Kisah dari
Syeikh Abdullah Al-Madaniyah
Ada seorang
pemuda tawaf 1000 kali, pemuda ini tidak mencolok di mata orang awam, tapi di mata
Syekh Abdullah sangatlah mencolok, setiap hari pemuda ini diperhatikan oleh
Syekh Abdullah sembari menghitung dan Subhanallah ... tawafnya pemuda ini 1000 kali.
Lalu Syekh
Abdullah mendekati pemuda ini dan berkenalan, kemudian mengajak pemuda ini ke rumah.
Pemuda ini
seorang yang alim, tak ada yang curiga, ia selalu berhusnuzhzhon kepada Syekh
Abdullah.
Syekh
Abdullah pun menguji pemuda ini dengan makanan berperkara syubahat, pemuda ini
pun menyantap makanan yang diberikan Syekh Abdullah, esok harinya pemuda ini
tawaf, apa yang pemuda ini dapatkan? Ternyata pemuda tersebut tak mampu tawaf
1000 kali melainkan hanya dapat 150 kali saja.
Syekh
Abdullah kembali mengajak pemuda ini ke rumahnya, beliau kembali menguji
pemuda tersebut dengan memberikan makanan perkara perkara haram, pemuda
tersebut tak merasa curiga, hanya akhlaknya merosot jauh, ia lebih suka marah-marah,
solat pun tak tepat waktu, pemuda ini pun mencuba tawaf.
Tapi apa yang
pemuda ini dapat? Ia tak mampu tawaf 150 kali, ia hanya mampu tawaf 3 kali dan
itupun sambil malas-malasan.
Syekh
Abdullah pun mendekati pemuda ini, kali ini bukan menguji pemuda tersebut,
melainkan mengubati pemuda tersebut dengan memberikan makanan perkara halal,
dan Subhanallah, pemuda ini kembali tawaf dan mampu melakukan tawaf 200 kali,
dan seterusnya volume tawafnya selalu bertambah hingga 1000 kali ketika Syekh
Abdullah memberikan makanan perkara halal.
Akhirnya
Syekh Abdullah berkata kepada pemuda tersebut, "Wahai hamba yang soleh,
maafkan aku, sesungguhnya aku ingin mengujimu kerana rasa kagumku kepadamu yang
mampu tawaf 1000 kali."
Tak disangka
pemuda ini seorang wali, ia menjawab perkataan Syekh Abdullah yang tersimpan di
hati beliau, pemuda itu berkata, "Aku tahu engkau mengujiku dengan makanan
yang engkau berikan, DEMI ALLAH ayahku tidak pernah memberikan kepadaku rezeki
dari perkara syubahat (samar-samar atau tidak jelas halal haram).
Syekh
Abdullah pun tersenyum, wahai pemuda, "Kau bukan orang biasa, apakah hanya
aku yang boleh melihatmu?"
Pemuda itu
berkata, "Ia, hanya engkau yang boleh melihat tawafku, kerana ketika aku
tawaf waktu seakan-akan berhenti, orang-orang baru 1 kali tawaf, sedangkan aku
sudah melakukan 100 kali tawaf.
اللهم صل وسلم
وبارك على سيدنا ومولانا محمد وعلى آله وصحبه اجمعين .
Ingatlah... Rezeki yang tidak jelas asal usulnya yang
masuk ke perut atau yang kita pakai, dapat mempengaruhi kualiti ibadah kita,
tubuh kita akan menjadi malas dan akhlak kita pun dipastikan akan merosot.
Share daripada
Habib Ja'far Al-Hamid
Semoga bermanfaat ...
Smg Allah
mudahkan Rizqi kita berkat orang soleh amiiin
Copas daripada
alwi Alqodrie.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan