Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Ahad, 29 Julai 2012

D 52 Antara Rezeki Dan Ajal

Segala puji hanya bagi Allah swt, selawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah, dan aku bersaksi bahawa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagiNya dan aku bersaksi bahawa Muhammad saw adalah hamba dan utusanNya.. Amma Ba’du.

Dari Abdullah bin Mas’ud ra berkata, Rasulullah saw memberitahukan kepada kita dan beliau adalah orang yang jujur lagi terpercaya:

Sesungguhnya salah seorang di antara kalian dikumpulkan penciptaannya di dalam perut ibunya selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi segumpal darah seperti itu, kemudian menjadi segumpal daging dalam masa seperti itu kemudian diutus kepadanya malaikat lalu dia meniupkan roh padanya dan diperintahkan baginya untuk menulis empat perkara: Diperintahkan baginya untuk menulis rezekinya, ajal dan amalnya serta apakah dia bahagia atau sengsara.

Di dalam hadits ini disebutkan empat perkara ghaib yang wajib diimani, diyakini dengan keyakinan yang kuat dan dibenarkan, dan penjelasanku pada tulisan ini terbatas pada dua bagian saja, iaitu:  masalah ajal dan rezeki.

Nash-nash di dalam Al-Quran dan Sunnah menjelaskan bahawa Allah swt telah menetapkan masalah ajal dan rezeki, dia tidak akan bertambah disebabkan oleh perhatian orang yang bersungguh-sungguh padanya dan tidak pula akan terhalang oleh orang yang benci.

Dari Abdullah bin Amru Bin Ash bahawa Nabi saw bersabda: Allah telah menetapkan takdir setiap makhluk pada masa lima puluh ribu tahun sebelum Dia menciptakan seluruh langit dan bumi, dan ArsyNya di atas air”.

Dan Allah swt telah menegaskan tentang hakikat ini pada beberapa ayat di dalam Al-Quran. Allah swt berfirman:

وَمَا كَانَ لِنَفْسٍ أَنْ تَمُوتَ إِلاَّ بِإِذْنِ الله كِتَابًا مُّؤَجَّلاً وَمَن يُرِدْ ثَوَابَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَن يُرِدْ ثَوَابَ الآخِرَةِ نُؤْتِهِ مِنْهَا وَسَنَجْزِي الشَّاكِرِينَ

Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barangsiapa menghendaki pahala dunia, nescaya Kami berikan kepadanya pahala dunia itu, dan barangsiapa menghendaki pahala akhirat, Kami berikan (pula) kepadanya pahala akhirat. Dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.
QS. Ali Imran: 145


وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَاء أَجَلُهُمْ لاَ يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلاَ يَسْتَقْدِمُونَ

Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya. Maksudnya: tiap-tiap bangsa mempunyai batas waktu kejayaan atau keruntuhan.
QS. Al-A’raf: 34

Sebagian orang-orang munafik menyangka bahawa jika mereka tidak ikut serta berjihad di jalan Allah swt dan pengecut dalam menghadapi musuh akan menjadi penghalang antara dirinya dengan kematian, maka Allah swt membantah prasangka tersebut dengan firmanNya:

ثُمَّ يَقُولُونَ هَل لَّنَا مِنَ الأَمْرِ مِن شَيْءٍ قُلْ إِنَّ الأَمْرَ كُلَّهُ لِلَّهِ يُخْفُونَ فِي أَنفُسِهِم مَّا لاَ يُبْدُونَ لَكَ يَقُولُونَ لَوْ كَانَ لَنَا مِنَ الأَمْرِ شَيْءٌ مَّا قُتِلْنَا هَاهُنَا قُل لَّوْ كُنتُمْ فِي بُيُوتِكُمْ لَبَرَزَ الَّذِينَ كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقَتْلُ إِلَى مَضَاجِعِهِمْ وَلِيَبْتَلِيَ اللّهُ مَا فِي صُدُورِكُمْ وَلِيُمَحَّصَ مَا فِي قُلُوبِكُمْ وَاللّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ

Mereka berkata: “Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?” Katakanlah: “Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah”. Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan kepadamu; mereka berkata: “Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, nescaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini”. Katakanlah: “Sekiranya kamu berada di rumahmu, nescaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu ke luar (juga) ke tempat mereka terbunuh”. Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati.
QS. Ali Imran: 154

Oleh kerana itulah, pada realitinya membuktikan bahawa orang-orang yang terbunuh kerana lari dari peperangan lebih banyak daripada orang-orang yang terbunuh kerana berani menghadapi peperangan. Seorang penyair berkata:

Aku mundur guna berlumba mencari hidup namun tidak ku dapatkan
Bagi diriku kehidupan seperti kehidupan maju menghadapi tentangan
Perkara rezeki sama seperti perkara ajal, rezeki apa yang dituliskan bagi seseorang akan pasti didapatkannya. Allah swt berfirman:

وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِي الأَرْضِ إِلاَّ عَلَى اللّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُّبِينٍ

Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Loh mahfuz). 
QS. Hud: 6


Allah swt berfirman:
وَفِي السَّمَاء رِزْقُكُمْ وَمَا تُوعَدُونَ  فَوَرَبِّ السَّمَاء وَالْأَرْضِ إِنَّهُ لَحَقٌّ مِّثْلَ مَا أَنَّكُمْ تَنطِقُونَ

Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan terdapat (pula) apa yang dijanjikan kepadamu. Maka demi Tuhan langit dan bumi, sesungguhnya yang dijanjikanitu adalah benar-benar (akan terjadi) seperti perkataan yang kamu ucapkan.
QS. Al-Dzaryat: 22-23

Dari Abi Umamah ra bahawa Nabi saw bersabda:

Sesungguhnya roh kudus telah meniupkan di dalam jiwaku bahwa satu jiwa tidak akan mati sehingga dia mengambil rezekinya secara sempurna dan menyempurnakan ajal yang telah ditentukan baginya, takutlah kepada Allah swt, bertindak baiklah dalam meminta, dan janganlah keterlambatan datangnya rezeki mendorong sesorang untuk menuntutnya dengan cara bermaksiat, sesungguhnya apa yang ada di sisi Allah tidak akan didapatkan kecuali dengan ketaatan kepada Allah”.

Maka rezeki apa yang telah ditetapkan bagi seorang hamba pasti didapatkannya sebelum kematianya. Dari Jabir ra bahawa Nabi saw bersabda:

Seandainya manusia berlari menjauh dari rezekinya sama seperti dirinya menjauhi berlari menjauhi kematian maka dia pasti mendapatkan rezekinya sebgaimana ajal menjemputnya”.

Renungkanlah hadits ini, menjelaskan tentang adab berdoa di mana dia menegaskan tentang hakikat ini.

Dari Ummu Habibah ra berkata: Ya Allah berikanlah kenikmatan bagi dengan suamiku Rasulullah saw, dan dengan bapakku Abi Supyan, dan dengan saudaraku  Mu’awiyah. Maka Rasulullah saw bersabda kepadanya:

Sungguh dirimu telah meminta kepada Allah suatu ajal yang telah ditetapkan, jejak-jejak yang telah ditapaki dan rezeki yang telah dibagi-bagi, janganlah salah seorang di antara kalian tergesa-gesa denganya sebelum waktunya tiba, dan jangan pula berharap mengundurkannya setelah datang, dan seandainya engkau meminta kepada Allah agar terjaga dari api neraka dan azab kubur maka hal itu lebih baik”.

Dari penjelasan di atas mengetengahkan dua hal:

Pertama: Mengimani bahawa ajal dan rezeki telah terbagi dan diketahui, tidak akan didapatkan kerana usaha orang yang bersungguh-sungguh dan tidak menahannya kebencian orang yang benci.

Kedua: Hal ini bukan bererti meninggalkan segala sebab-sebab yang telah disyariatkan oleh Allah swt. Allah swt berfirman:

وَأَنفِقُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ وَلاَ تُلْقُواْ بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ وَأَحْسِنُوَاْ إِنَّ اللّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.
QS. Al-baqarah: 195

Ketiga: Hadits Umamah di atas mengisyaratkan dua perkara:

a-Seorang hamba harus berusaha mencari rezeki yang halal, dan menjauhi hal yang haram dan usaha-usaha yang mengarah kepadanya.

b-Tidak menuntut rezekinya dengan motifasi tamak dan rakus, hendaklah dia menyedari hadits Rasulullah saw: Barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai tujuannya maka Allah swt akan memberikan kekayaan di dalam hatinya, dan Allah swt akan memberikan kekuatan untuknya dan dunia akan mendatanginya sekalipun dengan terpaksa, dan barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai cita-citanya, maka Allah swt akan menjadikan kemiskinannya di antara kedua matanya dan akan mencerai-beraikan kekuatannya, serta dunia tidak datang kepadanya kecuali apa yang telah ditetapkan baginya”.

 Keempat: Sebab-sebab yang bisa mendatangkan rezeki dan menolak hal-hal yang dibenci sangat banyak, dan sebagaiannya dijelaskan di dalam pembahasan ini.

A-Bertawakkal kepada Allah swt. Dari Umar Ibnul khattab ra bahawa Nabi saw bersabda: Seandainya kalian bertawakal kepada Allah swt dengan sebenar-benar tawakal maka dia pasti memberikan rezeki kepada kalian sama Dia telah memberi rezeki kepada seekor burung yang pergi pada waktu pagi dengan perut yang kosong dan pulang waktu petangnya dengan perut yang kenyang”.

B-Istiqomah di dalam sayri’at Allah Azza Wa Jalla. Allah swt berfirman:

وَأَلَّوِ اسْتَقَامُوا عَلَى الطَّرِيقَةِ لَأَسْقَيْنَاهُم مَّاء غَدَقًا

Dan bahwasanya: jika mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak”.
QS. Al-Jin: 16

Allah swt berfirman:
وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا  وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

Barang siapa yang bertakwa kepada Allah nescaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. (3) Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.
QS. Al-Thalaq: 2-3.

Allah swt berfirman:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُواْ وَاتَّقَواْ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاء وَالأَرْضِ

Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi,
QS. Al-A’raf: 96

C-Selalu beristigfar dan bertaubat. Allah swt berfirman:

فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا يُرْسِلِ السَّمَاء عَلَيْكُم مِّدْرَارًا وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَارًا

Maka aku katakan kepada mereka: “Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, (11) nescaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, (12)dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.
QS. Nuh: 10-11

D- Bersilaturrahmi. Dari Anas bin Malik ra bahawa Nabi saw bersabda: Barangsiapa yang suka untuk diluaskan dalam rezekinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah dia  menyambung silaturrahmi”.

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, semoga selawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad dan kepada keluarga, sahabat serta seluruh pengikut beliau.


Tiada ulasan:

Catat Ulasan