Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Sabtu, 28 Disember 2019

U 49 : USTADZ ARIFIN ILHAM MENULIS PESAN SAAT DIRAWAT DI PENANG MALAYSIA

Berikut ini kalimat-kalimat pesan religius dari Ustaz Arifin Ilham di Facebook yang dibanjiri simpati, tangis dan doa.
Assalaamu‘alaikum wa rahmatullahi wa barkaatuhu.
Siapa aku? Ya, aku dari tiada, sekarang ada, itu juga hanya sebentar, kembali lagi tiada. Aku berasal dari ayah ibu, datuk nenek, terus ke atas hingga mendarat di datuk manusia, Nabi Adam dan Bunda Hawa. Ujung-ujungnya kita harus menyebut kita adalah bani Adam, keturunan Adam ‘alaihis salam.
Sementara bahan dasar moyang kita itu dari tanah, sekarang di atas tanah, semua yang kulihat dari tanah, tidak lama lagi aku pun masuk ke dalam tanah. Ya, aku yang selalu apik merawat tubuh ini, ternyata calon bangkai yang berkalang tanah.
Aku akan masuk ruang sunyi senyap berbantal tanah, kepala utara, kaki selatan miring ke kiblat. Belatung, cacing, bau busuk menyerengai dalam daging tulang yang selalu kurawat saat hidup. Harapan kita tentu Allah menjadikan kuburan kita, Taman SyurgaNya. Aamiin.
Astaghfirullah, inilah yang membuat aku terus-menerus memohon ampunanNya. Inilah yang membuatku semangat dalam beribadah, bernikmat dalam solat, bahagia berlama-lama sujud di penghujung malam, menangis, dan menyelimuti diri dengan rasa takut akan murka dan azabNya.
Allahu Akbar, inilah yang membuat gelora asa terpatri kuat dalam memburu redha dan SyurgaNya; inilah yang mendesakkan rasa rindu berjumpa denganNya. Inilah energi amal solehku, dakwahku.
Inilah yang menjadi asbab bersemangat dalam mencari rejeki yang halal, kuat bestari dalam beramal silaturahim, sayang pada keluarga, sayang pada semua apalagi pada yang papa lebih-lebih pada saudara-saudara yang tertindas.
Merenungi siapa aku, menjadikan diri ini disibukkan dengan perbaikan diri, dan sama sekali tidak tertarik mencari aib orang lain, aib diri saja seabrek abrek. Lunglai sudah jika teringat akan siapa diri ini. Tertatih jasad ini dalam mengimbangi gelora ruh dan hati yang terus berjibaku menujuNya.
Terluap "khouf" rasa takut hebat kepadaNya dan "rojaa" berharap sangat kepadaNya. Bergelayut sedih berbaur bahagia. Putaran waktu di dunia ini terlalu sebentar untuk mengumpulkan bekal hidup selama-lamanya. Sebentar, tetapi menentukan keadaan di Akhirat kelak. Dunia bukan untuk main-main apalagi maksiat. Umurku tidak sepanjang perjuanganku. Sementara dosaku banyak, ilmuku kurang, keadaan inilah membuat waktu hidup ini terasa semakin sebentar.
Duhai kalian, Abah yang telah berpulang, Mama, anak-anakku, isteri-isteriku, anak-anak yatimku, anak-anak santriku, keluargaku, guru-guruku, para sahabatku, jamaah zikir, juga kalian sahabat FBku, instgramku, saudara-sauadaraku di Palestin, Afghan, Irak, Suriah, Yaman, Mesir, Afrika Tengah, Ughur China, Khasmir, Rohingya, Patani, Moro dan seluruh umat, juga negeri Indonesia tercinta ini, telah masuk merenggut hati dan fikiranku.
Diri ini, demi Allah, sayang semua, cinta semua kerana Allah. Rasanya tidak disebut doa, kecuali kalian semua bahagian doaku. Aku ingin semua damai dalam naungan SyariatNya dan hidup bahagia dalam Sunnah NabiNya, sehingga negeri tercinta kita Indonesia hidup damai aman dalam penuh berkah Allah.
"Allahumma ya Allah ampunilah diri ini, dan semua kami. Selamatkanlah kami dari semua fitnah dunia dan kezaliman, dan terimalah mereka yang wafat sebagai syuhada disisiMu...
SubhanAllah air mata ini terus mengalir dalam oase hati ini kerana sayangnya abang pada antum semua kerana Allah.


Tiada ulasan:

Catat Ulasan