Bukanlah di sini tempatnya kita
mengadakan pembahasan. Kalaupun kita menjumpai adanya teori evolusi, dan
yang sudah menjadi salah satu pula undang-undang Tuhan dalam alam,
namun pembicaraan dalam hal ini masih akan
luas sekali. Tuhan menciptakan Adam dan Hawa lalu
berkata kepada para malaikat supaya bersujud kepada Adam. Selain Iblis
merekapun bersujud, Iblis masih tetap menolak meskipun
Tuhan telah mengajarkan semua nama-nama kepada Adam, seperti dalam firman Allah
swt:
"Hai Adam! Tinggallah engkau dengan
isterimu di dalam syurga! Dan makanlah mana
yang kamu sukai, tetapi pohon ini jangan kamu dekati, sebab nanti kamu
akan menjadi orang yang salah kerananya. Lalu datang
syaitan membisikkan fikiran jahat kepada mereka, supaya aurat mereka yang
tertutup dibuka. Dan syaitanpun berkata: 'Tuhan
melarang mendekati pohon ini hanya supaya kamu berdua jangan menjadi malaikat
atau menjadi orang-orang yang kekal.' Dan dia bersumpah kepada
mereka: 'Sungguh aku ini penasihat kamu'. Lalu dengan tipu daya itu
syaitanpun dapat menjatuhkan mereka berdua;
setelah keduanya merasakan buah pohon itu, tampaklah bagi mereka berdua
itu aurat mereka, lalu merekapun menutupi diri dengan daun pohon syurga.
Oleh Tuhan kedua mereka dipanggilNya: 'Bukankah Aku telah melarang
kamu berdua dari pohon itu dan sudah Kukatakan kepadamu bahawa syaitan itu
musuh yang jelas sekali buat kamu."
Keduanya mengatakan:
"Wahai Tuhan
kami. Kami telah menganiaya diri kami sendiri. Kalau tidak kerana
pengampunan dan rahmat yang akan Engkau limpahkan
kepada kami, nescaya kami akan menjadi orang yang rugi'.
Tuhan berkata: 'Turunlah kamu. Kamu
akan saling bermusuhan. Kamu akan tinggal dan hidup di
dunia sampai pada waktu tertentu!' Tuhan berkata: 'Di tempat itu kamu
hidup, di sana kamu akan mati dan dari sana pula kamu akan
dibangkitkan kembali. Wahai anak Adam! Kepadamu
Kami telah menurunkan pakaian penutup auratmu,
dan pakaian perhiasan. Akan tetapi pakaian takwa itu lebih baik.
Itulah tanda-tanda kebesaran Tuhan, supaya kamu ingat. Wahai
anak Adam! Jangan sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan seperti yang
dilakukannya dalam mengeluarkan ibu bapamu dari syurga.
Ia menanggalkan pakaian mereka berdua untuk saling
memperlihatkan aurat; ia dan pengikut-pengikutnya
dapat melihat kamu dari suatu arah yang tak dapat kamu lihat mereka. Kami
telah menjadikan syaitan itu pemuka-pemuka mereka yang tiada
beriman.”
(Quran, 7: 19-27)
Adam dan Hawa turun dari
syurga, sebahagian keturunannya satu sama lain akan saling bermusuhan. Mereka
turun dengan kekuatan yang diberikan Tuhan untuk memperjuangkan hidup,
dan demikian seterusnya generasi demi generasi.
Gejala pertama kehidupan manusia di
dunia ini ialah kekerasan dan fanatisme, seperti dalam firman Allah swt:
"Ceritakanlah kepada
mereka dengan sebenarnya kisah kedua putera Adam itu ketika
keduanya mempersembahkan korban. Dari yang seorang
diterima, dari yang lain tidak. Yang seorang berkata: 'Akan
kubunuh engkau'. Yang lain menjawab: 'Tuhan hanya
menerimanya dari orang-orang yang bertakwa. Kalau engkau menggerakkan
tangan hendak membunuhku, aku tidak
akan menggerakkan tanganku untuk membunuhmu. Sungguh
aku takut kepada Allah, Tuhan semesta alam.
Akan kubiarkan engkau memikul dosaku dan dosamu
sendiri, supaya engkau menjadi isi neraka. Dan itulah
balasan orang-orang yang melakukan
kejahatan'. Kemudian kehendak
nafsunya akan membunuh saudaranya itu diturutinya, maka
dibunuhnyalah ia. Dia sudah menjadi orang yang
rugi. Kemudian Tuhanpun mengirim seekor burung gagak menggali tanah
dengan memperlihatkan kepadanya bagaimana caranya
ia menguburkan mayat saudaranya itu. Katanya:
'Aduhai! Kenapa aku tidak seperti burung gagak ini, aku
menguburkan mayat saudaraku'. Itu sebabnya, ia menjadi
orang menyesal sekali. Oleh kerana
itulah, Kami telah menetapkan kepada anak-anak Israil,
bahawa barangsiapa membunuh seorang manusia bukan kerana
suatu pembunuhan atau kerana melakukan keonaran
di muka bumi ini, maka orang itu seolah membunuh semua manusia. Dan
barangsiapa dapat memelihara hidup seorang manusia, maka
seolah ia telah menghidupkan semua manusia. Rasul-rasul
Kami kepada mereka pun sudah datang, sudah
memberikan keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi
sesudah itu masih banyak juga di kalangan mereka orang-orang
yang melampaui batas melakukan kejahatan di muka bumi
ini".
(Al Quran, 5: 27 - 32)
Pembunuhan seorang saudara atas
saudaranya jelas sekali kerana dendam, dengki, perangai
yang kasar dan keras hati Tetapi saudaranya itu orang yang
bertakwa, yang takut kepada Tuhan ketika dikatakan
oleh saudaranya: aku akan membunuhmu - ia,
tidak mau meminta
pengampunan Tuhan, bahkan katanya: Akan kubiarkan
engkau memikul dosaku dan dosamu sendiri supaya engkau
menjadi isi neraka. Ini adalah suatu dominasi kudrat manusia
serta logik hukum terhadap kebesaran jiwa dan maaf
yang sungguh indah. Anak cucu Adampun
berkembang biak di bumi ini. Lalu Tuhan mengutus
para nabi kepada mereka dengan memberikan berita gembira di
samping peringatan. Tetapi mereka tetap bersikapkeras, masih
dalam kesesatan. Kehidupan rohani mereka jadi beku, hati mereka
kaku tertutup. Tuhan mengutus Nuh dengan mengajak golongannya
sendiri, supaya hanya Tuhanlah Yang disembah sebab "aku khuatir
kamu akan mendapat siksaan Tuhan." Ia pun
didustakan oleh masyarakat itu dan hanya sedikit saja
yang mahu percaya. Sesudah itu berturut-turut
datang pula nabi-nabi yang lain sesudah Nuh,
datang pula ajaran-ajaran yang menyerukan agar jangan
orang mempersekutukan Tuhan. Akan tetapi sikap manusia
itu lebih berkuasa, fikiran mereka tetap beku belum
dapat memahami. Beberapa macam manifestasi alam ini dijadikannya Tuhan.
Setiap ada seorang rasul yang diutus Tuhan, ada yang mendustakannya,
ada pula yang membunuhnya. Akan tetapi kekakuan mereka
itu beransur kendur. Dengan datangnya ajaran-ajaran Tuhan secara
berturut-turut itu sudah merupakan bibit
yang baik juga meskipun lamban sekali tumbuhnya. Sungguhpun begitu
namun ada juga meninggalkan bekas. Pernahkah ajaran kebenaran
itu pada suatu waktu menjadi hilang! Kalaupun orang sudah
terdorong oleh rasa congkak dan tinggi hati
terhadap ajaran itu dan dalam beberapa hal mereka memperolok
pembawanya, namun bila mereka sudah
kembali seorang diri, mereka
kembali bertanya-tanya tentang Kebenaran yang ada dalam
ajaran itu.
Hanya saja
mereka yang dapat memahami kebenaran yang
terkandung di dalamnya tidak banyak jumlahnya.
Pada masa Firaun di Mesir para
pendetanya percaya akan keesaan Tuhan. Tetapi mereka
mengajar orang sebaliknya dengan bermacam-macam Tuhan. Tidak
lain mereka melakukan itu kerana ingin
mempertahankan kekuasaan terhadap orang
lain dan mempertahankan kedudukan mereka.
Malah sengaja mereka memerangi Musa dan Harun ketika
keduanya datang kepada Firaun, mengajaknya menyembah Tuhan, dan
dimintanya Anak-anak Israil itu dilepaskan pergi bersama mereka.
Oleh Al Quran juga
diceritakan berita tentang para nabi, yang silih berganti selama
beberapa generasi di kalangan umat manusia. Tetapi umat
itu tetap dalam kesesatan; hanya sedikit saja yang mendapat petunjuk
Tuhan dalam mengenal kebenaran itu. Dalam
kisah-kisah para nabi ada suatu gejala yang perlu sekali direnungkan.
Untuk jelasnya, baik juga kalau kita
kembali ke masa Musa dan Isa serta kepada tuntunan Muhammad
'alaihissalam kemudian.
Gejala ini ialah adanya pemisahan atau
yang semacarn itu pada mulanya, antara rasio dan
logiknya dengan iman kepercayaan yang didasarkan kepada mukjizat dan
hal-hal yang tak masuk akal. Para nabi itu oleh Tuhan
telah diperkuat dengan mujizat
untuk masyarakatnya,
supaya mereka percaya. Sungguhpun demikian cuma sedikit
mereka itu yang mahu percaya. Logik dan cara berfikir mereka belum cukup untuk
dapat memahami, bahawa Tuhan menciptakan segalanya,
bahawa Ia Maha Kuasa. Setelah dengan ketentuan Tuhan Musa disuruh
keluar meninggalkan Mesir, sebelum kerasulannya itu ia
pergi dari sana dengan membawa perasaan takut. Ketika sampai pada sebuah mata
air di Madyan, ia kahwin dengan seorang
wanita penduduk kota itu. Setelah Tuhan memberi izin
ia kembali, ... terdengar ada suara memanggilnya
dari balik lembah sebelah kanan, pada tempat yang telah diberi berkah dari
batang pohon itu:
"Hai Musa! Aku ini Allah,
Tuhan semesta alam. Lemparkanlah tongkatmu!,
Setelah dilihatnya tongkat itu bergerak-gerak seperti
ular, ia lari ke belakang tidak menoleh lagi. 'Hai
Musa! Kembalilah, jangan takut!
Engkau sudah mendapat lindungan keamanan. Masukkanlah tanganmu ke
dalam saku bajumu, nescaya akan keluar dalam
keadaan putih tanpa cacat dan dekapkan tanganmu ke badanmu
jika engkau merasa takut'. Inilah dua mukjizat
dari Tuhan ditujukan kepada
Firaun dan pembesar-pembesarnya; sebab mereka
itu orang-orang yang jahat."
(Al Quran, 28: 30 - 32)
Sungguhpun begitu
tukang-tukang sihir Firaun itu tidak juga percaya kepada ajakan Musa.
Ketika kemudian apa yang mereka kerjakan
itu disergap oleh tongkat Musa, ketika itulah
tukang-tukang sihir itu menyerah sujud, lalu mereka berkata:
Kami beriman kepada Tuhannya Harun as dan
Musa as. Sungguhpun demikian orang-orang Israil masih juga
dalam keadaan sesat, sampai-sampai mereka berkata
kepada Musa as: "Perlihatkan Allah itu terang-terang kepada kami."
Setelah Musa as wafat, kembali mereka menyembah anak sapi.
Kemudian sesudah Musa as, datang lagi nabi-nabi yang lain kepada mereka,
diajaknya mereka menyembah Allah swt.
Tetapi nabi-nabi itu
malah dibunuh dengan sewenang-wenang.
Setelah kemudian mereka kembali teringat
kepada Tuhan, mereka menanti-nantikan kedatangan seorang nabi lagi yang
akan dapat mengembalikan kerajaan mereka dengan
memerintah dunia untuk selama-lamanya.
Peristiwa ini berlangsung dalam sejarah
belum begitu lama dari kita. Tidak lebih dari 25 abad yang lalu. Dalam pada itu
jelas sekali ini membuktikan adanya
dominasi perasaan di atas pengertian rohani. Sesudah
lampau lima-enam abad kemudian datang pula Isa
as mengajak masyarakatnya itu menyembah Tuhan, diperkuat dengan Ruh Kudus
dari Tuhan. Oleh kerana Isa as orang Yahudi, ketika
begitu pertama kali berita tentang dia itu sampai kepada
pihak Yahudi mereka menduga bahawa dia inilah
nabi yang mereka nanti-nantikan (Messiah) untuk mengembalikan kerajaan
yang hilang itu ke Tanah atau Negeri yang Dijanjikan. Mereka rindu
sekali akan kerajaan semacam ini setelah begitu lama mereka berada
di bawah kekuasaan dan kekejaman pihak Rumawi.
Akan tetapi mereka masih menunggu, ingin mengetahui keadaan yang
sebenarnya tentang diri Isa as. Adakah ia bicara
kepada mereka dengan bahasa rasio semata-mata? Tidak, malah
jalan mukjizat itulah yang ditempuhnya untuk meyakinkan mereka.
Kalau pun sumber Kristian itu benar.
bahawa ia telah mengubah air menjadi
minuman anggur dalam suatu pesta perkahwinan di Kana, Galilea,
itulah yang mula-mula menarik perhatian orang. Sesudah itu
lalu mukjizat roti dan ikan, mukjizat-mukjizat
menyembuhkan orang-orang sakit dan menghidupkan orang-orang
mati. Itulah yang membuat dia tidak ragu-ragu lagi mengajar
orang melalui jalan hati dan perasaan tanpa memberikan tempat yang
terutama kepada rasio dan logik dalam ajaran-ajarannya itu. Tetapi bidang
ini memang diberikan lebih luas daripada yang
pernah diberikan oleh rasul-rasul sebelumnya.
Dalam ajaran-ajarannya itu dorongan perasaan kepada
kasih-sayang, pengampunan dosa dan cinta-kasih bercampur-baur dengan
ajaran rasional yang tidak dilandasi oleh dalil
logik tentang Kerajaan Tuhan. Apabila ada rasa syak yang
menyusup ke dalam hati orang mengenai ajaran rasional ini
maka Tuhan segera memberikan mukjizat baru yang
akan membuat orang lebih dapat menerima dan percaya kepada Al
masih. Dengan mukjizat-mukjizat
yang telah dapat
menyembuhkan penyakit kusta, orang buta dan menghidupkan
orang mati, sudah begitu
jauh membuat pengikut-pengikutnya percaya,
sehingga sebahagian ada yang mengira dia adalah Tuhan
yang menjelma di atas bumi untuk menebus
dosa umat manusia. Ini bukti yang jelas sekali bahawa kemampuan rasio
sampai pada waktu itu belum begitu matang, yang
akan membuat orang dengan itu saja sudah dapat memahami hakikat tertinggi
tentang erti Al-Khalik dan bahawa Dia Maha Esa, Tempat
segalanya bergantung, tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tiada
suatu apapun yang menyerupaiNya.
Pada zaman Musa as dan
Isa as itu keadaan ilmu, filsafat dan
perundang-undangan di Mesir zaman Firaun sudah
pindah ke Yunani dan Rumawi, dan dengan segala pengaruhnya sudah
dapat menguasai cara berfikir bangsa-bangsa itu
terutama dalam bidang filsafat dan peradaban Yunani. Kesedaran berfikir
logik sudah mulai menggugah orang bahawa hal-hal yang tak masuk akal
dengan sendirinya secara logik tak dapat dijadikan pegangan,
kerana pengaruh itu pula filsafat Yunani yang
bertetangga dengan agama Kristian di Mesir, Palestin dan Syam telah dapat
menimbulkan bermacam-macam mazhab Kristian - seperti sudah kita sebutkan
dalam buku ini. Dalam undang-undang Tuhan
sudah menentukan bahawa akal fikiran adalah
mahkota hidup umat manusia, dengan syarat bahawa
fikiran demikian itu jangan sampai kering
tanpa perasaan dan jiwa. Bahkan hendaknya ia dapat menjadi pikiran
yang berimbang, dapat mengimbangi akal, perasaan dan jiwa, sehingga
dapat ia memahami rahsia-rahsia alam ini sejauh mungkin. Demikian juga Tuhan
telah menentukan pula kedatangan seorang nabi yang akan membawa
Islam ke dalam alam ini dengan mengajarkan kebenaran menurut
hukum logik, dilandasi oleh perasaan dan
jiwa, dan yang akan menjadi mukjizat logik
ini ialah Kitab Suci Al Quran yang
telah diwahyukan oleh Allah swt kepada Nabi. Dengan demikian Tuhan
telah menyempurnakan agama ini dan memberikan
nikmat secukupnya kepada umat manusia. Ia
telah menjadi mahkota dan penutup semua ajaran Ilahi.
Tetapi semua itu terjadi baru setelah
adanya perjuangan yang begitu berat
terus-menerus, yang juga pernah dilakukan oleh para nabi dan para rasul,
yang membawa umat manusia ke dalam evolusi rohani
sehingga akhirnya ajaran Islam dapat mencapai kemurnian tauhid
serta keimanan kepada Tuhan Yang Maha
Tunggal.
Untuk melengkapi akidah ini
maka keimanan itu harus meliputi beberapa kewajipan seperti
yang sudah kita sebutkan pada pembahasan
pertama dalam penutup buku ini. Supaya orang yang beriman
dapat mencapai puncak akidahnya maka
ia harus
sungguh-sungguh dapat
memahami hukum Tuhan dalam alam ini dengan cara terus-menerus
sampai pada waktu Tuhan menciptakan bumi dengan segala isinya
ini. Dan inilah yang sudah dimulai oleh orang-orang Islam pada
permulaan sejarahnya dan pada zaman berikutnya, hingga tiba
masanya zaman itu beredar lagi.
Alasan-alasan yang saya kemukakan
ini dengan sendirinya sudah membantah apa yang
ditafsirkan oleh orientalis-orientalis tentang jabariah
Islam serta tafsiran mereka tentang takdir, nasib dan umur seperti
yang terdapat dalam al Quran. Dengan tidak usah
diragukan lagi argumen ini sudah dapat memperkuat, bahawa Islam
agama usaha, agama perjuangan dalam pelbagai
lapangan hidup, rohani dan ilmu, agama dan dunia. Dalam hokum alam
ini Tuhan sudah menentukan bahawa
manusia mendapat ganjaran sesuai dengan
perbuatannya, dan bahawa Tuhan tidak akan merugikan siapa pun,
tapi manusia itu sendirilah yang
merugikan dirinya. Mereka merugikan diri sendiri
bila mana mereka menduga bahawa mereka sudah mendapat kasih Tuhan
hanya dengan berpeluk lutut dan menyerah
begitu saja atas nama tawakal kepada Allah swt.
Kendatipun argumen-argumen ini sudah
cukup kuat sesuai dengan maksud yang saya
kemukakan itu, namun saya tak dapat mengabaikan
argumen terakhir yang saya pandang sangat tepat dan
kuat sekali, yakni argumen yang dapat diambil dari firman Tuhan:
"Harta dan anak-anak keturunan
adalah hiasan kehidupan dunia, tetapi perbuatan baik
yang kekal lebih baik pahalanya dalam pandangan Tuhan serta harapan yang lebih
baik pula."
(Al Quran,18: 46)
Rujukan:
http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme4.html#724
Tiada ulasan:
Catat Ulasan