Banyak kaum
muslimin yang masih meremehkan masalah bidaah. Hal itu boleh jadi kerana minimanya
pengetahuan mereka tentang dalil-dalil syar’i. Padahal andaikan mereka
mengetahui betapa banyak hadits Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam yang
membicarakan dan mencela bidaah, mereka akan menyedari betapa Nabi
Shallallahu’alaihi Wasallam sangat sering membahasnya dan sangat mewanti-wanti
umat beliau agar tidak terjerumus pada bidaah.
Jadi, lisan
yang mencela bidaah dan mewanti-wanti umat dari bidaah adalah lisan Nabi
Shallallahu’alaihi Wasallam sendiri bukan lisan salafi yang sering dijuluki dan
dituduh wahabi, kerana katanya "selalu" menyesatkan dan mengkafirkan,
merasa paling benar, punya kavling syurga, nyinyir, pemecah belah umat dan
sebagainya.
Bagaimana
dengan Nabimu?
Hadits 1
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ أَحْدَثَ
فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa
membuat suatu perkara baru dalam urusan kami ini (urusan agama) yang tidak ada
asalnya, maka perkara tersebut tertolak.”
(HR. Bukhari
no. 2697 dan Muslim no. 1718)
Hadits 2
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَنْ عَمِلَ
عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa
melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut
tertolak.”
(HR. Muslim
no. 1718)
Hadits 3
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam setiap memulai khutbah biasanya beliau mengucapkan,
أَمَّا بَعْدُ
فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ
وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
“Amma ba’du.
Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk
adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Seburuk-buruk perkara
adalah (perkara agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama) yang
diada-adakan itu adalah bidaah, setiap bidaah adalah kesesatan.”
(HR. Muslim
no. 867)
Dalam riwayat An Nasa’i,
مَنْ يَهْدِ
اللَّهُ فَلا مُضِلَّ لَهُ ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلا هَادِيَ لَهُ ، إِنَّ أَصَدَقَ
الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ
مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ
“Barangsiapa
yang diberi petunjuk oleh Allah maka tidak ada yang boleh menyesatkannya. Dan
yang disesatkan oleh Allah tidak ada yang boleh memberi petunjuk padanya.
Sesungguhnya sebenar-benar perkataan adalah Kitabullah dan sebaik-baik petunjuk
adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Seburuk-buruk perkara
adalah (perkara agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama) yang
diada-adakan itu adalah bidaah, setiap bidaah adalah kesesatan dan setiap
kesesatan tempatnya di neraka.”
(HR. An
Nasa’i no. 1578, dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan An
Nasa’i)
Hadits 4
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أُوصِيكُمْ
بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ عَبْدًا حَبَشِيًّا فَإِنَّهُ
مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِى فَسَيَرَى اخْتِلاَفًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ
بِسُنَّتِى وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الْمَهْدِيِّينَ الرَّاشِدِينَ تَمَسَّكُوا
بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ
فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
“Aku
wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, tetap mendengar dan taat
kepada pemimpin walaupun yang memimpin kalian adalah seorang budak dari Habsyah
kerana barangsiapa di antara kalian yang hidup sepeninggalku nanti, dia akan
melihat perselisihan yang banyak. Maka wajib bagi kalian untuk berpegang pada
sunnahku dan sunnah Khulafa’ur Rasyidin yang mereka itu telah diberi petunjuk.
Berpegang teguhlah dengannya dan gigitlah ia dengan gigi geraham kalian.
Jauhilah dengan perkara (agama) yang diada-adakan kerana setiap perkara (agama)
yang diada-adakan adalah bidaah dan setiap bidaah adalah kesesatan.”
(HR. At
Tirmidzi no. 2676. ia berkata: “hadits ini hasan shahih”)
Hadits 5
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَ اللهَ
حَجَبَ التَّوْبَةَ عَنْ كُلِّ صَاحِبِ بِدْعَةٍ حَتَّى يَدَعْ بِدْعَتَهُ
“Sungguh
Allah menghalangi taubat dari setiap pelaku bidaah sampai ia meninggalkan bidaahnya.”
(HR. Ath
Thabrani dalam Al Ausath no.4334. Dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih At
Targhib wa At Tarhib no. 54)
Hadits 6
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
أَنَا
فَرَطُكُمْ عَلَى الْحَوْضِ ، لَيُرْفَعَنَّ إِلَىَّ رِجَالٌ مِنْكُمْ حَتَّى
إِذَا أَهْوَيْتُ لأُنَاوِلَهُمُ اخْتُلِجُوا دُونِى فَأَقُولُ أَىْ رَبِّ
أَصْحَابِى . يَقُولُ لاَ تَدْرِى مَا أَحْدَثُوا بَعْدَكَ
“Aku akan
mendahului kalian di al haudh (telaga). Lalu dinampakkan di hadapanku beberapa
orang di antara kalian. Ketika aku akan mengambilkan (minuman) untuk mereka
dari al haudh, mereka dijauhkan dariku. Aku lantas berkata, ‘Wahai Rabbku, ini
adalah umatku.’ Allah berfirman, ‘Engkau tidak tahu (bidaah) yang mereka
ada-adakan sepeninggalmu.”
(HR. Bukhari
no. 6576, 7049).
Dalam riwayat lain dikatakan,
إِنَّهُمْ
مِنِّى . فَيُقَالُ إِنَّكَ لاَ تَدْرِى مَا بَدَّلُوا بَعْدَكَ فَأَقُولُ سُحْقًا
سُحْقًا لِمَنْ بَدَّلَ بَعْدِى
“(Wahai
Rabb), sungguh mereka bahagian dari pengikutku. Lalu Allah berfirman, ‘Sungguh
engkau tidak tahu bahawa sepeninggalmu mereka telah mengganti ajaranmu.”
Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Celaka, celaka
bagi orang yang telah mengganti ajaranku sesudahku.”
(HR. Bukhari
no. 7050)
Al’Aini
ketika menjelaskan hadits ini beliau berkata: “Hadits-hadits yang menjelaskan
orang-orang yang demikian iaitu yang dikenal oleh Nabi sebagai umatnya namun
ada penghalang antara mereka dan Nabi, disebabkan yang mereka ada-adakan
setelah Nabi wafat. Ini menunjukkan setiap orang mengada-adakan suatu perkara
dalam agama yang tidak diredai ALLAH SUBHANAHU WA
TAALA itu tidak termasuk jama’ah kaum muslimin. Seluruh
ahlul bidaah itu adalah orang-orang yang gemar mengganti (ajaran agama) dan
mengada-ada, juga orang-orang zalim dan ahli maksiat, mereka bertentangan
dengan al haq. Orang-orang yang melakukan itu semua iaitu mengganti (ajaran
agama) dan mengada-ada apa yang tidak ada ajarannya dalam Islam termasuk dalam
bahasan hadits ini.”
(Umdatul
Qari, 6/10)
Hadits 7
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
انَّهُ
سَيَلِي أَمْرَكُمْ مِنْ بَعْدِي رِجَالٌ يُطْفِئُونَ السُّنَّةَ ، وَيُحْدِثُونَ
بِدْعَةً ، وَيُؤَخِّرُونَ الصَّلَاةَ عَنْ مَوَاقِيتِهَا ” ، قَالَ ابْنُ
مَسْعُودٍ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، كَيْفَ بِي إِذَا أَدْرَكْتُهُمْ ؟ قَالَ : ”
لَيْسَ يَا ابْنَ أُمِّ عَبْدٍ طَاعَةٌ لِمَنْ عَصَى اللَّهَ ” ، قَالَهَا ثَلَاثَ
مَرَّاتٍ
“Sungguh di antara
perkara yang akan datang pada kalian sepeninggalku nanti, iaitu akan ada orang
(pemimpin) yang mematikan sunnah dan membuat bidaah. Mereka juga mengakhirkan solat
dari waktu sebenarnya. Ibnu Mas’ud lalu bertanya: ‘Apa yang mesti kami perbuat
jika kami menemui mereka?’ Nabi bersabda: ‘Wahai anak Adam, tidak ada ketaatan
pada orang yang bermaksiat pada Allah.” Beliau mengatakannya 3 kali.”
(HR. Ahmad
no.3659, Ibnu Majah no.2860. Dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ahadits
Shahihah, 2864)
Hadits 8
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّهُ مَنْ
أَحْيَا سُنَّةً مِنْ سُنَّتِي قَدْ أُمِيتَتْ بَعْدِي فَإِنَّ لَهُ مِنَ
الْأَجْرِ مِثْلَ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ
شَيْئًا ، وَمَنِ ابْتَدَعَ بِدْعَةَ ضَلَالَةٍ لَا يَرْضَاهَا اللَّهَ
وَرَسُولَهُ كَانَ عَلَيْهِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ عَمِلَ بِهَا لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ
مِنْ أَوْزَارِ النَّاسِ شَيْئًا
“Barangsiapa
yang sepeninggalku menghidupkan sebuah sunnah yang aku ajarkan, maka ia akan
mendapatkan pahala semisal dengan pahala orang-orang yang melakukannya tanpa mengurangi
pahala mereka sedikitpun. Barangsiapa yang membuat sebuah bidaah dhalalah yang
tidak diredai oleh Allah dan RasulNya, maka ia akan mendapatkan dosa semisal
dengan dosa orang-orang yang melakukannya tanpa mengurangi dosa mereka
sedikitpun.”
(HR. Tirmidzi
no.2677, ia berkata: “Hadits ini hasan”)
Hadits 9
Hadits dari Hudzaifah Ibnul Yaman, ia berkata:
Hadits dari Hudzaifah Ibnul Yaman, ia berkata:
يا رسولَ
اللهِ ! إنا كنا بشرٌ . فجاء اللهُ بخيرٍ . فنحن فيه . فهل من وراءِ هذا الخيرِ
شرٌّ ؟ قال ( نعم ) قلتُ : هل من وراءِ ذلك الشرِّ خيرٌ ؟ قال ( نعم ) قلتُ : فهل
من وراءِ ذلك الخيرِ شرٌّ ؟ قال ( نعم ) قلتُ : كيف ؟ قال ( يكون بعدي أئمةٌ لا
يهتدون بهدايَ ، ولا يستنُّون بسُنَّتي . وسيقوم فيهم رجالٌ قلوبُهم قلوبُ
الشياطينِ في جُثمانِ إنسٍ ) قال قلتُ : كيف أصنعُ ؟ يا رسولَ اللهِ ! إن أدركت
ُذلك ؟ قال ( تسمعُ وتطيع للأميرِ . وإن ضَرَب ظهرَك . وأخذ مالَك . فاسمعْ وأطعْ
)
“Wahai Rasulullah, dulu kami orang biasa. Lalu Allah mendatangkan kami
kebaikan (berupa Islam), dan kami sekarang berada dalam keislaman. Apakah
setelah semua ini akan datang keburukan? Nabi bersabda: ‘Ya.’ Apakah setelah
itu akan datang kebaikan? Nabi bersabda: ‘Ya.’ Apakah setelah itu akan datang
keburukan? Nabi bersabda: ‘Ya.’ Aku bertanya: ‘Apa itu?’ Nabi bersabda: ‘Akan
datang para pemimpin yang tidak berpegang pada petunjukku dan tidak berpegang
pada sunnahku. Akan hidup di antara mereka orang-orang yang hatinya adalah hati
syaitan namun berjasad manusia.’ Aku bertanya: ‘Apa yang mesti kami perbuat
wahai Rasulullah jika mendapati mereka?’ Nabi bersabda: ‘Tetaplah mendengar dan
taat kepada penguasa, walau mereka memukul punggungmu atau mengambil hartamu,
tetaplah mendengar dan taat.”
(HR. Muslim
no.1847)
Tidak
berpegang pada sunnah Nabi dalam beragama ertinya ia berpegang pada
sunnah-sunnah yang berasal dari selain ALLAH SUBHANAHU WA
TAALA dan RasulNya, yang merupakan kebidaahan.
Hadits 10
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَوَّلُ مَنْ
يُغَيِّرُ سُنَّتِي رَجُلٌ مِنْ بَنِي أُمَيَّةَ
“Orang yang
akan pertama kali mengubah-ubah sunnahku berasal dari Bani Umayyah.”
(HR. Ibnu Abi
Ashim dalam Al Awa’il, no.61, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah
1749)
Dalam hadits
ini Nabi mengabarkan bahawa akan ada orang yang mengubah-ubah sunnah beliau.
Sunnah Nabi yang diubah-ubah ini adalah kebidaahan.
Hadits 11
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
جَاءَ
ثَلَاثَةُ رَهْطٍ إِلَى بُيُوتِ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَسْأَلُونَ عَنْ عِبَادَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ ، فَلَمَّا أُخْبِرُوا كَأَنَّهُمْ تَقَالُّوهَا ، فَقَالُوا : وَأَيْنَ
نَحْنُ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ غُفِرَ لَهُ مَا
تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ ؟ قَالَ أَحَدُهُمْ : أَمَّا أَنَا ،
فَإِنِّي أُصَلِّي اللَّيْلَ أَبَدًا ، وَقَالَ آخَرُ : أَنَا أَصُومُ الدَّهْرَ
وَلَا أُفْطِرُ ، وَقَالَ آخَرُ : أَنَا أَعْتَزِلُ النِّسَاءَ فَلَا أَتَزَوَّجُ
أَبَدًا ، فَجَاءَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَيْهِمْ
، فَقَالَ : ” أَنْتُمُ الَّذِينَ قُلْتُمْ كَذَا وَكَذَا ، أَمَا وَاللَّهِ
إِنِّي لَأَخْشَاكُمْ لِلَّهِ وَأَتْقَاكُمْ لَهُ لَكِنِّي أَصُومُ وَأُفْطِرُ ،
وَأُصَلِّي وَأَرْقُدُ ، وَأَتَزَوَّجُ النِّسَاءَ ، فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِي
فَلَيْسَ مِنِّي
“Ada tiga
orang mendatangi rumah isteri-isteri Nabi shallallahu’alaihi wasallam dan
bertanya tentang ibadah Nabi shallallahu’alaihi wasallam. Setelah diberitakan
kepada mereka, sepertinya mereka merasa hal itu masih sedikit bagi mereka.
Mereka berkata, “Ibadah kita tak ada apa-apanya dibanding Rasulullah
shallallahu’alaihi wasallam, bukankah beliau sudah diampuni dosa-dosanya yang
telah lalu dan juga yang akan datang?” Salah seorang dari mereka berkata,
“Sungguh, aku akan solat malam selama-lamanya.”(tanpa tidur). Kemudian yang
lain berkata, “Kalau aku, sungguh aku akan berpuasa Dahr (setahun penuh) dan
aku tidak akan berbuka.” Dan yang lain lagi berkata, “Aku akan menjauhi wanita
dan tidak akan menikah selama-lamanya.” Kemudian datanglah Rasulullah
shallallahu’alaihi wasallam kepada mereka seraya bertanya: “Kalian berkata
begini dan begitu. Ada pun aku, demi Allah, adalah orang yang paling takut
kepada Allah di antara kalian, dan juga paling bertakwa. Aku berpuasa dan juga
berbuka, aku solat dan juga tidur serta menikahi wanita. Barangsiapa yang benci
sunnahku, maka bukanlah dari golonganku.”
(HR. Bukhari
no.5063)
Dalam hadits
di atas, ketiga orang tersebut berniat melakukan kebidaahan, kerana ketiganya
tidak pernah diajarkan oleh Nabi iaitu puasa setahun penuh, solat semalam
suntuk setiap hari, kedua hal ini adalah bentuk ibadah yang bidaah. Dan
berkeyakinan bahawa dengan tidak menikah selamanya itu boleh mendatangkan
pahala dan keutamaan adalah keyakinan yang bidaah.
Oleh kerana
itu Nabi bersabda,
“Barangsiapa
yang benci sunnahku, maka bukanlah dari golonganku.”
Dan masih
banyak lagi hadits-hadits yang membicarakan dan mencela bidaah, namun apa yang
kami nukilkan di atas sudah cukup mewakili betapa bahaya dan betapa pentingnya
kita untuk waspada dari bidaah.
Wallaahu’alam.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan