lain) mengatakan: "(jumlah
mereka) adalah lima orang yang keenam adalah anjing nya," sebagai tekaan
terhadap barang yang ghaib; dan (yang lain lagi) mengatakan: "(jumlah
mereka) tujuh orang, yang ke lapan adalah anjingnya." Katakanlah:
"Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka; tidak ada orang yang mengetahui
(bilangan) mereka kecuali sedikit." Kerana itu janganlah kamu (Muhammad)
bertengkar tentang hal mereka, kecuali pertengkaran lahir saja dan jangan kamu
menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda itu) kepada seorangpun di antara
mereka.
[878]. Yang dimaksud dengan orang
yang akan mengatakan ini ialah orang-orang ahli kitab dan lain-lainnya pada
zaman Nabi Muhammad s.a.w.
23. Dan jangan
sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: "Sesungguhnya aku akan
mengerjakan ini esok pagi,
24. kecuali (dengan
menyebut): "Insya Allah"[879]. Dan ingatlah kepada
Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku akan
memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini."
[879]. Menurut riwayat, ada beberapa
orang Quraisy bertanya kepada Nabi Muhammad s.a.w. tentang roh, kisah ashhabul
kahfi (penghuni gua) dan kisah Dzulqarnain lalu beliau menjawab, datanglah esok
pagi kepadaku agar aku ceritakan. Dan beliau tidak mengucapkan Insya Allah
(ertinya jika Allah menghendaki). Tapi kiranya sampai esok harinya wahyu
terlambat datang untuk menceritakan hal-hal tersebut dan Nabi tidak dapat
menjawabnya. Maka turunlah ayat 23-24 di atas, sebagai pelajaran kepada Nabi;
Allah mengingatkan pula bila mana Nabi lupa menyebut Insya Allah
haruslah segera menyebutkannya kemudian.
25. Dan mereka tinggal
dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi).
26. Katakanlah:
"Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua);
kepunyaanNya-lah semua yang tersembunyi di langit dan di bumi. Alangkah terang
penglihatanNya dan alangkah tajam pendengaranNya; tak ada seorang pelindungpun
bagi mereka selain daripadaNya; dan Dia tidak mengambil seorangpun menjadi
sekutuNya dalam menetapkan keputusan."
PETUNJUK-PETUNJUK
TENTANG DAKWAH
Teguran
kepada Nabi agar jangan mementingkan orang-orang terkemuka saja dalam berdakwah
27. Dan bacakanlah apa
yang diwahyukan kepadamu, iaitu kitab Tuhanmu (al Quran). Tidak ada
(seorangpun) yang dapat merubah kalimat-kalimatNya. Dan kamu tidak akan dapat
menemukan tempat berlindung selain daripadaNya.
28. Dan bersabarlah kamu
bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari
dengan mengharap keredhaanNya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka
(kerana) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang
yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa
nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.
29. Dan katakanlah:
"Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin
(beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia
kafir." Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu
neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, nescaya
mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang
menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirehat yang
paling buruk.
30. Sesunggunya mereka
yang beriman dan beramal soleh, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala
orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan yang baik.
31. Mereka itulah
(orang-orang yang) bagi mereka syurga 'Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya;
dalam syurga itu mereka dihiasi dengan gelang mas dan mereka memakai pakaian
hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar
di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat
istirehat yang indah;
Tamsil
kehidupan dunia dan orang-orang yang tertipu padanya
32. Dan berikanlah
kepada mereka[880] sebuah perumpamaan dua orang lelaki[881],
Kami jadikan bagi seorang di antara keduanya (yang kafir) dua buah kebun anggur
dan kami kelilingi kedua kebun itu dengan pohon-pohon kurma dan di antara kedua
kebun itu Kami buatkan ladang.
[880]. Iaitu: kepada orang-orang mukmin
dan orang-orang kafir.
[881]. Iaitu: dua orang Yahudi yang seorang mukmin dan yang lain kafir.
[881]. Iaitu: dua orang Yahudi yang seorang mukmin dan yang lain kafir.
33. Kedua buah kebun itu
menghasilkan buahnya, dan kebun itu tiada kurang buahnya sedikitpun, dan Kami
alirkan sungai di celah-celah kedua kebun itu,
34. dan dia mempunyai
kekayaan besar, maka ia berkata kepada kawannya (yang mukmin) ketika
bercakap-cakap dengan dia: "Hartaku lebih banyak dari pada hartamu dan
pengikut-pengikutku lebih kuat"
35. Dan dia memasuki
kebunnya sedang dia zalim terhadap dirinya sendiri[882]; ia
berkata: "Aku kira kebun ini tidak akan binasa selama-lamanya,
[882]. iaitu: dengan keangkuhan dan
kekafirannya.
36. dan aku tidak
mengira hari kiamat itu akan datang, dan jika sekiranya aku kembalikan kepada
Tuhanku, pasti aku akan mendapat tempat kembali yang lebih baik dari pada
kebun-kebun itu."
37. Kawannya (yang
mukmin) berkata kepadanya, sedang dia bercakap-cakap dengannya: "Apakah
kamu kafir kepada (Tuhan) yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setitis
air mani, lalu Dia menjadikan kamu seorang lelaki yang sempurna?
38. Tetapi aku (percaya
bahawa): Dialah Allah, Tuhanku, dan aku tidak mempersekutukan seorangpun dengan
Tuhanku.
39. Dan mengapa kamu
tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu "maasyaallaah, laa quwwata illaa
billaah (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali
dengan pertolongan Allah). Sekiranya kamu anggap aku lebih sedikit darimu dalam
hal harta dan keturunan,
40. maka mudah-mudahan
Tuhanku, akan memberi kepadaku (kebun) yang lebih baik dari pada kebunmu (ini);
dan mudah-mudahan Dia mengirimkan ketentuan (petir) dari langit kepada kebunmu;
hingga (kebun itu) menjadi tanah yang licin;
41. atau airnya menjadi
surut ke dalam tanah, maka sekali-kali kamu tidak dapat menemukannya
lagi."
42. Dan harta
kekayaannya dibinasakan; lalu ia membulak-balikkan kedua tangannya (tanda
menyesal) terhadap apa yang ia telah belanjakan untuk itu, sedang pohon anggur
itu roboh bersama para-paranya dan dia berkata: "Aduhai kiranya dulu aku
tidak mempersekutukan seorangpun dengan Tuhanku."
43. Dan tidak ada bagi
dia segolonganpun yang akan menolongnya selain Allah; dan sekali-kali ia tidak
dapat membela dirinya.
44. Di sana pertolongan
itu hanya dari Allah Yang Hak. Dia adalah sebaik-baik Pemberi pahala dan
sebaik-baik Pemberi balasan.
45. Dan berilah
perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia sebagai air hujan yang
Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur kerananya tumbuh-tumbuhan di muka
bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin.
Dan adalah Allah, Maha Kuasa atas segala sesuatu.
46. Harta dan anak-anak
adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi soleh
adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik untuk menjadi
harapan.
Beberapa
kejadian pada hari kiamat dan kedurhakaan Iblis
47. Dan (ingatlah) akan
hari (yang ketika itu) Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan dapat
melihat bumi itu datar dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak kami
tinggalkan seorangpun dari mereka.
48. Dan mereka akan
dibawa ke hadapan Tuhanmu dengan berbaris. Sesungguhnya kamu datang kepada
Kami, sebagaimana Kami menciptakan kamu pada kali yang pertama; bahkan kamu
mengatakan bahawa Kami sekali-kali tidak akan menetapkan bagi kamu waktu[883]
(memenuhi) perjanjian.
[883]. Yang dimaksud dengan waktu di
sini ialah hari berbangkit yang telah dijanjikan Allah untuk menerima balasan.
49. Dan diletakkanlah
kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang
(tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: "Aduhai celaka kami, kitab
apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar,
melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka
kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun."
50. Dan (ingatlah)
ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam[884],
maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia
mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan
turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripadaKu, sedang mereka adalah
musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi
orang-orang yang zalim.
[884]. Lihat no. [36]. Sujud di
sini bererti menghormati dan memuliakan Adam, bukanlah bererti sujud
memperhambakan diri, kerana sujud memperhambakan diri itu hanyalah semata-mata
kepada Allah.
51. Aku tidak
menghadirkan mereka (iblis dan anak cucunya) untuk menyaksikan penciptaan
langit dan bumi dan tidak (pula) penciptaan diri mereka sendiri; dan tidaklah
Aku mengambil orang-orang yang menyesatkan itu sebagai penolong.
52. Dan (ingatlah) akan
hari (yang ketika itu) Dia berfirman: "Serulah olehmu sekelian
sekutu-sekutuKu yang kamu katakan itu." Mereka lalu memanggilnya tetapi
sekutu-sekutu itu tidak membalas seruan mereka dan Kami adakan untuk mereka
tempat kebinasaan (neraka).
53. Dan orang-orang yang
berdosa melihat neraka, maka mereka meyakini, bahawa mereka akan jatuh ke
dalamnya dan mereka tidak menemukan tempat berpaling daripadanya.
