Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Sabtu, 30 Disember 2017

S 37 : ANCAMAN BAGI ORANG YANG MENYELISIHI SUNNAH

Firman ALLAH SUBHANAHU WA TAALA :

"Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintahNya, takut akan ditimpa fitnah atau azab yang pedih." 
(QS.An-Nuur:63)

Syufyan Ats-Tsauri berkata, "Yakni hati-hati mereka akan ditutupi oleh Allah 'Azza wa Jalla."
(Ad-Durrul Mantsur,6/232)

Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu menjelaskan, "Fitnah di sini ialah pembunuhan."

Atha' bin Rabbah Al-Khurasani, "Yakni kegoncangan dan kengerian."

Ja'far bin Muhammad Ash-Shadiq, "Yakni penguasa yang zalim."
(Adlwa'ul Bayan, 9/361)

Ibnu Katsir berkata, "Hati-hati mereka akan ditimpa fitnah, baik dalam bentuk kekufuran, kemunafikan, ataupun kebidaahan."
(Tafsir Ibnu Katsir, 3/373)

Dan masih banyak tafsir-tafsir dari para ulama ahli tafsir lainnya.
Ayat di atas merupakan ancaman keras dan peringatan hebat bagi orang-orang yang menentang perintah ALLAH SUBHANAHU WA TAALA dan RasulNya serta bagi orang-orang yang menyimpang dari sunnah Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam, manhaj nubuwah, dan syariatnya serta jalan yang telah digariskannya.

Orang-orang yang paling keras menentang ALLAH SUBHANAHU WA TAALA dan RasulNya serta menyimpang dari jalan yang lurus menuju jalan yang bengkok ke kanan dan ke kiri adalah AHLUL BIDAAH dan AHLU SYUBAHAT.

ALLAH SUBHANAHU WA TAALA berfirman yang bermaksud,

"Dan inilah jalanku yang lurus maka ikutilah ia. Dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan yang lain, kerana jalan-jalan itu akan mencerai-beraikan kamu dari jalanNya."
(QS.Al-An'am: 153)

Imam Asy-Syathibi menjelaskan, "Shirath al-mustaqim (jalan yang lurus) ialah jalan ALLAH SUBHANAHU WA TAALA yang didakwahkan oleh Rasulullah shallallaahu 'alahi wa sallam, iaitu sunnahnya. Sedangkan 'As-Subul adalah jalan-jalan ahlul ikhtilaf (para penyelisih) yang menyimpang dari shirath al-mustaqim. Mereka adalah ahlul bidaah."
(Al-I'tisham, I/56-57)

Mujahid bin Jabr Al-Makki radhiyallahu 'anhu menafsirkan as-subul dengan albida' (bidaah-bidaah) da sy-syubuhat (syubahat-syubahat).
(Jami'ul Bayan, 5/396, no.14168-14170).


(Disarikan dari Majalah Salafi edisi XIII/Sya'ban-Ramadhan?1417/1997, Ust. Muhammad Afifuddin As-Sidawy)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan