Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Rabu, 25 Julai 2012

C 55 Langkah Awal Mendekatkan Diri Kepada Allah Azzawajal

Orang yang cerdas dan berfikiran sihat adalah mereka yang mengelola (me-manage) amal-amalnya sehingga semua kegiatan mereka menjadi sempurna.

Langkah awal yang harus diperhatikan oleh seorang hamba dalam ber-suluk adalah menyucikan dan mendidik nafsu serta menyempurnakan akhlak. Bagi seorang sâlik usaha penyucian nafsu lebih utama dari pada memperbanyak ibadah sunnah, seperti solat sunnah, puasa sunnah dan sejenisnya. Kerana, seorang hamba tidak layak menghadap Allah SWT dengan hati dan nafsu yang kotor. Ia hanya akan melelahkan dirinya, sebab amal yang ia kerjakan mungkin justeru membawanya ke arah kemunduran.

Jika seseorang tidak menangani urusannya secara arif, maka dikhuatiri ia akan tersesat dan mengalami kemunduran. Kerana itu seseorang hendaknya selalu memelihara sir-nya (nurani) dan memanfaatkan waktu yang ia miliki. Jangan sekali-kali ia membiarkan hatinya kosong dari fikr (pemikiran) yang dapat melahirkan ilmu. Dan jangan sampai ia mengerjakan suatu perbuatan tanpa niat yang benar, kerana niat adalah ruh amal.

Jika hati seseorang tidak mampu mewadahi fikr (pemikiran) yang dapat melahirkan ilmu dan niat-niat soleh, maka ia seperti haiwan liar. Dalam keadaan demikian manusia akan terbiasa menghabiskan waktunya untuk melakukan perbuatan yang sia-sia dan bergaul dengan orang-orang bodoh. Ia akan melakukan berbagai perbuatan buruk dan tercela. Seorang yang berakal hendaknya sedar dan memelihara hatinya.

Ketahuilah, keadaan hati yang paling mulia adalah ketika ia selalu berhubungan dengan Allah SWT. Inilah landasan amal dan sumber perbuatan-perbuatan yang baik. Cara memakmurkan batin adalah dengan selalu menghubungkan sir (nurani) dengan Allah SWT, sedangkan cara merosaknya adalah dengan selalu melalaikanNya. Jika hati seseorang telah memiliki hubungan yang kuat dengan Allah SWT, ia dengan mudah dapat melakukan berbagai amal dan ketaatan yang boleh mendekatkannya kepada Allah swt.

Ketahuilah, bahawa hati itu bagaikan cermin, memantulkan bayangan dari semua yang ada di hadapannya. Kerana itu manusia harus menjaga hatinya, sebagaimana ia menjaga kedua bola matanya.

Orang yang mengkhususkan diri untuk beribadah kepada Allah swt hendaknya tidak bergaul dengan orang-orang yang jahat, bodoh dan suka berbuat tercela, sebab perilaku mereka akan mempengaruhi hati dan memadamkan cahaya bashirohnya.

Seorang pencari kebenaran hendaknya memperhatikan segala sesuatu yang dapat memperbaiki hatinya. Untuk memperbaiki hati diperlukan beberapa cara, di antaranya adalah dengan selalu mengolah fikr (pemikiran) untuk membuahkan hikmah dan asror, banyak berzikir dengan hati dan lisan, dan juga dengan menjaga penampilan lahiriah: pakaian, makanan, ucapan, serta semua perilaku lahiriah yang memberikan pengaruh nyata bagi hati. Seorang pencari kebenaran tidak sepantasnya mengabaikan hal ikhwal hatinya.


(Memahami Hawa Nafsu, Îdhôhu Asrôri ‘Ulûmil Muqorrobîn, Putera Riyadi)



Tiada ulasan:

Catat Ulasan