Seberapapun usia yang
manusia miliki, sepanjang apapun umur manusia di dunia, pada akhirnya akan
mati.
Sekuat apapun kecintaan kepada
orang-orang yang dikasihi, pada harta benda yang dimiliki dan pada jabatan yang
disandang, pada akhirnya akan dilepaskan juga.
Dan seremeh apapun amal
yang dikerjakan di dunia kelak akan ada perhitungannya dari sang Maha Pengadil
yang tidak pernah berlaku zalim.
Setidaknya inilah pesan
singkat dari langit yang disampaikan Jibril kepada Nabi Muhammad shallallâhu
‘alaihi wa sallam.
Jibril ‘alaihis salam
berkata:
“Wahai Muhammad, hiduplah
sesukamu kerana sesungguhnya engkau akan mati, cintailah orang yang engkau
cintai kerana engkau akan berpisah dengannya, dan beramallah sekehendakmu kerana
engkau akan dibalas atas perbuatanmu itu.”
[HR. Ath-Thabrâni, sanadnya
shahih)
Dan jika kematian adalah
akhir segalanya maka tentu urusannya mudah, dan tidak ada keistimewaan antara
orang-orang beriman dan orang kafir, antara mukmin sejati dan orang-orang
munafik, namun kematian bukanlah akhir segalanya, kematian adalah babak baru
untuk menuju perjalanan panjang nan abadi.
Setelah kematian kita akan
berjumpa dengan Allah SWT dan Dia akan bertanya tentang semua amal perbuatan
kita, dan sekurangnya ada empat pertanyaan mendasar, di mana kaki seseorang
hamba tidak akan beranjak dari tempat berdirinya kecuali empat pertanyaan itu
telah diajukan dan dijawab, sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah shallallâhu
‘alaihi wa sallam:
“Kedua kaki seorang hamba
tidak akan bergeser (beranjak) pada hari kiamat hingga ia ditanyakan (4
perkara);
Tentang umurnya ke mana ia
habiskan,
Tentang ilmunya sejauh mana
ia mengamalkannya,
Tentang hartanya dari mana
ia peroleh dan ke mana ia belanjakan, dan
Tentang jasadnya ke mana ia
manfaatkan.”
[HR. At-Tirmidzi 2419 dari
Abu Barzah al-Aslami, dishahihkan oleh asy-Syaikh al-Albâni dalam ash-Shahihah
946.]
Tiada ulasan:
Catat Ulasan