Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Isnin, 8 April 2013

Bab 80 Wajibnya Mentaati Pada Penguasa Pemerintahan Dalam Perkara-perkara Bukan Kemaksiatan Dan Haramnya Mentaati Mereka Dalam Urusan Kemaksiatan.





Allah Taala berfirman:

Yang bermaksud :  "Hai sekelian orang yang beriman, taatlah engkau semua kepada Allah dan taat pulalah kepada Rasulullah, juga kepada orang-orang yang memegang pemerintahan dari kalanganmu sendiri." 
(an-Nisa': 59)

661. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma dari Nabi s.a.w., sabdanya:

Yang bermaksud :  "Wajib atas seseorang Muslim untuk mendengar dengan patuh serta mentaati, baik dalam hal yang ia senangi dan yang ia benci, melainkan jikalau ia diperintah untuk sesuatu kemaksiatan. Maka apabila ia diperintahkan  oleh penguasa pemerintahan dengan sesuatu kemaksiatan, tidak bolehlah ia mendengarkan perintahnya itu dan tidak boleh pula mentaatinya." 
(Muttafaq 'alaih)

662. Dari Ibnu Umar r.a. pula, katanya: "Kita semua itu apabila berbai'at kepada Rasulullah s.a.w. untuk mendengar dengan patuh dan mentaati apa-apa yang diperintahkan olehnya, beliau s.a.w. selalu bersabda: 

Yang bermaksud :  "Dalam apa yang engkau semua kuasa melaksanakannya, yakni dengan sekuat tenaga yang ada padamu semua."
(Muttafaq 'alaih)

663. Dari Ibnu Umar r.a. pula, katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:

Yang bermaksud :  “Barangsiapa yang melepaskan tangan ketaatan yakni keluar dari ketaatan terhadap penguasa pemerintah, maka orang itu akan menemui Allah pada hari kiamat, sedang ia tidak mempunyai hujah alasan lagi untuk membela diri dari kesalahannya itu. Adapun yang meninggal dunia sedang di lehernya tidak ada pembai'atan untuk mentaati pada pemerintahan yang benar, maka matilah ia dalam keadaan mati jahiliyah."
(Riwayat Muslim)

Dalam riwayat Imam Muslim yang lain disebutkan: 

Yang bermaksud :  "Dan barangsiapa yang mati dan ia menjadi orang yang memecah belah persatuan umat(kaum Muslimin), maka sesungguhnya ia mati dalam keadaan mati jahiliyah."

664. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: 

Yang bermaksud :  "Dengarlah olehmu semua dengan patuh dan taatlah pula, sekalipun yang digunakan yakni yang diangkat sebagai pemegang pemerintahan atasmu semua itu seorang hamba sahaya keturunan Habsyi orang berkulit hitam, yang di kepalanya itu seolah-olah ada bintik-bintik hitam kecil-kecil."
(Riwayat Bukhari)

665. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

Yang bermaksud :  "Wajiblah atasmu itu mendengar dengan patuh serta mentaati baik engkau dalam keadaan sukar ataupun lapang, juga baik engkau dalam keadaan rela menerima perintah itu  ataupun dalam keadaan membencinya dan juga dalam hal yang mengalahkan kepentingan dirimu sendiri." 
(Riwayat Muslim)

666. Dari Abdullah bin Umar radhiallahu 'anhuma, katanya: 

Yang bermaksud :  "Kita semua bersama Rasulullah s.a.w. dalam bepergian, kemudian kita turun berhenti di suatu tempat pemberhentian. Di antara kita ada yang memperbaiki pakaiannya, ada pula yang berlumba panah-memanah dan ada pula yang menyampingi ternak-ternaknya. Tiba-tiba di kala itu berserulah penyeru Rasulullah s.a.w. mengatakan: "Solat jemaah akan segera dimulai." Kita semua lalu berkumpul ke tempat Rasulullah s.a.w., kemudian beliau bersabda: "Sesungguhnya saja tiada seorang Nabipun yang sebelum saya itu, melainkan adalah haknya untuk memberikan petunjuk kepada umatnya kepada apa-apa yang berupa kebaikan yang ia ketahui akan memberikan kemanfaatan kepada umatnya itu, juga menakut-nakuti dari keburukan apa-apa yang ia ketahui akan membahayakan mereka. Sesungguhnya umatmu semua ini keselamatannya diletakkan di bahagian permulaannya dan kepada bahagian penghabisannya akan mengenailah suatu bencana dan beberapa persoalan yang engkau semua mengingkarinya tidak menyetujui kerana berlawanan dengan syariat. Selain itu akan datang pula beberapa fitnah yang sebahagiannya akan menyebabkan ringannya bahagian yang lainnya. Ada pula fitnah yang akan datang, kemudian orang mukmin berkata: "Inilah yang menyebabkan kerosakanku", lalu fitnah itu lenyaplah akhirnya. Juga ada fitnah yang datang, kemudian orang mukmin berkata: "Ini, inilah yang terbesar dari berbagai fitnah yang pernah ada." Maka barangsiapa yang senang jikalau dijauhkan dari neraka dan dimasukkan dalam syurga, hendaklah ia sewaktu didatangi oleh kematiannya itu, ia dalam keadaan beriman kepada Allah dan hari akhir, juga memperlakukan para manusia dengan sesuatu yang ia senang jika diperlakukan sedemikian itu oleh orang lain. Dan barangsiapa yang membai'at seseorang imam(pemuka), lalu ia telah memberikan tapak tangannya(dengan berjabatan tangan) dan memberikan pula buah hatinya sebagai tanda keikhlasan, maka hendaklah ia mentaatinya apabila ia kuasa demikian yakni sekuat tenaga yang ada pada dirinya. Selanjutnya jikalau ada orang lain yang hendak mencabut(merampas) kekuasaan imam yang telah dibai'at tadi, maka pukullah leher orang lain itu yakni perangilah yang membangkang tersebut.” 
(Riwayat Muslim)
Sabdanya: yantadhilu ertinya berlumba-lumba dengan permainan melemparkan panah atau berpanah-panahan. Aljasyaru dengan fathahnya jim dan syin mu'jamah dan dengan ra', iaitu binatang-binatang yang sedang digembalakan dan bermalam di tempatnya itu pula. Sabdanya: yuraqqiqu ba'dhuha ba'dhan ertinya yang sebahagian membuat ringan pada yang sebahagian lagi, sebab besarnya apa yang datang sesudah yang pertama itu. Jadi yang kedua menyebabkan dianggap ringannya yang pertama. Ada yang mengatakan bahawa ertinya ialah yang sebahagian menggiring yakni menyebabkan timbulnya sebahagian yang lain dengan memperbaguskan serta mengelokkannya, juga ada yang mengatakan bahawa ertinya itu ialah menyerupai yang sebahagian pada sebahagian yang lainnya.

667. Dari Abu Hunaidah iaitu Wail bin Hujr r.a., katanya: 

Yang bermaksud :  "Salamah bin Yazid al-Ju'fi bertanya kepada Rasulullah s.a.w., lalu ia berkata: "Ya Nabiullah, bagaimanakah pendapat Tuan, jikalau kita semua diperintah oleh beberapa orang penguasa, mereka selalu meminta hak mereka dan menghalang-halangi apa yang menjadi hak kita. Apakah yang Tuan perintahkan itu terjadi?" Beliau s.a.w. memalingkan diri dari pertanyaan itu seolah-olah tidak mendengarnya. Kemudian Salamah bertanya sekali lagi, kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda: "Dengarlah olehmu semua apa yang diperintahkan dan taatilah, sebab hanyasanya atas tanggungan mereka sendirilah apa-apa yang dibebankan pada mereka yakni bahawa mereka berdosa jikalau mereka menghalang-halangi hak orang-orang yang di bawah kekuasaannya dan atas tanggunganmu sendiri pulalah apa yang dibebankan padamu semua yakni engkau semua juga berdosa jikalau tidak mentaati pimpinan orang yang sudah sah dibai'at." 
(Riwayat Muslim)

666. Dari Abdullah bin Mas'ud r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

Yang bermaksud :  "Sesungguhnya saja akan datanglah sesudahku nanti suatu cara mementingkan diri sendiri dari golongan penguasa negara sehingga tidak memperdulikan hak kaum Muslimin yang diperintah serta beberapa perkara-perkara yang engkau semua mengingkarinya(tidak Menyetujui) kerana menyalahi ketentuan-ketentuan syariat." Para sahabat lalu berkata: "Ya Rasulullah, kalau sudah demikian, maka apakah yang Tuan perintahkan kepada yang orang menemui keadaan semacam itu dari kita kaum Muslimin?" Beliau s.a.w. menjawab: "Engkau semua harus menunaikan hak orang yang harus menjadi tanggunganmu dan meminta kepada Allah hak yang harus engkau semua peroleh." 
(Muttafaq 'alaih)

669. Dari Abu Hurairah r.a., katanya; "Rasulullah s.a.w. bersabda:

Yang bermaksud :  "Barangsiapa yang taat kepadaku, maka ia telah mentaati Allah dan barangsiapa yang bermaksiat kepadaku, maka ia telah bermaksiat pula kepada Allah dan barangsiapa yang mentaati amir pemegang pemerintahan, maka ia benar-benar mentaati saya dan barangsiapa yang bermaksiat kepada amir, maka ia benar-benar bermaksiat kepada saya."
(Muttafaq 'alaih)

670. Dari lbnu Abbas radhiallahu 'anhuma bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: 

Yang bermaksud :  "Barangsiapa yang membenci sesuatu tindakan dari amirnya yang memegang pemerintahannya, maka hendaklah ia bersabar, sebab sesungguhnya saja barangsiapa yang keluar yakni membangkang dari seseorang sultan(penguasa negara) dalam jarak sejengkal, maka matilah ia dalam keadaan mati jahiliyah." 
(Muttafaq 'alaih)

671. Dari Abu Bakrah r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:

Yang bermaksud :  "Barangsiapa yang merendahkan seseorang sultan(penguasa Negara), maka ia akan direndahkan oleh Allah."
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan.

Dalam bab ini masih ada lagi beberapa Hadis lain yang disebutkan dalam kitab shahih dan sebahagian telah terdahulu uraiannya dalam beberapa bab di muka.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan