Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam-
bersabda:
اللهُمَّ،
مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِيْ شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِمْ، فَاشْقُقْ
عَلَيْهِ، وَمَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِيْ شَيْئًا فَرَفَقَ بِهِمْ،
فَارْفُقْ بِهِ
“Yaa Allah,
barangsiapa yang berkuasa atas umatku kemudian menyusahkan mereka; maka
susahkanlah dia, dan barangsiapa yang berkuasa atas umatku kemudian bersikap
baik kepada mereka; maka berilah dia kebaikan.”
HR. Muslim (no. 1828).
Imam Al-Munawi -rahimahullaah- (wafat th. 1021 H)
berkata:
“Ini adalah
doa yang mustajab (diijabahi oleh ALLAH SUBHANAHU WA TAALA), kerana kebenarannya tidak diragukan oleh orang yang berakal. Tidaklah
anda lihat seorang yang memiliki kekuasaan kemudian berbuat kasar, zalim,
memperlakukan hamba-hamba ALLAH dengan sikap keras dan kesombongan; melainkan (ALLAH
SUBHANAHU WA TAALA jadikan) akhir perkaranya adalah kebinasaan dan
terbaliknya keadaan. Kalaulah ALLAH SUBHANAHU WA TAALA tidak menghukumnya di dunia dengan hal itu; maka akan pendek umurnya
dan ALLAH
SUBHANAHU WA TAALA segerakan untuk menuju tempat paling buruk iaitu
Neraka Saqar.
Dan ini
sebagaimana anda lihat adalah:
- larangan
yang sangat keras dari menyusahkan manusia, dan
- pendorong
terbesar untuk berbuat baik kepada mereka.
Dan banyak
sekali ayat-ayat dan hadits-hadits tentang masalah ini.
Peringatan:
Dikatakan dalam “Al-Adzkaar”: Lahiriyah hadits ini menunjukkan bolehnya
mendoakan keburukan atas orang-orang zalim dan yang semisalnya. Akan tetapi
Al-Ghazali mengisyaratkan tentang keharamannya dan menjadikannya semakna dengan
laknat. Sekian.
Al-Hafizh
berkata: Lebih bagus kalau perkataan Al-Ghazali dibawa kepada maksud: yang
lebih utama (untuk tidak mendoakan) kerana hadits-hadits menunjukkan akan
bolehnya.”
[“Faidhul
Qadiir Syarh Al-Jaami’ Ash-Shaghiir” (II/394- cet. Daarul Hadiits)]
-diterjemahkan
secara ringkas oleh: Ahmad Hendrix-
Tiada ulasan:
Catat Ulasan