Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Sabtu, 8 Februari 2020

U 189 : REZEKIKU ADA DI LANGIT, BUKAN DI TEMPAT KERJA

Belajar Tawakal Kepada Puteri 10 Tahun.
Hatim Al Ashom rahimahullah, Ulama besar muslimin, teladan kesederhanaan dan tawakal.
Hatim rahimahullah, suatu hari berkata kepada isteri dan 9 puterinya bahawa ia akan pergi untuk menuntut ilmu.
Isteri dan puteri-puterinya keberatan kerana siapa yang akan memberi mereka makan.
Salah satu dari puteri-puteri itu berusia 10 tahun dan hafal Al Quran.
Dia menenangkan semua: "Biarkan beliau pergi. Beliau menyerahkan kita kepada Zat Yang Maha Hidup, Maha Memberi rezeki dan Tidak Pernah mati."
Hatim pun pergi.  Hari itu berlalu, malam datang menjelang. Mereka mulai lapar tetapi tidak ada makanan. Semua mulai memandang protes kepada puteri 10 tahun yang telah mendorong kepergian ayah mereka.
Puteri hafal Al Quran itu kembali meyakinkan mereka: "Beliau menyerahkan kita kepada Zat Yang Maha Hidup, Maha Memberi rezeki dan Tidak Pernah mati."
Dalam suasana seperti itu, pintu rumah mereka diketuk. Pintu dibuka. Terlihat para penunggang kuda. 
Mereka bertanya: "Adakah air di rumah kalian?"
Penghuni rumah menjawab: "Ya, kami memang tidak punya apa-apa kecuali air."
Air dihidangkan. Menghilangkan dahaga mereka.
Pemimpin penunggang kuda itu pun bertanya: "Rumah siapa ini?"
Penghuni rumah menjawab: "Hatim al Ashom."
Penunggang kuda terkejut: "Hatim, ulama besar muslimin."
Penunggang kuda itu mengeluarkan sebuah kantong berisi wang dan dilemparkan ke dalam rumah dan berkata kepada para pengikutnya: "Siapa yang mencintai saya, lakukan seperti yang saya lakukan."
Para penunggang kuda lainnya pun melemparkan kantong-kantong mereka yang berisi wang. Sampai pintu rumah sulit ditutup, kerana banyaknya kantong-kantong wang.
Mereka kemudian pergi.
Tahukah antum, siapa pemimpin penunggang kuda itu?
Ternyata Abu Jaafar Al Manshur, Amirul Mukminin.
Kini giliran puteri 10 tahun yang telah hafal Al Quran itu memandangi ibu dan saudari-saudarinya. Dia memberikan pelajaran aqidah yang sangat mahal sambil menangis, dia berkata:
"Jika satu pandangan makhluk boleh mencukupi kita, maka bagaimana jika yang memandang kita adalah al kholiq!"
Terimakasih Nak, kau telah menyengat kami yang dominasi kegelisahannya hanya urusan dunia.
Hingga lupa ada Al Hayyu Ar Rozzaq ...
Hingga lupa jaminanNya: "Dan di langitlah rezeki kalian."
Bukan di pekerjaan, bukan di bank, bukan di kebun, bukan di perusahaan tapi di langit!”
Hingga kami lupa tugas besar akhirat,

اللهم لا تجعل الدنيا أكبر همنا

"Duhai Allah, jangan Kau jadikan dunia sebagai kegundahan terbesar kami."

 الفَقيْر إلَىٰ عفو رَبِّه

Barakallāhu fiykum

Ditulis oleh. Ustaz Zaenal Abidin bin Syamsuddin, Lc.
Hamba Allah yang memposting/share ini tidaklah lebih soleh dari yang membaca. Barakallahu fikum





Tiada ulasan:

Catat Ulasan