Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Isnin, 10 Disember 2012

K 45 Amal baik kita sahaja yang menjamin kebahagiaan di Akhirat.



Bukanlah  di sini tempatnya kita mengadakan pembahasan. Kalaupun kita menjumpai adanya teori evolusi, dan yang  sudah menjadi  salah satu pula undang-undang Tuhan dalam alam, namun pembicaraan dalam  hal  ini  masih  akan  luas  sekali.  Tuhan menciptakan  Adam  dan  Hawa lalu berkata kepada para malaikat supaya bersujud kepada Adam. Selain Iblis merekapun bersujud, Iblis  masih  tetap  menolak  meskipun Tuhan telah mengajarkan semua nama-nama kepada Adam, seperti dalam firman Allah swt:

"Hai Adam! Tinggallah engkau dengan isterimu di  dalam  syurga! Dan  makanlah  mana  yang  kamu sukai, tetapi pohon ini jangan kamu dekati, sebab nanti kamu akan menjadi  orang  yang  salah kerananya.  Lalu datang syaitan membisikkan fikiran jahat kepada mereka, supaya aurat mereka yang tertutup  dibuka.  Dan  syaitanpun  berkata: 'Tuhan melarang mendekati pohon ini hanya supaya kamu berdua jangan menjadi malaikat atau  menjadi  orang-orang yang kekal.' Dan dia bersumpah kepada mereka: 'Sungguh aku ini penasihat kamu'. Lalu dengan tipu daya  itu  syaitanpun  dapat menjatuhkan  mereka  berdua;  setelah  keduanya merasakan buah pohon itu, tampaklah bagi mereka berdua itu aurat mereka, lalu merekapun  menutupi diri dengan daun pohon syurga. Oleh Tuhan kedua mereka dipanggilNya: 'Bukankah Aku telah  melarang  kamu berdua dari pohon itu dan sudah Kukatakan kepadamu bahawa syaitan itu musuh yang jelas sekali buat kamu." 
Keduanya  mengatakan:
"Wahai  Tuhan  kami.  Kami telah menganiaya diri kami sendiri. Kalau tidak kerana pengampunan dan  rahmat  yang  akan  Engkau limpahkan  kepada  kami,  nescaya kami akan menjadi orang yang rugi'.  Tuhan  berkata:  'Turunlah  kamu.  Kamu  akan   saling bermusuhan.  Kamu  akan tinggal dan hidup di dunia sampai pada waktu tertentu!' Tuhan berkata: 'Di tempat itu kamu hidup,  di sana  kamu akan mati dan dari sana pula kamu akan dibangkitkan kembali. Wahai  anak  Adam!  Kepadamu  Kami  telah  menurunkan pakaian  penutup  auratmu,  dan pakaian perhiasan. Akan tetapi pakaian takwa itu lebih  baik.  Itulah  tanda-tanda  kebesaran Tuhan,  supaya kamu ingat. Wahai anak Adam! Jangan sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan seperti yang  dilakukannya  dalam mengeluarkan  ibu  bapamu  dari syurga. Ia menanggalkan pakaian mereka  berdua  untuk  saling  memperlihatkan  aurat;  ia  dan pengikut-pengikutnya  dapat  melihat kamu dari suatu arah yang tak dapat kamu lihat mereka. Kami telah menjadikan  syaitan  itu pemuka-pemuka mereka yang tiada beriman.”
(Quran, 7: 19-27)

Adam  dan  Hawa turun dari syurga, sebahagian keturunannya satu sama lain akan saling bermusuhan. Mereka turun dengan kekuatan yang  diberikan Tuhan untuk memperjuangkan hidup, dan demikian seterusnya generasi demi generasi.

Gejala pertama kehidupan manusia di dunia ini ialah  kekerasan dan fanatisme, seperti dalam firman Allah swt:

"Ceritakanlah  kepada  mereka  dengan  sebenarnya  kisah kedua putera Adam itu ketika keduanya mempersembahkan  korban.  Dari yang  seorang  diterima,  dari  yang  lain tidak. Yang seorang berkata: 'Akan kubunuh engkau'.  Yang  lain  menjawab:  'Tuhan hanya menerimanya dari orang-orang yang bertakwa. Kalau engkau menggerakkan  tangan  hendak  membunuhku,   aku   tidak   akan menggerakkan  tanganku  untuk  membunuhmu.  Sungguh  aku takut kepada  Allah,  Tuhan  semesta  alam.  Akan  kubiarkan  engkau memikul  dosaku  dan dosamu sendiri, supaya engkau menjadi isi neraka.  Dan  itulah  balasan   orang-orang   yang   melakukan kejahatan'.   Kemudian   kehendak   nafsunya   akan   membunuh saudaranya itu diturutinya, maka dibunuhnyalah ia.  Dia  sudah menjadi  orang  yang  rugi. Kemudian Tuhanpun mengirim seekor burung gagak menggali tanah  dengan  memperlihatkan  kepadanya bagaimana   caranya   ia  menguburkan  mayat  saudaranya  itu. Katanya: 'Aduhai! Kenapa aku tidak seperti burung  gagak  ini, aku  menguburkan  mayat  saudaraku'.  Itu sebabnya, ia menjadi orang  menyesal  sekali.  Oleh  kerana  itulah,   Kami   telah menetapkan kepada anak-anak Israil, bahawa barangsiapa membunuh seorang manusia bukan  kerana  suatu  pembunuhan  atau  kerana melakukan  keonaran  di  muka  bumi ini, maka orang itu seolah membunuh semua manusia. Dan barangsiapa dapat memelihara hidup seorang  manusia,  maka  seolah  ia  telah  menghidupkan semua manusia. Rasul-rasul Kami  kepada  mereka pun  sudah  datang, sudah  memberikan  keterangan-keterangan  yang  jelas.  Tetapi sesudah itu masih banyak juga di kalangan  mereka  orang-orang yang  melampaui  batas  melakukan kejahatan di muka bumi ini".
(Al Quran, 5: 27 - 32)

Pembunuhan seorang saudara atas saudaranya jelas sekali kerana dendam,  dengki,  perangai  yang  kasar  dan keras hati Tetapi saudaranya itu orang yang bertakwa, yang  takut  kepada  Tuhan ketika  dikatakan  oleh  saudaranya: aku akan membunuhmu - ia,
tidak mau meminta  pengampunan  Tuhan,  bahkan  katanya:  Akan kubiarkan  engkau  memikul  dosaku  dan  dosamu sendiri supaya engkau menjadi isi neraka. Ini adalah  suatu  dominasi  kudrat manusia  serta  logik  hukum terhadap kebesaran jiwa dan maaf
yang sungguh indah. Anak cucu Adampun berkembang biak di bumi ini.  Lalu  Tuhan  mengutus  para  nabi  kepada  mereka dengan memberikan berita gembira di samping peringatan. Tetapi mereka tetap  bersikapkeras,  masih  dalam  kesesatan.  Kehidupan rohani mereka jadi beku, hati mereka kaku  tertutup.  Tuhan  mengutus Nuh dengan mengajak golongannya sendiri, supaya hanya Tuhanlah Yang disembah sebab "aku khuatir  kamu  akan  mendapat  siksaan Tuhan."  Ia pun  didustakan  oleh  masyarakat  itu  dan hanya sedikit saja yang  mahu  percaya.  Sesudah  itu  berturut-turut datang  pula  nabi-nabi  yang  lain  sesudah Nuh, datang pula ajaran-ajaran yang menyerukan    agar  jangan orang mempersekutukan  Tuhan.  Akan  tetapi  sikap manusia itu lebih berkuasa, fikiran mereka  tetap  beku  belum  dapat  memahami. Beberapa macam manifestasi alam ini dijadikannya Tuhan. Setiap ada seorang rasul yang diutus Tuhan, ada yang  mendustakannya, ada  pula  yang  membunuhnya.  Akan tetapi kekakuan mereka itu beransur kendur. Dengan datangnya ajaran-ajaran Tuhan  secara berturut-turut  itu  sudah  merupakan  bibit  yang  baik  juga meskipun lamban sekali tumbuhnya. Sungguhpun begitu namun  ada juga  meninggalkan  bekas. Pernahkah ajaran kebenaran itu pada suatu waktu menjadi hilang! Kalaupun  orang  sudah  terdorong oleh  rasa  congkak  dan  tinggi  hati terhadap ajaran itu dan dalam beberapa hal mereka memperolok  pembawanya,  namun  bila mereka    sudah   kembali   seorang   diri,   mereka   kembali bertanya-tanya tentang Kebenaran yang ada  dalam  ajaran  itu.
Hanya   saja   mereka   yang  dapat  memahami  kebenaran  yang terkandung di dalamnya tidak banyak jumlahnya.

Pada masa Firaun di Mesir para pendetanya percaya akan keesaan Tuhan. Tetapi   mereka   mengajar  orang  sebaliknya  dengan bermacam-macam Tuhan. Tidak lain mereka melakukan  itu  kerana ingin   mempertahankan   kekuasaan  terhadap  orang  lain  dan mempertahankan  kedudukan   mereka.   Malah   sengaja   mereka memerangi Musa dan Harun ketika keduanya datang kepada Firaun, mengajaknya menyembah Tuhan, dan dimintanya  Anak-anak  Israil itu dilepaskan pergi bersama mereka.

Oleh  Al Quran  juga  diceritakan berita tentang para nabi, yang silih berganti  selama  beberapa  generasi  di  kalangan  umat manusia. Tetapi umat itu tetap dalam kesesatan; hanya sedikit saja yang mendapat petunjuk  Tuhan  dalam  mengenal  kebenaran itu.  Dalam  kisah-kisah para nabi ada suatu gejala yang perlu sekali direnungkan.  Untuk  jelasnya,  baik  juga  kalau  kita kembali  ke  masa  Musa dan Isa serta kepada tuntunan Muhammad 'alaihissalam kemudian.

Gejala ini ialah adanya pemisahan atau yang semacarn itu  pada mulanya,  antara  rasio  dan logiknya dengan iman kepercayaan yang didasarkan kepada mukjizat dan  hal-hal  yang  tak  masuk akal.  Para nabi itu oleh Tuhan telah diperkuat dengan mujizat
untuk  masyarakatnya,  supaya  mereka  percaya.  Sungguhpun demikian  cuma sedikit mereka itu yang mahu percaya. Logik dan cara berfikir mereka belum cukup untuk dapat  memahami,  bahawa Tuhan  menciptakan  segalanya,  bahawa  Ia  Maha Kuasa. Setelah dengan ketentuan Tuhan Musa disuruh keluar meninggalkan Mesir, sebelum  kerasulannya  itu  ia  pergi dari sana dengan membawa perasaan takut. Ketika sampai pada sebuah mata air di  Madyan, ia  kahwin  dengan  seorang  wanita  penduduk kota itu. Setelah Tuhan  memberi  izin  ia  kembali,  ...  terdengar  ada  suara memanggilnya dari balik lembah sebelah kanan, pada tempat yang telah diberi berkah dari batang pohon itu:

"Hai Musa! Aku ini Allah,  Tuhan  semesta  alam.  Lemparkanlah tongkatmu!,  Setelah  dilihatnya  tongkat  itu  bergerak-gerak seperti ular, ia lari ke belakang  tidak  menoleh  lagi.  'Hai Musa!   Kembalilah,   jangan   takut!  Engkau  sudah  mendapat lindungan keamanan. Masukkanlah tanganmu ke dalam saku  bajumu, nescaya  akan  keluar  dalam  keadaan  putih  tanpa  cacat dan dekapkan tanganmu ke badanmu jika engkau merasa takut'. Inilah dua   mukjizat   dari   Tuhan   ditujukan   kepada  Firaun  dan pembesar-pembesarnya;  sebab  mereka  itu   orang-orang   yang jahat."
(Al Quran, 28: 30 - 32)

Sungguhpun  begitu  tukang-tukang  sihir Firaun itu tidak juga percaya kepada ajakan Musa. Ketika kemudian  apa  yang  mereka kerjakan   itu  disergap  oleh  tongkat  Musa,  ketika  itulah tukang-tukang sihir itu menyerah sujud, lalu  mereka  berkata: Kami  beriman  kepada  Tuhannya  Harun as  dan  Musa as.  Sungguhpun demikian orang-orang Israil masih juga  dalam  keadaan  sesat, sampai-sampai  mereka  berkata kepada Musa as: "Perlihatkan Allah itu terang-terang kepada kami." Setelah  Musa as  wafat,  kembali mereka menyembah anak sapi. Kemudian sesudah Musa as, datang lagi nabi-nabi yang lain kepada mereka, diajaknya mereka  menyembah Allah swt.    Tetapi    nabi-nabi   itu   malah   dibunuh   dengan sewenang-wenang.  Setelah  kemudian  mereka  kembali   teringat kepada  Tuhan, mereka menanti-nantikan kedatangan seorang nabi lagi yang akan  dapat  mengembalikan  kerajaan  mereka  dengan memerintah dunia untuk selama-lamanya.

Peristiwa ini berlangsung dalam sejarah belum begitu lama dari kita. Tidak lebih dari 25 abad yang lalu. Dalam pada itu jelas sekali   ini   membuktikan  adanya  dominasi  perasaan  di atas pengertian rohani.  Sesudah  lampau  lima-enam  abad  kemudian datang  pula  Isa as  mengajak masyarakatnya itu menyembah Tuhan, diperkuat dengan Ruh Kudus dari Tuhan. Oleh kerana  Isa as  orang Yahudi,  ketika  begitu  pertama  kali  berita tentang dia itu sampai kepada pihak Yahudi mereka  menduga  bahawa  dia  inilah nabi  yang mereka nanti-nantikan (Messiah) untuk mengembalikan kerajaan yang hilang itu ke Tanah atau Negeri yang Dijanjikan. Mereka  rindu  sekali akan kerajaan semacam ini setelah begitu lama mereka  berada  di bawah  kekuasaan  dan  kekejaman  pihak Rumawi.  Akan  tetapi  mereka masih menunggu, ingin mengetahui keadaan yang sebenarnya tentang diri  Isa as.  Adakah  ia  bicara kepada  mereka  dengan  bahasa rasio semata-mata? Tidak, malah jalan mukjizat itulah yang ditempuhnya untuk meyakinkan mereka.

Kalau pun sumber Kristian itu benar. bahawa  ia  telah  mengubah air  menjadi  minuman  anggur  dalam suatu pesta perkahwinan di Kana, Galilea, itulah yang mula-mula menarik perhatian  orang. Sesudah  itu  lalu  mukjizat  roti  dan  ikan,  mukjizat-mukjizat menyembuhkan orang-orang sakit  dan  menghidupkan  orang-orang mati.  Itulah  yang  membuat dia tidak ragu-ragu lagi mengajar orang melalui jalan hati dan perasaan tanpa memberikan  tempat yang  terutama  kepada rasio dan logik dalam ajaran-ajarannya itu. Tetapi bidang ini memang diberikan  lebih  luas  daripada yang  pernah  diberikan  oleh  rasul-rasul  sebelumnya.  Dalam ajaran-ajarannya itu dorongan  perasaan  kepada  kasih-sayang, pengampunan  dosa dan cinta-kasih bercampur-baur dengan ajaran rasional  yang  tidak  dilandasi  oleh  dalil  logik  tentang Kerajaan  Tuhan.  Apabila ada rasa syak yang menyusup ke dalam hati orang mengenai ajaran  rasional  ini  maka  Tuhan  segera memberikan  mukjizat  baru  yang akan membuat orang lebih dapat menerima dan percaya kepada  Al masih.  Dengan  mukjizat-mukjizat
yang  telah  dapat menyembuhkan penyakit kusta, orang buta dan menghidupkan   orang   mati,   sudah   begitu   jauh   membuat pengikut-pengikutnya   percaya,  sehingga  sebahagian  ada  yang mengira dia adalah Tuhan yang  menjelma  di  atas  bumi  untuk menebus  dosa  umat manusia. Ini bukti yang jelas sekali bahawa kemampuan rasio sampai pada waktu  itu  belum  begitu  matang, yang  akan  membuat orang dengan itu saja sudah dapat memahami hakikat tertinggi tentang erti Al-Khalik dan  bahawa  Dia  Maha Esa, Tempat segalanya bergantung, tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tiada suatu apapun yang menyerupaiNya.

Pada zaman  Musa as  dan  Isa as  itu  keadaan  ilmu,  filsafat  dan perundang-undangan  di  Mesir  zaman  Firaun  sudah  pindah ke Yunani dan Rumawi, dan dengan segala pengaruhnya  sudah  dapat menguasai  cara  berfikir  bangsa-bangsa  itu  terutama  dalam bidang filsafat dan peradaban Yunani. Kesedaran berfikir logik sudah  mulai menggugah orang bahawa hal-hal yang tak masuk akal dengan sendirinya secara logik tak dapat  dijadikan  pegangan, kerana  pengaruh  itu  pula  filsafat  Yunani yang bertetangga dengan agama Kristian di Mesir, Palestin dan Syam telah  dapat menimbulkan bermacam-macam mazhab Kristian - seperti sudah kita sebutkan dalam  buku  ini.  Dalam  undang-undang  Tuhan  sudah menentukan  bahawa  akal  fikiran  adalah  mahkota  hidup  umat manusia, dengan  syarat  bahawa  fikiran  demikian  itu  jangan sampai  kering  tanpa  perasaan  dan jiwa. Bahkan hendaknya ia dapat menjadi pikiran yang berimbang, dapat mengimbangi  akal, perasaan  dan jiwa, sehingga dapat ia memahami rahsia-rahsia alam ini sejauh mungkin. Demikian juga Tuhan telah  menentukan pula  kedatangan seorang nabi yang akan membawa Islam ke dalam alam ini dengan mengajarkan kebenaran  menurut  hukum  logik, dilandasi  oleh  perasaan  dan  jiwa,  dan  yang  akan menjadi mukjizat  logik  ini  ialah  Kitab  Suci  Al Quran  yang   telah diwahyukan oleh Allah swt kepada Nabi. Dengan demikian Tuhan telah menyempurnakan agama  ini  dan  memberikan  nikmat  secukupnya kepada  umat  manusia.  Ia  telah  menjadi mahkota dan penutup semua ajaran Ilahi.

Tetapi semua itu terjadi baru setelah adanya  perjuangan  yang begitu  berat  terus-menerus,  yang juga pernah dilakukan oleh para nabi dan para rasul, yang membawa  umat  manusia  ke dalam evolusi  rohani  sehingga akhirnya ajaran Islam dapat mencapai kemurnian  tauhid  serta  keimanan  kepada  Tuhan  Yang   Maha Tunggal.

Untuk  melengkapi  akidah ini maka keimanan itu harus meliputi beberapa kewajipan  seperti  yang  sudah  kita  sebutkan  pada pembahasan  pertama  dalam penutup buku ini. Supaya orang yang beriman  dapat  mencapai  puncak  akidahnya  maka   ia   harus
sungguh-sungguh  dapat  memahami  hukum  Tuhan  dalam alam ini dengan cara terus-menerus sampai pada waktu Tuhan  menciptakan bumi  dengan  segala isinya ini. Dan inilah yang sudah dimulai oleh orang-orang Islam  pada  permulaan  sejarahnya  dan  pada zaman berikutnya, hingga tiba masanya zaman itu beredar lagi.

Alasan-alasan  yang saya kemukakan ini dengan sendirinya sudah membantah  apa  yang  ditafsirkan  oleh  orientalis-orientalis tentang  jabariah  Islam serta tafsiran mereka tentang takdir, nasib dan umur seperti  yang  terdapat  dalam  al Quran.  Dengan tidak  usah diragukan lagi argumen ini sudah dapat memperkuat, bahawa Islam  agama  usaha,  agama  perjuangan  dalam  pelbagai lapangan  hidup, rohani dan ilmu, agama dan dunia. Dalam hokum alam  ini  Tuhan  sudah  menentukan  bahawa  manusia   mendapat ganjaran  sesuai  dengan  perbuatannya, dan bahawa Tuhan tidak akan merugikan  siapa pun,  tapi  manusia  itu   sendirilah   yang merugikan  dirinya.  Mereka  merugikan  diri  sendiri bila mana mereka menduga bahawa mereka sudah mendapat kasih  Tuhan  hanya dengan  berpeluk  lutut  dan  menyerah  begitu  saja atas nama tawakal kepada Allah swt.

Kendatipun argumen-argumen ini sudah cukup kuat sesuai  dengan maksud   yang   saya  kemukakan  itu,  namun  saya  tak  dapat mengabaikan argumen terakhir yang saya  pandang  sangat  tepat dan  kuat sekali, yakni argumen yang dapat diambil dari firman Tuhan:

"Harta dan anak-anak keturunan adalah hiasan kehidupan  dunia, tetapi  perbuatan  baik  yang kekal lebih baik pahalanya dalam pandangan Tuhan serta harapan yang lebih baik pula." 
(Al Quran,18: 46)

Rujukan:
http://media.isnet.org/islam/Haekal/Muhammad/Orientalisme4.html#724

Tiada ulasan:

Catat Ulasan