Allah Taala berfirman:
Yang Bermaksud : "Janganlah engkau semua saling selidik-menyelidiki yakni
mencari-cari kesalahan orang lain."
(al-Hujurat: 12)
Allah Taala berfirman pula:
Yang Bermaksud : "Dan orang-orang yang menyakiti
orang-orang mukmin, lelaki atau perempuan, tanpa adanya sesuatu yang mereka
lakukan, maka orang-orang yang menyakiti itu menanggung kebohongan dan dosa
yang nyata."
(al-Ahzab: 58)
1567. Daripada Abu Hurairah radhiallahu
'anhu, bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
Yang Bermaksud : "Takutlah engkau semua kepada
persangkaan, sebab sesungguhnya persangkaan itu adalah sedusta-dustanya
percakapan. Janganlah engkau semua berusaha mengetahui keburukan orang lain,
jangan pula menyelidiki yakni memata-matai cela orang lain, jangan pula engkau
semua berlumba memiliki sendiri akan sesuatu dan mengharapkan jangan sampai
orang lain memiliki seperti itu, juga janganlah engkau semua saling
dengki-mendengki, saling benci-membenci, belakang-membelakangi yakni tidak sapa
menyapa dan jadilah engkau semua, hai hamba Allah sebagai saudara-saudara,
sebagaimana Allah memerintahkan hal itu kepadamu semua. Seorang Muslim adalah
saudara orang Muslim yang lain, janganlah ia menganiaya saudaranya, jangan
menghinakannya dan jangan menganggapnya remeh yakni tidak berharga. Ketakwaan
itu di sini, ketakqwaan itu di sini letaknya," dan beliau s.a.w. menunjuk
ke arah dadanya.
Selanjutnya beliau
s.a.w. bersabda:
"Cukuplah
seseorang itu memperoleh keburukan, jikalau ia merendahkan diri saudaranya
sesama Muslimnya. Setiap Muslim itu atas orang Muslim lain haramlah darahnya,
kehormatannya serta hartanya. Sesungguhnya Allah itu tidak melihat kepada
tubuh-tubuhmu semua, tidak pula kepada rupa-rupamu semua dan juga tidak melihat
kepada amalan-amalanmu semua, tetapi Allah itu melihat yakni
memperhatikan kepada isi hatimu semua."
Dalam riwayat lain disebutkan:
Yang Bermaksud : "Janganlah engkau semua
dengki-mendengki, belakang membelakangi, berusaha mengetahui keburukan orang
lain, menyelidiki cela orang lain dan janganlah engkau semua saling
icuh-mengicuh dan jadilah engkau semua, hai hamba-hamba Allah sebagai
saudara-saudara."
Dalam riwayat lain lagi disebutkan:
Yang Bermaksud : "Janganlah saling putus-memutuskan
ikatan persahabatan atau kekeluargaan, jangan pula belakang-membelakangi,
benci-membenci, dengki-mendengki dan jadilah engkau semua, hai hamba-hamba
Allah sebagai saudara-saudara."
Dalam riwayat lain lagi juga disebutkan:
Yang Bermaksud : "Dan janganlah engkau semua saling
diam-mendiamkan tidak suka memulai mengucapkan salam dan tidak pula suka
menghormat dengan pembicaraan dan jangan pula setengah dari engkau semua ada
yang menjual atas jualannya orang lain."
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dengan
semua riwayat-riwayat yang tercantum di atas itu dan Imam Bukhari juga
meriwayatkan sebahagian banyak daripadanya.
Keterangan:
Icuh-mengicuh ertinya mengatakan pada
seseorang dengan harga tinggi, mengatakan telah menawar sekian tidak dapat
perlunya hanya ingin menjerumuskan orang lain itu agar suka membeli dengan
harga tinggi, sedang ia sendiri dapat janji keuntungan dari orang yang
menjualnya.
Adapun ertinya menjual atas jualannya
orang lain ialah misalnya pedagang yang berkata kepada pembeli: "Jangan
jadi beli di sana itu, saya punya seperti barang itu dan harganya murah serta
mutunya tinggi."
1568. Daripada Mu'awiyah r.a., katanya:
"Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:
Yang Bermaksud : "Sesungguhnya engkau itu apabila
mengikuti yakni mengamat-amati cela-celanya kaum Muslimin, maka engkau akan
dapat merosakkan mereka atau hampir-hampir engkau akan dapat menyebabkan
kerosakan mereka."
Diriwayatkan oleh Abu Daud dengan isnad
yang baik.
1569. Daripada Ibnu Mas'ud r.a. bahawasanya ia didatangi oleh kawan-kawannya
dengan membawa seorang lelaki. Kepadanya dikatakan: "Ini adalah si Fulan
yang janggutnya menitiskan arak." Ibnu Mas'ud lalu berkata:
"Sesungguhnya kita semua itu dilarang untuk memata-matai, tetapi jikalau
ada sesuatu bukti yang nyata untuk kita gunakan sebagai pegangan, maka kita
akan menterapkan hukuman padanya."
Hadis shahih yang diriwayatkan oleh Imam
Abu Daud dengan isnad menurut syaratnya Imam-imam Bukhari dan Muslim.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan