Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Khamis, 3 Oktober 2013

L 110 ; Surah 92 : AL LAIL (MALAM)


Dengan nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Mengasihani


Surah ini terdiri atas 21 ayat, termasuk golongan surah-surah Makkiyah, diturunkan sesudah surah Al A'laa. Surah ini dinamai Al Lail (malam), diambil dari perkataan Al Lail yang terdapat pada ayat pertama surah ini.

Pokok-pokok isinya:

Usaha manusia itu berlainan, kerana itu balasannya berlainan pula; orang yang suka berderma, bertakwa dan membenarkan adanya pahala yang baik dimudahkan Allah swt baginya melakukan kebaikan yang membawa kepada kebahagiaan di akhirat, tetapi orang yang dimudahkan Allah swt baginya melakukan kejahatan-kejahatan yang membawa kepada kesengsaraan di akhirat, harta benda tidak akan akan memberi manfaat kepadanya; orang yang bakhil merasa dirinya cukup dan mendustakan adanya pahala yang baik.

USAHA MANUSIA ADALAH BERMACAM-MACAM, YANG TERPENTING IALAH MENCARI KEREDHAAN ALLAH.

1. Demi malam apabila menutupi (cahaya siang)
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahawa seorang pemilik pohon kurma mempunyai pohon yang mayangnya menjulur ke rumah tetangganya seorang fakir yang banyak anaknya. Tiap kali pemilik kurma itu memetik buahnya ia memetiknya dari rumah tetangganya, dan apabila ada kurma jatuh dan dipungut oleh anak-anak itu, ia segera turun dan merampasnya dari tangan anak-anak itu, bahkan yang sudah masuk ke mulut anak-anak itupun dipaksa dikeluarkannya.

Orang fakir itu mengadukan hal itu kepada Nabi saw. dan beliau berjanji akan menyelesaikannya. Kemudian Rasulullah saw. bertemu dengan pemilik kurma itu dan bersabda: "Berikanlah kepadaku pohon kurma yang mayangnya menjulur ke rumah si Anu, dan bahagianmu sebagai gantinya pohon kurma di syurga." Pemilik pohon kurma itu berkata: "Hanya sekian tawaran tuan?" Aku mempunyai banyak pohon kurma dan pohon kurma yang diminta itu paling baik buahnya." Pemilik pohon kurma itu pergi. Pembicaraan dengan Nabi saw. itu terdengar oleh seorang Dermawan yang langsung menghadap kepada Rasulullah saw. dan berkata: "Apakah tawaran tuan itu berlaku juga bagiku, jika pohon kurma itu telah menjadai milikku?" Rasulullah menjawab: "Ya." Maka pergilah orang itu menemui pemilik pohon kurma itu. Pemilik pohon kurma itu berkata: "Apakah engkau tahu bahawa Muhammad saw. menjanjikan pohon kurma di syurga sebagai ganti pohon kurma yang mayangnya menjulur ke rumah tetanggaku? Dan bahawa aku telah mencatat tawarannya, akan tetapi buahnya sangat mengagumkan, padahal aku banyak mempunyai pohon kurma, dan tidak ada satupun pohon yang selebat itu." Maka berkata orang dermawan itu: "Apakah kau mahu menjualnya." Ia menjawab: "Tidak, kecuali apabila ada orang yang sanggup memenuhi keinginanku, akan tetapi pasti tidak akan ada yang sanggup." Dermawan itu berkata lagi: "Berapa yang engkau inginkan?" Ia berkata: "Aku inginkan empat puluh pohon kurma." Iapun terdiam kemudian berkata lagi: "Engkau minta yang bukan-bukan, baik aku berikan empat puluh pohon kurma kepadamu, dan aku minta saksi jika engkau benar mahu menukarnya." Ia memanggil sahabat-sahabatnya untuk menyaksikan penukaran itu.

Dermawan itupun menghadap kepada Rasulullah saw. dan berkata: "Ya Rasulullah! Pohon kurma itu telah menjadi milikku dan akan aku serahkan kepada tuan." Maka berangkatlah Rasulullah saw. kepada pemilik yang fakir itu dan bersabda: "Ambillah pohon kurma ini untukmu dan keluargamu." Maka turunlah ayat ini (S.92:1-akhir surat) yang membezakan kedudukan dan akibat orang yang bakhil dengan orang dermawan.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Hatim dan yang lainnya dari al-Hakam bin Abban dari Ikrimah yang bersumber dari Ibnu Abbas.)

2. dan siang apabila terang benderang,

3. dan penciptaan lelaki dan perempuan,

4. sesungguhnya usaha kamu memang berbeza-beza.

5. Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa,

6. dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga),

7. maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.

8. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup[1580],
[1580]. Yang dimaksud dengan merasa dirinya cukup ialah tidak memerlukan lagi pertolongan Allah dan tidak bertakwa kepada-Nya.

9. serta mendustakan pahala terbaik,

10. maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.

11. Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa.

12. Sesungguhnya kewajipan Kamilah memberi petunjuk,

13. dan sesungguhnya kepunyaan Kamilah akhirat dan dunia.

14. Maka, kami memperingatkan kamu dengan neraka yang menyala-nyala.

15. Tidak ada yang masuk ke dalamnya kecuali orang yang paling celaka,

16. yang mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari iman).

17. Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu,
Dalam riwayat lain dikemukakan bahawa Abu Bakar telah memerdekakan tujuh orang hamba yang disiksa oleh pemiliknya kerana hamba-hamba itu beriman kepada Allah. Ayat ini (S.92:17-21) turun berkenaan dengan peristiwa itu sebagai janji Allah kepada hamba-hamba-Nya yang dermawan menafkahkan hartanya di jalan Allah.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Urwah.)

18. yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya,

19. padahal tidak ada seseorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya,
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa ayat ini (S.92:19-21) turun berkenaan dengan kedermawanan Abu bakar.
(Diriwayatkan oleh al-Bazzar yang bersumber dari Ibnuz-Zubair.)

 

20. tetapi (dia memberikan itu semata-mata) kerana mencari keredhaan Tuhannya yang Maha Tinggi.

 

21. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan.

 

Surah Al Lail menerangkan bahawa amalan-amalan yang dikerjakan dengan tulus ikhlas semata-mata mencari keredhaan Allah itulah yang membawa kebahagiaan di akhirat kelak.


HUBUNGAN SURAH AL LAIL DENGAN SURAH ADH DHUHAA


Pada surah Al Lail diterangkan bahawa orang yang takwa akan dimudahkan Allah swt mengerjakan perbuatan takwa sehingga memperoleh kebahagiaan. Sedang pada surah Adh Dhuhaa diterangkan bahawa keberuntungan di akhirat lebih baik dari keberuntungan di dunia.



Tiada ulasan:

Catat Ulasan