Akibat
tidak mengindahkan peringatan-peringatan Allah s.w.t.
54. Dan sesungguhnya
Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam al Quran ini bermacam-macam
perumpamaan. Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah.
55. Dam tidak ada
sesuatupun yang menghalangi manusia dari beriman, ketika petunjuk telah datang
kepada mereka, dan dari memohon ampun kepada Tuhannya, kecuali (keinginan
menanti) datangnya hukum (Allah yang telah berlalu pada) umat-umat yang dahulu
atau datangnya azab atas mereka dengan nyata.
56. Dan tidaklah Kami
mengutus rasul-rasul hanyalah sebagai pembawa berita gembira dan sebagai
pemberi peringatan; tetapi orang-orang yang kafir membantah dengan yang batil
agar dengan demikian mereka dapat melenyapkan yang hak, dan mereka menganggap
ayat-ayat kami dan peringatan- peringatan terhadap mereka sebagai olok-olokkan.
57. Dan siapakah yang
lebih zalim dari pada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya
lalu dia berpaling daripadanya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh
kedua tangannya? Sesungguhnya Kami telah meletakkan tutupan di atas hati
mereka, (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan (Kami letakkan pula) sumbatan
di telinga mereka; dan kendatipun kamu menyeru mereka kepada petunjuk, nescaya
mereka tidak akan mendapat petunjuk selama-lamanya.
58. Dan Tuhanmulah yang
Maha Pengampun, lagi mempunyai rahmat. Jika Dia mengazab mereka kerana
perbuatan mereka, tentu Dia akan menyegerakan azab bagi mereka. Tetapi bagi
mereka ada waktu yang tertentu (untuk mendapat azab) yang mereka sekali-kali
tidak akan menemukan tempat berlindung dari padanya.
59. Dan (penduduk)
negeri telah Kami binasakan ketika mereka berbuat zalim, dan telah Kami
tetapkan waktu tertentu bagi kebinasaan mereka.
NABI
MUSA A.S. MENCARI ILMU
Nabi
Musa a.s. bertemu dengan Khidhr a.s.
60. Dan (ingatlah)
ketika Musa berkata kepada muridnya[885]: "Aku tidak
akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan; atau aku
akan berjalan sampai bertahun-tahun."
[885]. Menurut ahli tafsir, murid Nabi
Musa a.s. itu ialah Yusya 'bin Nun.
61. Maka tatkala mereka
sampai ke pertemuan dua buah laut itu, mereka lalai akan ikannya, lalu ikan itu
melompat mengambil jalannya ke laut itu.
62. Maka tatkala mereka
berjalan lebih jauh, berkatalah Musa kepada muridnya: "Bawalah ke mari
makanan kita; sesungguhnya kita telah merasa letih kerana perjalanan kita
ini."
63. Muridnya menjawab:
"Tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi, maka
sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak adalah yang
melupakan aku untuk menceritakannya kecuali syaitan dan ikan itu mengambil
jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali."
64. Musa berkata:
"Itulah (tempat) yang kita cari." Lalu keduanya kembali, mengikuti
jejak mereka semula.
65. Lalu mereka bertemu
dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan
kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu
dari sisi Kami[886].
[886]. Menurut ahli tafsir hamba di sini
ialah Khidir, dan yang dimaksud dengan rahmat di sini ialah wahyu dan kenabian.
Sedang yang dimaksud dengan ilmu ialah ilmu tentang yang ghaib seperti yang
akan diterangkan dengan ayat-ayat berikut.
66. Musa berkata kepada
Khidir: "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu
yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?"
67. Dia menjawab:
"Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersama aku.
68. Dan bagaimana kamu
dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup
tentang hal itu?"
69. Musa berkata:
"Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar, dan aku
tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusanpun."
70. Dia berkata:
"Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang
sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu."
Khidir
membocorkan perahu
71. Maka berjalanlah
keduanya, hingga tatkala keduanya menaiki perahu lalu Khidir melubanginya. Musa
berkata: "Mengapa kamu melubangi perahu itu akibatnya kamu menenggelamkan
penumpangnya?" Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang
besar.
72. Dia (Khidir)
berkata: "Bukankah aku telah berkata: "Sesungguhnya kamu sekali-kali
tidak akan sabar bersama dengan aku."
73. Musa berkata:
"Janganlah kamu menghukum aku kerana kelupaanku dan janganlah kamu
membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku."
Khidir
membunuh seorang anak
74. Maka berjalanlah
keduanya; hingga tatkala keduanya berjumpa dengan seorang anak, maka Khidir membunuhnya.
Musa berkata: "Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih, bukan kerana dia
membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang
mungkar."
75. Khidir berkata:
"Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahawa sesungguhnya kamu tidak akan
dapat sabar bersamaku?"
76. Musa berkata:
"Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah (kali) ini, maka
janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah cukup
memberikan uzur padaku."
Khidir
membetulkan dinding rumah
77. Maka keduanya
berjalan; hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka
minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mahu
menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah
yang hampir roboh, maka Khidir menegakkan dinding itu. Musa berkata:
"Jikalau kamu mahu, nescaya kamu mengambil upah untuk itu."
Hikmah-hikmah
dari perbuatan-perbuatan Khidir
78. Khidir berkata:
"Inilah perpisahan antara aku dengan kamu; kelak akan kuberitahukan
kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya.
79. Adapun bahtera itu
adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merosakkan
bahtera itu, kerana di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap
bahtera.
80. Dan adapun anak muda
itu, maka keduanya adalah orang-orang mukmin, dan kami kuatir bahwa dia akan
mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran.
81. Dan kami
menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang
lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada
ibubapanya).
82. Adapun dinding rumah
adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta
benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang soleh,
maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan
mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku
melakukannya itu menurut kemahuanku sendiri. Demikian itu adalah tujuan
perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya."
ZULKARNAIN
DENGAN YAKJUJ DAN MAKJUJ
83. Mereka akan bertanya
kepadamu (Muhammad) tentang Zulkarnain. Katakanlah: "Aku akan bacakan
kepadamu cerita tentangnya."
84. Sesungguhnya Kami
telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan
kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu,
85. maka diapun menempuh
suatu jalan.
86. Hingga apabila dia
telah sampai ke tempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam[887]
di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati di situ segolongan umat[888].
Kami berkata: "Hai Zulkarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat
kebaikan[889] terhadap mereka.
[887]. Maksudnya: sampai ke pantai
sebelah barat di mana Zulqarnain melihat matahari sedang terbenam.
[888]. Ialah umat yang tidak beragama.
[889]. Iaitu dengan menyeru mereka
kepada beriman.
87. Berkata Zulkarnain:
"Adapun orang yang aniaya, maka kami kelak akan mengazabnya, kemudian dia
kembalikan kepada Tuhannya, lalu Tuhan mengazabnya dengan azab yang tidak ada
taranya.
88. Adapun orang-orang
yang beriman dan beramal soleh, maka baginya pahala yang terbaik sebagai
balasan, dan akan kami titahkan kepadanya (perintah) yang mudah dari
perintah-perintah kami."
89. Kemudian dia
menempuh jalan (yang lain).
90. Hingga apabila dia
telah sampai ke tempat terbit matahari (sebelah Timur) dia mendapati matahari
itu menyinari segolongan umat yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu
yang melindunginya dari (cahaya) matahari[890] itu,
[890]. Menurut sebahagian ahli tafsir
bahawa golongan yang ditemui Zulkarnain itu adalah umat yang miskin.
91. demikianlah. dan
sesungguhnya ilmu Kami meliputi segala apa yang ada padanya.
92. Kemudian dia
menempuh suatu jalan (yang lain lagi).
93. Hingga apabila dia
telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit
itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan[891].
[891]. Maksudnya: mereka mereka tidak
boleh memahami bahasa orang lain, kerana bahasa mereka amat jauh bezanya dari
bahasa yang lain, dan merekapun tidak dapat menerangkan maksud mereka dengan
jelas kerana kekurangan kecerdasan mereka.
94. Mereka berkata:
"Hai Zulkarnain, sesungguhnya Yakjuj dan Makjuj[892] itu
orang-orang yang membuat kerosakkan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan
sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan
mereka?"
[892]. Yakuj dan Makjuj ialah dua
bangsa yang membuat kerosakkan di muka bumi, sebagai yang telah dilakukan oleh
bangsa Tartar dan Mongol.
95. Zulkarnain berkata:
"Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih
baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku
membuatkan dinding antara kamu dan mereka,
96. berilah aku
potongan-potongan besi." Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan
kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Zulkarnain: "Tiuplah (api
itu)." Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun
berkata: "Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku kutuangkan ke atas
besi panas itu."
97. Maka mereka tidak boleh
mendakinya dan mereka tidak boleh (pula) melubanginya.
98. Zulkarnain berkata:
"Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji
Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah
benar."
99. Kami biarkan mereka
di hari itu[893] bercampur aduk antara satu dengan yang lain,
kemudian ditiup lagi[894] sangkakala, lalu Kami kumpulkan
mereka itu semuanya,
[893]. Maksudnya: Di hari kehancuran
dunia yang dijanjikan oleh Allah.
[894]. Maksudnya: tiupan yang kedua iaitu
tiupan sebagai tanda kebangkitan dari kubur dan pengumpulan ke padang Mahsyar,
100. dan Kami nampakkan
Jahanam pada hari itu[895] kepada orang-orang kafir dengan
jelas,
[895]. Pada hari makhluk di padang
Mahsyar dikumpulkan.
101. iaitu orang-orang
yang matanya dalam keadaan tertutup dari memperhatikan tanda-tanda kebesaranKu,
dan adalah mereka tidak sanggup mendengar.
AZAB
BAGI ORANG-ORANG MUSYRIK DAN PAHALA BAGI ORANG-
ORANG
MUKMIN
Celakalah
orang-orang musyrik
102. maka apakah
orang-orang kafir menyangka bahawa mereka (dapat) mengambil hamba-hambaKu
menjadi penolong selain Aku? Sesungguhnya Kami telah menyediakan neraka Jahanam
tempat tinggal bagi orang-orang kafir.
Amat
merugilah orang-orang yang terpedaya oleh dirinya sendiri
103. Katakanlah:
"Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling
merugi perbuatannya?"
104. Iaitu orang-orang
yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka
bahawa mereka berbuat sebaik-baiknya.
105. Mereka itu
orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur
terhadap) perjumpaan dengan Dia[896],
maka hapuslah amalan- amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian
bagi (amalan) mereka pada hari kiamat
[896]. Maksudnya: tidak beriman kepada
pembangkitan di hari kiamat, hisab dan pembalasan.
106. Demikianlah balasan
mereka itu neraka Jahanam, disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka
menjadikan ayat-ayatKu dan rasul-rasulKu sebagai olok-olok.
Syurga
Firdaus bagi orang-orang yang beramal soleh
107. Sesungguhnya
orang-orang yang beriman dan beramal soleh, bagi mereka adalah syurga Firdaus
menjadi tempat tinggal,
108. mereka kekal di
dalamnya, mereka tidak ingin berpindah daripadanya.
LUASNYA
ILMU ALLAH TIDAK TERHINGGA
109. Katakanlah:
Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh
habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun
Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)."
110. Katakanlah:
Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku:
"Bahawa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa."
Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan
amal yang soleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat
kepada Tuhannya."
Surah
Al Kahfi dimulai dengan menerangkan sifat al Quran sebagai petunjuk dan
peringatan bagi manusia, dan sebagai peringatan pula terhadap mereka yang
mengatakan bahawa Allah mempunyai anak. Semua yang ada dipermukaan bumi
merupakan perhiasan bagi bumi dan sengaja diciptakan Allah agar manusia
memikirkan bagaimana cara mengambil manfaat dari semuanya itu. Kekuasaan Allah
dan betapa luas pengetahuanNya dikemukakan dalam surah ini dengan menyebutkan
kisah Nabi Musa a.s. dengan Khidir a.s., kisah Zulkarnain dan dengan
mengibaratkan bahawa seandainya semua air yang ada di bumi dan ditambah lagi
sebanyak itu pula dijadikan tinta untuk menulis ilmu Allah, tentu tidak akan
mencukupi. Kemudian diterangkan bahawa semua amal orang musyrik itu tidak
diberi pahala di akhirat, sedang untuk orang-orang mukmin disediakan Jannatun
Na'im.
HUBUNGAN SURAH AL KAHFI DENGAN SURAH MARYAM
1. Kedua surah ini sama-sama mengandung kisah yang ajaib, seperti surah Al Kahfi mengemukakan kisah Ashhabul Kahfi, kisah Musa a.s. dengan Khidir a.s., kisah Zulkarnain, sedang surah Maryam mengemukakan kisah keluarga Yahya a.s. di waktu bapanya Zakaria a.s. telah sangat tua dan ibunya seorang wanita tua yang mandul, dan kisah kelahiran Isa a.s. tanpa bapa.
2. Bahagian akhir surah Al Kahfi menerangkan tentang ancaman Allah terhadap orang-orang kafir yang mengambil pelindung selain Allah, semua amal mereka sia-sia dan mereka dimasukkan ke dalam neraka, sedang pada bahagian akhir surah Maryam diulangi lagi celaan dan ancaman Allah terhadap orang-orang yang mempersekutukanNya.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan