251. Mereka (tentera
Thalut) mengalahkan tentera Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu)
Daud membunuh Jalut, kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan
dan hikmah[157] (sesudah
meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendakiNya.
Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian umat manusia dengan sebahagian
yang lain, pasti rosaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai kurnia (yang
dicurahkan) atas semesta alam.
[157]. Yang dimaksud di sini
ialah kenabian dan Kitab Zabur.
252. Itu adalah ayat-ayat dari
Allah, Kami bacakan kepadamu dengan hak (benar) dan sesungguhnya kamu
benar-benar salah seorang di antara nabi-nabi yang diutus.
TENTANG
RASUL-RASUL DAN KEKUASAAN ALLAH
Keistimewaan
dan perbezaan darjat rasul-rasul
253. Rasul-rasul
itu Kami lebihkan sebahagian (dari) mereka atas sebahagian yang lain. Di antara
mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebahagiannya
Allah meninggikannya[158] beberapa darjat.
Dan Kami berikan kepada Isa putera Mariam beberapa mukjizat serta Kami perkuat
dia dengan Ruhul Qudus[159]. Dan kalau Allah menghendaki, nescaya
tidaklah berbunuh-bunuhan orang-orang (yang datang) sesudah rasul-rasul itu,
sesudah datang kepada mereka beberapa macam keterangan, akan tetapi mereka
berselisih, maka ada di antara mereka yang beriman dan ada (pula) di antara
mereka yang kafir. Seandainya Allah menghendaki, tidaklah mereka
berbunuh-bunuhan. Akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendakiNya.
[158]. Yakni Nabi Muhammad s.a.w.
[159]. Lihat no. [69]. Maksudnya:
kejadian Isa a.s. adalah kejadian yang luar biasa, tanpa bapa, iaitu dengan
tiupan Ruhul Qudus oleh Jibril kepada diri Mariam. Ini termasuk mukjizat Isa
a.s. Menurut jumhur musafirin, bahawa Ruhul Qudus itu ialah malaikat Jibril.
Anjuran
membelanjakan harta
254. Hai
orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebahagian dari rezeki
yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak
ada lagi jual beli dan tidak ada lagi syafaat[160]. Dan orang-orang kafir itulah
orang-orang yang zalim.
[160]. Lihat no. [46]. Syafaat:
usaha perantaraan dalam memberikan sesuatu manfaat bagi orang lain atau
mengelakkan sesuatu mudarat bagi orang lain. Syafaat yang tidak diterima di
sisi Allah adalah syafaat bagi orang-orang kafir.
Ayat
Kursi
255. Allah, tidak
ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus
menerus mengurus (makhlukNya); tidak mengantuk dan tidak tidur. KepunyaanNya
apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah
tanpa izinNya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang
mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang
dikehendakiNya. Kursi[161] Allah meliputi
langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah
Maha Tinggi lagi Maha Besar.
[161]. Kursi dalam ayat
ini oleh sebahagian mufassirin diertikan dengan ilmu Allah dan ada pula yang
mengertikan dengan kekuasaanNya.
Tidak
ada paksaan memasuki agama Islam
256. Tidak ada
paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang
benar daripada jalan yang sesat. Kerana itu barangsiapa yang ingkar kepada
Thaghut[162] dan beriman kepada
Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat
yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
[162]. Thaghut ialah
syaitan dan apa saja yang disembah selain dari Allah s.w.t.
257. Allah
Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan
(kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir,
pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya
kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal
di dalamnya.
Membangkitkan
kembali orang-orang yang sudah mati
258. Apakah kamu
tidak memperhatikan orang[163] yang mendebat Ibrahim tentang
Tuhannya (Allah) kerana Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan
(kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: "Tuhanku ialah Yang menghidupkan
dan mematikan," orang itu berkata: "Saya dapat menghidupkan dan
mematikan."[164] Ibrahim berkata:
"Sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia
dari barat," lalu terdiamlah orang kafir itu; dan Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang zalim.
[163]. Iaitu Namrudz dari
Babilonia.
[164]. Maksudnya raja Namrudz
dengan menghidupkan ialah membiarkan hidup, dan yang dimaksudnya dengan mematikan
ialah membunuh. Perkataan itu untuk mengejek Nabi Ibrahim a.s.
259. Atau apakah
(kamu tidak memperhatikan) orang yang melalui suatu negeri yang (temboknya)
telah roboh menutupi atapnya. Dia berkata: "Bagaimana Allah menghidupkan
kembali negeri ini setelah hancur?" Maka Allah mematikan orang itu seratus
tahun, kemudian menghidupkannya kembali. Allah bertanya: "Berapakah
lamanya kamu tinggal di sini?" Ia menjawab: "Saya tinggal di sini
sehari atau setengah hari." Allah berfirman: "Sebenarnya kamu telah
tinggal di sini seratus tahun lamanya; lihatlah kepada makanan dan minumanmu
yang belum lagi berubah; dan lihatlah kepada keledai kamu (yang telah menjadi
tulang belulang); Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan Kami bagi manusia;
dan lihatlah kepada tulang belulang keldai itu, kemudian Kami menyusunnya
kembali, kemudian Kami membalutnya dengan daging." Maka tatkala telah
nyata kepadanya (bagaimana Allah menghidupkan yang telah mati) diapun berkata:
"Saya yakin bahawa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."
260. Dan (ingatlah)
ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana
Engkau menghidupkan orang-orang mati." Allah berfirman: "Belum
yakinkah kamu ?" Ibrahim menjawab: "Aku telah meyakinkannya, akan
tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku) Allah berfirman: "(Kalau
demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah[165] semuanya olehmu. (Allah
berfirman): "Lalu letakkan di atas tiap-tiap satu bukit satu bahagian dari
bahagian-bahagian itu, kemudian panggillah mereka, nescaya mereka datang
kepadamu dengan segera." Dan ketahuilah bahawa Allah Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana.
[165]. Pendapat di atas adalah
menurut At-Thabari dan Ibnu Katsir, sedang menurut Abu Muslim Al Ashfahani
pengertian ayat di atas bahawa Allah memberi penjelasan kepada Nabi Ibrahim
a.s. tentang cara Dia menghidupkan orang-orang yang mati. DisuruhNya Nabi
Ibrahim a.s. mengambil empat ekor burung lalu memeliharanya dan menjinakkannya
hingga burung itu dapat datang seketika, bila mana dipanggil. Kemudian,
burung-burung yang sudah pandai itu, diletakkan di atas tiap-tiap bukit seekor,
lalu burung-burung itu dipanggil dengan satu tepukan/seruan, nescaya
burung-burung itu akan datang dengan segera, walaupun tempatnya terpisah-pisah
dan berjauhan. Maka demikian pula Allah menghidupkan orang-orang yang mati yang
tersebar di mana-mana, dengan satu kalimat cipta hiduplah kamu semua
pastilah mereka itu hidup kembali. Jadi menurut Abu Muslim sighat amr (bentuk
kata perintah) dalam ayat ini, pengertiannya khabar (bentuk berita) sebagai
cara penjelasan. Pendapat beliau ini dianut pula oleh Ar Razy dan Rasyid Ridha.
CARA-CARA
PENGGUNAAN HARTA DAN HUKUM-HUKUMNYA
Menafkahkan
harta di jalan Allah
261. Perumpamaan
(nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan
Allah[166] adalah serupa
dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus
biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan
Allah Maha Luas (kurniaNya) lagi Maha Mengetahui.
[166]. Pengertian menafkahkan
harta di jalan Allah meliputi belanja untuk kepentingan jihad, pembangunan
perguruan, rumah sakit, usaha penyelidikan ilmiah dan lain-lain.
262. Orang-orang
yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa
yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak
menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan
mereka. Tidak ada kekhuatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih
hati.
263. Perkataan yang
baik dan pemberian maaf[167] lebih baik dari sedekah yang
diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha
Kaya lagi Maha Penyantun.
[167]. Perkataan yang baik
maksudnya menolak dengan cara yang baik, dan maksud pemberian maaf ialah
mema'afkan tingkah laku yang kurang sopan dari si penerima.
264. Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu
dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang
yang menafkahkan hartanya kerana riak kepada manusia dan dia tidak beriman
kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin
yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu
menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari
apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang
yang kafir[168].
[168]. Mereka ini tidak mendapat
manfaat di dunia dari usaha-usaha mereka dan tidak pula mendapat pahala di
akhirat.
265. Dan perumpamaan orang-orang
yang membelanjakan hartanya kerana mencari keredhaan Allah dan untuk keteguhan
jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram
oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika
hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah
Maha Melihat apa yang kamu perbuat.
266. Apakah ada
salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala macam
buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai
keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang
mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya
kepada kamu supaya kamu memikirkannya[169].
[169]. Inilah perumpamaan orang
yang menafkahkan hartanya kerana riak, membangga-banggakan tentang pemberiannya
kepada orang lain, dan menyakiti hati orang.
267. Hai
orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebahagian dari hasil
usahamu yang baik-baik dan sebahagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi
untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan
daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mahu mengambilnya melainkan dengan
memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahawa Allah Maha Kaya lagi Maha
Terpuji.
268. Syaitan
menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat
kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripadaNya dan kurnia[170]. Dan Allah Maha Luas (kurniaNya)
lagi Maha Mengetahui.
[170]. Balasan yang lebih baik
dari apa yang dikerjakan sewaktu di dunia.
269. Allah
menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang al Quran dan As Sunnah)
kepada siapa yang dikehendakiNya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia
benar-benar telah dianugerahi kurnia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang
berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).
270. Apa saja yang
kamu nafkahkan atau apa saja yang kamu nazarkan[171], maka sesungguhnya Allah
mengetahuinya. Orang-orang yang berbuat zalim tidak ada seorang penolongpun
baginya.
[171]. Nazar iaitu janji
untuk melakukan sesuatu kebaktian terhadap Allah s.w.t. untuk mendekatkan diri
kepadaNya baik dengan syarat ataupun tidak.
271. Jika kamu menampakkan
sedekah(mu)[172], maka itu adalah
baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya[173] dan kamu berikan kepada
orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan
menghapuskan dari kamu sebahagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui
apa yang kamu kerjakan.
[172]. Menampakkan sedekah dengan
tujuan supaya dicontoh orang lain.
[173]. Menyembunyikan sedekah itu lebih baik dari
menampakkannya, kerana menampakkan itu dapat menimbulkan riak pada diri si
pemberi dan dapat pula menyakitkan hati orang yang diberi.
272. Bukanlah
kewajipanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang
memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendakiNya. Dan apa saja harta
yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka pahalanya itu untuk kamu
sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan kerana mencari keredhaan
Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, nescaya kamu akan
diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya
(dirugikan).
273. (Berinfaqlah)
kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah; mereka tidak
dapat (berusaha) di bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya kerana
memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat
sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. Dan apa saja
harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Allah), maka sesungguhnya Allah
Maha Mengatahui.
274. Orang-orang
yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan
terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhuatiran
terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
Hukum
riba
275. Orang-orang
yang makan (mengambil) riba[174] tidak dapat berdiri melainkan
seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit
gila[175]. Keadaan mereka
yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya
jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari
Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang
telah diambilnya dahulu[176] (sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka
orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
[174]. Riba itu ada dua
macam: nasiah dan fadhl. Riba nasiah ialah pembayaran lebih yang disyaratkan
oleh orang yang meminjamkan. Riba fadhl ialah penukaran suatu barang dengan
barang yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya kerana orang yang menukarkan
mensyaratkan demikian, seperti penukaran emas dengan emas, padi dengan padi,
dan sebagainya. Riba yang dimaksud dalam ayat ini riba nasiah yang berlipat
ganda yang umum terjadi dalam masyarakat Arab zaman jahiliyah.
[175]. Maksudnya: orang yang
mengambil riba tidak tenteram jiwanya seperti orang kemasukan syaitan.
[176]. Riba yang sudah diambil
(dipungut) sebelum turun ayat ini, boleh tidak dikembalikan.
276. Allah
memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah[177]. Dan Allah tidak menyukai setiap
orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa[178].
[177]. Yang dimaksud dengan memusnahkan
riba ialah memusnahkan harta itu atau meniadakan berkahnya. Dan yang
dimaksud dengan menyuburkan sedekah ialah memperkembangkan harta yang
telah dikeluarkan sedekahnya atau melipat gandakan berkahnya.
[178]. Maksudnya ialah
orang-orang yang menghalalkan riba dan tetap melakukannya.
277. Sesungguhnya
orang-orang yang beriman, mengerjakan amal soleh, mendirikan solat dan
menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhuatiran
terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
278. Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba
(yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.
279. Maka jika kamu
tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahawa Allah dan
RasulNya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba),
maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.
280. Dan jika
(orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia
berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebahagian atau semua utang) itu, lebih baik
bagimu, jika kamu mengetahui.
281. Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari
yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian
masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah
dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).
Kesaksian
dalam mu'amalah
282. Hai
orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah[179] tidak secara tunai untuk waktu
yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di
antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan
menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan
hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu),
dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi
sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya
atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka
hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua
orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua oang
lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi
yang kamu redhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya.
Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil;
dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai
batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih
menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu.
(Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang
kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak
menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis
dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka
sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada
Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
[179]. Bermuamalah ialah
seperti berjualbeli, hutang piutang, atau sewa menyewa dan sebagainya.
283. Jika kamu
dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak
memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang[180] (oleh yang berpiutang). Akan
tetapi jika sebahagian kamu mempercayai sebahagian yang lain, maka hendaklah
yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa
kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian.
Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang
berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
[180]. Barang tanggungan (borg)
itu diadakan bila satu sama lain tidak percaya mempercayai.
Pujian
Allah terhadap para mukmin dan doa mereka
284. Kepunyaan
Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu
melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, nescaya Allah
akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah
mengampuni siapa yang dikehendakiNya dan menyiksa siapa yang dikehendakiNya;
dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
285. Rasul telah
beriman kepada al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula
orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya,
kitab-kitabNya dan rasul-rasulNya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeza-bezakan
antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasulNya," dan mereka
mengatakan: "Kami dengar dan kami taat." (Mereka berdoa): "Ampunilah
kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali."
286. Allah tidak
membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala
(dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang
dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya
Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya
Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana
Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah
kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka
tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."
Kesimpulan
Surah Al Baqarah ialah:
1. Menjelaskan beberapa hukum dalam agama Islam.
2. Mengemukakan beberapa perumpamaan.
3. Mengemukakan hujah-hujah.
Persesuaian surah Al Baqarah dengan surah Ali 'Imran
1. Dalam surah Al Baqarah disebutkan Nabi Adam a.s. yang
langsung diciptakan Tuhan, sedang dalam surah Ali 'Imran disebutkan tentang
kelahiran Nabi Isa a.s. yang kedua-duanya dijadikan Allah menyimpang dari
kebiasaan.
2. Dalam surah Al Baqarah sifat dan perbuatan orang-orang
Yahudi dibentangkan secara luas, disertai dengan hujjah untuk mematahkan
hujjah-hujjah mereka yang membela kesesatan, sedang dalam surah Ali 'Imran
dibentangkan hal-hal yang serupa yang berhubungan dengan orang Nasrani.
3. Surah Al Baqarah dimulai dengan menyebutkan tiga golongan
manusia, ialah orang-orang mukmin, orang-orang kafir dan orang-orang munafik,
sedang surah Ali 'Imran dimulai dengan menyebutkan orang-orang yang suka mentakwilkan
ayat yang mutasyabihaat dengan takwil yang salah untuk memfitnah orang mukmin
dan menyebutkan orang yang mempunyai keahlian dalam mentakwilkannya.
4. Surah Al Baqarah disudahi dengan permohonan kepada Allah
agar diampuni kesalahan-kesalahan dan kealpaan dalam melaksanakan taat, sedang
surah Ali 'Imran disudahi dengan permohonan kepada Allah agar Dia memberi
pahala atas amal kebaikan hambaNya.
5. Surah Al Baqarah dimulai dengan menyebutkan sifat-sifat
orang yang bertakwa, sedang surah Ali 'Imran dimulai dengan perintah bertakwa.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan