Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Isnin, 28 Januari 2013

Bab 4 Kebenaran


قال الله تعالى : } يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله وكونوا مع الصادقين { ( ( التوبة : 119 ) ) وقال تعالى :
{ والصادقين والصادقات } ( ( الأحزاب : 35 ) ) . وقال تعالى : } فلو صدقوا الله لكان خيرًا لهم {
. ( ( ( ( محمد : 21

Allah Taala berfirman:

"Hai sekalian orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah engkau semua bersama-sama dengan orang-orang yang benar."
(at-Taubah: 119)

Allah Taala berfirman pula:

"Dan orang-orang yang benar, lelaki ataupun perempuan."
(al-Ahzab: 35)

Juga Allah Taala berfirman:

"Dan andaikata mereka itu bersikap benar terhadap Allah, pastilah hal itu amat baik untuk mereka sendiri."
(Muhammad: 21)

Adapun Hadis-hadis yang menerangkannya ialah:

54. Pertama: Daripada Ibnu Mas'ud r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya:

"Sesungguhnya kebenaran(baik yang berupa ucapan atau perbuatan) itu menunjukkan kepada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan itu menunjukkan ke syurga dan sesungguhnya seseorang itu nescaya melakukan kebenaran sehingga dicatatlah di sisi Allah sebagai seorang yang ahli melakukan kebenaran. Dan sesungguhnya berdusta itu menunjukkan kepada kecurangan dan sesungguhnya kecurangan itu menunjukkan kepada neraka dan sesungguhnya seseorang itu nescaya berdusta sehingga dicatatlah di sisi Allah sebagai seorang yang ahli berdusta."
(Muttafaq 'alaih)

Sabda Nabi s.a.w. Yuriibuka, boleh dengan difathahkan ya'nya (dan boleh pula didhamahnya, ertinya: "Tinggalkanlah olehmu apa saja yang engkau ragukan perihal boleh atau halalnya sesuatu dan beralihlah kepada yang tidak ada keragu-raguan perihal itu dalam hatimu.")

55. Kedua: Daripada Abu Muhammad, iaitu Alhasan bin Ali bin Abu Thalib radhiallahu 'anhuma, katanya: "Saya menghafal sabda dari Rasulullah s.a.w. iaitu:

"Tinggalkan apa-apa yang menyangsikan hatimu yakni jangan terus dilakukan dan berpindahlah kepada apa-apa yang tidak menyangsikan hatimu yakni yang hatimu tenang jikalau melakukannya. Maka sesungguhnya bersikap benar itu adalah ketenangan dan berdusta itu menyebabkan timbulnya kesangsian."
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis shahih.

56. Ketiga: Daripada Abu Sufian bin Shakhr bin Harb r.a. dalam Hadisnya yang panjang dalam menguraikan cerita Raja Hercules. Hercules berkata: "Maka apakah yang diperintah olehnya?" Yang dimaksud ialah oleh Nabi s.a.w. Abu Sufian berkata: "Saya lalu menjawab:
"Ia berkata: "Sembahlah akan Allah yang Maha Esa, jangan menyekutukan sesuatu denganNya dan tinggalkanlah apa-apa yang dikatakan oleh nenek-moyangmu semua." Ia juga menyuruh supaya kita semua melakukan solat, bersikap benar, menahan diri dari keharaman serta mempereratkan kekeluargaan."
(Muttafaq 'alaih)

57. Keempat: Daripada Abu Tsabit, dalam suatu riwayat lain disebutkan Abu Said dan dalam riwayat lain pula disebutkan Abulwalid, iaitu Sahl bin Hanif r.a., dan dia pernah menyaksikan peperangan Badar, bahawasanya Nabi s.a.w. bersabda:

"Barangsiapa yang memohonkan kepada Allah Taala supaya dimatikan syahid dan permohonannya itu dengan secara yang sebenar-benarnya, maka Allah akan menyampaikan orang itu ke tingkat orang-orang yang mati syahid, sekalipun ia mati di atas tempat tidurnya."
(Riwayat Muslim)

58. Kelima: Daripada Abu Hurairah r.a. berkata: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Ada seorang Nabi dari golongan beberapa Nabi shalawatullahi wa salamuhu 'alaihim berperang, kemudian ia berkata kepada kaumnya: "Jangan mengikuti peperanganku ini, seorang lelaki yang memiliki kemaluan wanita yakni baru kahwin dan ia hendak masuk tidur dengan isterinya itu, tetapi masih belum lagi masuk tidur dengannya, jangan pula mengikuti peperangan ini seorang yang membangun rumah dan belum lagi mengangkat atapnya maksudnya belum selesai sampai rampung sama sekali, jangan pula seseorang yang membeli kambing atau unta yang sedang bunting tua yang ia menantikan kelahiran anak-anak ternaknya itu yang dibelinya itu. Nabi itu lalu berperang, kemudian mendekati sesuatu desa pada waktu solat Asar atau sudah dekat dengan itu, kemudian ia berkata kepada matahari: "Sesungguhnya engkau  hai matahari adalah diperintahkan yakni berjalan mengikuti perintah Tuhan dan sayapun juga diperintahkan yakni berperang inipun mengikuti perintah Tuhan. Ya Allah, tahanlah jalan matahari itu di atas kita." Kemudian matahari itu tertahan jalannya sehingga Allah memberikan kemenangan kepada Nabi tersebut. Beliau mengumpulkan banyak harta rampasan. Kemudian datanglah, yang dimaksud datang adalah api, untuk makan harta rampasan tadi, tetapi ia tidak suka memakannya. Nabi itu berkata: "Sesungguhnya di kalangan engkau semua itu ada yang menyembunyikan harta rampasan, maka dari itu hendaklah berbai'at padaku dengan jalan berjabatan tangan  dari setiap kabilah seseorang lelaki. Lalu ada seorang lelaki yang lekat tangannya itu dengan tangan Nabi tersebut. Nabi itu lalu berkata lagi: "Nah, sesungguhnya di kalangan kabilahmu itu ada yang menyembunyikan harta rampasan. Oleh sebab itu hendaklah seluruh orang dari kabilahmu itu memberikan pembai'atan padaku." Selanjutnya ada dua atau tiga orang yang tangannya itu lekat dengan tangan Nabi itu, lalu beliau berkata pula: "Di kalanganmu semua itu ada 7 Jadi bila kila meragu-ragukan sesuatu, baiklah kita tinggalkan saja dan beralih pada yang tidak meragu-ragukan, misalnya sesuatu yang belum terang hukumnya yakni samar-samar atau subahat, maka baiklah engkau tinggalkan saja. yang menyembunyikan harta rampasan." Mereka lalu mendatangkan sebuah kepala sebesar kepala lembu yang terbuat dari emas dan inilah benda yang disembunyikan, lalu diletakkanlah benda tersebut, kemudian datanglah api terus memakannya semua harta rampasan. Oleh sebab itu memang tidak halallah harta-harta rampasan itu untuk siapapun umat sebelum kita, kemudian Allah menghalalkannya untuk kita harta-harta rampasan tersebut, di kala Allah mengetahui betapa kedhaifan serta kelemahan kita semua. Oleh sebab itu lalu Allah menghalalkannya untuk kita."
(Muttafaq 'alaih)
Alkhalifaat, dengan fathahnya kha' mu'jamah dan kasrahnya lam adalah jamaknya khalifatun, ertinya ialah unta yang bunting.

59. Keenam: Daripada Abu Khalid iaitu Hakim bin Hizam r.a., ia masuk Islam di zaman pembebasan Mekah, sedang ayahnya adalah termasuk golongan pembesar-pembesar
Quraisy, baik di masa Jahiliyah ataupun di masa Islam, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Dua orang yang berjual-beli itu dengan kebebasan yakni boleh mengurungkan jual-belinya atau jadi meneruskannya selama keduanya itu belum berpisah. Apabila keduanya itu bersikap benar dan menerangkan cacat-cacatnya, maka diberi berkahlah jual-beli keduanya, tetapi jikalau keduanya itu menyembunyikan cacat-cacatnya dan sama-sama berdusta, maka dileburlah keberakahan jual-beli keduanya itu."
(Muttafaq 'alaih)

Keterangan:
Kata Shidqun yang bererti benar itu, maksudnya tidak hanya benar dalam pembicaraannya saja, tetapi juga benar dalam amal perbuatannya. Jadi benar dalam kedua hal itulah yang menurut sabda Nabi s.a.w. dapat menunjukkan ke jalan kebajikan dan kebajikan ini yang menunjukkan ke jalan menuju syurga.
Secara ringkasnya, seseorang itu baru dapat dikatakan benar, manakala ucapannya sesuai dengan amal perbuatan yang dilakukan, atau dengan kata lain ialah manakala amal perbuatannya itu masih bertentangan dengan ucapannya, tetaplah ia dianggap sebagai manusia yang berdusta atau kadzib. Misalnya seorang yang mengaku beragama Islam, tetapi solat tidak dilakukan, puasa tidak dikerjakan, bahkan mengucapkan dua kalimat syahadat saja tidak dapat, maka dapatkah orang semacam itu dikatakan benar ucapannya. Tentu tidak dapat. Ia tetap berdusta yang oleh Rasulullah s.a.w. disabdakan bahawa kedustaan itu menunjukkan ke jalan kecurangan dan kecurangan itu menunjukkan ke jalan menuju neraka.





Tiada ulasan:

Catat Ulasan