Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Selasa, 31 Disember 2019

U 59 : JANGAN MENAFSIR APA YANG DILIHAT/DIDENGAR SECARA LAHIRIAH

Kisah ini mengajarkan kita untuk tidak su'udz dzhon hanya kerana semata-mata melihat sifat lahiriah sesorang. Kisah Sultan Murad ( Sultan Turki Utsmani ) menemukan mayat seorang wali yang semasa hidupnya gemar membeli minuman keras dan mendatangi pelacur.
(Mohon dibaca sampai selesai )

Di dalam buku hariannya Sultan Turki Murad IV mengisahkan, bahawa suatu malam dia merasakan kegalauan yang sangat, ia ingin tahu apa penyebabnya. Maka ia memanggil kepala pengawalnya dan memberitahu apa yang dirasakannya.
Sultan berkata kepada kepala pengawal, "Mari kita keluar sejenak."
Di antara kebiasaan sang Sultan adalah melakukan blusukan
di malam hari dengan cara menyamar.
Mereka pun pergi, hingga tibalah mereka di sebuah lorong yang sempit. Tiba-tiba,
mereka menemukan seorang lelaki tergeletak di atas tanah. Sang Sultan menggerak-gerakkan lelaki itu, ternyata ia telah meninggal.
Namun orang-orang yang lalu lalang di sekitarnya tak sedikitpun mempedulikannya. Sultan pun memanggil mereka, mereka tak menyedari kalau orang tersebut adalah Sultan.
Mereka bertanya, "Apa yang kau inginkan?” Sultan menjawab, "Mengapa orang ini meninggal tapi tidak ada satu pun di antara kalian yang mahu mengangkat jenazahnya?
Siapa dia? Di mana keluarganya?"
Mereka berkata, "Orang ini Zindiq, suka menenggak minuman keras dan berzina!" Sultan menimpali, "Tapi, bukankah ia termasuk umat Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam? Ayo angkat jenazahnya, kita bawa ke rumahnya."
Mereka pun membawa jenazah lelaki itu ke rumahnya. Melihat suaminya meninggal,
sang isteripun pun menangis. Orang-orang yang membawa jenazahnya langsung pergi, tinggallah sang Sultan dan kepala pengawalnya.
Dalam tangisnya sang isteri berucap pada jenazah suaminya, "Semoga Allah merahmatimu wahai wali Allah. Aku bersaksi bahawa engkau termasuk orang
yang soleh."
Mendengar ucapan itu Sultan Murad kaget. "Bagaimana mungkin dia termasuk wali Allah sementara orang-orang membicarakan tentang dia begini dan begitu,
sampai-sampai mereka tidak peduli dengan kematiannya?"
Sang isteri menjawab, "Sudah kuduga pasti akan begini. Setiap malam suamiku
keluar rumah pergi ke toko-toko minuman keras, dia membeli minuman keras
dari para penjual sejauh yang ia mampu. Kemudian minuman-minuman itu di bawa ke rumah lalu ditumpahkannya ke dalam toilet, sambil berkata: "Aku telah meringankan dosa kaum muslimin."
"Dia juga selalu pergi menemui para pelacur, memberi mereka wang dan berkata: "Malam ini kalian sudah dalam bayaranku, jadi tutup pintu rumahmu sampai pagi." "Kemudian ia pulang ke rumah, dan berkata kepadaku: "Alhamdulillah,
malam ini aku telah meringankan dosa para pelacur itu dan pemuda-pemuda Islam."
"Orang-orang pun hanya menyaksikan bahawa ia selalu membeli khamar dan menemui pelacur, lalu mereka menuduhnya dengan berbagai tuduhan dan menjadikannya buah mulut."
Suatu kali aku pernah berkata kepada suamiku, "Kalau kamu mati nanti,
tidak akan ada kaum muslimin yang mahu memandikan jenazahmu, mensolatimu dan menguburkan jenazahmu."
Ia hanya tertawa, dan berkata, "Jangan takut, bila aku mati, aku akan disolati
oleh Sultannya kaum muslimin, para Ulama dan para Wali."
Mendengar itu semua, Sultan Murad pun menangis, dan berkata, "Benar!
Demi Allah, akulah Sultan Murad, dan esok pagi kita akan memandikannya,
mensolatkannya dan menguburkannya."
Demikianlah, akhirnya prosesi penyelenggaraan jenazah lelaki itu dihadiri
oleh Sultan, para Ulama, para Wali Allah dan seluruh masyarakat.
(Kisah ini diceritakan kembali oleh Syeikh Al Musnid Hamid Akram Al Bukhary dari Mudzakkiraat Sultan Murad IV)

Hikmah yang dapat kita ambil dari kisah ini:
Jangan suka menilai orang lain dari sisi lahiriahnya saja. Atau menilainya berdasarkan ucapan orang lain. Terlalu banyak yang tidak kita ketahui tentang seseorang.
Apalagi soal yang tersimpan di tepian paling jauh di dalam hatinya.
Kedepankan prasangka baik terhadap saudaramu. Boleh jadi orang yang selama ini kita anggap sebagai calon penduduk neraka, ternyata penghuni Firdaus
yang masih melangkah di bumi.
Jadi, berhentilah berprasangka dan menggunjing seseorang sekalipun orang itu sangat kita kenal.


Tiada ulasan:

Catat Ulasan