Dipanggilnya umi Fatma.
Isteri dari seorang buruh bangunan. Tinggal di rumah kontrakan yang ia sewa
500rb/bulan. Di belakang rumah kontrakannya ada tanah ukuran 4m2 = 2m×2m yang
ia tanami cabai, dan beberapa sayur-sayuran.
Tidak banyak yang tahu kalau
umi Fatma seorang hafidzah. Ia memiliki 5 orang anak dan sekarang sedang
mengandung anak yang ke-6. Sudah banyak bidan yang menyuruhnya STOP hamil,
gunakan kontrasepsi! Namun bagi umi Fatma anak adalah Rezeki, dan rezeki tidak
boleh dihentikan. Adalah kebanggaan, Allah SWT berkenan menganugerahi amanah
anak-anak yang banyak.
Di rumahnya tidak ada tv,
tidak ada kulkas dan tidak ada kipas angin. Saat saya mendatangi rumahnya,
banyaaaakkk makanan yang ia suguhkan. Dari kue kering, bolu (kue basah), sampai
bakso ikan pun keluar.
Anak-anaknyapun sihat-sihat.
Tidak ada tanda-tanda anak kurang gizi. Anak pertamanya berusia 16 tahun sudah
hafiz, Anak ke-2 usia 13 tahun hafal 15 juz, sedang dibimbing oleh kakaknya,
anak ke-3 usia 9 tahun hafal 5 juz, anak ke -4 & ke-5 kembar usia 7 tahun
sudah qatam Al-Quran.
WOW!!! Saya terperangah
mendengar ceritanya. Tidak ada suara tv dari rumah itu. Setiap hari sambil
menunggu azan terdengar lantunan ayat-ayat suci Al-Quran bersahut-sahutan.
"Alhamdulillah, Allah
SWT sangat sayang pada kami mba Iren. Abinya pulang kerja 1 minggu sekali, bawa
wang banyak 500rb. Kami tiap hari boleh makan seperti ini." Ujarnya sambil
tangannya menunjuk ke arah hidangan yang ia hidangkan untukku.
Lagi-lagi aku terperanjat!
500rb?! 1 minggu sekali?! Ertinya dalam 1 bulan kurang lebih penghasilannya 2 juta
rupiah. Itupun masih dikurangi bayar kontrakan perbulan. Dan ia bilang banyak?
Subhanallah....!!! Serasa ditampar wajahku.... maluuuu rasanya.
Aku tersenyum kecut,
tenggorakanku tercekat. Silakan berhitung dengan logiknya Robert.T.Kiyosaki
yang katanya pakar bisnes. Bolehkah ia menjelaskan ini semua dengan logiknya?
Sementara banyak di antara kita yang sering melontarkan kata-kata :
"500rb mah sekarang dapat
apa?!!!"
Allahu akbar....!!! Bagaimana
dg 2 juta/bulan mereka hidup berkecukupan?
"Abinya selalu puasa
sunah."
"Apa kuat umi? Kerjaan
abi kan berat?"
"Pekerjaan itu sudah abi
lakoni sejak kelas 4 SD. Puasa sunah pun sudah dilakukan sejak abi mulai
sekolah. Jadi udah biasa dan gak berat lagi mba Iren. Kami teman mengaji dari
kecil. Kami berdua lulusan SMP. Alhamdulillah lulus SD abi sudah hafiz. Saya
malah telat, lulus SMP baru hafizah."
"Umi, mohon maaf. Setiap
hari kalo umi belanja rata-rata habis berapa?" Kerana penasaran, akhirnya
kepoku keluar juga.
Umi Fatma tersenyum. Sebelum
akhirnya menjawab:
"Kalo dapat pertanyaan
ini saya bingung jawabnya mbak. Saya jarang belanja. Bahkan pernah 1 bulan
penuh saya gak belanja. Kerana tiap hari ada aja yang nganterin makanan, entah
itu makanan mentah atau makanan mateng. Seperti baso ikan ini, kemarin ada yang
ngasih ikan & telur. Kebetulan masih ada tepung, akhirnya saya buat bolu
dan baso. Masih boleh berbagi sama tetangga dan boleh untuk menjamu tamu. Saya
mah, dikasih kesempatan boleh berbagi sama tetangga dan menjamu tamu tiap hari,
udah bersyukur mbak."
Umi Fatma.... dirimu memang
bukan manusia kebanyakan. Dirimu bukan orang rata-rata. Perhatikan tutur kata
yang terucap dari bibirnya. Tidak ada 1pun pemberian Allah yang ia kecilkan.
Saat orang kebanyakan berkata:
"Yah walaupun hanya buruh bangunan dan tiap minggu cuma bawa wang 500rb,
saya sih udah bersyukur boleh makan tiap hari. Yang penting adaa aja buat jajan
anak-anak."
Perhatikan kata-kata yang
keluar dari wanita sholehah itu: "Suami saya buruh bangunan mbak.
Alhamdulillah tiap minggu abinya pulang bawa wang banyak 500rb. Saya sih
bersyukur banget mba kalo tiap hari dikasih kesempatan berbagi dengan tetangga
dan menjamu tamu."
Terlihatkah bezanya?
Rata-rata orang bersyukur "just lips service" tapi umi Fatma
bersyukur dengan kesungguhannya.
Salah satu keluarga sakinah,
yang Allah SWT perkenankan menempati salah satu sudut Syurga di dunia, yang
tidak akan nampak oleh mata-mata nanar penghamba riba dan para pemburu harta
dunia.
Regrann from Irene Radjiman's
Sumber: http://www.sudut-sudutsurga.com/2018/03/ummi-fatma.html?m=1
Tiada ulasan:
Catat Ulasan