Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Ahad, 28 Julai 2013

Bab 370 Kitab Almantsurat Dan Almulah Beberapa Hadis Yang Berserakan Tidak Termasuk Dalam Bab Tertentu Dan Yang Sedap-sedap Dirasakan


























Beberapa Hadis Yang Berserakan Tidak Termasuk Dalam Bab Tertentu Dan Yang Sedap-sedap Dirasakan :

1805. Daripada Annawas bin Sam'an r.a., katanya:

Yang Bermaksud : "Rasulullah s.a.w. menyebut-nyebutkan perihal Dajal pada suatu pagi. Beliau s.a.w. menguraikan Dajal itu kadang-kadang suaranya direndahkan dan kadang-kadang diperkeraskan dan Dajal itu sendiri oleh beliau s.a.w. kadang-kadang dihinanya, tetapi kadang-kadang diperbesarkan hal-ehwalnya sebab amat besarnya fitnah yang akan ditimbulkan olehnya itu, sehingga kita semua mengira seolah-olah Dajal itu sudah ada di kelompok pohon kurma. Setelah pada suatu ketika kita pergi ke tempatnya, beliau s.a.w. kiranya telah mengetahui apa yang ada di dalam perasaan kita, lalu bertanya: "Ada persoalan apakah engkau semua ini?" Kita menjawab: "Ya Rasulullah, Tuan menyebut-nyebutkan Dajal pada suatu pagi, Tuan merendahkan serta mengeraskan suara dan Dajal itu Tuan hinakan, juga Tuan perbesarkan peristiwanya kerana besarnya fitnah yang akan ditimbulkan olehnya, sehingga kita semua mengira bahawa ia sudah ada di kelompok pohon kurma." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Kecuali Dajal, itulah yang paling saya takutkan kalau menimpa atas dirimu semua. Jikalau ia keluar dan saya masih ada di kalangan engkau semua, maka sayalah penentangnya untuk melindungi engkau semua. Tetapi jikalau ia keluar dan saya sudah tidak ada di kalangan engkau semua, maka setiap manusia adalah sebagai penentang guna melindungi dirinya sendiri dan Allah adalah penggantiku dalam melindungi setiap orang Muslim.
Sesungguhnya Dajal adalah seorang pemuda yang rambutnya sangat keriting, matanya menonjol, seolah-olah saya menyamakannya dengan Abul 'Uzza bin Qathan. Maka barangsiapa yang dapat bertemu dengannya, maka hendaklah membacakan atasnya ayat-ayat permulaan surat al-Kahfi. Dajal itu akan keluar di Khallah, suatu jalanan yang terletak antara Syam dan Irak, lalu membuat kerosakan di bahagian sebelah kanannya dan juga membuat kerosakan di bahagian sebelah kirinya. Maka itu hai hamba-hamba Allah, tetapkanlah keimananmu semua."
Kita para sahabat bertanya: "Ya Rasulullah, berapa lama ia menetap di bumi?"
Beliau s.a.w. menjawab: "Empat puluh hari, yang sehari, hari pertama itu lamanya sama dengan setahun, yang sehari lagi  hari kedua lamanya seperti sebulan, yang sehari sesudah itu hari ketiga seperti sejumaat yakni seminggu, sedang hari-hari yang selain tiga hari itu adalah sebagaimana keadaan hari-hari pada masamu sekarang ini." Kita bertanya lagi: "Ya Rasulullah, dalam sehari yang panjang waktunya sebagaimana setahun itu, apakah kita cukup mengerjakan seperti solat sehari saja yakni lima waktu?" Beliau s.a.w. menjawab: "Tidak cukup, maka itu perkirakanlah menurut kadar jaraknya masing-nasing." Jadi tetap lima kali dalam perkiraan sehari seperti sekarang.
Kita bertanya pula: "Ya Rasulullah, bagaimanakah kecepatannya dalam menjelajah bumi?" Beliau s.a.w. bersabda: "Iaitu bagaikan hujan yang didorong oleh angin dari arah belakangnya. Dajal itu datang kepada sesuatu kaum, lalu ia mengajak mereka, kemudian mereka itu beriman padanya dan mengikuti apa yang dikehendaki olehnya. la menyuruh langit supaya menurunkan hujan, lalu turunlah hujan, ia menyuruh bumi supaya menumbuhkan tanaman, lalu tumbuhlah tanamannya. Selanjutnya kembalilah ternak-ternak mereka tergembala di situ dalam keadaan bergumbul atau berpunuk sepanjang atau sebesar yang pernah ada, juga mempunyai tetek sekenyang yang pernah ada yakni penuh air susu dan terpanjang pantatnya  sebab semuanya kenyang. Seterusnya datanglah Dajal itu pada sesuatu kaum, lalu mereka ini diajaknya mengikuti kehendaknya, tetapi mereka menolak, kemudian kembalilah Dajal itu meninggalkan mereka. Kaum yang menolak ini  kerana ketetapan keimanannya pada keesokan harinya telah menjadi kering daerahnya seolah-olah telah lama tidak kehujanan dan kosong sama-sekali dari rumput dan tanaman Iain-Iain, juga tidak lagi mereka memiliki hartabenda sedikitpun. Dajjal itu lalu berjalan melalui puing-puing bekas istana yang rosak-rosak, kemudian ia berkata: "Keluarkanlah harta-harta simpananmu," tiba-tiba harta-harta di situ dapat diambil dan mengikuti perjalanan Dajal itu sebagaimana labah-labah mengikuti rajanya.
Setelah itu Dajal memanggil seorang pemuda yang penuh jiwa kepemudaannya menurut riwayat yang dimaksudkan ialah Al-Hidhr, lalu ia memukul pemuda ini dengan pedang, sehingga terpotonglah tubuhnya menjadi dua bahagian dengan kecepatan bagaikan lemparan anak panah pada sasarannya. Tetapi Dajal lalu memanggil pemuda yang sudah mati itu, lalu ia hidup kembali dan menghadapnya, sedang wajahnya berseri-seri sambil tertawa.
Dalam keadaan sebagaimana di atas itu, tiba-tiba Allah Taala mengutus Isa al-Masih putera Maryam. la turun di menara  atau rumah tinggi putih warnanya, yang terletak di sebelah selatan Damsyik, iaitu mengenakan dua lembar pakaian yang bersumba, dengan meletakkan kedua tapak tangannya atas sayap dua malaikat. Jikalau ia menundukkan kepalanya, maka mencucurlah air dari kepalanya itu, sedang apabila ia mengangkatnya, maka berjatuhanlah daripadanya permata-permata besar bagaikan mutiara. Maka tiada seorang kafirpun yang berdiam di sesuatu tempat yang dapat mencium bau tubuhnya itu, melainkan ia pasti mati dan jiwanya itu terhenti sejauh terhentinya pandangan matanya.
Selanjutnya al-Masih mencari Dajal itu sehingga dapat menemukannya di pintu gerbang negeri Luddin, kemudian ia membunuhnya. Seterusnya Isa a.s. mendatangi kaum yang telah dilindungi oleh Allah dari kejahatan Dajal itu, lalu ia mengusap wajah-wajah mereka maksudnya melapangkan kesukaran-kesukaran yang mereka alami selama kekuasaan Dajal tersebut dan ia memberitahukan kepada mereka bahawa mereka akan memperolehi darjat yang tinggi dalam syurga. Dalam keadaan yang sedemikian itu lalu Allah memberikan wahyu kepada Isa a.s. bahawasanya Aku(Allah) telah mengeluarkan beberapa orang hambaKu yang tiada kekuasaan bagi siapapun untuk menentang serta berlawanan perang dengan mereka itu. Maka itu kumpulkanlah hamba-hambaKu yang menjadi kaum mukminin itu ke gunung Thur.
Orang-orang yang dikeluarkan oleh Allah itu ialah bangsa Yakjuj dan Makjuj. Mereka itu mengalir secara cepat sekali dari setiap tempat yang tinggi. Kemudian berjalanlah barisan pertama dari mereka itu di danau Thabariyah, lalu minum airnya, selanjutnya berjalanlah barisan terakhir dari mereka lalu mereka ini berkata: "Danau ini tentunya tadi masih ada airnya dan kini sudah habis." Nabiullah Isa a.s. serta sekalian sahabat-sahabatnya dikurung yakni dikepung dari segala jurusan sehingga tidak dapat keluar,  sampai-sampai nilai sebuah kepala lembu bagi seseorang di antara mereka itu adalah lebih berharga dari seratus wang dinar emas bagi seseorang di antara engkau semua pada hari ini. Nabiullah Isa a.s. dan sahabat-sahabatnya radhiallahu 'annum semuanya merendahkan diri kepada Allah Taala memohonkan agar kesukaran itu segera dilenyapkan.
Allah Taala lalu menurunkan ulat atas bangsa Yakjuj dan Makjuj tadi di leher-leher mereka, kemudian menjadilah mereka itu sebagai korban yang mati seluruhnya dalam waktu sekaligus, seperti kematian seseorang manusia.
Nabiullah Isa a.s. serta sahabat-sahabatnya radhiallahu 'annum lalu turun ke bumi. Mereka tidak menemukan sejengkal tanahpun di bumi itu melainkan terpenuhi oleh bau busuk dan bau bacin mayat-mayat bangsa-bangsa Yakjuj dan Makjuj tadi. Selanjutnya Nabiullah Isa a.s. dan sahabat-sahabatnya radhiallahu 'annum sama merendahkan diri lagi kepada Allah Taala sambil memohonkan agar mayat-mayat mereka dilenyapkan. Allah Taala menurunkan burung sebesar batang-batang leher unta dan burung inilah yang membawa mereka lalu meletakkan mereka itu di sesuatu tempat yang telah dikehendaki oleh Allah. Seterusnya Allah 'Azza-wajalla lalu menurunkan hujan yang tidak tertutup daripadanya tempat yang bertanah keras ataupun yang lunak - yakni semuanya pasti terkena siraman hujan itu, kemudian hujan itu membasuh merata di bumi sehingga menyebabkan bumi itu bersih bagaikan kaca. Kepada bumi itu lalu dikatakan: "Tumbuhkanlah buah-buahanmu dan luapkanlah keberkahanmu." Maka pada saat itu sekelompok manusia cukup makan dari sebiji buah delima saja kerana amat besarnya. Merekapun dapat bernaung di bawah kulit tempurung delima tadi dan dikurniakanlah keberkahan dalam air susu, sehingga sesungguhnya seekor unta yang mengandung air susu nescayalah dapat mencukupi segolongan besar dari para manusia, seekor lembu yang mengandung air susu dapat mencukupi sekabilah manusia, sedang seekor kambing yang mengandung susu dapat mencukupi sedesa manusia.
Seterusnya di waktu mereka dalam keadaan yang sedemikian itu, tiba-tiba Allah Taala mengirimkan angin yang sejuk nyaman, lalu angin itu mengambil nyawa kaum mukminin itu dari bawah ketiaknya. Jadi angin itulah yang mencabut jiwa setiap orang mukmin dan setiap orang Muslim. Kini yang tertinggal adalah golongan manusia yang jahat-jahat yang saling bercampur-baur antara lelaki dan perempuan sebagaimana bercampur baurnya sekelompok keldai. Maka di atas mereka inilah menjelang tibanya hari kiamat."
(Riwayat Muslim)

Sabdanya: Khallatan bainas syami wal 'iraqi, ertinya jalanan yang terletak antara kedua negeri itu. Sabdanya: 'Aatsa dengan 'ain muhmalah dan tsa' bertitik tiga dan juga Al'aitsu ialah sangatnya kerosakan.
Adzdzura, punggung-punggung unta yakni gumbul. Alya'asib ialah labah-labah jantan. Jazlataini ertinya dua potong dan Algharadh ialah sasaran yang kepadanya dilemparkanlah anak panah, yakni ia melemparkannya sebagai lemparannya anak panah kepada sasaran. Almahrudah dengan dal muhmalah atau mu'jamah, iaitu pakaian yang disumba.
Sabdanya: La yadani iaitu tidak mempunyai kedua tangan yakni tidak mempunyai kekuatan atau kekuasaan. Annaghafu ialah ulat. Farsa jamaknya faris iaitu orang yang terbunuh. Azzalaqatu dengan fathahnya zai, lam dan qaf dan ada yang mengatakan Azzulfatu, dengan dhammahnya zai, sukunnya /am dan dengan fa' ialah kaca atau cermin. Al'ishabah yakni jama'ah.
Arrislu ertinya air susu. Allaqhatu ertinya binatang yang mengandung air susu. Alfi-aam dengan kasrahnya fa' dan sesudah itu ada hamzah iaitu segolongan manusia dan Alfakhdzu ialah yang di bawah kabilah dari para manusia.

1806. Daripada Rib'iy bin Hirasy, katanya:

Yang Bermaksud : "Saya berangkat dengan Abu Mas'ud al-Anshari ke tempat Hudzaifah al-Yaman radhiallahu 'anhum, lalu Abu Mas'ud berkata kepadanya: "Beritahukanlah kepadaku apa yang pernah engkau dengar dari Rasulullah s.a.w. perihal Dajal." Hudzaifah lalu berkata: "Nabi s.a.w. bersabda:
"Sesungguhnya Dajal itu keluar dan sesungguhnya beserta Dajal itu ada air dan api. Adapun yang dilihat oleh para manusia sebagai air, maka sebenarnya itu adalah api yang membakar, sedang apa yang dilihat oleh para manusia sebagai api, maka sebenarnya itu adalah air yang dingin dan tawar. Maka barangsiapa yang menemui Dajal di antara engkau semua, hendaklah masuk dalam benda yang dilihatnya sebagai api, kerana sesungguhnya ini adalah air tawar dan nyaman sekali."
Setelah itu Abu Mas'ud berkata: "Sayapun benar-benar pernah mendengar yang seperti itu."
(Muttafaq 'alaih)

1807. Daripada Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

Yang Bermaksud : "Dajal itu akan keluar kepada umatku kemudian menetap sealam empat puluh lamanya; tetapi saya tidak mengerti apakah itu empat puluh hari atau empat puluh bulan atau empat puluh tahun. Kemudian Allah mengutus Isa putera Mariam a.s. lalu ia mencari Dajal kemudian membunuhnya. Kemudian para manusia itu menetap selama tujuh tahun di saat itu tidak ada permusuhan sama sekali antara dua orang manusiapun.
Selanjutnya Allah 'Azzawajalla mengutus angin yang dingin dari arah Syam (Palestin). Maka tidak ada seorangpun yang menetap di atas permukaan bumi yang dalam hati orang itu ada timbangan seberat semut kecil dari kebaikan atau keimanan, melainkan pasti akan dicabut nyawanya sehingga andaikata salah seorang dari engkau semua ada yang masuk di dalam perut gunung, juga pasti akan dimasuki oleh angin tadi, sampai dapat tercabut nyawanya.
Akhirnya yang ketinggalan adalah manusia-manusia yang buruk kelakuannya yang suka cepat-cepat melakukan keburukan dan kezaliman sampai dapat diumpamakan sebagai keringanan burung yang sedang terbang atau angan-angan binatang buas yang hendak memangsa. Orang-orang tersebut tidak mengerti apa-apa yang baik dan tidak mengingkari apa-apa yang buruk yakni kemungkaran dibiarkan belaka. Seterusnya lalu muncullah syaitan yang menjelma sebagai manusia lalu berkata: "Alangkah baiknya kalau engkau semua suka mengikuti perintahku?" Orang-orang sama berkata: "Apakah yang engkau perintahkan kepada kita?" Kemudian syaitan tersebut mengajak mereka menyembah berhala-berhala. Keadaan para manusia di saat itu adalah sangat luas rezekinya, senang hidupnya. Selanjutnya ditiupkanlah dalam sangkakala, maka tiada seorangpun yang mendengarnya melainkan ia menurunkan lehernya yang sebelah dan mengangkat yang sebelah lainnya. Pertama-tama orang yang mendengarnya itu ialah seseorang yang sedang memperbaiki pelur kolam untanya, lalu ia tidak sedarkan diri dan semua manusia di sekitarnyapun tidak sedar, terus mati.
Kemudian Allah mengirimkan atau sabdanya: Menurunkan hujan bagaikan rintik-rintik atau bagaikan bayangan, lalu dari air itu tumbuhlah seluruh tubuh para manusia, terus ditiupkanlah pula sekali lagi sangkakala tersebut tiba-tiba orang-orang itu sama berdiri bangun sambil memperhatikan keadaan di waktu itu, kemudian ada yang mengucapkan: "Hai sekalian manusia, marilah sama mendekat di hadapan Tuhanmu semua," dan kepada semua malaikat diperintahkan:
"Hentikan dulu orang-orang itu, sebab sesungguhnya mereka akan ditanya lebih dulu". Kemudian dikatakan pula: "Keluarkan olehmu semua orang-orang itu perlu dikirim ke neraka."
Selanjutnya ditanyakan: "Dari berapa?" Lalu dijawab: "Dari setiap-tiap seribu sebanyak Sembilan ratus Sembilan puluh sembilan orang."
Sabdanya: "Itulah hari yang dapat membuat anak-anak kecil menjadi beruban dan itulah hari dibukanya betis manusia, kerana amat kebingungan sekali."
(Riwayat Muslim)

Alliitu ialah batang leher, ertinya ialah merendahkan lehernya yang sebelah dan mengangkat sebelah yang lainnya.

1808. Daripada Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

Yang Bermaksud : "Tiada suatu negeripun melainkan akan diinjak oleh Dajal, kecuali hanya Mekah dan Madinah yang tidak. Tiada suatu lorongpun dari lorong-lorong Mekah dan Madinah itu, melainkan di situ ada para malaikat yang berbaris rapat untuk melindunginya. Kemudian Dajal itu turunlah di suatu tanah yang berpasir di luar Madinah lalu kota Madinah bergoncanglah sebanyak tiga goncangan dan dari goncangan-goncangan itu Allah akan mengeluarkan akan setiap orang kafir dan munafik."
(Riwayat Muslim)

1809 Daripada Anas r.a. pula bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

Yang Bermaksud : "Yang mengikuti Dajal dari golongan kaum Yahudi Ashbihan itu ada sebanyak tujuh puluh ribu orang. Mereka itu mengenakan pakaian kependetaan."
(Riwayat Muslim)

1810. Daripada Ummu Syarik radhiallahu 'anha bahawasanya ia mendengar Nabi s.a.w. bersabda:

Yang Bermaksud : "Nescayalah sekalian manusia itu sama melarikan diri dari gangguan Dajal iaitu ke gunung-gunung."
(Riwayat Muslim)

1811. Daripada Imran bin Hushain radhiallahu 'anhuma, katanya:

Yang Bermaksud : "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiada suatu peristiwapun antara jarak waktu semenjak Allah menciptakan Adam sampai datangnya hari kiamat nanti, yang lebih besar daripada perkara Dajal."
(Riwayat Muslim)

1812. Daripada Abu Said al-Khudri r.a. dari Nabi s.a.w. sabdanya:

Yang Bermaksud : "Dajal keluar lalu ada seseorang dari golongan kaum mukminin, ia ditemui oleh beberapa orang penyelidik yakni para penyelidik dari Dajal. Mereka berkata kepada orang itu: "Ke mana engkau bersengaja pergi?" la menjawab: "Saya sengaja akan pergi ke tempat orang yang keluar yakni yang baru muncul dan yang dimaksudkan ialah Dajal." Mereka berkata: "Adakah engkau tidak beriman dengan Tuhan kita." la menjawab: "Tuhan kita tidak samar-samar lagi sifat-sifat keagungannya sedangkan Dajal itu tampaknya saja menunjukkan kedustaannya." Orang-orang itu sama berkata: "Bunuhlah ia." Sebahagian orang berkata kepada yang lainnya: "Bukankah engkau semua telah dilarang oleh Tuhanmu kalau membunuh seseorang tanpa memperoleh persetujuannya."
Merekapun pergilah dengan membawa orang itu ke Dajal. Setelah Dajal dilihat oleh orang mukmin itu, lalu orang mukmin tadi berkata: "Hai sekalian manusia, sesungguhnya inilah Dajal yang disebut-sebutkan oleh Rasulullah s.a.w. Dajal memerintah pengikut-pengikutnya menangkap orang mukmin itu lalu ia ditelentangkan pada perutnya. Dajal berkata: "Ambillah ia lalu lukailah kepala dan mukanya." Seterusnya ia diberi pukulan bertubi-tubi pada punggung serta perutnya. Dajal berkata: "Adakah engkau tidak suka beriman kepadaku?" Orang mukmin itu berkata: "Engkau adalah al-Masih maha pendusta." la diperintah menghadap kemudian digergajilah ia dengan gergaji dari pertengahan tubuhnya, iaitu antara kedua kakinya maksudnya dibelah dua. Dajal lalu berjalan antara dua potongan tubuh itu, kemudian berkata: "Berdirilah." Orang mukmin tadi terus berdiri lurus-lurus, kemudian Dajal berkata padanya. "Adakah engkau tidak suka beriman kepadaku." la berkata: "Saya tidak bertambah melainkan kewaspadaan dalam menilai siapa sebenarnya engkau itu." Selanjutnya orang mukmin itu berkata: "Hai sekalian manusia, janganlah ia sampai dapat berbuat sedemikian tadi kepada seseorangpun dari para manusia, setelah saya sendiri mengalaminya." la diambil lagi oleh Dajal untuk disembelih. Kemudian Allah membuat tabir tembaga yang terletak antara leher sampai ke tengkuknya, maka tidak ada jalan bagi Dajjal untuk dapat membunuhnya. Seterusnya Dajal lalu mengambil orang tadi, iaitu kedua tangan serta kedua kakinya, lalu melemparkannya. Orang-orang sama mengira bahawa hanyasanya orang itu dilemparkan olehnya ke neraka, tetapi sebenarnya ia dimasukkan dalam syurga."
Setelah itu Rasulullah s.a.w. bersabda: "Orang itulah sebesar-besar para manusia dalam hal kesyahidannya yakni kematian syahidnya di sisi Allah yang menguasai semesta alam ini."
Diriwayatkan oleh Imam Muslim. Imam Bukhari juga meriwayatkan sebahagiannya dengan uraian yang semakna dengan di atas itu. Almasalihu iaitu para pengintai atau penyelidik.

1813. Daripada al-Mughirah bin Syu'bah r.a., katanya:

Yang Bermaksud : "Tiada seorangpun yang lebih banyak pertanyaannya mengenai hal Dajal daripada saya sendiri. Sesungguhnya Dajal itu tidak akan membahayakan dirimu." Saya berkata: "Orang-orang sama berkata bahawa Dajal itu mempunyai segunung tumpukan roti dan sungai air." Beliau s.a.w. bersabda: "Hal itu adalah lebih mudah bagi Allah daripada yang dapat dilakukan oleh Dajal."
(Muttafaq 'alaih)

1814. Daripada Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

Yang Bermaksud : "Tiada seorang Nabipun yang diutus oleh Allah, melainkan ia benar-benar memberikan peringatan kepada umatnya tentang makhluk yang buta sebelah matanya serta maha pendusta. Ingatlah sesungguhnya Dajal itu buta sebelah matanya dan sesungguhnya Tuhanmu 'Azzawajalla semua itu tidaklah buta sebelah mata seperti Dajal. Di antara kedua matanya itu tertulislah huruf-huruf kaf, fa', ra' yakni kafir."
(Muttafaq 'alaih)

1815. Daripada Buraidah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

Yang Bermaksud : "Tidakkah engkau semua suka saya beritahu perihal Dajal, iaitu yang belum pernah diberitahukan oleh seseorang Nabipun kepada kaumnya. Sesungguhnya Dajal itu buta sebelah matanya dan sesungguhnya ia datang dengan sesuatu sebagai perumpamaan syurga dan neraka. Maka yang ia katakan bahawa itu adalah syurga, sebenarnya adalah neraka."
(Muttafaq 'alaih)

1816. Daripada Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahawasanya Rasulullah s.a.w. menyebut-nyebutkan Dajal di hadapan orang banyak, lalu berkata:

Yang Bermaksud : "Sesungguhnya Allah itu tidak buta sebelah matanya. Ingatlah bahawa sesungguhnya al-Masih Dajal itu buta sebelah matanya yang sebahagian kanan, seolah-olah matanya itu adalah sebuah biji anggur yang menonjol."
(Muttafaq 'alaih)

1817. Daripada Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

Yang Bermaksud : "Tidaklah akan terjadi hari kiamat, sehingga kaum Muslimin sama memerangi kaum Yahudi dan sehingga kaum Yahudi itu bersembunyi di balik batu dan pohon, lalu batu dan pohon itu berkata: "Hai orang Islam, inilah orang Yahudi ada di belakang saya. Ke marilah, lalu bunuhlah ia," kecuali pohon gharqad semacam pohon yang berduri dan tumbuh di Baitul Maqdis, kerana sesungguhnya pohon ini adalah dari pohon kaum Yahudi dan oleh sebab itu suka melindunginya."
(Muttafaq'alaih)

1818. Daripada Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

Yang Bermaksud : "Demi Zat yang jiwaku ada di dalam genggaman kekuasaanNya, dunia ini tidak akan lenyap yakni timbul hari kiamat, sehingga seseorang lelaki berjalan melalui makam, lalu ia mundar-mandir di situ, kemudian berkata: "Aduhai diriku, alangkah baiknya kalau saya yang menempati kubur ini." Ia mengharap sedemikian itu bukan kerana tertekan oleh urusan agamanya. Tidak ada lain yang menyebabkan ia berkata sedemikian tadi, kecuali kerana adanya bencana duniawiah yang menimpa dirinya."
(Muttafaq 'alaih)

1819. Daripada Abu Hurairah r.a. pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

Yang Bermaksud : "Tidak akan terjadi hari kiamat, sehingga sungai Furat itu terbuka, tampak tumpukan gunung emas kerana airnya telah kering yang diperebutkan sehingga terjadi peperangan, kemudian terbunuhlah dalam berebutan itu dari setiap seratus tentera ada Sembilan puluh sembilan orang, sehingga setiap orang yang mengikuti pertempuran itu berkata: "Barangkali saja, semogalah saya yang selamat  yakni termasuk satu dari seratus tadi."

Dalam riwayat lain disebutkan:

Yang Bermaksud : "Hampir sekali sungai Furat itu terbuka lalu menampakkan simpanan gudang emasnya, maka barangsiapa yang hadir di situ, janganlah sampai mengambil sesuatupun dari harta itu."
(Muttafaq 'alaih)

1820. Daripada Abu Hurairah r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:

Yang Bermaksud : "Orang-orang sama meninggalkan Madinah dalam sebaik-baiknya keadaan yang pernah ada dan tidak ada yang mendiami itu melainkan binatang 'Awafi (yang dimaksudkan dengan binatang 'Awafi yakni burung dari golongan binatang buas serta burung). Adapun manusia yang terakhir sekali dikumpulkan ialah dua orang penggembala dari suku Mizainah yang keduanya itu hendak menuju ke Madinah. Keduanya berteriak-teriak dengan menggembala kambing. Tiba-tiba Madinah ditemukannya penuh binatang buas belaka sebab penghuninya sudah habis sama sekali. Setelah keduanya sampai di Tsaniyyatul Wada' lalu tersungkurlah pada mukanya."
(Muttafaq 'alaih)

1821. Daripada Abu Said al-Khudri r.a. bahawasanya Nabi s.a.w. bersabda:

Yang Bermaksud : "Ada seorang khalifah dari beberapa khalifah yang memerintah engkau semua pada akhir zaman nanti, ia menyebar-nyebarkan harta dan sama sekali tidak menghitung-hitung berapa banyaknya."
(Riwayat Muslim)

1822. Daripada Abu Musa r.a. bahawasanya Nabi s.a.w. bersabda:

Yang Bermaksud : "Nescayalah akan datang pada sekalian manusia suatu zaman yang seseorang itu berkeliling dengan membawa harta yang akan disedekahkan berupa emas, tetapi ia tidak menemukan seseorangpun yang suka mengambil sedekah itu daripadanya. Juga akan datanglah suatu zaman yang di situ seorang lelaki dapat dilihat oleh orang banyak, ia diikuti oleh empat puluh orang perempuan yang semua ini menggantungkan nasibnya pada lelaki tersebut. lni disebabkan kerana sedikitnya kaum lelaki dan banyaknya kaum wanita.”
(Riwayat Muslim)

1823. Daripada Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya:

Yang Bermaksud : "Ada seorang lelaki membeli sebidang tanah dari lelaki lain, kemudian orang yang membeli sebidang tanah tadi menemukan sebuah kendil yang di dalamnya terdapat emas dalam tanah itu. Orang yang membeli tanah itu berkata kepada penjualnya: "Ambillah emasmu, sebab hanyasanya yang saya beli daripadamu itu adalah tanahnya saja dan saya tidak merasa membeli emasnya." Tetapi orang yang mempunyai tanah yakni penjualnya berkata: "Hanyasanya yang saya jual kepadamu itu adalah tanah beserta apa yang ada di dalamnya jadi termasuk emas itu pula." Keduanya berselisih lalu meminta hukum kepada seseorang lain. Kemudian orang yang dimintai pertimbangan hukum ini berkata: "Apakah salah seorang dari engkau berdua ini ada yang mempunyai anak lelaki?" Seorang di antara keduanya berkata: "Saya mempunyai seorang anak lelaki. Yang seorang lagi berkata: "Saya mempunyai seorang anak perempuan." Orang tadi lalu berkata: "Kahwinkan sajalah anak lelaki dengan anak perempuan itu dan belanjakanlah untuk kepentingan kedua anak itu dari emas ini dan bersedekahlah engkau berdua dengan harta itu."
(Muttafaq 'alaih)

1824. Daripada Abu Hurairah r.a. bahawasanya ia mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:

Yang Bermaksud : "Ada dua orang wanita yang disertai oleh anaknya masing-masing. Lalu datanglah seekor serigala, kemudian serigala ini pergi membawa anak salah seorang dari keduanya itu. Yang seorang berkata kepada kawannya: "Hanyasanya serigala tadi pergi dengan membawa anakmu," sedang lainnya berkata: "Hanyasanya yang dibawa pergi olehnya tadi adalah anakmu." Keduanya meminta keputusan hukum kepada Nabi Daud a.s. lalu memutuskan untuk diberikan kepada yang tertua di antara kedua wanita tadi. Keduanya keluar untuk meminta keputusan hukum kepada Nabi Sulaiman bin Daud a.s. lalu keduanya memberitahukan hal- ehwalnya. Sulaiman berkata: "Bawalah ke mari pisau itu, agar saya dapat membelahnya untuk dibagikan kepada keduanya." Tiba-tiba yang kecil yakni yang muda di antara kedua wanita itu berkata:
"Jangan anda kerjakan itu, semoga Allah memberikan kerahmatan kepada anda. Memang itu adalah anak sahabatku ini." Tetapi  Sulaiman a.s. lalu memutuskan bahawa anak itu adalah milik yang muda."
(Muttafaq 'alaih)

1825. Daripada Mirdas al-Aslami r.a., katanya: "Nabi s.a.w. bersabda:

Yang Bermaksud : "Orang-orang yang soleh itu pergi yakni habis kerana meninggal dunia, seangkatan demi seangkatan dan akhirnya tertinggallah sisa-sisa yang buruk dari umat manusia itu bagaikan ampas buah sya'ir atau seperti sisa-sisa kurma yakni tinggal yang buruk-buruk setelah dipilih-pilih waktu memakannya. Allah tidak menghargai sedikitpun nilai mereka ini."
(Riwayat Bukhari)

1826. Daripada Rifa'ah bin Rafi' az-Zuraqiy r.a., katanya: "Jibril datang kepada Nabi s.a.w., lalu berkata:

Yang Bermaksud : "Anda masukkan golongan apakah para ahli Badar yakni orang-orang yang mengikuti peperangan Badar di kalangan anda sekalian yakni kaum Muslimin?" Beliau s.a.w. bersabda: "Mereka termasuk golongan seutama-utama kaum Muslimin." Atau semakna dengan itulah yang disabdakan oleh Nabi s.a.w. itu. Kemudian Jibril berkata: "Begitu pulalah yang menyaksikan perang Badar dari golongan malaikat."
(Riwayat Bukhari)

1827. Daripada Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: ''Rasulullah s.a.w. bersabda:

"Jikalau Allah Taala menurunkan siksa kepada sesuatu kaum, maka siksa itu mengenai semua orang yang termasuk dalam kalangan kaum itu, kemudian mereka dibangkitkan (diba'ats) pada hari kiamat menurut masing-masing keniatannya."
(Muttafaq 'alaih)

1828. Daripada Jabir r.a., katanya:

Yang Bermaksud : "Ada sesuatu batang pohon kurma yang digunakan oleh Nabi s.a.w. untuk berdiri (yakni di waktu berkhutbah).
Setelah mimbar sudah diletakkan  sebagai ganti batang pohon tersebut dan batang itu tidak digunakan lagi, kita semua mendengar dari arah batang tadi seperti suara unta yang sakit kerana akan mengeluarkan kandungannya, sehingga Nabi s.a.w. turun lalu meletakkan tangannya di atas batang tersebut, kemudian berdiamlah ia."

Dalam riwayat lain disebutkan:

Yang Bermaksud : "Ketika datang hari Jumaat, Nabi s.a.w. duduk di atas mimbar lalu berteriaklah batang pohon yang biasa digunakan oleh Nabi s.a.w. untuk berdiri waktu berkhutbah, sehingga hampir-hampir ia belah".

Dalam riwayat lain lagi disebutkan:

"Batang pohon kurma itu lalu menjerit bagaikan jeritan anak kecil, lalu Nabi s.a.w. turun sehingga dapat memegangnya kemudian memeluknya. la merintih bagaikan rintihan anak kecil yang perlu didiamkan, sehingga akhirnya tenanglah ia." Nabi s.a.w. lalu bersabda: la menangis kerana mendengar peringatan dalam khutbah itu."
(Riwayat Bukhari)

1829. Daripada Abu Tsa'labah al-Khusyani iaitu Jurtsum bin Nasyir r.a. dari Rasulullah s.a.w., sabdanya:

Yang Bermaksud : "Sesungguhnya Allah Taala itu mewajibkan kepadamu semua akan beberapa kewajiban, maka janganlah engkau semua menyia-nyiakannya dan memberikan batas akan beberapa ketentuan batas, maka janganlah engkau semua melampauinya, juga mengharamkan beberapa hal, maka janganlah engkau semua melanggarnya dan mendiamkan yakni tidak menyebutkan akan halal atau haramnya, beberapa hal kerana belas kasihan padamu, bukannya yang sedemikian itu kerana kelupaan, maka dari itu janganlah engkau semua mempertajam pembahasannya mengenai hal-hal itu."
Hadis hasan yang diriwayatkan oleh Imam Daraquthni dan lain-lainnya.

1830. Daripada Abdullah bin Abu Aufa radhiallahu 'anhuma, katanya:

Yang Bermaksud : "Kita semua berperang bersama Rasulullah s.a.w. sebanyak tujuh kali peperangan dan kita makan belalang."

Dalam riwayat lain disebutkan:

Yang Bermaksud : "Kita semua bersama Nabi s.a.w. juga, sama makan belalang."
(Muttafaq 'alaih)

1831. Daripada Abu Hurairah r.a. bahawasanya Nabi s.a.w. bersabda:

Yang Bermaksud : "Janganlah seseorang mukmin itu disengat dari lubang satu sampai dua kali."
Maksudnya janganlah tertipu dari satu orang sampai dua kali.
(Muttafaq 'alaih)

1832. Daripada Abu Hurairah r.a. pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

Yang Bermaksud : "Ada tiga macam orang yang tidak diajak bicara oleh Allah pada hari kiamat dengan pembicaraan yang menunjukkan keredhaan, tidak pula mereka itu dilihat olehNya  dengan pandangan kerahmatan dan mereka akan memperoleh siksa yang pedih sekali, iaitu: Seseorang yang mempunyai kelebihan air di suatu padang tandus, lalu ia menolak memberikannya itu kepada ibnus sabil yakni orang yang sedang mengadakan perjalanan. Juga seseorang yang menjual kepada seseorang dengan sesuatu benda dagangan sesudah solat Ashar, lalu ia bersumpah dengan menyebutkan nama Allah bahawa ia nescayalah mengambil dagangan.”

1833. Daripada Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya:

Yang Bermaksud : "Jarak waktu antara dua tiupan sangkakala itu adalah selama empat puluh." Orang-orang sama bertanya kepada Abu Hurairah: "Apakah empat puluh hari?" Abu Hurairah menjawab: "Saya tidak dapat menentukan." Mereka bertanya lagi: "Apakah empat puluh tahun?" la menjawab: "Saya tidak dapat menentukan." Mereka sekali lagi bertanya: "Apakah empat puluh bulan?" la menjawab: "Saya tidak dapat menentukan." Selanjutnya Nabi s.a.w. bersabda: "Semua anggota tubuh manusia itu rosak binasa, kecuali tulang punggung yang terbawah sekali atau 'ajbadz dzanab. Di situlah nanti tumbuhnya kejadian manusia setelah diba'ats(dibangkitkan) dari kubur. Kemudian Allah menurunkan air dari langit, lalu tumbuhlah para manusia itu bagaikan tumbuhnya sayur-sayuran."
(Muttafaq 'alaih)

1834. Daripada Abu Hurairah r.a., katanya:

Yang Bermaksud : "Pada suatu ketika Nabi s.a.w. dalam sesuatu majlis, sedang memberikan pembicaraan kepada kaum yakni orang banyak, lalu datanglah seorang Arab iaitu penduduk negeri Arab bahagian pedalaman, kemudian orang ini bertanya: "Bilakah tibanya hari kiamat." Rasulullah s.a.w. terus saja dalam berbicara itu, sehingga sementara kaum ada yang berkata: "Beliau s.a.w. sebenarnya mendengar ucapan orang itu, tetapi beliau benci kepada isi pembicaraannya." Sementara kaum lagi berkata: "Ah, beliau s.a.w. tidak mendengarnya." Selanjutnya setelah beliau s.a.w. selesai pembicaraannya lalu bertanya: "Manakah orang yang menanyakan perihal hari kiamat tadi?" Orang itu berkata: "Ya, sayalah itu ya Rasulullah." Beliau s.a.w. laiu bersabda: "Iaitu apabila amanat sudah disia-siakan, maka nantikan sajalah tibanya hari kiamat." Orang itu bertanya lagi: "Bagaimanakah cara menyia-nyiakan amanat itu?" Beliau s.a.w. menjawab: "Jikalau sesuatu perkara sudah diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka nantikanlah tibanya hari kiamat itu ada yang menafsiri: Maka nantikanlah saat kehancurannya sesuatu perkara yang diserahkan tadi."
(Riwayat Bukhari)

1835. Daripada Abu Hurairah r.a. pula, bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

Yang Bermaksud : "Para imam yakni pemimpin-pemimpin itu bersolat sebagai imammu semua. Maka jikalau amalan mereka itu benar, maka pahalanya adalah untukmu dan untuk mereka pula, tetapi jikalau amalan mereka itu salah, maka pahalanya adalah untukmu semua dan dosanya atas mereka sendiri."
(Riwayat Bukhari)

1836. Daripada Abu Hurairah r.a. dalam menafsiri ayat yang ertinya:

Yang Bermaksud : "Adalah engkau semua itu sebaik-baik umat yang dikeluarkan untuk para manusia," ia berkata: "Sebaik-baik para manusia untuk umat manusia ialah mereka yang datang membawa para manusia itu dalam keadaan tertawan, dengan diikatkan rantai-rantai pada leher mereka, sehingga orang-orang yang tertawan itu dengan senang hati masuk dalam Agama Islam."

1837. Daripada Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya:

Yang Bermaksud : "Allah 'Azzawajalla merasa hairan dari sesuatu kaum yang sama masuk syurga dalam keadaan mereka itu terbelenggu dengan rantai-rantai."
Kedua Hadis di atas diriwayatkan oleh Imam Bukhari.

Maknanya ialah bahawa mereka itu asalnya menjadi tawanan dalam peperangan, lalu diikat, tetapi kemudian mereka masuk Agama Islam dan akhirnya masuk syurga sebab sampai matinya tetap sebagai seorang Muslim.”

1838. Daripada Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya:

Yang Bermaksud : "Yang paling dicintai oleh Allah di antara segala sesuatu yang ada dalam negeri-negeri itu ialah masjid-masjidnya, sedang yang paling dibenci di antara segala sesuatu yang ada dalam negeri itu ialah pasar-pasarnya."
(Riwayat Muslim)

1839. Daripada Salman al-Farisi r.a., dari salah satu ucapannya, ia berkata:

Yang Bermaksud : "Janganlah engkau sekali-kali menjadi orang yang paling pertama kali masuk pasar, jikalau engkau dapat, juga janganlah menjadi orang yang paling akhir keluar daripadanya, sebab sesungguhnya pasar itu adalah tempat pergulatan syaitan maksudnya tempat keburukan seperti menipu, mengicuh, sumpah palsu dan Iain-Iain  dan di pasar itu pulalah syaitan itu menegakkan benderanya."
Diriwayatkan oleh Imam Muslim sedemikian.

Imam al-Barqani meriwayatkan dalam kitab shahihnya dari Salman, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

Yang Bermaksud : "Janganlah engkau menjadi orang yang pertama kali masuk pasar dan jangan pula menjadi orang yang akhir sekali keluar dari pasar itu. Di pasar itulah syaitan bertelur dan menetaskan anaknya," ini adalah sebagai kiasan bahawa pasar itulah tempat berbagai kemaksiatan dilakukan.

1840. Daripada Ashim al-Ahwal dari Abdullah bin Sarjis r.a., katanya:

Yang Bermaksud : "Saya berkata kepada Rasulullah s.a.w.: "Ya Rasulullah, semoga Allah memberikan pengampunan kepada Tuan." Beliau s.a.w. lalu bersabda:  "Juga kepadamu semoga Allah memberikan pengampunan." Ashim berkata: "Saya berkata kepada Abdullah bin Sarjis: "Apakah Rasulullah s.a.w. memohonkan pengampunan untukmu?" la menjawab: "Ya dan juga untukmu." Kemudian ia membacakan ayat ini yang ertinya: "Dan mohonlah pengampunan kepada Allah untuk melebur dosamu dan juga untuk sekalian orang-orang mukmin, baik lelaki ataupun perempuan."
(Riwayat Muslim)

1841. Daripada Abu Mas'ud al-Anshari r.a., katanya: "Nabi s.a.w. bersabda:

Yang Bermaksud : "Sesungguhnya sebahagian dari apa-apa yang ditemukan oleh para manusia dari ucapan kenubuwatan yang pertama ialah: "Jikalau engkau tidak mempunyai rasa malu  untuk mengerjakan keburukan, maka berbuatlah menurut kehendakmu."
(Riwayat Bukhari)

1842. Daripada Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Nabi s.a.w. bersabda:

Yang Bermaksud : "Pertama-tama persoalan yang diputuskan di antara sekalian manusia pada hari kiamat ialah dalam soal darah yakni bunuh membunuh."
(Muttafaq 'alaih)

1843. Daripada Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

Yang Bermaksud : "Malaikat itu diciptakan dari nur(cahaya) dan jin diciptakan dari api yang menyala-nyala, sedang Adam diciptakan dari apa yang sudah diterangkan kepadamu semua yakni dari tanah."
(Riwayat Muslim)

1844. Daripada Aisyah radhiallahu 'anha pula, katanya:

Yang Bermaksud : "Budi pekerti Nabi s.a.w. itu adalah sesuai dengan ajaran Al-Quran."
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam serangkaian Hadis yang panjang.

1845. Daripada Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

Yang Bermaksud : "Barangsiapa yang ingin bertemu Allah, maka Allah juga ingin bertemu dengannya dan barangsiapa yang tidak senang untuk bertemu dengan Allah, maka Allah juga tidak senang untuk bertemu dengannya."
Saya lalu berkata: "Ya Rasulullah, apakah ertinya tidak senang untuk bertemu dengan Allah itu ialah benci kepada kematian. Kalau begitu kita semuapun benci akan kematian itu?" Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Bukan demikian yang dimaksudkan. Tetapi seseorang mukmin itu apabila diberi kegembiraan dengan kerahmatan Allah serta keredhaanNya, juga syurgaNya, maka ia ingin sekali bertemu dengan Allah, maka itu Allah juga ingin bertemu dengannya, sedang sesungguhnya orang kafir itu apabila diberi ancaman perihal siksanya Allah dan kemurkaanNya, maka ia tidak senang untuk bertemu dengan Allah itu dan oleh sebab itu Allah juga tidak senang untuk bertemu dengannya."
(Riwayat Muslim)

1846. Daripada Ummul mukminin Shafiyah binti Huyay radhiallahu 'anha, katanya:

Yang Bermaksud : "Nabi s.a.w. pada suatu saat beri'tikaf, lalu saya datang untuk menengoknya di waktu malam, lalu saya berbicara dengannya, kemudian saya berdiri untuk kembali ke rumah. Tiba-tiba beliau s.a.w. juga berdiri beserta saya untuk mengantarkan saya pulang. Selanjutnya ada dua orang lelaki dari kaum Anshar radhiallahu 'anhuma berjalan melalui tempat itu. Setelah keduanya melihat Nabi s.a.w. lalu keduanyapun bercepat-cepat menyingkir. Nabi s.a.w. lalu bersabda: "Perlahan-lahanlah berjalan, hai saudara berdua. Ini adalah Shafiyah binti Huyay." Keduanya lalu berkata:"Subhanallah, ya Rasulullah." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Sesungguhnya syaitan itu berjalan dalam tubuh anak Adam yakni manusia sebagaimana aliran darah. Sesungguhnya saya takut kalau-kalau dalam hatimu berdua itu timbul sesuatu yang jahat atau mengatakan sesuatu yang tidak baik."
(Muttafaq 'alaih)

1847. Daripada Abul Fadhl iaitu al-Abbas bin Abdul Muththalib r.a., katanya:

Yang Bermaksud : "Saya menyaksikan pada hari peperangan Hunain bersama Rasulullah s.a.w. Saya dan Abu Sufyan bin al-Harits bin Abdul Muththalib sentiasa tetap mengawani Rasulullah s.a.w. itu. Jadi kita tidak pernah berpisah dengannya. Rasulullah s.a.w. menaiki seekor baghal sebangsa keldai, miliknya sendiri yang putih warnanya. Setelah kaum Muslimin dan kaum musyrikin bertemu, lalu kaum Muslimin sama menyingkir ke belakang mengundurkan diri. Mulailah Rasulullah s.a.w. melarikan baghalnya menuju ke muka orang-orang kafir, sedang saya memegang kendali baghalnya, RasuluIlah s.a.w., yang saya tahan-tahanlah kendalinya itu agar tidak terlampau cepat larinya. Abu Sufyan memegang sanggur di Rasulullah s.a.w. Kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda: "Hai Abbas, panggillah orang-orang yang mengikut Bai'atur Ridhwan di Samurah dulu." Al-Abbas berkata dan ia adalah seorang lelaki yang keras sekali suaranya: "Saya berseru dengan sekeras-keras suara saya: "Mana orang-orang yang ikut berbai'at di Samurah dulu." Maka demi Allah, seolah-olah penerimaan mereka ketika mendengar suara saya itu adalah bagaikan lembu yang menerima dengan senang hati akan anak-anaknya.

Mereka berkata: "Ya labbaik, ya labbaik ertinya: Kita akan datang." Seterusnya mereka itu lalu berperang berhadap-hadapan dengan orang-orang kafir. Adapun undangan yang disampaikan kepada kaum Anshar ialah mereka berkata: "Hai seluruh kaum Anshar, hai seluruh kaum Anshar." Seterusnya terbataslah undangan itu kepada keluarga al-Harits bin al-Khazraj. Rasulullah s.a.w. yang di waktu itu sedang menaiki baghalnya melihat kepada jalannya peperangan itu sebagai seorang yang merasa terlampau lama saatnya pertempuran tadi. Kemudian beliau s.a.w. bersabda: "Inilah saatnya berkecamuknya peperangan yang sedahsyat-dahsyatnya."

Seterusnya Rasulullah s.a.w. lalu mengambil beberapa batu kerikil kemudian melemparkannya pada muka-muka kaum kafirin itu, terus berkata: "Hancur leburlah mereka semua demi Tuhannya Muhammad." Saya mulai memperhatikan suasananya tiba-tiba peperangan itu berlangsung terus sebagaimana keadaannya yang saya saksikan itu. Tetapi demi Allah, tiada lain hanyalah lemparan Rasulullah s.a.w. dengan kerikil-kerikil itu yang menyebabkan suasana berubah sama sekali. Akhirnya sedikit demi sedikit, tidak henti-hentinya saya melihat bahawa kekuatan mereka menjadi lemah dan perkara merekapun membelakang yakni bahawa mereka kalah dalam keadaan yang hina-dina."
(Riwayat Muslim)

Alwathis, erti asalnya ialah dapur api. Maknanya ialah bahawa peperangan itu berkecamuk dengan dahsyat sekali. Ucapannya: haddahum, dengan ha' muhmalah, ertinya ialah kekuatan mereka.

1848. Daripada Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

Yang Bermaksud : "Hai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu adalah Maha Baik, maka Allah tidak menerima kecuali yang baik-baik saja. Sesungguhnya Allah menyuruh kaum mukminin sebagaimana yang diperintahkan kepada para Rasul. Allah Taala berfirman: "Hai sekalian para Rasul, makanlah engkau semua dari apa-apa yang baik yakni halal bendanya dan halal pula cara mengusahakannya serta beramal solehlah engkau semua."
(al-Mu'minun: 51).

Allah Taala juga berfirman:

Yang Bermaksud : "Hai sekalian orang yang beriman, makanlah engkau semua akan yang baik-baik yakni halal bendanya dan halal pula cara mengusahakannya dari apa-apa yang Kami rezekikan kepadamu semua."
Selanjutnya Rasulullah s.a.w. menyebutkan seseorang lelaki yang lama sekali menempuh perjalanan, keadaannya kusut masai, penuh debu. la mengangkatkan kedua tangannya ke langit sambil memohon: "Ya Tuhanku, ya Tuhanku," tetapi yang dimakannya haram, yang diminumnya haram, juga dulunya diberi makanan yang haram oleh kedua orang tuanya, maka bagaimanakah orang sedemikian itu dapat dikabulkan doanya."
(Riwayat Muslim)

1849. Daripada Abu Hurairah r.a. pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

Yang Bermaksud : "Ada tiga macam orang yang tidak diajak berbicara oleh Allah dengan pembicaraan yang menunjukkan keredhaan, tidak pula disucikan yakni diampuni dosanya serta tidak dilihat olehNya dengan pandangan kerahmatan esok pada hari kiamat dan mereka akan memperoleh siksa yang pedih sekali, iaitu orang tua yang berzina, raja atau kepala negara yang pendusta serta orang miskin yang berlagak sombong."
(Riwayat Muslim)

Al'ail iaitu orang fakir.

1850. Daripada Abu Hurairah r.a. pula, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

Yang Bermaksud : "Saihan, Jaihan, Furat dan Nil, semuanya itu adalah nama-nama sungai di syurga."
(Riwayat Muslim)

1851. Daripada Abu Hurairah r.a., katanya:  "Rasulullah s.a.w. mengambil tangan saya, lalu bersabda:

Yang Bermaksud : "Allah menciptakan tanah yakni bumi itu pada hari Sabtu, di situ Allah menciptakan gunung-gunung pada hari Ahad, menciptakan pohon-pohon pada hari Isnin, menciptakan apa-apa yang tidak disenangi seperti fitnah dan Iain-Iain pada hari Selasa, menciptakan cahaya pada hari Rabu dan Allah menyebarkan binatang-binatang di bumi itu pada hari Khamis. Allah menciptakan Adam a.s. sesudah Asar pada hari Jumaat, iaitu pada akhir penciptaanNya pada semua makhluk, pada akhir saat dari waktu siang yakni antara waktu Asar sampai malam."
(Riwayat Muslim)

1852. Daripada Abu Sulaiman iaitu Khalid bin al-Walid r.a., katanya:

Yang Bermaksud : "Sungguh-sungguh telah putuslah di tanganku pada hari peperangan Mu'tah sebanyak sembilan buah pedang, maka yang masih tertinggal di tanganku tidak ada lain kecuali pedang bentuk buatan Yamani."
(Riwayat Bukhari)

1853. Daripada 'Amr bin al-'Ash r.a. bahawasanya ia mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:

Yang Bermaksud : "Apabila seseorang hakim memberikan hukum yakni keputusan lalu ia berijtihad, kemudian benar sesuai dengan kehendak agama Allah, maka ia memperoleh dua pahala, sedang apabila ia memberikan hukum dan berijtihad lalu salah, maka ia memperoleh satu pahala."
(Muttafaq 'alaih)

1854. Daripada Aisyah radhiallahu 'anha bahawasanya Nabi s.a.w. bersabda:

Yang Bermaksud : "Sesungguhnya penyakit panas itu berasal dari sebaran wap neraka Jahanam, maka dari itu dinginkanlah ia dengan menggunakan air."
(Muttafaq 'alaih)

1855. Daripada Aisyah radhiallahu 'anha dari Nabi s.a.w., katanya:

Yang Bermaksud : "Barangsiapa yang meninggal dunia dan ia mempunyai tanggungan hutang puasa, maka bolehlah walinya berpuasa untuk menutupi hutangnya itu."
(Muttafaq 'alaih)
Menurut pendapat yang terpilih ialah bolehnya berpuasa untuk melunasi hutang puasa yang meninggal dunia kerana berdasarkan Hadis ini.
Adapun yang dimaksud dengan perkataan wali yang boleh memuasainya itu ialah keluarga yang berkedudukan sebagai ahli waris dari orang yang meninggal dunia tadi, ataupun yang bukan ahli warisnya.

1856. Daripada Auf bin Malik bin at-Thufail bahawasanya Aisyah radhiallahu 'anha diberitahu bahawasanya Abdullah bin az-Zubair radhiallahu 'anhuma berkata dalam suatu pembelian atau suatu pemberian yang diberikan oleh Aisyah radhiallahu 'anha: "Demi Allah, nescayalah Aisyah harus suka menghentikan ini atau kalau tidak suka, maka nescayalah saya akan meninggalkan berbicara padanya yakni tidak menyapanya." Aisyah berkata: "Benarkah Abdullah bin az-Zubair berkata demikian." Orang-orang berkata: "Ya." Aisyah lalu berkata: "Saya bernazar kerana Allah terhadap dirinya iaitu saya tidak akan berbicara dengan anak az-Zubair itu selama-lamanya."
Abdullah bin az-Zubair meminta pertolongan untuk dapat bercakap-cakap lagi dengan Aisyah itu ketika keadaan tidak saling menyapa tadi sudah berjalan lama, tetapi Aisyah tetap berkata: "Tidak, demi Allah, saya tidak akan menerima permintaan tolongnya itu dan saya tidak akan melanggar sumpah dalam nazar saya ini."
Ketika peristiwa itu sudah dirasa amat lama sekali bagi Abdullah bin az-Zubair, lalu ia berbicara kepada al-Miswar bin Makhramah dan Abdur Rahman bin al-Aswad bin Abdu Yaghuts dan berkata kepada kedua orang itu: "Saya meminta kepada saudara berdua, supaya engkau berdua dapat memasukkan saya di tempat Aisyah radhiallahu 'anha, sebab sesungguhnya ia tidak halal hukumnya untuk bernazar terus memutuskan hubungan kekeluargaan dengan saya." Al-Miswar dan Abdur Rahman menerima permintaannya itu, sehingga pada suatu ketika keduanya meminta izin pada Aisyah dan Abdullah bin az-Zubair ikut serta. Keduanya berkata: Assalamu 'alaiki wa rahmatullahi wa barakatuh, apakah kita semua boleh masuk?" Aisyah berkata: "Masuklah semua." Mereka berkata: "Kita semuakah boleh masuk itu?" la menjawab: "Ya, masuklah engkau semua." Aisyah radhiallahu 'anha tidak mengerti bahawa Abdullah bin az-Zubair
menyertai kedua orang tersebut. Setelah semuanya masuk, lalu Abdullah bin az-Zubair langsung masuk ke dalam tabir sebab Aisyah radhiallahu 'anha ada di balik tabir kalau menemui lelaki dan Abdullah bin az-Zubair itu adalah kemanakannya sendiri yakni anak Asma', saudarinya. Abdullah segera merangkul Aisyah bibinya radhiallahu 'anha dan mulailah meminta-minta agar dimaafkan kesalahannya sambil menangis. Al-Miswar dan Abdur Rahman juga meminta-minta supaya dimaafkan, kemudian suka bercakap-cakap lagi dengannya dan menerima permintaan maafnya itu. Keduanya berkata bahawasanya Nabi s.a.w. melarang apa yang dilakukan dalam hal tidak suka menyapanya itu. Juga bahawasanya seseorang Muslim itu tidak halal untuk meninggalkan saudaranya iaitu tidak menyapa lebih dari tiga hari." Setelah orang-orang itu semuanya banyak-banyak dalam memberikan peringatan danperihal remehnya soal yang menyebabkan tidak menyapa tadi, lalu Aisyah radhiallahu 'anha mulai memberitahukan kepada keduanya itu perihal nazarnya, kemudian ia menangis dan berkata: "Sesungguhnya saya telah bernazar dan nazar itu adalah berat tanggungannya." Keduanya tidak henti-hentinya memberikan peringatan dan akhirnya Aisyah radhiallahu 'anha suka berbicara lagi dengan Abdullah bin az-Zubair. Untuk menebus denda sumpah nazarnya yang dilanggar itu Aisyah radhiallahu 'anha memerdekakan empat puluh orang hambasahaya sebenarnya yang wajib hanyalah memerdekakan seorang hambasahaya saja, tetapi oleh sebab sangat takwanya kepada Allah, lalu ia berbuat demikian. Aisyah selalu ingat saja akan nazarnya dulu setelah peristiwa kembali baik, kemudian menangis, sampai-sampai tudungnya itu menjadi basah oleh airmatanya."
(Riwayat Bukhari)

1857. Daripada Uqbah bin Amir r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. pergi keluar ke tempat orang-orang yang terbunuh dalam peperangan Uhud, lalu beliau s.a.w. mendoakan mereka setelah terkubur selama lapan tahun, sebagai seorang yang hendak mohon diri untuk orang-orang yang masih hidup dan yang telah mati. Kemudian beliau s.a.w. naik ke mimbar lalu bersabda:

Yang Bermaksud : "Sesungguhnya saya sekarang ini di hadapan engkau semua sebagai orang yang mendahului dan saya menyaksikan atasmu semua. Sesungguhnya tempat perjanjian kita bertemu lagi ialah di Haudh sebuah danau di syurga. Sebenarnya saya nescayalah dapat melihat Haudh itu dari tempatku ini. Tidak ada yang benar-benar saya takuti untuk menimpa engkau semua kalau engkau semua akan menjadi orang musyrik sebab tentulah jauh dari kemusyrikan itu, tetapi yang saya takutkan menimpa engkau semua ialah kalau engkau semua sama berlumba-lumba dalam mengejar keduniaan". Uqbah berkata: "Itulah yang merupakan pandangan saya yang terakhir yang saya dapat melihat kepada Rasulullah s.a.w."
(Muttafaq 'alaih)

Dalam riwayat lain disebutkan:

Nabi s.a.w. bersabda:

Yang Bermaksud : "Tetapi yang saya takutkan menimpa engkau semua ialah kalau engkau semua sama berlumba-lumba mengejar keduniaan dan engkau semua lalu saling perang me-merangi, sehingga menyebabkan engkau semua rosak binasa sebagaimana rosak binasanya orang yang sebelummu semua dahulu."
Uqbah berkata: "Itulah yang terakhir sekali saya melihat Rasulullah s.a.w. berdiri di atas mimbar."

Dalam riwayat lain lagi disebutkan:

Yang Bermaksud : Nabi s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya sayalah yang dahulu sekali meninggalkan engkau semua dan saya menyaksikan atasmu semua. Sesungguhnya saya dapat melihat pada Haudhku itu sekarang. Sesungguhnya saya juga dikurniai segala kunci perbendaharaan bumi serta kunci-kunci kekayaan bumi. Demi Allah, tidak ada yang saya takutkan untuk menimpa engkau semua kalau engkau semua akan berlaku musyrik sepeninggalku nanti, tetapi saya takut kalau engkau semua sama berlumba-lumba mengejar keduniaan."
Yang dimaksudkan dengan solat kepada orang-orang yang mati dalam peperangan Uhud itu ialah berdoa, jadi bukan solat sebagaimana yang dimaklumi itu.

1858. Daripada Abu Zaid yaitu 'Amr bin Akhthab al-Anshari r.a., katanya:

Yang Bermaksud : "Rasulullah s.a.w. bersolat dengan kita semua iaitu solat Subuh, lalu beliau naik mimbar, kemudian berkhutbah di hadapan kita, sehingga datanglah waktu Zuhur, terus turun dan bersolat. Selanjutnya beliau s.a.w. naik mimbar lagi terus berkhutbah sehingga datanglah waktunya solat Asar, lalu turun dan bersolat. Sehabis itu beliau s.a.w. naik mimbar lagi sehingga terbenamlah matahari. Beliau s.a.w. memberitahukan kepada kita apa yang telah terjadi dan apa-apa yang bakal terjadi. Maka orang yang terpandai di antara kita dengan ayat-ayat Allah, itu pulalah yang paling banyak hafalannya".
(Riwayat Muslim)

1859. Daripada Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Nabi s.a.w. bersabda:

Yang Bermaksud : "Barangsiapa yang bernazar akan taat kepada Allah, maka wajiblah ia taat kepadaNya dan barangsiapa yang bernazar hendak bermaksiat kepada Allah, maka wajiblah ia tidak bermaksiat padaNya."
(Riwayat Bukhari)

1860. Daripada Ummu Syarik radhiallahu 'anha bahawasanya Rasulullah s.a.w. memerintahnya supaya membunuh wazagh dan beliau s.a.w. bersabda:

Yang Bermaksud : "Wazagh itu dahulu pernah meniup-niup api pada Ibrahim supaya lebih menyala."
(Muttafaq 'alaih)

Erti wazagh lihat Hadis no. 1861.

1861. Daripada Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

Yang Bermaksud : "Barangsiapa membunuh wazagh dalam pukulan pertama, maka ia memperoleh kebaikan sekian, sekian dan barangsiapa yang membunuhnya dalam pukulan kedua, maka ia memperoleh kebaikan sekian, sekian, tetapi di bawah yang pertama. Kemudian kalau ia dapat membunuhnya dalam pukulan ketiga kalinya, maka ia memperoleh kebaikan sekian, sekian."

Dalam riwayat lain disebutkan:

Yang Bermaksud : "Barangsiapa yang membunuh wazagh dalam pukulan pertama, maka dicatatlah untuknya seratus kebaikan dan dalam pukulan kedua di bawahnya itu dan dalam pukulan ketiga di bawahnya itu pula."
(Riwayat Muslim)

Ahli lughah berkata: Erti wazagh ialah sejenis toke yang besar-besar. Jadi bukan cicak yang lazim ada di rumah itu.

1862. Daripada Abu Hurairah r.a., bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

Yang Bermaksud : "Ada seorang lelaki berkata: "Nescayalah saya akan bersedekah dengan sesuatu sedekah." lapun keluarlah dengan membawa sedekahnya, lalu diletakkannya di tangan seorang pencuri. Pagi-pagi orang-orang sama bercakap-cakap: "Tadi malam itu disedekahkan kepada seorang pencuri". Orang itu lalu berkata: "Ya Allah, bagiMulah segenap puji-pujian, nescayalah saya akan bersedekah lagi dengan sesuatu sedekah." lapun keluarlah dengan membawa sedekahnya lalu meletakkannya di tangan seorang wanita penzina(pelacur). Pagi-pagi orang-orang sama bercakap-cakap: "Tadi malam itu disedekahkan kepada seorang wanita penzina." Orang tadi berkata: "Ya Allah, segenap puji-pujian adalah bagiMu atas seseorang wanita penzina. Tetapi nescayalah saya akan bersedekah lagi dengan sesuatu sedekah." lapun keluarlah dengan membawa sedekahnya lalu meletakkannya di tangan seorang kaya. Pagi-pagi orang-orang bercakap-cakap lagi: "Tadi malam itu disedekahkan kepada orang kaya." Orang itu lalu berkata: "Ya Allah, bagiMulah, segenap puji-pujian atas seorang pencuri, seorang pelacur dan seorang kaya." Kemudian didatangkanlah suatu impian padanya dan dikatakan kepadanya: "Adapun sedekahmu kepada pencuri itu, barangkali ia akan menahan dirinya dari pencurian, adapun yang kepada wanita pelacur, maka barangkali ia menahan diri dari perzinaannya, sedang yang kepada orang kaya, maka barangkali ia dapat mengambil cermin teladan dengan perbuatanmu itu, lalu ia suka menafkahkan sebahagian dari apa-apa yang dikurniakan oleh Allah padanya."
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dengan lafaznya dan juga diriwayatkan oleh Imam Muslim dengan uraian yang semakna dengan di atas itu.

1863. Daripada Abu Hurairah r.a., katanya:

Yang Bermaksud : "Kita semua berada bersama Rasulullah s.a.w., lalu dihidangkanlah untuk beliau s.a.w. sebuah hasta dan ini memang sangat menyukakannya. Beliau s.a.w. menggigitnya sekali gigitan kemudian bersabda:
"Saya adalah penghulu sekalian manusia esok pada hari kiamat, apakah engkau semua mengerti, apakah sebabnya demikian itu?"
Allah akan mengumpulkan seluruh manusia yang dahulu-dahulu dan yang belakangan di suatu tanah, kemudian dilihat oleh orang yang melihat dan dapat memperdengarkan kepada orang-orang itu orang yang mengundang. Matahari dekat sekali dengan mereka itu. Sekelian manusia mendapatkan kesusahan dan kesengsaraan, sehingga dirasakannya tidak kuat lagi menahannya dan tidak tahan lagi terhadap penderitaan itu.
Para manusia itu lalu berkata: "Adakah engkau semua tidak mengetahui, hingga bagaimanakah keadaan yang sama-sama engkau semua alami ini? Apakah engkau semua tidak memikirkan kepada siapakah yang kiranya dapat memberikan syafaat untukmu semua kepada Tuhanmu?" Setengah manusia ada yang berkata kepada yang lainnya: Abukum Adam yakni ayo menuju ke bapamu semua iaitu Nabi Adam. Para manusia lalu mendatangi Nabi Adam, kemudian berkata: "Wahai Nabi Adam, anda itu adalah bapa dari seluruh manusia. Allah telah menciptakan bapa dengan tangan kekuasaanNya. Allah telah meniupkan dalam tubuh bapa dengan ruhNya. Allah juga memerintah kepada para malaikat untuk menghormat kepada bapa, mereka lalu bersujud menghormat bapa dan memberikan tempat syurga kepada bapa. Sudilah kiranya bapa memberikan syafaat untuk kita semua kepada Tuhan. Adakah bapa tidak mengetahui keadaan yang sedang kita alami ini dan hingga bagaimanakah kesengsaraan kita semua ini?" Nabi Adam lalu menjawab: "Sesungguhnya Tuhanku amat murka sekali pada hari ini, belum pernah murka sebagaimana sekarang ini sebelum hari ini dan juga tidak akan murka sebagaimana sekarang ini sesudah hari ini. Allah sudah melarang kepadaku akan suatu pohon, tetapi kulanggarlah larangan itu. Diriku, diriku, diriku sendiri belum tentu selamat. Silakan pergi saja kepada orang selain aku. Pergilah kepada Nabi Nuh. Para manusia kemudian mendatangi Nabi Nuh, lalu berkata: "Wahai Nabi Nuh, anda adalah pertama-tama Rasul yang ada di atas permukaan bumi. Allah telah memberikan nama kepada anda dengan sebutan "Hamba yang sangat banyak bersyukurnya." Adakah anda tidak mengetahui keadaan yang sedang kita alami ini? Adakah anda tidak mengetahui hingga bagaimana kesengsaraan kita ini? Sudilah kiranya anda memberikan pertolongan untuk kita semua dari Tuhan anda." Nabi Nuh lalu menjawab: "Sesungguhnya Tuhanku amat murka sekali pada hari ini, belum pernah murka sebagaimana sekarang ini sebelum hari ini dan juga tidak akan murka sebagaimana sekarang ini sesudah hari ini. Sebenarnya saja aku ini memiliki suatu doa mustajab, kemudian kupakai untuk mendoakan kerosakan bagi kaumku yakni dengan adanya siksa berupa banjir sedunia. Diriku, diriku, diriku sendiri belum tentu selamat. Pergilah kepada orang selain aku. Pergilah kepada Nabi Ibrahim. Para manusia lalu mendatangi Nabi Ibrahim, kemudian berkata: "Wahai Nabi Ibrahim, anda itu adalah Nabinya Allah, juga sebagai kekasihnya dari golongan penghuni bumi. Sudilah kiranya anda memberikan syafaat untuk kita semua kepada Tuhan anda. Adakah anda tidak mengetahui keadaan yang sedang kita alami sekarang ini." Nabi Ibrahim menjawab: "Sesungguhnya Tuhanku amat murka sekali pada hari ini, belum pernah murka sebagaimana sekarang ini sebelum hari ini dan juga tidak akan murka sebagaimana sekarang ini sesudah hari ini. Sebenarnya saya ini sudah pernah berdusta sampai tiga kali banyaknya.* Diriku, diriku, diriku sendiri belum tentu selamat. Pergilah kepada orang selain aku, pergilah kepada Nabi Musa". Para manusia lalu mendatangi Nabi Musa, kemudian berkata: "Wahai Nabi Musa, anda itu adalah utusan Allah. Allah telah mengurniakan keutamaan kepada anda dengan risalat dan firman-Nya melebihi orang-orang lain. Sudilah kiranya anda memberikan syafaat untuk kita semua kepada Tuhan anda. Adakah anda tidak mengetahui keadaan yang sedang kita alami ini?" Nabi Musa menjawab: "Sesungguhnya Tuhanku amat murka sekali pada hari ini, belum pernah murka sebagaimana sekarang ini sebelum hari ini dan juga tidak akan murka sebagaimana sekarang ini sesudah hari ini. Sebenarnya saya ini pernah membunuh seorang manusia yang saya tidak diperintah untuk membunuhnya. Diriku, diriku, diriku sendiri belum tentu selamat. Pergilah kepada orang selain aku. Pergilah kepada Nabi Isa." Para manusia kemudian mendatangi Nabi Isa, lalu berkata: "Wahai Nabi Isa, anda itu adalah utusan Allah dan kalimatnya disampaikan kepada Maryam dan anda itupun ruh dari Allah. Anda telah memberikan sabda kepada orang banyak ketika masih dalam buaian. Sudilah kiranya anda memberikan syafaat untuk kita semua kepada Tuhan anda. Apakah anda tidak mengetahui keadaan yang sedang kita alami ini?" Nabi Isa lalu menjawab: "Sesungguhnya Tuhanku amat murka sekali pada hari ini dan belum pernah murka sebagaimana sekarang ini sebelum hari ini dan juga tidak akan murka sebagaimana sekarang ini sesudah hari ini." Nabi Isa tidak menyebutkan sesuatu dosa yang pernah dibuatnya. Diriku, diriku, diriku sendiripun belum tentu selamat. Pergilah engkau semua kepada orang selain aku. Pergilah kepada Nabi Muhammad. Para manusia terus pergi mendatangi Muhammad s.a.w. di dalam riwayat lain diterangkan: Para manusia lalu mendatangi aku, kemudian berkata: "Wahai Nabi Muhammad, anda itu adalah pesuruh Allah dan penutup sekalian Nabi. Allah sungguh-sungguh telah mengurniakan pengampunan kepada dosa-dosa anda yang sudah-sudah dan yang akan datang. Sudilah kiranya anda memberikan syafaat untuk kita kepada Tuhan anda. Adakah anda belum mengetahui keadaan yang sedang kita alami sekarang ini?"
Sayapun lalu berangkat sampai datang di bawah 'arasy, selanjutnya sayapun bersujudlah kepada Tuhanku. Di kala itu Allah membukakan padaku dari puji-pujianNya serta keindahan penghargaan pujian terhadap hadratNya. Yang sedemikian ini adalah suatu keadaan yang belum pernah dibukakan oleh Allah kepada siapapun sebelum ini. Selanjutnya lalu dikatakan: "Hai Muhammad, angkatlah kepalamu. Ajukanlah permohonan dan pasti akan dikabulkan permohonanmu itu. Mintalah untuk dapat memberikan syafaat dan pasti engkau akan diberi izin untuk memberi syafaat itu". Selanjutnyasaya lalu mengangkat kepalaku, kemudian memohonkan: "Umat hamba, ya Tuhan; umat hamba, ya Tuhan; umat hamba, ya Tuhan." Setelah itu lalu diucapkan: "Hai Muhammad, masukkanlah orang-orang yang tidak diperlukan untuk dihisab lagi dari umatmu itu dari pintu sebelah kanan. Orang-orang itupun juga sebagai kawan-kawan para manusia yang akan masuk dari pintu selain pintu kanan."
Nabi s.a.w. meneruskan sabdanya: "Demi Zat yang jiwaku dalam tanganNya  kekuasaanNya, sesungguhnya jauh jaraknya antara dua lipatan pintu dari semua lipatan-lipatan pintu-pintu syurga itu adalah sama jauhnya dengan jarak antara Mekah dan Hajar, atau seperti jarak antara Mekah dan Bushra."
(Muttafaq 'alaih)

* Perihal dustanya Nabiullah Ibrahim a.s. sebagaimana yang dikatakannya sendiri ada tiga kali banyaknya itu, ceritanya adalah sebagai berikut:

1. Nabi Ibrahim a.s. pernah berkata kepada ayahnya: Inni saqim - Saya ini sakit, padahal sebenarnya tidak, tetapi ini terpaksa harus beliau a.s. katakan, kerana beliau a.s. itu diajak menyembah sesuatu yang selain Allah Taala yakni berhala,  bersama- sama dengan Raja Namrudz.

2.Nabi Ibrahim a.s. merosak dan memukuli berhala-berhala yang dipuja serta disembah oleh Raja Namrudz yang musyrik itu, sampai rosak binasa seluruhnya dan ditinggalkan sebuah saja, yakni yang terbesar sekali. Ketika masyarakat menjadi ramai dan memperkatakan bahawa beliau a.s. yang berbuat kerosakan itu, lalu beliau a.s. ditanya oleh Raja Namrudz, benarkah beliau a.s. yang melakukan kerosakan. Beliau a.s. menjawab: Bal fa'alahu kabiruhum hadza - yang membuat kerosakan ialah berhala yang besar sendiri itu, padahal sebenarnya memang beliau a.s. itulah yang mengerjakan kerosakan tadi.

3. Pada suatu hari Nabiullah Ibrahim a.s. sedang bepergian dengan isterinya yang bernama Sarah, sehingga akhirnya datanglah di suatu negeri yang rajanya itu amat suka sekali kepada golongan kaum wanita yang cantik secara berlebih-lebihan. Hampir setiap melihat wanita elok, pasti dipinang untuk dijadikan isterinya dan wanita itupun wajib suka dan tunduk kepada kehendaknya. Demi beliau a.s. bertemu dengan raja itu, lalu ditanya, siapakah wanita yang menyertainya itu. Sudah pastilah beliau a.s. akan disiksa atau mungkin juga akan dibunuh, sekiranya mengatakan yang sebenarnya yakni bahawa Sarah itu betul-betul isterinya. Oleh sebab itu beliau a.s. berkata, demi untuk melindungi diri dan keselamatan jiwanya: Ukhti - saudaraku. Padahal sebenarnya adalah isterinya dan bukan saudaranya. Cerita mengenai bab ini masih panjang lanjutannya, tetapi oleh sebab buku ini disusun bukan untuk maksud ini, sebaiknya diringkaskan sampai di sini saja.

1864. Daripada Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, katanya:

Yang Bermaksud : "Ibrahim a.s. datang ke Mekah yang dulu disebut Faran dengan membawa ibunya Ismail yakni Hajar serta anaknya lelaki yakni Ismail. Ibunya itu menyusui anaknya, sehingga Ibrahim a.s. menempatkan isterinya itu di dekat Baitullah, di sisi sebuah pohon besar yang ada di sebelah atas Zamzam iaitu di Masjidul Haram yang sebelah atas sendiri. Di Mekah pada saat itu belum ada seorangpun dan di situ tidak pula ada airnya. Di situlah Ibrahim a.s. menempatkan isteri dan puteranya. Di sisi kedua orang ini olehnya diletakkanlah suatu wadah dari kulit berisi kurma dan sebuah tempat air yang berisi air. Ibrahim a.s. lalu membelakang yakni meninggalkan Hajar dan Ismail terus berangkat. Ibu Ismail mengikuti suaminya, lalu berkata: "Ke manakah anda hendak pergi dan mengapa anda meninggalkan kita di lembah ini, tanpa ada seseorangpun sebagai kawan dan tidak ada sesuatu apapun?" Hajar berkata demikian itu berulang kali, tetapi Ibrahim a.s. sama sekali tidak menoleh kepadanya. Kemudian Hajar berkata: "Adakah Allah yang memerintahkan anda berbuat semacam ini?" Ibrahim a.s. menjawab: "Ya." Hajar berkata: "Kalau demikian, pastilah Allah tidak akan menyia-nyiakan nasib kita." Ibu Ismail lalu kembali ke tempatnya semula. Ibrahim a.s. berangkatlah, sehingga sewaktu beliau itu datang di Tsaniyah di daerah Hajun, di sesuatu tempat yang tidak dilihat oleh mereka yakni Hajar dan anaknya, kemudian menghadap kiblat dengan wajahnya yakni ke Baitullah, terus berdoa dengan doa-doa yang tersebut di bawah ini. Beliau a.s. mengangkatkan kedua tangannya, lalu mengucapkan, sebagaimana yang tersebut dalam al-Quran, yang ertinya: "Ya Tuhanku, sesungguhnya saya menempatkan keturunanku di suatu lembah yang tiada berpohon yakni tandus," sampai pada: "semoga mereka itu bersyukur." Ibu Ismail menyusui Ismail dan minum dari air yang ditinggalkan itu, sehingga setelah habislah air yang ada di tempat air dan iapun haus, juga anaknyapun haus pula. Ibu itu melihat anaknya bergulung-gulung di tanah, atau katanya: bergulat dengan tanah sambil memukul-mukulkan dirinya di atas tanah itu, lalu ibunya itu berangkat kerana tidak tahan melihat keadaan anaknya semacam itu. Hajar melihat sekelilingnya dan tampaklah olehnya bahawa Shafa adalah sedekat-dekat gunung di bumi yang ada di samping dirinya, iapun lalu menuju ke puncak gunung ini dan berdiri di atasnya, kemudian ia menghadap ke lembah, melihat di situ, kalau-kalau dapat melihat seseorang manusia, tetapi tidak ada. Selanjutnya ia turun dari Shafa, sehingga setelah ia sampai di lembah lagi, iapun mengangkat gamisnya, terus berjalan lagi bagaikan jalannya seseorang yang sedang dalam kesukaran yakni berlari-lari, sehingga lembah itu dilampauinya, kemudian mendatangi Marwah, berdiri di atas puncak Marwah ini, menengok ke lembah, kalau-kalau ada seseorang manusia yang dapat dilihat olehnya. Tetapi tidak ada, sehingga Hajar mengerjakan sedemikian itu sebanyak tujuh kali yakni pergi-balik antara Shafa dan Marwah." Ibnu Abbas berkata: "Nabi s.a.w. bersabda: "Oleh sebab itu para manusia dalam mengerjakan ibadat haji meneladan kelakuan Hajar tersebut, bersa'i yakni berlari-lari kecil antara Shafa dan Marwah." Keduanya ini bukan gunung yang sebenarnya, tetapi hanyalah tanah yang agak meninggi letaknya. Ibnu Abbas melanjutkan keterangannya: "Setelah ia berada di atas Marwah yakni tujuh perjalanan yang terakhir, lalu ia mendengar suatu suara. Kemudian ia berkata: "Diamlah" yang dimaksudkan ialah kepada dirinya sendiri yang disuruh diam untuk memperhatikan suara apa itu. Selanjutnya didengarlah dengan penuh perhatian, lalu sekali lagi dapat didengarnya suara tersebut. Iapun terus berkata: "Anda telah memperdengarkan suara kepada saya, maka segerakanlah memberikan pertolongan kepada kita, jikalau memang sengaja akan memberikan pertolongan." Tiba-tiba di situ tampaklah oleh Hajar ada seorang malaikat di dekat tempat sumur Zamzam yang di waktu itu belum keluar airnya. Malaikat itu meneliti dengan kakinya, atau katanya: Dengan sayapnya, sehingga keluarlah airnya. Hajar mulai bekerja membuat tempat air itu bagaikan bentuk danau yang dibulatkan dan dengan tangannya ia mengerjakan itu sedang mulutnya mengucapkan: "Ah, beginilah yang saya harapkan." Hajar menciduk air itu dan meletakkannya dalam tempat airnya. Air Zamzam itu terus menyembur dengan derasnya setelah diciduk olehnya."
Dalam riwayat lain disebutkan: "Dengan sekadar cidukan yang dilakukan oleh Hajar."
Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma berkata: "Nabi s.a.w. bersabda: "Semoga Allah memberikan kerahmatanNya kepada ibu Ismail, andaikata ia meninggalkan Zamzam itu  yakni tidak diciduknya, nescaya akan meluap airnya ke seluruh bumi." Atau sabdanya: "Andaikata ibu Ismail itu tidak menciduk air Zamzam tadi, nescayalah zamzam itu akan merupakan mata air yang dapat mengalir hebat yakni dapat memenuhi seluruh permukaan bumi." Ibnu Abbas melanjutkan: "Ibu Ismail lalu minum dan dapat lagi menyusui anaknya." Malaikat berkata kepadanya: "Janganlah anda takut akan binasa di sini, sebab di sini nanti akan didirikanlah sebuah Rumah Allah yakni Baitullah iaitu Kaabah. Yang mendirikan ialah anak ini beserta ayahnya. Sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan orang-orang yang berbakti kepada Allah yang tentu menginginkan berziarah ke Baitullah ini." Tempat Baitullah itu meninggi di atas bumi, bagaikan tanah tinggi, yang akan didatangi oleh beberapa banjir, lalu merosak sebahagian kanan dan sebahagian kirinya. Demikianlah keadaan Hajar dengan anaknya, sehingga pada suatu ketika berlalulah di tempat mereka itu sekelompok kawanan yang sedang mengadakan perjalanan dari golongan suku Jurhum. Atau yang datang itu adalah sekeluarga dari golongan suku Jurhum yang menuju ke suatu tempat dari jalan Kada.' Mereka turun yakni berhenti di bahagian bawah kota Mekah. Mereka melihat ada burung sedang terbang seolah-olah mengelilingi air. Kata mereka: "Burung ini pastilah terbang mengelilingi suatu mata air. Nescayalah tempat keamanan kita adalah di lembah ini, sebab ada air di tempat itu. Selanjutnya dikirimkanlah seseorang atau dua orang utusan yang dapat berlari cepat menuju lembah tersebut dan mereka benar-benar dapat menemukan tempat air. Utusan-utusan itu kembali terus memberitahukan kepada orang-orang Jurhum. Mereka semua datang mendekati dan di waktu itu ibu Ismail sedang ada di tempat air tersebut. Mereka berkata: "Apakah anda suka mengizinkan kita kalau berdiam saja di sisi anda di sini?" la menjawab: "Baiklah, tetapi sama sekali engkau semua tidak ada hak atas air ini." Mereka berkata: "Baiklah." Kedatangan orang-orang Jurhum itu berkenan sekali dalam hati ibu Ismail, kerana sebenarnya ia senang untuk berkawan. Orang-orang Jurhum itu menyuruh semua keluarganya supaya datang di situ dan akhirnya semuanyapun berdiam di situ, bersama-sama. Di antara orang-orang Jurhum itu banyak yang ahli dalam ilmu persyairan yakni puisi dan kesusasteraan bahasa Arab. Anak Hajar yakni Ismail makin hari makin besar dan belajar bahasa Arab dari mereka. Anak ini menimbulkan kegembiraan serta membuat mereka menjadi takjub setelah ia membesar sebagai seorang pemuda. Setelah Ismail cukup dewasa, mereka mengahwinkannya dengan seseorang wanita dari suku Jurhum itu. Sementara itu ibu Ismail yakni Hajar wafatlah." Ibnu Abbas berkata: "Nabi s.a.w. bersabda: "Ibrahim a.s. datang di Mekah setelah Ismail sudah kahwin. Ia  mengamat-amati apa-apa yang terjadi dalam rumah setelah ditinggal pergi oleh Ismail, kerana Ibrahim tidak dapat berjumpa dengan anaknya itu. Ibrahim bertanya kepada isterinya, ke mana perginya, lalu dijawab: "la keluar mencari sesuatu untuk kami." Dalam riwayat lain disebutkan: "Keluar untuk berburu guna kepentingan kami." Kemudian Ibrahim menanyakan kepada isterinya perihal kehidupan mereka serumahtangga dan keadaan sehari-harinya. Isterinya menjawab: "Nasib kita buruk sekali, yakni dalam keadaan serba sukar dan penuh kesengsaraan." Wanita itu mengadukan halnya kepada mertuanya tadi. Ibrahim lalu berkata: "Nanti jikalau suamimu telah datang, maka sampaikanlah ucapan salam daripadaku dan katakanlah padanya, supaya ia mengubah bandul pintunya ini adalah kiasan daripada seseorang isteri. Setelah Ismail datang, ia merasa seolah-olah ada sesuatu yang mengganggu fikirannya, lalu ia berkata: "Apakah ada seseorang yang tadi datang di tempat ini?" Isterinya menjawab: "Ya. Kita didatangi oleh seorang tua yang sifatnya demikian, demikian, iapun bertanya kepada kami perihal diri anda, lalu saya beritahukan yang sebenarnya. Selanjutnya ia bertanya lagi kepada saya, bagaimanakah perihal kehidupan kita. Saya memberitahukan padanya bahawasanya kita hidup dalam keadaan penuh kesengsaraan dan kesukaran. Ismail bertanya: "Apakah orang tua itu tidak memesankan sesuatu padamu?" Isterinya menjawab: "Ya, orang tua itu menyuruh saya supaya saya sampaikan ucapan salamnya kepada anda dan berkata dalam pesannya: "Ubahlah bandul pintumu." Ismail berkata: "Orang tua itu adalah ayahku dan beliau telah memerintahkan kepada saya supaya saya menceraikan engkau. Maka itu temui kembalilah keluargamu." Ismail menceraikan isterinya itu, kemudian kahwin lagi dengan seorang perempuan lain. Ibrahim tetap meninggalkan mereka itu dalam waktu yang dikehendaki oleh Allah, kemudian mendatangi mereka lagi sesudah itu, tetapi kali inipun ia tidak menemukan anaknya. la masuk rumahnya dan ditemui oleh isterinya, lalu menanyakan kepada isterinya itu perihal Ismail, la berkata: "la sedang keluar untuk mencari rezeki guna kita semua." Ibrahim bertanya: "Bagaimanakah keadaan penghidupanmu semua." la menanyakan perihal kehidupan serta keadaan sehari-hari yang mereka alami. Isterinya menjawab: "Kita semua dalam keadaan baik dan rezeki yang cukup luas." Wanita inipun banyak memuji kepada Allah atas segala kenikmatan yang diberikan olehNya. Ibrahim bertanya: "Apakah yang engkau semua makan." Isterinya menjawab: "Daging." Tanya-nya lagi: "Apakah yang engkau semua minum?" la menjawab: "air." Ibrahim berdoa: "Ya Allah, berilah keberkahan kepada mereka ini dalam makanan dagingnya dan minuman airnya." Seterusnya Nabi s.a.w. bersabda:
"Di kalangan mereka penduduk Mekah di waktu itu tidak ada biji-bijian, andaikata ini ada, tentulah Ibrahim juga mendoakan keberkahan biji-bijian itu untuk mereka." Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma berkata: "Maka tidak seorangpun yang tidak mencampurkan daging dan air itu dalam makanannya untuk selain di Mekah, melainkan keduanya itu tidak akan mencocokinya."

Dalam riwayat lain disebutkan:

Yang Bermaksud : "Ibrahim datang, lalu berkata: "Manakah Ismail?" Isterinya menjawab: "la pergi untuk berburu." Isterinya berkata: "Tidakkah bapa suka singgah dulu di sini untuk makan dan minum?" Ibrahim bertanya: "Apakah makananmu dan apakah minumanmu?" la menjawab: "Makanan kita adalah daging dan minuman kita adalah air." Ibrahim lalu berdoa: "Ya Allah, berikanlah keberkahan kepada mereka akan makanan serta minuman mereka."
Ibnu Abbas berkata: "Abul Qasim iaitu Nabi Muhammad s.a.w.  bersabda: "Itulah dengan sebab berkah doanya Ibrahim a.s." Ibrahim berkata: "Jikalau suamimu datang maka sampaikanlah ucapan salamku padanya dan perintahkanlah padanya supaya ditetapkan saja bandul pintunya." Setelah Ismail datang, ia berkata: "Apakah ada seseorang yang datang di tempatmu ini?" Isterinya menjawab: "Ya, ada seorang tua yang baik sekali keadaan pakaiannya." Wanita itu banyak mengeluarkan pujian pada orang tua tersebut. Selanjutnya ia berkata: "la bertanya kepadaku tentang hal-ehwal diri anda. Kemudian saya beritahukan hal itu kepadanya. Lalu bertanya: "Bagaimanakah keadaan hidup kita, lalu saya memberitahukan bahawasanya kita dalam keadaan baik-baik saja." Ismail bertanya: "Apakah orang tua tadi memesan sesuatu padamu?" la menjawab: "Ya, ia menyampaikan ucapan salam pada anda dan memerintahkan kepada anda supaya anda menetapkan bandul rumahnya." Ismail berkata: "Orang tua itu adalah ayahku dan yang dimaksudkan bandul pintu adalah engkau. Jadi ia menyuruh kepada saya supaya tetap memegangmu sebagai isteri."
Ibrahim berdiam meninggalkan mereka selama waktu yang dikehendaki oleh Allah Taala, kemudian datang pulalah sesudah itu. Di waktu kedatangan Ibrahim itu, Ismail sedang meraut sebuah anak panah yang sedang dibuatnya, iaitu di bawah sebuah pohon besar di dekat sumur Zamzam. Setelah dilihatnya, iapun berdirilah menyongsongnya, kemudian keduanya berbuat sebagaimana seorang ayah terhadap anaknya dan sebagai anak terhadap ayahnya. Sehabis itu Ibrahim berkata: "Hai Ismail, sesungguhnya Allah menyuruh kepadaku akan sesuatu perkara." Ismail berkata: "Kalau begitu, lakukanlah sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah kepada bapa itu!" Ibrahim berkata: "Apakah engkau akan memberikan pertolongan padaku untuk itu?" la menjawab: "Ya, saya akan menolong bapa." Ibrahim berkata lagi: "Sesungguhnya Allah memerintahkan kepadaku, supaya saya mendirikan sebuah rumah yakni bait di sana itu." Ibrahim menunjuk pada suatu bidang tanah yang tinggi. Di atas sekitar tanah itulah rumah itu didirikan. Pada waktu itu ia meninggikan pundamen bait tersebut. Jadi Ismail yang datang dengan membawakan batunya, sedang Ibrahim yang mendirikannya. Sehingga setelah bangunan itu telah tinggi, datanglah beliau dengan membawa batu ini  yakni almaqam, lalu batu itu diletakkan. Ibrahim berdiri di atasnya dan beliau sedang mendirikan bait dan Ismail memberikan batunya, keduanya sambil mengucapkan: Rabbana taqabbal minna innaka antas sami'ul 'alim ertinya: Ya Allah, terimalah amalan kita ini, sesungguhnya Engkau adalah Maha Mendengar lagi Mengetahui.

Dalam riwayat lain disebutkan:

Yang Bermaksud : "Sesungguhnya Ibrahim keluar dengan membawa Ismail dan ibu Ismail yakni Hajar. Beserta mereka adalah sebuah tempat untuk isi air. Ibu Ismail minum dari wadah air itu lalu meluaplah air susunya untuk diberikan kepada bayinya itu, sehingga datanglah di Mekah. Ibrahim meletakkan isterinya di bawah sebuah pohon besar. Selanjutnya Ibrahimpun pulanglah kembali ke tempat keluarganya di Syam. La diikuti oleh ibu Ismail, sehingga setelah mereka sampai di tanah Kada,' isterinya memanggilnya dari belakang: "Hai Ibrahim, kepada siapakah kita ini anda serahkan, kalau anda meninggalkan kita." Ibrahim menjawab: "Kepada Allah." Isterinya berkata: "Kalau begitu saya redha dengan Allah, sebagai Zat yang diserahi." la lalu kembali dan masih terus dapat minum air dari wadah air yang di bawahnya tadi dan air susunyapun tetap meluap untuk diberikan kepada bayinya. Kemudian setelah air itu habis, ia berkata: "Andaikata saya pergi ke situ, lalu saya melihat-lihat ke sana ke mari, barangkali ada seseorang yang dapat saya temukan." Ibnu Abbas berkata: "Hajar lalu pergi menaiki bukit Shafa, ia melihat ke sana ke mari dan terus memperhatikan, barangkali ia dapat menemukan seseorang, tetapi tidak seorangpun yang di temuinya. Setelah ia sampai di lembah dan berlari kecil serta mendatangi bukit Marwah, kemudian mengerjakan sedemikian itu pergi-balik sampai tiga kali, kemudian ia berkata: "Baiklah saya pergi menengok apa yang dilakukan oleh anak bayiku." Iapun pergilah, lalu dilihatnya anak itu sedang dalam keadaannya yang amat berat seolah-olah ia merintih-rintih dengan suara keras lalu perlahan. Hatinya tidak tenang, kemudian berkata: "Sebaiknya saya pergi lagi sekali, saya akan melihat ke sana ke mari, barangkali saya menemukan seseorang." la pergi lagi, kemudian naik bukit Shafa, terus melihat dan memperhatikan sekelilingnya, tetapi tidak seorangpun yang dijumpai olehnya, sehingga lari kecilnya antara Shafa dan Marwah itu lengkap tujuh kali pergi-balik. la berkata pula: "Cubalah saya melihat apa yang dilakukan bayi itu." Tiba-tiba ia mendengar suatu suara, lalu ia berkata: "Tolonglah, jikalau anda mempunyai sesuatu kebaikan." Sekonyong-konyong Jibril a.s. tampak di situ, lalu ia berbuat sesuatu dengan kakinya dan berkata: "Nah, beginilah." Jibril a.s. memasukkan kakinya di bumi lalu memancarlah airnya. Ibu Ismail amat kehairanan menyaksikan itu, sehingga iapun memenuhi kedua tapak tangannya dengan air dan dimasukkan dalam wadah airnya."
Selanjutnya diuraikanlah Hadis ini selengkapnya yang panjang.
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dengan riwayat-riwayat ini seluruhnya. Addawhah ialah pohon besar. Ucapannya: qaffa ertinya meninggalkan dan membelakangi. Aljariyyu iaitu utusan, sedang alfa ialah menemukan. Ucapannya yansyaghu, iaitu merintih dengan suara keras dan perlahan.

1865. Daripada Said bin Zaid r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w.:

Yang Bermaksud : Kam-ah(tanaman sebangsa manisan) getahnya cair semacam madu,* sedang airnya dapat digunakan sebagai ubat penyakit mata."
(Muttafaq 'alaih)

* Almannu dapat diertikan madu, iaitu sebangsa madu yang diberikan oleh Tuhan kepada kaum bani Israil, ketika mereka sedang kebingungan dalam padang pasir Tiih dulu. Tetapi dapat pula diertikan kurnia atau kenikmatan Tuhan. Jadi menurut erti kedua ini, maka makna Hadis di atas ialah: Kam-ah itu termasuk kenikmatan yang dikurniakan oleh Allah pada para hambaNya dan airnya dapat digunakan sebagai ubat penyakit mata."
Wallahu a'lam




















Tiada ulasan:

Catat Ulasan