Haramnya Menjualkannya Orang Kota Pada Miliknya Orang Desa Dan Menyongsong Penjual Di Atas Kenderaan, Juga Haramnya Menjual Atas Jualan Saudaranya Sesama Muslim, Jangan Pula Melamar Atas Lamaran Saudaranya, Kecuali Kalau la Mengizinkan Atau la Ditolak Lamarannya :
1772.
Daripada Anas r.a., katanya:
Yang Bermaksud : "Rasulullah s.a.w. melarang kalau seseorang
kota itu menjualkan untuk seseorang desa, sekalipun ia adalah saudaranya seayah
dan seibu."
(Muttafaq
'alaih)
Keterangan:
Orang
kota menjual untuk orang desa itu maksudnya ialah umpama saja orang desa itu
datang pada orang kota dengan membawa barang-barang yang diperlukan oleh umum.
la meminta kepada orang kota supaya barang-barangnya itu dijualkan olehnya dengan
harga menurut pasaran pada hari itu.
Kemudian
orang kota itu berkata padanya: "Biarkan di tempat saya sini saja untuk
saya jualnya dengan perlahan-lahan." Cara
inilah yang diharamkan sebab merugikan orang desa tersebut. Tetapi kalau orang
desa itu datang
dengan
membawa barang-barang yang kurang diperlukan oleh umum atau sekalipun banyak
diperlukan umum, tetapi memang kemahuan orang desa itu sendiri meminta supaya
dijualkan dengan perlahan-lahan, kemudian orang kota berkata: "Saya
akan mengurus penjualan itu untukmu," atau ia
berkata: "Serahkan sajalah penjualannya itu dengan mengikuti harga
pada saat terjualnya," maka yang sedemikian ini
tidak haram sama sekali.
1773.
Daripada Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: 'Rasulullah s.a.w. bersabda:
Yang Bermaksud : "Janganlah
engkau semua menyongsong kedatangan barang-barang dagangan sehingga ia
diturunkan di pasar-pasar."
(Muttafaq
'alaih)
Keterangan:
Menyongsong
barang dagangan, maksudnya ialah sebelum orang yang memilikinya itu mengetahui
harga pasaran, lalu ia membeli barang-barangnya tadi tanpa adanya permintaan
daripadanya. Hal ini sama haramnya, apakah maksud pembeli itu dengan niat
menyongsong atau tidak, seperti seseorang yang sedang berburu lalu melihat
orang yang datang dari pedalaman dengan membawa dagangan, kemudian membelinya
dengan harga yang lebih rendah dari pasaran, padahal pembeli itu mengetahui dan
penjual tidak mengetahui akan harga pasaran itu.
1774.
Daripada Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, katanya: 'Rasulullah s.a.w. bersabda:
Yang Bermaksud : "Janganlah
engkau semua menyongsong di atas kenderaan yakni sebelum pemiliknya mengetahui
harga pasar, lihat keterangan Hadis 1773
dan jangan pula seseorang kota menjualkan untuk orang desa" ( lihat
keterangan Hadis 1772 ).
Thawus
lalu berkata: "Apakah maknanya jangan seseorang kota menjualkan untuk
orang desa itu?" Ibnu Abbas menjawab: "Iaitu
janganlah orang kota menjadi makelar menjualkannya yakni menjualnya
perlahan-lahan dan harganya menurut harga hari itu."
(Muttafaq
'alaih)
1775. Daripada
Abu Hurairah r.a., katanya:
"Rasulullah
s.a.w. melarang kalau orang kota menjualkan untuk orang desa.” lihat
keterangan Hadis 1772.
Janganlah
pula engkau sekalian icuh-mengicuh lihat keterangan Hadis 1567, juga janganlah
seseorang itu menjual atas jualan saudaranya
sesama Muslim dan jangan pula ia melamar pada wanita yang dilamar oleh
saudaranya sesama Muslim. Jangan pula seseorang wanita minta diceraikannya
saudarinya yakni sesama wanita, dengan maksud ia akan suka menjadi pencukup apa
yang diwadahnya yakni menjadi ganti dari
isteri yang diceraikan tadi.
Dalam
riwayat lain disebutkan:
Yang Bermaksud : Rasulullah s.a.w. melarang menyongsong dagangan
di jalan, juga kalau seseorang muhajir yakni orang kota menjualkan untuk orang
Arab yakni orang desa dan kalau
seseorang wanita meminta syarat untuk diceraikannya saudarinya misalnya sewaktu
ia akan dikahwin, lalu suka menerimanya dengan syarat bahawa nanti madunya itu
akan diceraikan oleh suaminya, juga melarang kalau seseorang itu melebihkan
harga dari harga saudaranya sesama Muslim.
Demikian
pula beliau s.a.w. melarang pengicuhan dan tashriah iaitu membiarkan binatang
perahan tidak diperah dulu supaya banyak air susunya, sehingga menimbulkan
kesukaan bagi orang yang menginginkan membelinya.
(Muttafaq
'alaih)
1776.
Daripada Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
Yang Bermaksud : "Janganlah
sebahagian dari engkau semua itu menjual atas penjualan sebahagian yang
lainnya, jangan pula melamar atas lamaran saudaranya sesama Muslim kecuali
kalau orang ini mengizinkan padanya."
(Muttafaq
'alaih)
Ini
adalah lafaznya Imam Muslim.
1777.
Daripada Uqbah bin 'Amir r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
Yang Bermaksud : "Orang
mukmin itu adalah saudaranya orang mukmin, maka tidak halallah kalau ia menjual
atas jualan saudaranya itu dan jangan pula melamar atas lamaran saudaranya,
sehingga saudaranya ini meninggalkan lamarannya misalnya mengurungkan atau
memberinya izin."
(Riwayat
Muslim)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan