Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Rabu, 3 Julai 2013

Bab 271 Larangan Menyelidiki Kesalahan Orang Serta Mendengarkan Pada Pembicaraan Yang Orang Ini Benci Kalau la Mendengarnya





Allah Taala berfirman:

Yang Bermaksud : "Janganlah engkau semua saling selidik-menyelidiki yakni mencari-cari kesalahan orang lain." 
(al-Hujurat: 12)

Allah Taala berfirman pula:

Yang Bermaksud : "Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin, lelaki atau perempuan, tanpa adanya sesuatu yang mereka lakukan, maka orang-orang yang menyakiti itu menanggung kebohongan dan dosa yang nyata."
(al-Ahzab: 58)

1567. Daripada Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

Yang Bermaksud : "Takutlah engkau semua kepada persangkaan, sebab sesungguhnya persangkaan itu adalah sedusta-dustanya percakapan. Janganlah engkau semua berusaha mengetahui keburukan orang lain, jangan pula menyelidiki yakni memata-matai cela orang lain, jangan pula engkau semua berlumba memiliki sendiri akan sesuatu dan mengharapkan jangan sampai orang lain memiliki seperti itu, juga janganlah engkau semua saling dengki-mendengki, saling benci-membenci, belakang-membelakangi yakni tidak sapa menyapa dan jadilah engkau semua, hai hamba Allah sebagai saudara-saudara, sebagaimana Allah memerintahkan hal itu kepadamu semua. Seorang Muslim adalah saudara orang Muslim yang lain, janganlah ia menganiaya saudaranya, jangan menghinakannya dan jangan menganggapnya remeh yakni tidak berharga. Ketakwaan itu di sini, ketakqwaan itu di sini letaknya," dan beliau s.a.w. menunjuk ke arah dadanya.
Selanjutnya beliau s.a.w. bersabda:
"Cukuplah seseorang itu memperoleh keburukan, jikalau ia merendahkan diri saudaranya sesama Muslimnya. Setiap Muslim itu atas orang Muslim lain haramlah darahnya, kehormatannya serta hartanya. Sesungguhnya Allah itu tidak melihat kepada tubuh-tubuhmu semua, tidak pula kepada rupa-rupamu semua dan juga tidak melihat kepada amalan-amalanmu semua, tetapi Allah itu melihat yakni memperhatikan  kepada isi hatimu semua."

Dalam riwayat lain disebutkan: 

Yang Bermaksud : "Janganlah engkau semua dengki-mendengki, belakang membelakangi, berusaha mengetahui keburukan orang lain, menyelidiki cela orang lain dan janganlah engkau semua saling icuh-mengicuh dan jadilah engkau semua, hai hamba-hamba Allah sebagai saudara-saudara."

Dalam riwayat lain lagi disebutkan:

Yang Bermaksud : "Janganlah saling putus-memutuskan ikatan persahabatan atau kekeluargaan, jangan pula belakang-membelakangi, benci-membenci, dengki-mendengki dan jadilah engkau semua, hai hamba-hamba Allah sebagai saudara-saudara."

Dalam riwayat lain lagi juga disebutkan:

Yang Bermaksud : "Dan janganlah engkau semua saling diam-mendiamkan tidak suka memulai mengucapkan salam dan tidak pula suka menghormat dengan pembicaraan dan jangan pula setengah dari engkau semua ada yang menjual atas jualannya orang lain."

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dengan semua riwayat-riwayat yang tercantum di atas itu dan Imam Bukhari juga meriwayatkan sebahagian banyak daripadanya.

Keterangan:
Icuh-mengicuh ertinya mengatakan pada seseorang dengan harga tinggi, mengatakan telah menawar sekian tidak dapat perlunya hanya ingin menjerumuskan orang lain itu agar suka membeli dengan harga tinggi, sedang ia sendiri dapat janji keuntungan dari orang yang menjualnya.
Adapun ertinya menjual atas jualannya orang lain ialah misalnya pedagang yang berkata kepada pembeli: "Jangan jadi beli di sana itu, saya punya seperti barang itu dan harganya murah serta mutunya tinggi."

1568. Daripada Mu'awiyah r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:

Yang Bermaksud : "Sesungguhnya engkau itu apabila mengikuti yakni mengamat-amati cela-celanya kaum Muslimin, maka engkau akan dapat merosakkan mereka atau hampir-hampir engkau akan dapat menyebabkan kerosakan mereka."
Diriwayatkan oleh Abu Daud dengan isnad yang baik.

1569. Daripada Ibnu Mas'ud r.a. bahawasanya ia didatangi oleh kawan-kawannya dengan membawa seorang lelaki. Kepadanya dikatakan: "Ini adalah si Fulan yang janggutnya menitiskan arak." Ibnu Mas'ud lalu berkata: "Sesungguhnya kita semua itu dilarang untuk memata-matai, tetapi jikalau ada sesuatu bukti yang nyata untuk kita gunakan sebagai pegangan, maka kita akan menterapkan hukuman padanya."

Hadis shahih yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud dengan isnad menurut syaratnya Imam-imam Bukhari dan Muslim.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan