Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Sabtu, 5 Januari 2013

K 156 LIMA Sifat Ujub yang menghalang kita ke Syurga.


Abu Bakar Jabir Al-Jazairi menyebut bentuk-bentuk Ujub :

1- Ujub dengan ilmu.
2- Ujub dengan harta.
3- Ujub dengan kekuatan.
4- Ujub dengan kehormatan.
5- Ujub dengan Ibadah.

Kitab Mengapa Rasulullah SAW Tidak Mudah Sakit – M/S : 96-97.
Suntingan daripada


Ammar Fauzan

Ringkasan Kajian Ustadz Firanda Andirja, MA tentang “Bahaya Ujub” 
Bismillah.
Ada beberapa penyakit yang dapat merosak amalan, di antaranya adalah penyakit riak & ujub.

Ibnu Mubarok berkata (yang ertinya) : “Saya tidak menemui sesuatu yang berbahaya menimpa orang yang beribadah, selain ujub.”
Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam juga telah mengingatkan bahaya ujub :

لَوْ لَمْ تَكُوْنُوا تُذْنِبُوْنَ خَشِيْتُ عَلَيْكُمْ مَا هُوَ أَكْبَرُ مِنْ ذَلِكَ الْعُجْبَ الْعُجْبَ

“Jika kalian tidak berdosa maka aku takut kalian ditimpa dengan perkara yang lebih besar darinya (iaitu) ujub! ujub!”

(HR Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman no 6868, hadits ini dinyatakan oleh Al-Munaawi bahwasanya isnadnya jayyid (baik) dalam at-Taisiir, dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Jaami’ no 5303)
Al-Munaawi berkata :

كَرَّرَهُ زِيَادَةً فِي التَّنْفِيْرِ وَمُبَالَغَةً فِي التَّحْذِيْرِ، وَذَلِكَ لِأَنَّ الْعَاصِي يَعْتَرِفُ بِنَقْصِهِ فَيُرْجَى لَهُ التَّوْبَةُ وَالْمُعْجَبُ مَغْرُوْرٌ بِعَمَلِهِ فَتَوْبَتُهُ بَعِيْدَةٌ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengulangi-ngulanginya (*ujub!, ujub!) sebagai tambahan (penekanan) untuk menjauhkan (*umatnya) dan sikap berlebih-lebihan dalam mengingatkan (*umatnya). Hal ini dikeranakan pelaku maksiat mengakui kekurangannya maka masih diharapkan ia akan bertaubat, adapun orang yang ujub maka ia terpedaya dengan amalannya, maka jauh/sulit baginya untuk bertaubat” (At-Taisiir bisyarh Al-Jaami’ as-Shoghiir 2/606)’Ujub termasuk syirik asghar sebagaimana begitu juga dengan riak.

Mengapa ujub termasuk syirik asghar?

Kalau riak sudah jelas termasuk syirik asghar, kerana ketika dia beribadah ia menyekutukan ALLAH swt. Ia mengaku ikhlas mengharap redha ALLAH swt, tetapi juga mengharapkan pujian dari orang lain.

Bagaimana dengan ujub?
Kerana orang yang beramal soleh harus menyedari bahawa amalan solehnya semata-mata kerana hidayah dan pertolongan ALLAH Taala. Lalu ketika ia mensyarikatkan amalan soleh itu terhadap dirinya, maksudnya ia berbuat amalan soleh HANYA kerana semata-mata usahanya, maka itu termasuk ujub dan ujub termasuk syirik asghar.
Menurut Al-Munawwir, Ujub itu punya tanda-tanda, di antaranya :
Seseorang tatkala berdoa, kemudian doanya itu tidak dikabulkan, ia merasa hairan.
Seseorang yang merasa apabila orang lain bersikap kurang ajar dengan dia, ia mengatakan orang tersebut akan kualat(cilaka).
Ujub dengan pemikiran dan akalnya, ini terjadi pada orang pintar. Ciri-cirinya iangeyelan. Kerana, kalau ia mengaku salah, ia merasa turun darjatnya.
Tidak ada rasa tawaduk di hadapan orang lain. Padahal, orang yang ujub terhadap ilmunya, dakwahnya, amalannya, ia akan dianggap rendah di hadapan ALLAH Taala.

ثَلاَثُ مُهْلِكَاتٍ : شُحٌّ مُطَاعٌ وَهَوًى مُتَّبَعٌ وَإعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ

“Tiga perkara yang membinasakan, rasa pelit yang ditaati, hawa nafsu yang diikui dan ujubnya seseorang terhadap dirinya sendiri.”

(HR at-Thobroni dalam Al-Awshoth no 5452 dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam as-shahihah no 1802) Jenis-jenis ujub yang disebutkan para ulama, antaranya :
Ujub dalam amalan Ujub dalam kekuatan. Ini terjadi ketika perang Hunain. Ketika itu jumlah kaum muslimin jauh lebih banyak berbanding dengan kaum musyrikin. Lalu, ada beberapa sahabat yang berkata,
”jumlah kita banyak, kita pasti menang.” Hal ini sempat membuat Rasulullah saw cemas, lalu akhirnya di awal peperangan kaum Muslimin kalah. Sampai akhirnya ALLAH swt memperingatkan kaum muslimin, dan kemudian para sahabat sedar dan kemudian umat Muslimin Berjaya mendapat kemenangan setelah memperbaiki aqidah mereka, salah satunya membersihkan diri dari sikap ujub tersebut.

Ujub dalam keberhasilan.
Seperti yang terjadi pada Qarun yang menganggap hartanya yang sangat melimpah ruah itu hanya semata-mata karena ilmu dan usahanya, tanpa meyakini ada pertolongan ALLAH swt.

Adapun di sesi tanya jawab,al-ustaz menjawab beberapa pertanyaan. Di antaranya :

1. Bagaimana cara agar tidak ujub?

Pertama,dengan mengingat hakikat diri kita. Sekiranya dosa itu ada baunya, nescaya tidak akan ada yang mahu duduk di dekat kita. Syaitan memperdaya manusia dengan membuatnya hanya mengingat amalan-amalan soleh yang telah dikerjakannya dan membuat manusia lupa dengan dosa serta maksiat yang telah ia perbuat.

Kedua, dengan menyedari bahawa kelebihan yang ada di diri kita boleh lenyap sekelip mata dan ini sangat mudah bagi ALLAH Taala.
Ketiga, dengan membandingkan diri kita. Kita tidak apa-apanya dibandingkan dengan generasi terdahulu. Bagaimana semangat beribadah, beramal, berjuang generasi terdahulu. Itu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan antara kita dengan mereka.

2. Bolehkah PD (Percaya Diri)?

Percaya Diri yang tidak boleh adalah ketika PD itu tanpa meyakini bahwa ALLAH  swt menolong kita dan itu termasuk ujub. Percaya diri, bersikap optimis bahawa kita boleh melakukan sesuatu atau berhasil meraih sesuatu, hendaknya diiringi dengan keyakinan bahawa ALLAH swt lah yang memberi kita hidayah dan pertolongan untuk meraih segala sesuatu.

3. Apa bezanya antara UJUB dengan SOMBONG?

Ujub itu adalah sarana yang mengantarkan ia pada sombong. Orang yang ujub belum tentu ia sampai ke tahapan sombong.

4. Adakah kaitannya terkabulnya sebuah doa dengan tempat & waktu doa itu dipanjatkan?

Memang benar ada tempat dan waktu yang diutamakan untuk berdoa, tapi yang paling utama dari sebuah doa itu adalah keadaan hati kita. Ketika berdoa hati kita harus benar-benar yakin akan pengabulan ALLAH Taala.

Usroh Umar bin Khattab,UniRes UMY gedung U, 16 Rajab 1433 H
*mohon koreksinya jika ada kekeliruan*
Artikel tulisan Ustadz Firanda Andirja,MA tentang “Bahaya Ujub” bisa dibaca
















Tiada ulasan:

Catat Ulasan