Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Ahad, 7 Julai 2013

Bab 284 Haramnya Menunda-nundanya Seorang Kaya Pada Sesuatu Hak Yang Diminta Oleh Orang Yang Berhak Memperolehnya

Allah Taala berfirman:

Yang Bermaksud : "Sesungguhnya Allah menyuruh kepadamu semua supaya engkau semua memberikan semua amanat itu kepada para ahlinya yakni yang berhak menerima amanat-amanat itu."
(an-Nisa': 58)

Allah Taala juga berfirman:

Yang Bermaksud : "Tetapi jikalau yang seorang mempercayai kepada yang lainnya, maka hendaklah yang dipercaya itu memberikan yakni mengembalikan barang yang diamanatkan padanya." 
(al-Baqarah: 283)

1608. Daripada Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:

Yang Bermaksud : "Menunda-nundanya seseorang kaya dalam memberikan pembayaran atau mengembalikan hutang adalah suatu penganiayaan. Dan jikalau seseorang di antara engkau semua dihiwalahkan dipertukarkan hutangnya atas seseorang yang kaya, maka hendaknya suka dihiwalahkan itu."
(Muttafaq 'alaih)

Makna utbi'a ialah dihiwalahkan atau dipertukarkan. Misalnya A mempunyai hutang pada B dan B mempunyai hutang pada C. Lalu B berkata kepada A: "Hutangmu kepadaku itu saya hiwalahkan kepada C. Jadi mengembalikannya juga kepada C sebanyak jumlah hutangmu kepadaku itu."
A yang diminta demikian itu hendaklah suka menerima, sebab pokoknya ia berhutang dan wajib mengembalikan.


Jikalau hutang B kepada C lebih banyak daripada hutang A kepada B, tentulah sisanya itu tetap menjadi urusan antara B dan C saja, setelah sebahagian hutang itu dihiwalahkan kepada A.





Tiada ulasan:

Catat Ulasan