1.“Katakanlah:
Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku (Muhammad), nescaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
32. Katakanlah:Taatilah Allah dan RasulNya; jika kamu berpaling, maka
sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir.”
[3. Ali Imran]
2.
“Dan
ketahuilah olehmu bahawa di kalanganmu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti kemahuanmu
dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah
menjadikan kamu ‘cinta’ kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di
dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan
kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus, sebagai
kurnia dan nikmat dari Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
[QS:49. Al Hujuraat] .
3.
“Hadis
riwayat Anas ra ia berkata : Nabi SAW bersabda:
“Ada tiga hal yang barangsiapa mengamalkannya, maka ia dapat menemukan manisnya iman, iaitu orang yang lebih mencintai Allah dan RasulNya daripada yang lain, mencintai yang lain kerana Allah, tidak suka kembali ke dalam kekufuran (setelah Allah menyelamatkannya) sebagaimana ia tidak suka dilemparkan ke dalam neraka.”
“Ada tiga hal yang barangsiapa mengamalkannya, maka ia dapat menemukan manisnya iman, iaitu orang yang lebih mencintai Allah dan RasulNya daripada yang lain, mencintai yang lain kerana Allah, tidak suka kembali ke dalam kekufuran (setelah Allah menyelamatkannya) sebagaimana ia tidak suka dilemparkan ke dalam neraka.”
[HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi,
Nasa’i, Ahmad] .
4.
Hadis riwayat Anas bin Malik ra ia
berkata: Nabi SAW bersabda:
“Tidak disebut beriman seorang hamba (dalam hadis Abdul Waris, seorang lelaki) sebelum aku lebih dicintainya daripada keluarganya, hartanya dan semua orang.”
“Tidak disebut beriman seorang hamba (dalam hadis Abdul Waris, seorang lelaki) sebelum aku lebih dicintainya daripada keluarganya, hartanya dan semua orang.”
[HR. Bukhari, Muslim, Nasa’i, Ibnu
Majah, Ahmad, Ad Darami].
5.
Hadis
riwayat Abdullah bin Mas’ud ra ia berkata: Aku pernah bertanya kepada Rasulullah SAW: Pekerjaan manakah
yang paling utama. Beliau menjawab: Solat pada waktunya. Aku bertanya lagi,
kemudian apa? Beliau menjawab: Berbakti kepada kedua orang tua. Kembali aku
bertanya: Kemudian apa lagi? Beliau menjawab: Berjuang di jalan Allah. Aku
tidak bertanya lagi kepada beliau untuk menjaga perasaan beliau."
[HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi,
Nasa’i, Ahmad, Ad Darami].
6.
Hadis
riwayat Anas bin Malik ra ia berkata: Nabi SAW bersabda:
“Salah satu di antara kalian tidak disebut beriman sebelum ia mencintai saudaranya (atau beliau bersabda: tetangganya) seperti mencintai diri sendiri.”
“Salah satu di antara kalian tidak disebut beriman sebelum ia mencintai saudaranya (atau beliau bersabda: tetangganya) seperti mencintai diri sendiri.”
[HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi,
Nasa’i, Ibnu Majah, Ahmad, Ad Darami].
7.
Hadis
riwayat Nukman bin Basyir ra ia berkata : Rasulullah SAW bersabda:
“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling kasih, saling menyayang dan saling cinta adalah seperti sebuah tubuh, jika salah satu anggotanya merasa sakit, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakan sulit tidur dan demam.”
“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling kasih, saling menyayang dan saling cinta adalah seperti sebuah tubuh, jika salah satu anggotanya merasa sakit, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakan sulit tidur dan demam.”
[HR. Bukhari ; Muslim ; Ahmad]
8.
Hadis
riwayat Abu Hurairah ra ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya apabila Allah mencintai seorang hamba, maka Dia akan memanggil Jibril dan berkata sesungguhnya Aku mencintai si fulan maka cintailah dia! Jibrilpun mencintainya. Kemudian dia (jibril) menyeru kepada para penghuni langit: Sesungguhnya Allah mencintai si fulan, maka cintailah dia! Para penghuni langitpun mencintainya. Kemudian diapun diterima di bumi, dan apabila Allah membenci seorang hamba, maka Dia memanggil Jibril dan berkata: Sesungguhnya Aku membenci si fulan, maka bencilah pula dia! Jibrilpun membencinya. Kemudian dia menyeru para penghuni langit: Sesungguhnya Allah membenci si fulan, maka bencilah kepadanya. Para penghuni langitpun membencinya. Kemudian kebencianpun merambat ke bumi.”
“Sesungguhnya apabila Allah mencintai seorang hamba, maka Dia akan memanggil Jibril dan berkata sesungguhnya Aku mencintai si fulan maka cintailah dia! Jibrilpun mencintainya. Kemudian dia (jibril) menyeru kepada para penghuni langit: Sesungguhnya Allah mencintai si fulan, maka cintailah dia! Para penghuni langitpun mencintainya. Kemudian diapun diterima di bumi, dan apabila Allah membenci seorang hamba, maka Dia memanggil Jibril dan berkata: Sesungguhnya Aku membenci si fulan, maka bencilah pula dia! Jibrilpun membencinya. Kemudian dia menyeru para penghuni langit: Sesungguhnya Allah membenci si fulan, maka bencilah kepadanya. Para penghuni langitpun membencinya. Kemudian kebencianpun merambat ke bumi.”
[HR. Bukhari ; Muslim ; Tirmidzi ;
Ahmad ; Malik].
Rujukan:
Tiada ulasan:
Catat Ulasan