Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Sabtu, 29 Jun 2013

Bab 259 Celanya Orang Yang Bermuka Dua, Kemunafikan

Allah Taala berfirman:

Yang Bermaksud : "Mereka dapat bersembunyi dari manusia, tetapi tidak dapat bersembunyi dari Allah. Allah adalah bersama mereka itu pada malam hari, ketika mereka mengucapkan perkataan yang tidak disukai oleh Allah dan Allah adalah Maha Mengetahui apa-apa yang mereka kerjakan," sampai dua ayat yang berikutnya.
(an-Nisa': 108-109)

1537. Daripada Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:

Yang Bermaksud : "Engkau semua menemukan para manusia itu adalah sebagai logam, mana yang pilihan di antara mereka di zaman Jahiliah, maka mereka itu pulalah yang merupakan pilihan di zaman Islam, jikalau mereka pandai dalam agama. Engkau semua menemukan sebaik-baik para manusia dalam hal ini *yakni mengenai pemerintahan dan kekhalifahan ialah yang paling tidak suka untuk menjabatnya. Engkau semua akan menemukan seburuk-buruk para manusia ialah orang yang bermuka dua(munafik), ia datang di golongan orang-orang yang sini dengan muka yang satunya dan datang kepada golongan orang-orang yang sana dengan muka yang lainnya."
(Muttafaq 'alaih)

* Al-Qadhi berkata: "Hal yang dimaksudkan di sini dapat diihtimalkan, maknanya ialah urusan Agama Islam, sebagaimana halnya Umar bin al-Khaththab r.a. dan Iain-Iain yang seumpama dengannya. Mula-mula ia sangat membenci Islam dengan kebencian yang amat sangat, tetapi setelah masuk Islam ia berikhlas hati dan rnencintainya secara luar biasa dan berjihad untuknya dengan jihad yang sebenar-benarnya. Tetapi dapat diihtimalkan pula bahawa maksudnya ialah urusan pemerintahan dan kekuasaan negara, sebab jikalau seseorang diberi kekuasaan itu tanpa ia memintanya, maka ia akan memperoleh pertolongan untuk itu yakni inayat dari Allah Taala". Intaha dari syarah Muslim.

1538. Daripada Muhammad bin Zaid bahawasanya ada beberapa orang berkata: kepada nenek lelakinya yakni Abdullah bin Umar radhiallahu 'anhuma: "Sesungguhnya kita semua masuk menghadap sultan-sultan kita, lalu kita berkata kepada mereka lain dengan yang kita bicarakan jikalau kita telah keluar dari sisi mereka itu." Abdullah bin Umar radhiallahu 'anhuma berkata: "Kita menganggap hal yang semacam itu sebagai suatu kemunafikan di zaman Rasulullah s.a.w. dulu."
(Riwayat Bukhari)
e'>(Muttafaq 'alaih).


Ini adalah lafaz dari salah satu riwayat Imam Bukhari.
Para ulama berkata bahawa maknanya:

Yang Bermaksud : "Tidaklah mereka itu disiksa kerana melakukan kesalahan yang besar," yakni bukan kesalahan besar menurut anggapan kedua orang tersebut. Ada yang mengatakan bahawa itu merupakan hal besar(berat) bagi itu meninggalkannya.

1535. Daripada Ibnu Mas'ud r.a. bahawasanya Nabi s.a.w. bersabda:

Yang Bermaksud : "Tahukah engkau semua, apakah kedustaan besar itu? Iaitu Namimah atau banyak bicara adu domba antara para manusia."
(Riwayat Muslim)


Al'adhha dengan fathahnya 'ain muhmalah dan sukunnya dhad mu'jamah dan dengan ha' menurut wazan Alwajhu. Ada yang mengatakan Al'idhatu dengan kasrahnya 'ain dan fathahnya dhad mu'jamah menurut wazan Al'idatu, ertinya ialah kedustaan serta kebohongan besar. Menurut riwayat pertama, maka al'adhhu adalah mashdar, dikatakan: 'adhahahu 'adhhan ertinya melemparnya dengan kedustaan atau pengadu-dombaan.








Tiada ulasan:

Catat Ulasan