Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Selasa, 30 Julai 2013

L 3 Surah 2 : Al Baqarah ( SAPI BETINA ) Bahagian 2








51. Dan (ingatlah), ketika Kami berjanji kepada Musa (memberikan Taurat, sesudah) empat puluh malam, lalu kamu menjadikan anak lembu[48] (sembahan) sepeninggalnya dan kamu adalah orang-orang yang zalim.
[48]. Anak lembu itu dibuat mereka dari emas untuk disembah.

52. Kemudian sesudah itu Kami maafkan kesalahanmu, agar kamu bersyukur.

53. Dan (ingatlah), ketika Kami berikan kepada Musa Al Kitab (Taurat) dan keterangan yang membezakan antara yang benar dan yang salah, agar kamu mendapat petunjuk.

54. Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Hai kaumku, sesungguhnya kamu telah menganiaya dirimu sendiri kerana kamu telah menjadikan anak lembu (sembahanmu), maka bertaubatlah kepada Tuhan yang menjadikan kamu dan bunuhlah dirimu[49]. Hal itu adalah lebih baik bagimu pada sisi Tuhan yang menjadikan kamu; maka Allah akan menerima taubatmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang."
[49]. Membunuh dirimu ada yang mengertikan: orang-orang yang tidak menyembah anak lembu itu membunuh orang yang menyembahnya. Ada pula yang mengertikan: orang yang menyembah patung anak lembu itu saling bunuh-membunuh, dan apa pula yang mengertikan: mereka disuruh membunuh diri mereka masing-masing untuk bertaubat.

55. Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak akan beriman kepadamu sebelum kami melihat Allah dengan terang[50], kerana itu kamu disambar halilintar, sedang kamu menyaksikannya[51]".
[50]. Maksudnya: melihat Allah dengan mata kepala.
[51]. Kerana permintaan yang semacam ini menunjukkan keingkaran dan ketakburan mereka, sebab itu mereka disambar halilintar sebagai azab dari Tuhan.

56. Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati[52], supaya kamu bersyukur.
[52]. Yang dimaksud dengan mati di sini menurut sebahagian Mufassirin ialah: mati yang sebenarnya, dan menurut sebahagian yang lain ialah: pengsan akibat sambaran halilintar.

57. Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu "manna" dan "salwa"[53]. Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu; dan tidaklah mereka menganiaya Kami; akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.
[53]. Salah satu nikmat Tuhan kepada mereka ialah: mereka selalu dinaungi awan di waktu mereka berjalan di panas terik padang pasir. Manna ialah: makanan manis sebagai madu. Salwa ialah: burung sebangsa puyuh.

58. Dan (ingatlah), ketika Kami berfirman: "Masuklah kamu ke negeri ini (Baitul Maqdis), dan makanlah dari hasil buminya, yang banyak lagi enak di mana yang kamu sukai, dan masukilah pintu gerbangnya sambil bersujud[54], dan katakanlah: "Bebaskanlah kami dari dosa," nescaya Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu, dan kelak Kami akan menambah (pemberian Kami) kepada orang-orang yang berbuat baik."
[54]. Maksudnya menurut sebahagian ahli tafsir: menundukkan diri.

59. Lalu orang-orang yang zalim mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka. Sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang zalim itu dari langit, kerana mereka berbuat fasik.

60. Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu." Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. Sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing)[55]. Makan dan minumlah rezeki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerosakkan.
[55]. Ialah sebanyak suku Bani Israil sebagaimana tersebut dalam surah Al A'raaf ayat 160.

Pembalasan terhadap sikap dan perbuatan Bani Israil

61. Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak boleh sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, iaitu sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang merahnya." Musa berkata: "Mahukah kamu mengambil yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta." Lalu ditimpahkanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) kerana mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu (terjadi) kerana mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas.

Pahala orang yang beriman

62. Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin[56], siapa saja di antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah[57], hari kemudian dan beramal soleh[58], mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
[56]. Shabiin ialah orang-orang yang mengikuti syari'at Nabi-nabi zaman dahulu atau orang-orang yang menyembah bintang atau dewa-dewa.
[57]. Orang-orang mukmin begitu pula orang Yahudi, Nasrani dan Shabiin yang beriman kepada Allah termasuk iman kepada Muhammad s.a.w., percaya kepada hari akhirat dan mengerjakan amalan yang soleh, mereka mendapat pahala dari Allah.
[58]. Ialah perbuatan yang baik yang diperintahkan oleh agama Islam, baik yang berhubungan dengan agama atau tidak.

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahawa Salman bertanya kepada Nabi SAW tentang penganut agama yang pernah ia anut bersama mereka. Ia terangkan cara solatnya dan ibadahnya. Maka turunlah ayat tersebut di atas (S. 2: 62) sebagai penegasan bahawa orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir dan berbuat soleh akan mendapat pahala dari Allah SWT.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Hatim dan al-Adni dalam musnadnya dari Ibnu Abi Najih yang bersumber dari Mujahid.)

Dalam riwayat lain dikemukakan bahawa ketika Salman menceritakan kepada Rasulullah kisah teman-temannya, maka Nabi SAW bersabda: "Mereka di neraka." Salman berkata: "Seolah-olah gelap gulitalah bumi bagiku. Akan tetapi setelah turun ayat ini (S. 2: 62) seolah-olah terang-benderang dunia bagiku."
(Diriwayatkan oleh al-Wahidi dari Abdullah bin Katsir yang bersumber dari Mujahid.)

Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa ayat ini (S. 2: 62) turun tentang teman-teman Salman al-Farisi.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari As-Suddi.)

Pembalasan terhadap Bani Israil yang melanggar perjanjian dengan Tuhan

63. Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkatkan gunung (Thursina) di atasmu (seraya Kami berfirman): "Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan ingatlah selalu apa yang ada di dalamnya, agar kamu bertakwa."

64. Kemudian kamu berpaling setelah (adanya perjanjian) itu, maka kalau tidak ada kurnia Allah dan rahmatNya atasmu, nescaya kamu tergolong orang yang rugi.

65. Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar di antaramu pada hari Sabtu[59], lalu Kami berfirman kepada mereka: "Jadilah kamu kera[60] yang hina."
[59]. Hari Sabtu ialah hari yang khusus untuk beribadat bagi orang-orang yahudi.
[60]. Sebahagian ahli tafsir memandang bahawa ini sebagai suatu perumpamaan , ertinya hati mereka menyerupai hati kera, kerana sama-sama tidak menerima nasihat dan peringatan. Pendapat Jumhur mufassir ialah mereka betul-betul beubah menjadi kera, hanya tidak beranak, tidak makan dan minum, dan hidup tidak lebih dari tiga hari.

66. Maka Kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang di masa itu, dan bagi mereka yang datang kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.

Kisah penyembelihan sapi betina[61]

67. Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina." Mereka berkata: "Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan?"[62] Musa menjawab: "Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil."
[61]. Surah ini dinamai surah Al Baqarah (sapi betina) kerana mengandung kisah penyembelihan sapi.
[62]. Hikmah Allah menyuruh menyembelih sapi ialah supaya hilang rasa penghormatan mereka terhadap sapi yang pernah mereka sembah.

68. Mereka menjawab: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia menerangkan kepada kami; sapi betina apakah itu." Musa menjawab: "Sesungguhnya Allah berfirman bahawa sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda; pertengahan antara itu; maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu."

69. Mereka berkata: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami apa warnanya." Musa menjawab: "Sesungguhnya Allah berfirman bahawa sapi betina itu adalah sapi betina yang kuning, yang kuning tua warnanya, lagi menyenangkan orang-orang yang memandangnya."

70. Mereka berkata: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami bagaimana hakikat sapi betina itu, kerana sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi kami dan sesungguhnya kami insya Allah akan mendapat petunjuk (untuk memperoleh sapi itu)."

71. Musa berkata: "Sesungguhnya Allah berfirman bahawa sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, tidak bercacat, tidak ada belangnya." Mereka berkata: "Sekarang barulah kamu menerangkan hakikat sapi betina yang sebenarnya." Kemudian mereka menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu[63].
[63]. Kerana sapi yang menurut syarat yang disebutkan itu sukar diperoleh, hampir mereka tidak dapat menemukannya.

72. Dan (ingatlah), ketika kamu membunuh seorang manusia lalu kamu saling tuduh menuduh tentang itu. Dan Allah hendak menyingkapkan apa yang selama ini kamu sembunyikan.

73. Lalu Kami berfirman: "Pukullah mayat itu dengan sebahagian anggota sapi betina itu!" Demikianlah Allah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati, dam memperlihatkan padamu tanda-tanda kekuasaanNya agar kamu mengerti[64].
[64]. Menurut jumhur mufassirin ayat ini ada hubungannya dengan peristiwa yang dilakukan oleh seorang dari Bani Israil. Masing-masing mereka tuduh-menuduh tentang siapa yang melakukan pembunuhan itu. Setelah mereka membawa persoalan itu kepada Musa a.s., Allah menyuruh mereka menyembelih seekor sapi betina agar orang yang terbunuh itu dapat hidup kembali dan menerangkan siapa yang membunuhnya setelah dipukul dengan sebahagian tubuh sapi itu.

74. Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan di antaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan di antaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, kerana takut kepada Allah. Dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan.

Keimanan orang Jahudi sukar diharapkan di masa Rasulullah s.a.w.

75. Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui?[65].
[65]. Yang dimaksud ialah nenek-moyang mereka yang menyimpan Taurat, lalu Taurat itu dirobah-robah mereka; di antaranya sifat-sifat Nabi Muhammad s.a.w. yang tersebut dalam Taurat itu.

76. Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka berkata: “Kamipun telah beriman," tetapi apabila mereka berada sesama mereka saja, lalu mereka berkata: "Apakah kamu menceritakan kepada mereka (orang-orang mukmin) apa yang telah diterangkan Allah kepadamu, supaya dengan demikian mereka dapat mengalahkan hujahmu di hadapan Tuhanmu; tidakkah kamu mengerti?"[66]
[66]. Sebahagian Bani Israil yang mengaku beriman kepada Nabi Muhammad s.a.w itu pernah bercerita kepada orang-orang Islam, bahawa dalam Taurat memang disebutkan tentang kedatangan Nabi Muhammad s.a.w. Maka golongan lain menegur mereka dengan mengatakan: "Mengapa kamu ceritakan hal itu kepada orang-orang Islam sehingga hujah mereka bertambah kuat?"
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahawa Nabi SAW pada peperangan Bani Quraidzah berdiri di bawah benteng mereka. Dengan marahnya atas pengkhianatan mereka, beliau bersabda: "Hai saudara-saudara kera! Hai saudara-saudara babi! Hai penyembah-penyembah thaghut!" Para pemimpin bani Quraidzah berkata kepada kaumnya. "Siapa yang memberitahu Muhammad tentang ucapan yang dikeluarkannya itu! Ia tidak mungkin tahu kecuali dari kamu. Mengapa kalian beritahukan kepada mereka tentang kutukan Allah kepada kalian, sehingga mereka dapat mengalahkan hujah kalian?" Maka turunlah ayat ini (S. 2: 76) yang menegaskan penyesalan mereka akan kebocoran isi Taurat kepada Nabi Muhammad SAW.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Mujahid.)

Dalam riwayat lain dikemukakan bahawa apabila kaum Yahudi bertemu dengan orang-orang muminin, mereka (kaum Yahudi) berkata: "Kami percaya bahawa sahabatmu itu Utusan Allah, akan tetapi diutusnya hanya kepadamu saja." Apabila bertemu dengan teman-teman mereka, mereka berkata: "Janganlah kamu memperbincangkan masalah ini (kerasulan) dengan orang-orang Arab, kerana kamu dahulu pernah meminta kepada Allah agar mendapat kemenangan terhadap orang-orang Arab dengan kebesaran utusan yang akan datang (Muhammad), sedang kenyataannya utusan itu dari golongan mereka." Maka Allah turunkan ayat ini (S. 2: 76) sebagai penjelasan atas kelakukan kaum Yahudi.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari 'Ikrimah yang bersumber dari Ibnu Abbas).

Dalam riwayat dikemukakan bahawa turunnya ayat ini (S. 2: 76) tentang orang-orang Yahudi yang beriman, kemudian jadi kaum munafik. Dahulu di waktu mereka beriman, mereka sering mendatangi kaum Mukminin bangsa Arab dengan membawa berita yang biasa mereka perbincangkan. Setelah munafik mereka berbicara di antara satu sama lainnya. "Mengapa kamu beritahukan tentang kutukkan Allah yang berupa siksaan terhadap kita sehingga mereka (kaum Mukminin) dapat berkata: "Kami lebih dicintai Allah dan lebih mulia daripada kamu."
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari as-Suddi.)

77. Tidakkah mereka mengetahui bahawa Allah mengetahui segala yang mereka sembunyikan dan segala yang mereka nyatakan?

78. Dan di antara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga[67].
[67]. Kebanyakan bangsa Yahudi itu buta huruf, dan tidak mengetahui isi Taurat selain dari dongeng-dongeng yang diceritakan pendeta-pendeta mereka.

79. Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; "Ini dari Allah," (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan.
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahawa ayat ini (S. 2: 79) turun tentang ahli kitab yang memalsukan Taurat.
(Diriwayatkan oleh an-Nasa'i yang bersumber dari Ibnu Abbas.)

Dalam riwayat lain dikemukakan bahawa turunnya ayat ini (S. 2: 79) tentang paderi-paderi bangsa Yahudi yang mendapatkan sifat-sifat Nabi SAW tertulis dalam kitab Taurat yang berbunyi: Matanya seperti yang selalu memakai cela, tingginya sedang, rambutnya kriting, mukanya cantik." Akan tetapi mereka hapus (kalimat tersebut dari Taurat) kerana dengki dan benci serta menggantinya dengan kalimat: "Badannya tinggi, matanya biru, rambutnya lurus."
(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Ikrimah yang bersumber dari Ibnu Abbas.)

80. Dan mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali selama beberapa hari saja." Katakanlah: "Sudahkah kamu menerima janji dari Allah sehingga Allah tidak akan memungkiri janjiNya, ataukah kamu hanya mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?"
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahawa di waktu Rasulullah SAW sampai ke Madinah, kaum Yahudi berkata: "Umur dunia ini tujuh ribu tahun. Manusia disiksa tiap seribu tahun dari hari dunia ini sehari di Yaumilakhir, sehingga jumlahnya hanya tujuh hari saja, dan setelah itu putuslah siksaan itu. Maka Allah turunkan ayat ini (S. 2: 80) sebagai bantahan dan peringatan kepada orang-orang yang menganggap dirinya lebih tahu dari Allah SWT.
(Diriwayatkan oleh at-Thabarani di dalam kitabnya al-Kabir, demikian juga Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim, dari Ibnu Ishaq dari Muhammad bin Abi Muhammad dari Ikrimah atau Sa'id bin Jubair yang bersumber dari Ibnu Abbas.)

Dalam riwayat lain dikemukakan bahawa turunnya ayat ini (S. 2: 80) sehubungan dengan ucapan kaum Yahudi yang berkata: "Kita tidak akan masuk neraka kecuali beberapa hari saja, selama kita menyembah anak sapi, iaitu empat puluh hari, sesuai dengan sumpah kita. Dan apabila telah habis empat puluh hari, putuslah siksaan terhadap kita."
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari ad-Dlahhak yang bersumber dari 'Ikrimah, Ibnu Abbas dan lain-lain.)

81. (Bukan demikian), yang benar: barangsiapa berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.

82. Dan orang-orang yang beriman serta beramal soleh, mereka itu penghuni syurga; mereka kekal di dalamnya.

Bani Israil mengingkari janjinya dengan Allah

83. Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (iaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibubapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah solat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.

84. Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu (iaitu): kamu tidak akan menumpahkan darahmu (membunuh orang), dan kamu tidak akan mengusir dirimu (saudaramu sebangsa) dari kampung halamanmu, kemudian kamu berikrar (akan memenuhinya) sedang kamu mempersaksikannya.

85. Kemudian kamu (Bani Israil) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan daripada kamu dari kampung halamannya, kamu bantu-membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan permusuhan; tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang bagimu. Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat[68].
[68]. Ayat ini berkenaan dengan cerita orang Yahudi di Madinah pada permulaan Hijrah. Yahudi Bani Quraizhah bersekutu dengan suku Aus, dan Yahudi dari Bani Nadhir bersekutu dengan orang-orang Khazraj. Antara suku Aus dan suku Khazraj sebelum Islam selalu terjadi persengketaan dan peperangan yang menyebabkan Bani Quraizhah membantu Aus dan Bani Nadhir membantu orang-orang Khazraj. Sampai antara kedua suku Yahudi itupun terjadi peperangan dan tawan menawan, kerana membantu sekutunya. Tapi jika kemudian ada orang-orang Yahudi tertawan, maka kedua suku Yahudi itu bersepakat untuk menebusnya kendatipun mereka tadinya berperang-perangan.

86. Itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat, maka tidak akan diringankan siksa mereka dan mereka tidak akan ditolong.

Sikap orang Yahudi terhadap para rasul dan kitab-kitab yang diturunkan Allah

87. Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mukjizat) kepada Isa putera Mariam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus[69]. Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong; maka beberapa orang (di antara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh?
[69]. Maksudnya: kejadian Isa a.s. adalah kejadian yang luar biasa, tanpa bapa, iaitu dengan tiupan Ruhul Qudus oleh Jibril kepada diri Mariam. Ini termasuk mukjizat Isa a.s. Menurut jumhur musafirin, bahawa Ruhul Qudus itu ialah malaikat Jibril.

88. Dan mereka berkata: "Hati kami tertutup." Tetapi sebenarnya Allah telah mengutuk mereka kerana keingkaran mereka; maka sedikit sekali mereka yang beriman.

89. Dan setelah datang kepada mereka al Quran dari Allah yang membenarkan apa yang ada pada mereka[70], padahal sebelumnya mereka biasa memohon (kedatangan Nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka laknat Allah-lah atas orang-orang yang ingkar itu.
[70]. Maksudnya kedatangan Nabi Muhammad s.a.w. yang tersebut dalam Taurat di mana diterangkan sifat-sifatnya.
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahawa kaum Yahudi Khaibar dahulu memerangi kaum Ghathafan (Bangsa Arab). Tiap kali bertempur bangsa Yahudi kalah. Kemudian kaum Yahudi minta pertolongan dengan doa ini: "Ya Allah, sesungguhnya kami minta kepadaMu dengan hak Muhammad, Nabi yang ummi, yang Engkau telah janjikan kepada kami, akan Engkau utus Dia di akhir zaman. Tidakkah Engkau akan menolong kami untuk mengalahkan mereka?" Apabila bertempur, mereka tetap berdoa dengan doa ini, sehingga kalahlah kaum Ghathafan. Tetapi ketika Rasulullah diutus, mereka kufur terhadap Nabi SAW. Maka Allah turunkan ayat ini (S. 2: 89) sebagai laknat kepada orang-orang yang memohon pertolongan Allah, yang setelah dikabulkan mengingkarinya.
(Diriwayatkan oleh al-Hakim dalam kitab al-Mustadrak dan al-Baihaqi dalam kitab ad-Dala'il dengan sanad yang lemah yang bersumber dari Ibnu Abbas.)

Dalam riwayat lain dikemukakan bahawa kaum Yahudi minta pertolongan untuk mengalahkan kaum Aus dan kaum Khazraj dengan memakai nama Rasulullah SAW sebelum beliau diutus menjadi Rasul. Akan tetapi setelah Allah mengutus Rasul dari bangsa Arab, mereka kufur kepadanya. Dan mereka ingkari apa yang mereka katakan tentang Nabi SAW. Maka berkatalah Muadz bin Jabal, Bisyrubnul Barra dan Daud bin Salamah kepada mereka: "Wahai kaum Yahudi! Takutlah kamu kepada Allah dan masuk Islamlah kamu, kerana kamu telah minta pertolongan kepada Allah memakai nama Muhammad untuk mengalahkan kami, di saat kami termasuk kaum Musyrikin. Kamu memberi kabar kepada kami bahawa sesungguhnya ia (Muhammad) akan diutus dan kamu mengemukakan sifat-sifat Muhammad dengan sifat-sifat yang ada padanya itu." Maka berkatalah Salam bin Masykam salah seorang dari bani Nadlir: "Dia tidak memenuhi sifat-sifat yang kami kenal, dan dia bukan yang kami terangkan kepadamu." Maka Allah menurunkan ayat ini (S. 2: 89) berkenaan dengan peristiwa di atas.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Sa'id atau 'Ikrimah yang bersumber dari Ibnu Abbas.)

90. Alangkah buruknya (hasil perbuatan) mereka yang menjual dirinya sendiri dengan kekafiran kepada apa yang telah diturunkan Allah, kerana dengki bahawa Allah menurunkan kurniaNya[71] kepada siapa yang dikehendakiNya di antara hamba-hamba-Nya. Kerana itu mereka mendapat murka sesudah (mendapat) kemurkaan[72]. Dan untuk orang-orang kafir siksaan yang menghinakan.
[71]. Maksudnya: Allah menurunkan wahyu (kenabian) kepada Muhammad s.a.w.
[72]. Maksudnya: mereka mendapat kemurkaan yang berlipat-ganda iaitu kemurkaan kerana tidak beriman kepada Muhammad s.a.w. dan kemurkaan yang disebabkan perbuatan mereka dahulu, iaitu membunnuh nabi, mendustakannya, merobah-robah isi Taurat dan sebagainya.

91. Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kepada al Quran yang diturunkan Allah," mereka berkata: "Kami hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami." Dan mereka kafir kepada al Quran yang diturunkan sesudahnya, sedang al Quran itu adalah (Kitab) yang hak; yang membenarkan apa yang ada pada mereka. Katakanlah: "Mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika benar kamu orang-orang yang beriman?"

Penyembahan yang dilakukan bangsa Yahudi terhadap anak sapi, merupakan tanda bagi kecenderungan mereka terhadap benda

92. Sesungguhnya Musa telah datang kepadamu membawa bukti-bukti kebenaran (mukjizat), kemudian kamu jadikan anak sapi (sebagai sembahan) sesudah (kepergian)nya[73], dan sebenarnya kamu adalah orang-orang yang zalim.
[73]. Maksudnya kepergian Musa a.s. ke bukit Thur yang terletak di Sinai, sesudah didatangkan kepadanya mukjizat-mukjizat.

93. Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu dan Kami angkat bukit (Thursina) di atasmu (seraya Kami berfirman): "Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan dengarkanlah!" Mereka menjawab: "Kami mendengar tetapi tidak mentaati." Dan telah diresapkan ke dalam hati mereka itu (kecintaan menyembah) anak sapi kerana kekafirannya. Katakanlah: "Amat jahat[74] perbuatan yang telah diperintahkan imanmu kepadamu jika betul kamu beriman (kepada Taurat).
[74]. Perbuatan jahat yang mereka kerjakan ialah menyembah anak sapi, membunuh nabi-nabi dan melanggar janji.

94. Katakanlah: "Jika kamu (menganggap bahawa) kampung akhirat (syurga) itu khusus untukmu di sisi Allah, bukan untuk orang lain, maka inginilah[75] kematian(mu), jika kamu memang benar.
[75]. Maksudnya: mintalah agar kamu dimatikan sekarang juga.
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahawa kaum Yahudi berkata: "Tidak akan masuk syurga kecuali penganut agama Yahudi." Maka Allah menurunkan ayat ini (S. 2: 94) sebagai sindiran kepada orang-orang yang mengaku ahli syurga.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Abil 'Aliah.)

95. Dan sekali-kali mereka tidak akan mengingini kematian itu selama-lamanya, kerana kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh tangan mereka (sendiri), dan Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang yang aniaya.

96. Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih loba lagi) dari orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya daripada siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.

Memusuhi Jibril bererti memusuhi Allah yang mengutusnya

97. Katakanlah: "Barangsiapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman.
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahawa Abdullah bin Salam mendengar akan tibanya Rasulullah di saat berada di tempat peristirehatannya. Lalu ia menghadap kepada Rasulullah SAW dan berkata: "Sesungguhnya saya akan bertanya kepada tuan tentang tiga hal, yang tidak akan ada yang mengetahui jawapannya kecuali seorang Nabi. 1. Apa tanda-tanda pertama hari kiamat, 2. Makanan apa yang pertama-tama dimakan oleh ahli syurga, dan 3. Mengapa si anak menyerupai bapanya atau kadang-kadang menyerupai ibunya?" Jawab Nabi SAW: "Baru saja Jibril memberitahukan hal ini padaku." Kata Abdullah bin Salam: "Jibril?" Jawab Rasulullah SAW: "Ya." Kata Abdullah bin Salam: "Dia itu termasuk malaikat yang termasuk musuh kaum Yahudi." Lalu Nabi membacakan ayat ini (S. 2: 97) sebagai teguran kepada orang-orang yang memusuhi malaikat pesuruh Allah.
(Diriwayatkan oleh Bukhari yang bersumber dari Anas.)

Keterangan:

Menurut Syaikhul Islam al-Hafidh Ibnu Hajar dalam kitab Fathulbari: "Berdasarkan susunan kalimatnya, ayat yang dibacakan (S. 2: 97) oleh Nabi ini, sebagai bantahan kepada kaum Yahudi, dan tidak seharusnya turun bersamaan dengan peristiwa tersebut di atas. Dan inilah yang paling kuat. Di samping itu keterangan lain yang syah, bahawa turunnya ayat ini pada peristiwa lain, dan bukan pada peristiwa Abdullah bin Salam."

Dalam suatu riwayat dikemukakan bahawa serombongan kaum Yahudi telah datang menghadap Nabi SAW dan mereka berkata: "Hai abal Qasim! Kami akan menanyakan kepada tuan lima perkara. Apabila tuan memberitahukannya, maka tahulah kami bahawa tuan seorang Nabi." Selanjutnya hadits itu menyebutkan yang isinya antara lain bahawa mereka bertanya: 1. Apa yang diharamkan bani Israil atas dirinya, 2. tentang tanda-tanda kenabian, 3. tentang petir dan suaranya, 4. tentang bagaimana wanita dapat melahirkan lelaki dan dapat juga wanita, dan 5. siapa sebenarnya yang memberi kabar dari langit. Dan dalam akhir hadits itu dikatakan mereka berkata: "Siapa sahabat tuan itu?" yang dijawab oleh Rasulullah SAW: "Jibril." Mereka berkata: "Apakah Jibril yang biasa menurunkan perang, pembunuhan dan siksaan? Itu musuh kami. Jika tuan mengatakan Mikail yang menurunkan rahmat, tanam-tanaman dan hujan, tentu lebih baik" Maka turunlah ayat ini (S. 2: 97) berkenaan dengan peristiwa tersebut
(Diriwayatkan oleh Ahmad, Tirmidzi dan Nasa'i dari Bakr bin Syihab, dari Sa'id bin Jubair yang bersumber dari Ibnu Abbas.)

Dalam riwayat lain dikemukakan bahawa pada suatu hari Umar datang kepada Yahudi, yang ketika itu sedang membaca Taurat. Ia (Umar) terkejut, kerana isinya membenarkan apa yang disebut di dalam al-Quran. Ketika itu lalulah Nabi SAW di hadapan mereka. Dan berkatalah Umar kepada Yahudi. "Aku minta agar engkau menjawab pertanyaanku ini dengan sungguh-sungguh dan jujur. Apakah kamu tahu bahawa sesungguhnya beliau itu Rasulullah?" Guru mereka menjawab: "Memang benar kami tahu bahawa sesungguhnya beliau itu Rasulullah." Umar berkata: "Mengapa kamu tidak mau mengikutinya?" Mereka menjawab: "Ketika kami bertanya tentang penyampai kenabiannya, Muhammad mengatakan "Jibril." Dialah musuh kami yang menurunkan kekerasan, kekejaman, peperangan dan kecelakaan." Umar bertanya: "Malaikat siapa yang biasa diutus kepada Nabimu?" Mereka menjawab: "Mikail, yang menurunkan hujan dan rahmat." Umar bertanya: "Bagaimana kedudukan mereka itu di sisi Tuhannya?" Mereka menjawab: "Yang satu di sebelah kananNya dan yang lain di sebelah kiriNya." Umar berkata: "Tidak sepantasnya Jibril memusuhi pengikut Mikail, dan tidak patut Mikail berbuat baik kepada musuh Jibril. Sesungguhnya aku percaya bahawa Jibril, Mikail dan Tuhan mereka akan berbuat baik kepada siapa yang berbuat baik kepada Mereka. Dan akan berperang kepada siapa yang mengumumkan perang kepada Mereka." Kemudian Umar mengejar Nabi SAW untuk menceriterakan hal itu. Tetapi sesampainya pada Nabi, Nabi SAW bersabda: "Apakah engkau ingin aku bacakan ayat yang baru turun kepadaku?" Umar menjawab: "Tentu saja ya Rasulullah." Kemudian beliau membaca: "Man kaana 'aduwwal li Jibrila fainnahu nazzalahu 'ala qalbika ......sampai al-kaafirin." Ayat tersebut di atas (S. 2: 97, 98). Umar bekata: "Ya Rasulullah! Demi Allah, saya tinggalkan kaum Yahudi tadi dan menghadap tuan justeru untuk menceriterakan apa yang kami percakapkan, tetapi rupanya Allah telah mendahului saya."
(Diriwayatkan oleh Ishaq bin Rahawaih, dalam musnadnya dan Ibnu Jarir yang bersumber dari as-Syu'bi. Sanad ini shahih sampai as-Syu'bi, hanya as-Syu'bi tidak bertemu dengan Umar. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Abi Syaibah dan Ibnu Abi Hatim yang bersumber selain dari as-Syu'bi. Diriwayatkan pula oleh Ibnu Jarir dari as-Suddi dan Qatadah yang bersumber dari Umar yang kedua-duanya munqathi karena didalam satu sanad, jika gugur nama seorang raqi, lain dari Shahabi, atau gugur dua orang rawi yang tidak berdekatan, yakni gugurya berselang. ) 3)

Dalam riwayat lain dikemukakan bahawa seorang Yahudi berkata ketika bertemu dengan Umar bin Khaththab: "Sesungguhnya Jibril yang disebut-sebut oleh sahabatmu itu (Rasululllah) adalah musuh kami." Maka berkatalah Umar: "Barangsiapa yang memusuhi Allah, MalaikatNya, para RasulNya, Jibril dan Mikail, sesungguhnya Allah memusuhinya." Maka turunlah ayat ini (S. 2: 97, 98) bersesuaian dengan apa yang diucapkan Umar.
(Diriwayatkan oleh Ibnu abi Hatim yang bersumber dari Abdurrahman bin Laila. Sumber ini saling menguatkan dengan yang lainnya.)

Keterangan:

Menurut Ibnu Jarir sebab-sebab yang diceriterakan dalam hadits-hadits tersebut di atas merupakan sebab-sebab turunnya ayat ini (S. 2. 97, 98).

98. Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikatNya, rasul-rasulNya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir.

99. Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang jelas; dan tak ada yang ingkar kepadanya, melainkan orang-orang yang fasik.
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahawa Ibnu Shuria berkata kepada Nabi SAW: "Hai Muhammad! Tuan tidak memberitahukan tentang apa-apa yang telah kami ketahui, dan Allah tidak menurunkan ayat yang jelas kepada tuan." Maka Allah menurunkan ayat tersebut di atas (S. 2: 99) sebagai bantahan terhadap ucapan mereka.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Sa'id dan 'Ikrimah yang bersumber dari Ibnu Abbas.)

Keterangan:

Malik Abnu as-Shaif menerangkan bahawa ketika Rasulullah SAW diutus dan diingatkan kepada mereka (kaum Yahudi) akan janji mereka (untuk iman kepada-Nya) dan apa yang dijanjikan Allah kepada mereka itu (dalam Taurat tentang akan diutusnya Muhammad sebagai Nabi), kaum Yahudi berkata: "Demi Allah, tidak pernah kami dijanjikan sesuatu tentang Muhammad, dan kami tidak pernah berjanji apa-apa." Maka turunlah ayat tersebut di atas (S. 2: 100, 101)

100. Patutkah (mereka ingkar kepada ayat-ayat Allah), dan setiap kali mereka mengikat janji, segolongan mereka melemparkannya? Bahkan sebahagian besar dari mereka tidak beriman.



Tiada ulasan:

Catat Ulasan