Dari tidak
memiliki apa-apa, kemudian miliki apa-apa, lalu kenapa harus resah dan gelisah
memikirkan apa-apa yang hilang dari diri sendiri, padahal sejatinya aku tidak
memiliki apa-apapun.
Dari ketiadaan
kemudian menjadi ada, lalu kenapa harus resah dan gelisah memikirkan perjalanan
hidup, padahal sejatinya aku ini tidak ada.
Dari alam
kematian, kemudian aku dihidupkan, lalu kenapa harus resah dan gelisah menghadapi
kematian, padahal sejatinya aku ini berasal dari alam kematian, itulah awal
kehidupanku.
Dari tidak
mengenalmu, kemudian aku mengenalmu, lalu kenapa harus resah dan gelisah
memikirkan kepergianmu, padahal sejatinya setiap pertemuan pasti ada perpisahan.
Terima kasih
Yaa Allah, Engkau selalu menyedarkanku.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan