Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Sabtu, 30 Disember 2017

S 46 : KEZALIMAN DAN KESOMBONGAN

Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

اللهُمَّ، مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِيْ شَيْئًا فَشَقَّ عَلَيْهِمْ، فَاشْقُقْ عَلَيْهِ، وَمَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ أُمَّتِيْ شَيْئًا فَرَفَقَ بِهِمْ، فَارْفُقْ بِهِ

“Yaa Allah, barangsiapa yang berkuasa atas umatku kemudian menyusahkan mereka; maka susahkanlah dia, dan barangsiapa yang berkuasa atas umatku kemudian bersikap baik kepada mereka; maka berilah dia kebaikan.”
HR. Muslim (no. 1828).

Imam Al-Munawi -rahimahullaah- (wafat th. 1021 H) berkata:

“Ini adalah doa yang mustajab (diijabahi oleh ALLAH SUBHANAHU WA TAALA), kerana kebenarannya tidak diragukan oleh orang yang berakal. Tidaklah anda lihat seorang yang memiliki kekuasaan kemudian berbuat kasar, zalim, memperlakukan hamba-hamba ALLAH dengan sikap keras dan kesombongan; melainkan (ALLAH SUBHANAHU WA TAALA jadikan) akhir perkaranya adalah kebinasaan dan terbaliknya keadaan. Kalaulah ALLAH SUBHANAHU WA TAALA tidak menghukumnya di dunia dengan hal itu; maka akan pendek umurnya dan ALLAH SUBHANAHU WA TAALA segerakan untuk menuju tempat paling buruk iaitu Neraka Saqar.

Dan ini sebagaimana anda lihat adalah:
- larangan yang sangat keras dari menyusahkan manusia, dan
- pendorong terbesar untuk berbuat baik kepada mereka.

Dan banyak sekali ayat-ayat dan hadits-hadits tentang masalah ini.
Peringatan: Dikatakan dalam “Al-Adzkaar”: Lahiriyah hadits ini menunjukkan bolehnya mendoakan keburukan atas orang-orang zalim dan yang semisalnya. Akan tetapi Al-Ghazali mengisyaratkan tentang keharamannya dan menjadikannya semakna dengan laknat. Sekian.
Al-Hafizh berkata: Lebih bagus kalau perkataan Al-Ghazali dibawa kepada maksud: yang lebih utama (untuk tidak mendoakan) kerana hadits-hadits menunjukkan akan bolehnya.”
[“Faidhul Qadiir Syarh Al-Jaami’ Ash-Shaghiir” (II/394- cet. Daarul Hadiits)]

-diterjemahkan secara ringkas oleh: Ahmad Hendrix-

Tiada ulasan:

Catat Ulasan