Makruhnya Mengutamakan Seseorang Anak Melebihi Anak-anak Yang Lainnya Dalam Hal Menghibahkan Yakni Memberikan Sesuatu :
1770.
Daripada an-Nu'man bin Basyir radhiallahu 'anhuma bahawasanya ayahnya datang kepada Rasulullah s.a.w. dengan
membawanya juga yakni membawa an-Nu'man, lalu ayahnya itu berkata: 'Sesungguhnya saya memberikan seseorang
bujang hambasahaya kepada anakku ini. Hambasahaya itu
adalah milik saya." Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Adakah semua anakmu itu juga engkau
beri semacam yang engkau berikan pada anak ini?" Ayah menjawab: 'Tidak." Kemudian Rasulullah s.a.w.
bersabda lagi: "Kalau begitu
tariklah kembali."
Dalam
riwayat lain disebutkan:
Rasulullah
s.a.w. lalu bersabda:
Yang Bermaksud : "Adakah
engkau berbuat sedemikian ini dengan semua anakmu?" Ayah menjawab:
"Tidak." Kemudian beliau s.a.w. bersabda: "Bertakwalah kepada
Allah dan bersikap adillah dalam urusan anak-anakmu!" Ayah
saya kembali lalu menarik lagi sedekah itu.
Dalam
riwayat lain lagi disebutkan:
Rasulullah
s.a.w. lalu bersabda:
Yang Bermaksud : "Adakah
semua anakmu itu engkau beri hibah seperti anak ini?" Ayah berkata: "Tidak." Kemudian beliau s.a.w. bersabda: "Kalau begitu, janganlah engkau
mempersaksikan kepada saya yakni jangan menggunakan saya sebagai saksi, sebab sesungguhnya
saya tidak akan suka menyaksikan atas dasar kecurangan."
Dalam
riwayat lain pula disebutkan: Nabi s.a.w. bersabda:
Yang Bermaksud : "Janganlah
engkau menggunakan saya sebagai saksi atas sesuatu kecurangan."
Dalam riwayat
lain lagi disebutkan: Nabi s.a.w. bersabda:
Yang Bermaksud : "Persaksikan
sajalah kepada orang selain saya", kemudian beliau s.a.w. bersabda pula:
"Adakah engkau merasa senang jikalau kebaktian anak-anakmu kepadamu itu
sama keadaannya?" Ayah menjawab: "Ya." Beliau s.a.w. lalu
bersabda lagi: "Kalau begitu, jangan diteruskan yakni memberi seseorang
anak tanpa anak-anak yang lain."
(Muttafaq
'alaih)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan