Allah Taala berfirman:
Yang Bermaksud : "Dan janganlah engkau turut apa
yang tidak engkau mengerti."
(al-lsra': 36)
Allah Taala juga berfirman:
Yang Bermaksud : "Tiadalah seseorang itu mengucapkan
sesuatu perkataan, melainkan di sisinya ada malaikat Raqib pencatat
kebaikan dan 'Atid pencatat keburukan."
(Qaf: 18)
1539. Daripada Ibnu Mas'ud r.a.,
katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
Yang Bermaksud : "Sesungguhnya kata benar itu
menunjukkan kepada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan itu menunjukkan kepada
syurga dan sesungguhnya seseorang itu nescayalah berkata benar, sehingga
dicatatlah ia di sisi Allah sebagai seorang yang ahli berkata benar. Dan
sesungguhnya kata dusta itu menunjukkan kepada kecurangan dan sesungguhnya
kecurangan itu menunjukkan kepada neraka dan sesungguhnya seseorang itu
nescayalah berkata dusta sehingga dicatatlah ia di sisi Allah sebagai seorang
yang ahli berkata dusta."
(Muttafaq 'alaih)
1540. Daripada Abdullah bin 'Amr bin
al-'Ash radhiallahu 'anhuma bahawasanya Nabi s.a.w. bersabda:
Yang Bermaksud : "Empat macam perkara, barangsiapa
dalam dirinya terdapat semua perkara itu, maka ia adalah seorang munafik murni
dan barangsiapa yang dalam dirinya terdapat salah satu daripada empat perkara
tadi, maka ia telah memiliki satu macam sifat dari kemunafikan, sehingga ia
meninggalkan sifat itu, iaitu: apabila ia dipercayai, ia berkhianat, apabila
berkata, ia berdusta, apabila berjanji, ia menyalahi janjinya dan apabila
bertengkar, jahat kelakuannya."
(Muttafaq 'alaih)
Uraian Hadis di atas sudah lampau
bersama Hadis Abu Hurairah r.a. yang seumpama dengan itu dalam bab Menetapi
perjanjian - lihat Hadis no. 187.
1541. Daripada Ibnu Abbas radhiallahu
'anhuma dari Nabi s.a.w. sabdanya:
Yang Bermaksud : "Barangsiapa yang mengaku aku
bermimpi melihat sesuatu yang sebenarnya tidak dilihatnya dalam impian, maka ia
akan dipaksa untuk mengikatkan dua biji syair, tetapi ia tidak kuasa untuk
melakukannya dan barangsiapa yang mencuri untuk mendengar pembicaraan sesuatu
kaum, sedangkan mereka benci kalau hal itu didengar olehnya, maka dituangkanlah
di kedua telinganya itu timah yang cair pada hari kiamat. Juga barangsiapa yang
menggambar sesuatu gambaran yang mempunyai ruh dan berbentuk jisim, maka ia
akan disiksa dan dipaksa untuk meniupkan ruh di dalam gambarannya itu,
sedangkan ia tidak kuasa meniupkan ruh di dalamnya."
(Riwayat Bukhari)
Tahallama iaitu berkata bahawasanya ia bermimpi dalam tidurnya dan
melihat demikian dan demikian, padahal sebenarnya ia berdusta yakni tidak
bermimpi sedemikian itu. Al-anuk dengan dibaca mad dan dhammahnya
nun ringannya kaf yakni tidak disyaddah ialah
timah yang dicairkan yakni panas sekali.
1542. Daripada Ibnu Umar radhiallahu
'anhuma, katanya: "Nabi s.a.w. bersabda:
Yang Bermaksud : "Sesangat-sangatnya dusta yang
diperbuat ialah apabila seseorang itu mengaku bahawa kedua matanya melihat
sesuatu dalam impian yang sebenarnya tidak dilihat atau diimpikan."
(Riwayat Bukhari)
Maknanya ialah bahawa ia mengatakan: "Saya bermimpi melihat
sesuatu," padahal tidak dilihatnya yakni tidak diimpikannya.
1543. Daripada Samurah bin Jundub r.a.
katanya: "Rasulullah s.a.w. itu sering benar bersabda kepada
sahabat-sahabatnya:
Yang Bermaksud : "Adakah seseorang di antara engkau
semua ini ada melihat sesuatu impian?" Kemudian kepada beliau
s.a.w. itu diceritakanlah sekehendak Allah perihal apa yang diceritakan itu
oleh sahabat-sahabatnya. Sesungguhnya beliau s.a.w. pernah bersabda pada suatu
pagi, demikian:
"Malam tadi saya
didatangi oleh dua orang pendatang. Kedua-duanya berkata kepada saya:
"Berangkatlah". Sayapun berangkatlah bersama dua orang itu. Kita lalu
datang kepada seorang lelaki yang sedang berbaring, tiba-tiba ada orang lain
yang sedang berdiri di atasnya dengan membawa sebuah batu besar.
Sekonyong-konyong orang yang berdiri itu menjatuhkan batu tersebut ke arah
kepala orang yang berbaring tadi, kemudian pecahlah kepalanya, sedang batu itu
terus menggelinding ke arah sana. Yang melempar itu mengikuti perginya batu
tersebut lalu mengambilnya. la tidak kembali kepada orang yang disiksanya itu,
sehingga orang ini sembuh kembali kepalanya sebagaimana keadaannya semula.
Orang yang berdiri itu lalu kembali mendekati orang yang berbaring dan
melakukan sebagaimana yang dilakukan dalam kali pertama tadi dan demikian
seterusnya iaitu dijatuhi batu, kepalanya pecah lalu sembuh dijatuhi batu lagi,
kepalanya pecah dan sembuh lagi dan selanjutnya."
Beliau s.a.w bersabda:
"Saya lalu bertanya kepada dua orang yang mengajak berangkat dulu:
"Subhanallah, siapakah ini?" Lalu keduanya berkata:
"Berangkatlah, berangkatlah!" Kitapun berangkatlah, sehingga
datanglah kita kepada seorang lelaki yang tidur terlentang pada tengkuknya,
tiba-tiba di situ ada pula orang yang berdiri di atasnya dengan membawa sebuah
alat pengait dari besi, sekonyong-konyong ia mendatangi orang yang terlentang
tadi menuju ke salah satu belahan mukanya, kemudian memotong-motong ujung mulutnya
sampai ke tengkuknya, juga dari lubang hidung ke tengkuknya serta dari mata ke
tengkuknya. Setelah itu ia berpindah kepada belahan mukanya yang lain, lalu
mengerjakan sebagaimana yang dikerjakan terhadap belahan muka yang satunya
tadi. Belum lagi ia selesai mengerjakan yang ini, sehingga belahan pertama itu
telah menjadi sembuh kembali sebagaimana dulunya, lalu diulangkanlah
mengerjakan terhadap belahan pertama tadi sebagaimana cara melakukan pekerjaan
yang mula-mula untuk pertama kalinya itu."
Beliau s.a.w. bersabda:
"Saya lalu bertanya: "Subhanallah, siapakah kedua orang ini?"
Kedua orang yang menyertai saya itu berkata: "Berangkatlah,
berangkatlah!" Kitapun berangkatlah, sehingga datanglah kita kepada sebuah
tempat semacam dapur besar." Orang yang meriwayatkan Hadis ini berkata:
"Saya mengira beliau s.a.w. juga menyebutkan: "Dalam dapur itu
terdengar teriakan yang bercampur-baur serta berbagai suara gemuruh." Kita
menjenguk di dalamnya, tiba-tiba yang ada di situ adalah orang-orang lelaki dan
orang-orang perempuan yang semuanya telanjang bulat. Mereka itu didatangi oleh
nyala api yang berasal dari bawah mereka, Jikalau nyala api itu menjiiat-jilat
tubuh mereka, maka merekapun gemuruhlah suaranya. Saya bertanya: "Siapakah
orang-orang itu?" Kedua kawan saya itu menjawab: "Berangkatlah,
berangkatlah!" Kitapun berangkatlah, sehingga kita datang di suatu
sungai." Orang yang meriwayatkan Hadis ini berkata: "Saya mengira
beliau s.a.w. juga mengucapkan: "Sungai itu merah warnanya bagaikan
darah." Tiba-tiba di sungai itu ada seorang yang berenang menuju tepinya,
sekonyong-konyong di tepi sungai tadi ada pula seorang lelaki lain yang telah
mengumpulkan batu-batu besar di sisinya. Orang yang berenang itu terus berenang
sekuat ia melakukannya, setelah hampir di tepinya, lalu datanglah orang yang
sudah mengumpulkan batu-batu tadi dan yang berenang itu membukakan mulutnya,
kemudian dilemparnya dengan batu oleh yang ada di tepi. Sekali lagi orang itu
berenang ke tengah terus kembali lagi dan setiap kembali, iapun membukakan
mulutnya lalu yang di tepi melemparkan batu tepat di mulutnya itu. Saya
bertanya kepada kedua kawan saya: "Siapakah kedua orang itu yakni yang
berenang dan yang melempari?" Keduanya berkata kepada saya:
"Berangkatlah, berangkatlah!" Kitapun berangkatlah sehingga datanglah
kita kepada seseorang yang buruk sekali rupa bentuk mukanya, atau ia adalah
seburuk-buruk orang lelaki yang pernah engkau lihat tentang rupa bentuk
mukanya. Di sisinya ada api dan ia menyalakan itu dan ia berjalan di sekelilingnya.
Saya bertanya lagi kepada kedua kawan saya: "Siapakah orang itu?"
Keduanya menjawab: "Berangkatlah, berangkatlah!" Kitapun
berangkatlah, sehingga datanglah kita di suatu taman yang rimbun tanamannya
lagi panjang-panjang, di dalamnya tampaklah penuh sinar cahaya musim bunga,
tiba-tiba di antara kedua sudut taman itu ada seorang lelaki yang tinggi
perawakannya, hampir-hampir saya tidak dapat melihat kepalanya kerana menjulang
tinggi sekali ke langit, sedang di sekitar orang tersebut ada beberapa anak dan
amat banyak sekali jumlahnya dan saya tidak pernah sama sekali melihat mereka
itu. Saya bertanya: "Siapakah orang ini dan siapa pula anak-anak
itu?" Kedua kawan saya menjawab: "Berangkatlah, berangkatlah!"
Kitapun berangkatlah sehingga datanglah kita di suatu pohon besar yang belum
pernah sama sekali saya melihat pohon yang lebih besar serta lebih indah
daripadanya. Kedua kawan saya itu berkata: "Naiklah di taman itu!"
Kitapun naiklah menuju ke suatu kota yang dibangun dengan bata-bata yang terbuat
dari emas dan bata-bata dari perak. Kita mendatangi pintu kota, lalu kita minta
supaya dibukakan, kemudian pintupun dibukalah untuk kita. Kita masuk di
dalamnya, lalu kita dijemput oleh beberapa orang lelaki yang sebahagian
muka-muka mereka itu bagus-bagus sebagaimana yang pernah engkau lihat, sedang
sebahagiannya Iagi buruk sebagaimana yang pernah engkau lihat. Kedua kawan saya
itu berkata kepada orang-orang tersebut: "Pergilah lalu terjunlah dalam
sungai itu. Tiba-tiba sungai itu adalah sungai yang melintang dan airnya
mengalir, seolah-olah airnya adalah susu kerana putihnya. Mereka lalu terjun di
dalamnya kemudian kembali ke tempat kita, sedang keburukan muka-mukanya sudah
lenyap semua dan mereka berganti memiliki bentuk muka yang sebagus-bagusnya.
Beliau s.a.w. bersabda;
kedua kawan berkata kepada saya: "Inilah yang disebut syurga 'Adn dan di
sana itu tempat kediaman Tuan." Penglihatan saya lalu naik ke atas, amat
tinggi sekali, sekonyong-konyong tampaklah sebuah istana bagaikan awan yang
putih sekali. Sekali Iagi keduanya berkata: "Nah, di sana itulah tempat
tinggal Tuan." Saya berkata kepada keduanya: "Semoga Allah memberikan
keberkahan kepada anda berdua. Sekarang biarkanlah saya ke sana akan masuk ke
dalamnya." Keduanya berkata: "Adapun sekarang, maka jangan dulu,
tetapi Tuan akan memasukinya nanti."
Seterusnya saya berkata
kepada kedua kawan saya itu: "Sejak tadi malam saya telah melihat berbagai
keajaiban, maka apakah sebenarnya yang saya lihat itu?" Keduanya berkata
kepada saya: "Kini saya akan memberitahukan kepada Tuan. Adapun orang
pertama yang Tuan datangi, ia dipecah kepalanya dengan batu, maka sesungguhnya
itulah orang yang mengambil al-Quran lalu menyisihkannya yakni menolaknya
sesudah mengerti isi dan maknanya, juga itulah orang yang tidur yakni
lalai dari melakukan solat-solat yang diwajibkan. Adapun orang yang Tuan
datangi, ia sedang dipotong-potong ujung mulutnya sampai ke tengkuknya dan dari
lubang hidung sampai ke tengkuknya dan juga dari matanya sampai ketengkuknya
itu ialah orang-orang yang pergi dari rumahnya lalu membuat kata-kata dusta
dengan kedustaan yang sampai mencapai ke segala penjuru yakni berkata bohong.
Adapun orang-orang lelaki dan perempuan yang berada di dalam tempat
semacam bangunan dapur besar itu adalah para pezina lelaki dan wanita. Adapun
orang lelaki yang Tuan datangi sedang berenang dalam sungai dan dilempari batu
di mulutnya itu ialah pemakan riba. Adapun orang yang tampak buruk sekali
bentuk mukanya yang di sisinya ada api yang dinyalakan olehnya dan ia berjalan
di sekelilingnya itu ialah malaikat Khazin, iaitu penjaga neraka Jahanam.
Adapun orang yang tinggi perawakannya yang ada di dalam taman, maka ia adalah
Nabi Ibrahim a.s. sedang anak-anak yang di sekelilingnya itu ialah setiap anak
bayi yang mati atas kefitrahan."
Dalam riwayat al-Barqani disebutkan:
Yang Bermaksud : "Anak yang mati menetapi
kefitrahan."
Sampai di sini lalu
sebahagian kaum Muslimin ada yang berkata: "Dan anak-anaknya kaum
musyrikin bagaimanakah nasibnya, ya Rasulullah?" Beliau s.a.w. menjawab:
"Juga anak-anaknya kaum musyrikin termasuk di kalangan mereka itu."
Adapun orang yang
sebahagian mukanya bagus dan sebahagian Iagi buruk, maka mereka itu ialah
orang-orang yang mencampur-adukkan antara amal perbuatan yang soleh sedang yang
lainnya buruk, tetapi Allah telah memberikan pengampunan kepada mereka
itu."
(Riwayat Bukhari)
Dalam riwayat Imam Bukhari lainnya
disebutkan demikian:
Yang Bermaksud : "Tadi malam saya melihat dua orang
lelaki, lalu keduanya itu mengeluarkan saya dan mengajak pergi ke tanah yang
suci." Kemudian beliau s.a.w. menyebutkan Hadis di atas dan selanjutnya
bersabda: "Kita bertiga lalu pergi ke sebuah lubang sebagai bentuk dapur
besar, bahagian atasnya adalah sempit sedang bahagian bawahnya lebar sekali dan
di bawahnya itu ada api menyala. Jikalau api itu menjulang ke atas, maka
orang-orang yang ada di situ sama naik pula ke atas, sehingga hampir-hampir
mereka itu akan dapat keluar dari dalamnya, tetapi jikalau api itu padam, maka
merekapun kembali ke bawah lagi. Di situ terdapatlah orang-orang lelaki dan
perempuan yang semuanya telanjang bulat."
Dalam riwayat Hadis itu disebutkan pula:
Yang Bermaksud : "Sehingga datanglah kita ke suatu
sungai dari darah." Yang meriwayatkan tidak sangsi lagi dalam keadaan
sungai yang dikatakan dari darah itu. "Di situ ada seorang lelaki yang
berdiri di tengah sungai, sedang di tepi sungai ada pula seorang lelaki lain
dan di mukanya ada batu-batu. Orang yang di sungai itu hendak maju ke tepi,
tetapi apabila ia berkehendak keluar, lalu orang yang di tepi itu melemparnya
dengan batu, tepat mengenai mulutnya lalu mengembalikan ke tengah sungai
sebagaimana keadaannya semula. Jadi setiap kali ia akan keluar, setiap itu pula
yang di tepi melemparnya dengan batu mengenai mulutnya dan kembalilah ia ke
tengah lagi sebagai tadinya."
Dalam riwayat Hadis tadi juga disebutkan:
Yang Bermaksud : "Kedua kawan saya itu naik ke pohon
dengan membawa saya lalu keduanya memasukkan saya ke dalam sebuah rumah yang
saya sama sekali belum pernah melihat rumah yang seindah itu. Di dalamnya ada
beberapa orang tua dan para pemuda."
Dalamnya juga disebutkan:
Yang Bermaksud : "Adapun yang Tuan lihat
dipotong-potong tepi mulutnya itu, maka ia adalah seorang tukang dusta yang
berbicara dengan kedustaan lalu disiar-siarkanlah dustanya itu sampai mencapai
ke segenap penjuru alam. Maka diperlakukanlah orang tersebut sedemikian rupa
sampai pada hari kiamat."
Dalamnya disebutkan pula:
Yang Bermaksud : "Orang yang Tuan lihat dipecah
kepalanya itu ialah orang yang telah diajari al-Quran oleh Allah, lalu tidur
lalai untuk membacanya di waktu malam dan tidak pula mengerjakan isinya pada
siang harinya, maka itu diperlakukanlah orang itu sedemikian rupa sampai pada
hari kiamat. Adapun rumah pertama yang Tuan masuki itu ialah perumahan umumnya
kaum Muslimin. Adapun yang ini, ialah perumahan kaum syuhada yakni mati dalam
peperangan untuk membela agama Allah. Saya adalah Jibril dan ini adalah Mikail.
Maka angkatlah kepala Tuan sekarang." Saya Nabi s.a.w. mengangkat
kepala saya, tiba-tiba tampak di atas saya itu bagaikan awan. Keduanya berkata:
"Di sana itulah tempat kediaman Tuan." Saya berkata: "Kalau
begitu biarkanlah saya hendak memasuki rumah saya." Keduanya menjawab:
"Sesungguhnya saja masih ada usia Tuan yang tertinggal dan belum lagi Tuan
sempurnakan. Andaikata sudah Tuan sempurnakan, maka Tuan boleh mendatangi
tempat kediaman Tuan itu."
(Riwayat Bukhari)
Sabdanya: yuslaghu ra'suhu dengan menggunakan tsa' bertitik
tiga dan ghain mu'jamah, ertinya memecah dan
membelahnya." Yatadahdahu ertinya menggelinding. Alkallub dengan fathahnya kaf dan dhammahnya lam musyaddadah, adalah sudah
dimaklumi maknanya iaitu alat pengait. Yusyarsyiru, ertinya memotong-motong. Dhaudhau dengan dua dhad yang keduanya mu'jamah, ertinya
berteriak-teriak. Fa-yafgharu dengan fa' dan ghain mu'jamah, ertinya membukakan. Almar-aah dengan fathahnya mim, eartinya pandangan yakni
air muka. Yahusysyuha dengan fathahnya ya' dan dhammahnya ha' muhmalah serta syin mu'jamah, ertinya menyalahkan. Rawdhatun mu'tammah dengan dhammahnya mim, sukunnya 'ain, fathahnya ta' dan syaddahnya mim, ertinya ialah rimbun tanamannya
lagi panjang-panjang. Dawhah dengan fathahnya dal, sukunnya wawu dan dengan ha' muhmalah, ertinya ialah pohon
besar. Almahdhu dengan fathahnya mim, sukunnya ha' muhmalah dengan dhad mu'jamah, ertinya ialah susu. Fa-sama bashari ertinya melihat ke atas. Shu'udan dengan dhammahnya shad dan 'ain, ertinya tinggi-tinggi. Arrababah dengan fathahnya ra' dan dengan ba' bertitik satu yang didobbelkan,
ertinya ialah awan.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan